Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Dari awal zaman hingga pada saat ini (zaman modern), manusia akan menjalani
kehidupan. Didalamnya akan berhadapan dengan berbagai hal kebutuhan, baik
berupa kebutuhan jasmani dan rohani. Maka dari itu manusia selalu berusaha
untuk menjadi insan yang baik dalam berbagai lini, baik dari aspek peribadatan,
penampilan, gaya hidup dll.

Perkembangan zaman yang dari waktu ke waktu semakin maju dan modern. Baik
dari segi budaya, sosial dan ekonomi. Dalam hal ini yang lebih nampak pada
aspek budaya (penampilan/pakaian/aksesoris). Semua manusia mengupayakan
dirinya untuk tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu, life style yang mereka
gunakan semuanya serba mewah, gaya dan berkwalitas. Ironisnya, realitas yang
terjadi, mereka ada juga yang tidak terkontrol oleh kaca mata agama (islam).

Di era ini tak sedikit kaum laki-laki yang memakai emas dan sutera. Bahkan,
sering disaat pernikahan mempelai pria dan wanita sama-sama memakai cincin
kawin yang terbuat dari emas. Karena meniru dunia barat yang kelihatannya gaya
dan modern. Padahal islam mengharamkannya memekai emas dan sutera bagi
kaum laki-laki.

Maka dari itu, dianggap penting kiranya penyusunan artikel ini untuk mengajak
kaum muslim mengingat kembali akan hakikat dari masalah di atas. Sehingga kita
dapat menyadarkan diri untuk tidak melanggar aturan-aturan yang telah diatur
dalam agama islam.

1
BAB II
PEMBAHSAN

HUKUM MEMAKAI SUTERA DAN EMAS BAGI LAKI-LAKI

1. Laki-laki memakai sutera

Dalam pangdangan islam kaum laki-laki dilarang memakai perhiasan sutera.


Karena laki-laki diciptakan lebih kekar kulitnya dari pada wanita yang berkulit
halus dan lembut. Kecuali ada kebutuhan yang berhubunagan dengan penyakit
kulit maka diberi keringanan (rukshah). Sebagaimana Rasul mengizinin
Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk menggunakan sutera karena
penyakit kulit yang dideritanya. Sutera yang dimaksud adalah kain/pakaian yang
terbuat dari sutera murni tanpa campuran bahan lain. Bukan sutera yang hanya
dibuat campuran pada pakaian seperti sarung donggala, lamiri dll. Karena itu
hanya sedikit campuran suteranya (tidak sampai pada batasan larangan secara
hukum islam).

Islam mensyariatkan untuk tajammul (mempertampan diri) bagi laki-laki, begitu


pula bagi wanita untuk memelihara kewanitaannya. Akan tetapi untuk kaum laki-
laki ada batasannya. Karena itu pakaian wanita tidak dibenarkan (haram) untuk di
pakai oleh pria, seperti emas, perak dan bentuk-bentuk perhiasan yang tidak
mengubah bentuk ciptaan Allah.

Hal ini mengacu pada ayat-ayat Al-quran dan hadits-hadits Rasul berikut :

2
"dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya
Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan
negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. Al-isra:16)"

"dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun,
melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya
Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya". (QS. Saba:
34)



()








( )

3
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: "Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-
hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?"
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-araf: 31-
32).

Dari ayat di atas Allah sudah melarang kita untuk tidak berlebihan. Memakai
perhiasan emas bagi lelaki adalah hal yang berlebihan. Allah tidak suka. Dengan
demikian jangan salah menafsirkan Al-quran.

Sayyidina umar berkata : saya pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa


jangalah kalian memakai sutera, karena barang siapa yang memamkai di dunia
maka di akhirat tidakakan memakainya (HR. Bukhari dan Muslim).

Ali bin Abi Thallib RA. melihat nabi meletakkan sutera dikanan dan emas dikiri
dan bersabda : kedua benda ini haram bagi laki-laki (HR. Ahmad, Abu Daud,
NisaI, Ibnu Hibban an Ibnu Majah).

2. Laki-laki memakai emas

Mengacu pada asal masalah di atas bahwa seringkali terjadi pada kaum laki-laki
memakai emas, terutama pada pernikahan. Seorang suami juga ikut memakai
cicin emas sepeti halnya kaum perempuan. Padahal islam telah mengajarkan pada
ummat muslim tentang haramnya memakai emas bagi laki-laki. Sebagai mana
beberapa dalil berikut :

4








"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." [An Nisaa' 59]

"Allah melarang pria memakai perhiasan emas karena itu bisa jadi alat
berbangga-bangga: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu." [Al Hadiid; 20]

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru


Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas." [Al Kahfi 28]

Seorang pria hendaknya menafkahkan hartanya seperti emas di jalan Allah. Bukan
cuma jadi hiasan. Sebagai mana landasan berikut :

"Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." [At Taubah 35]

Al Qur'an tidak mengupas hukum-hukum islam secara tuntas. Oleh karena itu
harus juga mengacu pada hadits Rasul. Sebagai contoh, perintah Shalat di Al
Qur'an cuma garis besarnya saja. Ada pun rincian cara shalat, dijelaskan oleh
utusan Allah: Nabi Muhammad SAW.

6
Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah menjelaskan ajaran Islam dan
memberi contoh cara hidup Islami. Pada mulanya memang cincin emas tidak
dilarang. Namun setelah itu Nabi Muhammad membuangnya. Para sahabat juga
ikut membuang cincin emas mereka: Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia
berkata: Bahwa Rasulullah saw. menyuruh untuk membuatkan cincin dari emas.
Beliau meletakkan mata cincinnya pada bagian dalam telapak tangan bila beliau
memakainya. Orang-orang pun berbuat serupa. Kemudian suatu ketika, beliau
duduk di atas mimbar lalu mencopot cincin itu seraya bersabda: Aku pernah
memakai cincin ini dan meletakkan mata cincinnya di bagian dalam. Lalu beliau
membuang cincin itu dan bersabda: Demi Allah, aku tidak akan memakainya lagi
untuk selamanya! Orang-orang juga ikut membuang cincin-cincin mereka
(Shahih Muslim No.3898).

Suatu ketika Nabi melihat laki-laki memakai cincin mas, lalu beliau mencopot dan
dibuang, kemudian bersabda : salah seorang diantara kalian sengaja mengambil
api neraka kemudian ia meletakkan di tangannya, lalu Rasulullah pergi, kepada
lelaki menyuruh mengambilnya. Tidak, demi Allah saya tidak akan mengambil
cincin yang dibuang oleh Rasulullah, jawabnya. (HR. Muslim).

Nabi Muhammad jelas melarang kaum pria (wanita boleh) memakai cincin emas:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau melarang memakai
cincin emas. (Shahih Muslim No.3896) Oleh karena itu, pada pernikahan,
sebaiknya mempelai pria jangan memakai cincin emas karena itu haram. Dosa.
Sebaiknya pakai cincin perak, atau tidak pakai cincin sama sekali.

Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata: Rasulullah saw. memerintahkan
kami untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara.
Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah,
mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah), melaksanakan sumpah
dengan benar, menolong orang yang teraniaya, memenuhi undangan dan

7
menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau bercincin emas,
minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas (terbuat
dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang tebal dan tipis. (Shahih
Muslim No.3848)

Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan
pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia
dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)

Dari Abu Musa Al Asy'ary ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda,


"Memakai kain sutera dan emas itu haram bagi umatku yang laki-laki; dan halal
bagi umatku yang perempuan." (HR. At Turmudzy).

Dari Umar bin Khattab ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: "Janganlah
kamu sekalian memakai kain sutera, karena sesungguhnya orang yang telah
memakainya di dunia maka nanti di akhirat tidak akan memakainya lagi." (HR.
Bukhari Muslim)

Dari Anas ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: "Barangsiapa yang


memakai kain sutera di dunia maka ia tidak akan memakainya nanti di akhirat."
(HR. Bukhari Muslim). Perintah Nabi di atas sangat jelas. Mendurhakai perintah
Nabi, akan mengundang azab Allah yang keras: "Dan berapalah banyaknya
penduduk negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya,
maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab
mereka dengan azab yang mengerikan" [Ath Thalaaq 8]

Hal ini bertujuan agar tidak terjadi hidup bermewah-mewahan. Dalam pandangan
Al-quran hidup bermewah-mewahan adalah sama dengan kemerosotan moral,
yang akan menghancurkan suatu umat. Juga didefinisakan sebagai kejahatan
sosial, karena kelompok kecil (orang yang tak mampu/miskin) termarjinalkan oleh

8
kelompok dalam katagori mampu/kaya. Sehingga timbul perbedaan yang
mengkibatkan permusuhan.

Dengan jelas dalil agama islam telah melarang kaum muslim untuk memakai
emas dan perak. Maka dari itu selaku pemeluk agama islam wajib hukumnya
menjalani aturan-aturannya. Bagi kaum laki-laki yang biasa menggunakan dua
perhiasan tersebut, sudah seharusnya untuk tidak menggunakan lagi. Agar tidak
selalu berbuat dosa dan agar kelak bisa menikmati perhiasan tersebut di surga.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai pemeluk agama islam yang wajib iman dan bertaqwa pada Tuhan dan
Rasul-Nya. Maka kita tidak boleh sewenang-wenang dalam menjalani kehidupan
di dunia ini. Begitu pula hal-hal sepele sebagaimana problematika diatas. Oleh
karena itu, atas dasar dalil yang tegas di atas bahwa kaum muslim di larang hidup
bermpula ewah-mewahan. Dalam hal ini sebagai mana problematika di atas, yaitu
dilarangnya laki-laki memakai emas. Dalam kondisi apapun. Begitupula laki-laki
memakai sutera diharamkan, kecuali mudharat. Contoh : ada laki-laki yang
terkenal penyakit kulit, sehingga harus memakai kain sutera untuk
menyembuhkannya. Hal ini di mafu (dimaafkan).

Bagi kaum laki-laki yang muslim maka sebaiknya menggunakan perhiasan


seperti, perak, kain sutera yang tidak sampai pada batasan keharaman. Untuk
menunjukkan diri pada Tuhan bahwa kita hamba yang iman dan taqwa, serta
dapat menikamati besok pada hari kiamat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali bassam,Abdullah, Taisirul-Allam Syarh Umdatul Ahkam, 1992, Jeddah:


Maktabah As Sawady Lit-Tauzi.
Yusuf Qardhawi, Halal & haram, cetakan Februari, 2007, Bandung: Jabal.
Daud Zamzami M. H, dkk, Pemikiran Ulama Dayah Aceh, 2007, Prenada;
Jakarta.
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hukum-memakai-sutra-bagi-
lelaki.htm
[1] DR. Yusuf Qardhawi, Halal & Haram, 2007, hlm. 94
[2] H. M. Daud Zzamzami dkk, Pemikiran Ulama Dayah Aceh, 2007, hlm. 144
[3] DR. Yusuf Qardhawi, Halal & Haram, 2007, hlm. 93

11

Anda mungkin juga menyukai