Anda di halaman 1dari 8

M.

Rizki Koja (1031511030)


M. Rizki Koja (1031511030)

Profil Perusahaan

Indonesia menduduki peringkat ke-25 dengan potensi minyak mentah terbesar di


dunia. Cadangan yang dimiliki oleh Indonesia mencapai 4,4 miliar barrel.
Cadangan minyak mentah yang melimpah menempatkan Indonesia sebagai negara
ke 21 sebagai penghasil minyak mentah dengan total produksi 1 juta Barrel Oil
Per Day (BOPD).

Jawa timur salah satunya, provinsi dengan ladang minyak dan gas bumi (Migas)
terbesar di Indonesia.

Total produksi minyak di Jatim mencapai angka 465.540 Barrel Oil Per Day
(BOPD) dan total produksi gas bumi yang mencapai 636,84 Million Metric
Standar Cubic Feet per Day (MMSCFD) di tahun 2014, dari jumlah tersebut
menempatkan Jatim di bawah Kalimantan dan Riau sebagai daerah penghasil
migas terbesar.

Blok Migas di Jatim terbagi mejadi dua yakni di wilayah Utara (off shore) atau di
lepas pantai laut Jawa, seperti di laut sekitar Pulau Bawean, Gresik dan pulau-
pulau kecil di wilayah Madura. Sedangkan yang di darat (on shore) berada di
wilayah barat Jatim, seperti di Tuban, Lamongan, Gresik dan Bojonegoro.

Penemuan-penemuan ladang migas terus bertambah di Jatim, salah satu temuan


terbesar, yakni Blok Cepu yang meliputi wilayah Kabupaten Bojonegoro (Jatim),
Kabupaten Blora (Jateng) dan cadangan migas terbesar berada di Kabupaten
Bojonegoro.

Provinsi Jawa Timur memiliki 42 cekungan potensi migas, cekungan tersebut


sudah diketahui sejak abad 18 namun baru sepuuluh tahun terahir dikelola. Salah
satu yang memiliki cekungan besar, yakni Blok Cepu dan Surabaya. Namun
hanya blok Cepu yang baru teroptimalkan dengan cadangan migas yang
M. Rizki Koja (1031511030)

melimpah, sedangkan Surabaya karena penduduknya tinggi, sehingga investor


berfikir ulang untuk ekploitasi di Surabaya.

Sejak tahun 1970 produksi minyak hanya di lempengan lepas pantai. Terumbu
carbonat yang mengandung migas tersebar di Madura yang sama di wilayah Cepu.
Sedikitnya 47 desa di Kabupaten Sumenep yang diprediksi memiliki kandungan
minyak dan gas (migas) bumi.

Dengan melihat kandungan Migas yang besar tersebut, maka Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Jawa Timur berinisiatif untuk mendirikan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang bergerak dibidang Migas dan Energi.

Untuk sebuah perusahaan berstatus BUMD, diperlukan Peraturan Daerah (Perda)


sebagai dasar pendiriannya, dan dari hasil penggodokkan DPRD Jawa Timur
bersama Gubernur Jawa Timur, maka pada tahun 2006 lahirlah Perda No 1 Tahun
2006 mengenai pembentukan BUMD dengan nama PT Petrogas Jatim Utama,
yang selanjutnya mengakuisisi PT Panca Wira Jatim sebagai anak perusahaannya.
PT Petrogas Jatim Utama menjalankan unit-unit usaha mengelola Sumber Daya
Alam Minyak & Gas Bumi, Sumber Daya Energi & Energi Terbarukan, Sumber
Daya Mineral, & Pengelolaan Usaha Pelabuhan Umum serta Kegiatan Jasa
Penunjang lainnya.
Sejalan dengan waktu, PT Petrogas Jatim Utama telah mampu mengembangkan
usahanya dengan baik. Saat ini PT Petrogas Jatim Utama telah memiliki 6 Anak
Perusahaan, 1 Cucu Perusahaan dan beberapa Kerjasama Operasi (KSO), dengan
beberapa bidang usaha yang sudah berjalan, diantaranya :

 PI 10% untuk daerah Blok Cepu, Madura Off Shore Sumenep (Santos) dan
West Madura Offshore, di mana PJU berbagi dengan BUMD milik Kabupaten
terkait.

 Mengoperasikan SPPBE 3Kg Bersubsidi di Jombang.

 Fasilitas pengolahan minyak limbah di Lamongan.

 Konsultan Logistik dan Shorebase untuk wilayah Santos Madura.


M. Rizki Koja (1031511030)

 LPG Plant dan Trading Gas di Gresik.

 Pengoperasian pelabuhan di Gresik dan Probolinggo.

 Penyewaan tangki timbun BBM dan palm oil di Gresik.

METODE PRODUKSI

1. Sumur Sembur Alam (Natural Flowing Well)

Suatu sumur minyak dapat mengalir secara alamiah karena energi yang dikandung
dalam reservoir masih cukup kuat untuk mengangkat / mendorong fluida sampai
permukaan. Tekanan reservoir merupakan sumber tenaga bagi fluida reservoir
untuk dapat mengalir secara alamiah, mampu mengatasi hambatan yang
dilaluinya, mulai dari reservoir sampai separator (Pr » Pwf » Pt » Pfl » Psep).
Umumnya ditemui pada awal sumur diproduksikan

Gambar 1. Aliran Fluida dari Reservoir - Tanki


M. Rizki Koja (1031511030)

2. Gas Lift

Bila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi mengatasi hambatan yang terdapat
dalam sistem untuk mengalirkan fluida dari reservoir tersebut, maka diperlukan
pengangkatan buatan (artificial lifting) agar minyak tetap dapat diproduksikan.
Dari beberapa metoda produksi yang ada, salah satu cara adalah menggunakan
sembur buatan (gas lift). Didalam pengoperasian sumur gas lift perlu
memperhatikan parameter-parameter dasar yang ada dalam sumur tersebut,
termasuk instalasi dan jenis-jenis katup gas lift yang dikomplesikan.

Untuk mempersiapkan katup gas lift yang akan dipasang didalam sumur,
settingnya dilakukan di work shop, termasuk bagaimana prosedur pelaksanaan
setting tekanan katup dan prosedur pemasangan katup didalam sumur. Selanjutnya
dengan memperhatikan proses unloading sumur gas lift akan dapat dioperasikan
sehingga akan didapatkan produksi sesuai yang diinginkan. Gas lift adalah suatu
cara pengangkatan fluida dari dasar sumur kepermukaan dengan menggunakan
gas bertekanan tinggi yang diinjeksikan kedalam sumur (melalui katup-katup gas
lift) dan membantu mengangkatnya. Fluida terangkat dari dasar sumur
kepermukaan karena :

a) Dorongan dari gas bertekanan tinggi melalui katup gas lift

b) Fluida dalam tubing (diatas katup operasi) menjadi lebih ringan, karena
densitynya lebih kecil, viscositas lebih rendah, perbandingan gas dan cairan
(GLR, GOR) lebih besar dibanding dengan fluida dari reservoir.

c) Tekanan alir dasar sumur (Pwf) menjadi lebih rendah (turun)

Cara pengangkatan buatan dengan metoda gas lift :

a). Continuous Flow Gas Lift Dalam continuous flow gas lift, volume yang
kontinyu dari gas bertekanan tinggi diinjeksikan kedalam fluida dalam tubing
sehingga menurunkan harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) dan sumur tersebut
dapat mengalirkan fluida yang ada dalam reservoir. Metoda ini digunakan pada
sumur yang mempunyai productivity index (PI) tinggi dan tekanan statis dasar
sumur (Pws) tinggi.
M. Rizki Koja (1031511030)

b). Intermittent Flow Gas Lift Dalam intermittent gas lift, gas diinjeksikan secara
teratur pada interval waktu tertentu dengan menggunakan intermitter flow yaitu
jumlah cycle injeksi.Pengaturan ini disesuaikan dengan besarnya fluida yang
masuk dari formasi kedasar sumur.

3. Electric Submersible Pump (ESP)

ESP sering disebut multistages centrifugal pump artinya jenis pompa centrifugal
bertingkat banyak. Tujuan pokok ESP adalah untuk memompa cairan dalam
volume yang besar jadi cocok untuk sumur yang produktivitasnya besar. Prinsip
dasar kerjanya adalah adanya putaran impeller sehingga fluida berkecepatan
membentur diffuser timbul tekanan (lihat gambar dibawah)

Keterangan :

1) Transformer bank 5) Junction box 9) Splice

2) Switchboard 6) Well head 10) Tubing

3) Ammeter 7) Bleeder valve 11) Flat cable

4) Surface cable 8) Round cable 12) Pump


M. Rizki Koja (1031511030)

13) Intake 15) Motor

14) Protector 16) Centralizer

Gambar 3. Sistem Kerja Pompa

4. Sucker Rod Pump (Pompa Angguk)

Gambar 4. Pumping Unit dan Rangkaian Sucker Rod Pump


M. Rizki Koja (1031511030)

Keterangan :

1 = Horse head 6 = Casing

2 = Polished rod 7 = Sucker rod

3 = Stuffing box 8 = Tubing

4 = Pumping tee 9 = Fluid level

5 = Well head 10 = Pump

Sucker rod pump adalah salah satu metoda produksi pengangkatan buatan
(artificial lift) disamping metoda pengangkatan yang lain. Sucker rod pump
digolongkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1) Tubing pump (TLE, TH)

2) Rod type pump (RWA, RWB, RWT).

Untuk tubing type pump, bila pompa akan diganti, maka harus cabut tubing,
sedangkan rod pump cukup cabut sucker rod.

Anda mungkin juga menyukai