Ditulis saat menjalani stase PPDS Bedah di RSUD Suliki (Februari 2013)
References :
EPIDEMIOLOGI
Urosepsis disebabkan oleh invasi mikroorganisme yang berasal dari saluran kemih
yang kemudian menimbulkan respon kompleks melalui sintesis mediator endogen
yang selanjutnya menimbulkan berbagai respon klinis. Kejadian sepsis di AS
berkisar 750.000 kasus/tahun dan mengakibatkan 250.000 kematian/tahun. 50%
kasus sepsis bermula dari saluran kemih.
PATOFISIOLOGI
Secara garis besar kejadian sepsis dapat disimpulkan dengan rangkaian proses:
Perfusi yang buruk pada kulit dan organ internal dengan berkurangnya
gradien oksigen arteri vena, akumulasi laktat (asisdosis metabolik) dan anoksia
Aktivasi komplemen dan kaskade pembekuan darah
Aktivasi limfosit B dan T
Aktivasi netrofil sehingga meningkatkan aktivitas kemotaksis
Meningkatnya permeabilitas kapiler (sindrom kebocoran kapiler),
hemokonsentrasi, berkurangnya volume darah dalam sirkulasi
Akumulasi netrofil pada paru yang melepaskan protease dan oksigen radikal
bebas yang akan mengubah permeabilitas alveolar-kapiler sehingga
meningkatkan transudasi cairan, ion, dan protein kedalam ruang intersitial dan
pada akhirnya terjadi acute respiratory distress syndrome(ARDS)
Depresi myocard, hipotensi
Percepatan apoptosis sel limfosit dan sel-sel epitel saluran perccerna
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Kegagalan fungsi hepar, ginjal dan paru-paru.
SISTEM KLASIFIKASI
Penggolongan menjadi penting untuk evaluasi prognosis pasien, beratnya sepsis dan
untuk menilai keberhasilan terapi atau pendekatan terapi terbaru. Klasifikasi ini
berupa :
1. Kriteria I :terdapat bukti infeksi (kultur darah yang positif) atau secara klinis
terduga infeksi.
- Nadi 90 kali/menit
Berdasarkan
kriteria di atas,
secara klinis sepsis
dapat dapat
dibedakan menjadi
tiga stadium.
FAKTOR RISIKO
UROSEPSIS
Faktor predisposisi
untuk terjadinya
urosepsis meliputi usia
lanjut, diabetes
mellitus, keganasan,
cachexia,
immunodefesiensi,
radioterapi, terapi
sitostatik, uropathy
obrtuktif (striktur
uretra, BPH) kanker
prostat, urolitiasis,
penyakit inflamasi
(pyelonefritis, prostatitis akut, epididimitis, abses ginjal, abses paranefrik), dan
infeksi nosokomial pasca pemasangan kateter, endoskopi atau biopsi prostat.
MIKROBIOLOGI
Analisa pada minimal dua kali kultur darah (aerob dan anaerob) pada saat yang
bersamaan dengan sampel darah vena merupakan suatu keharusan. Bakterimia
sendiri dapat terjadi dengan derajat yang sangat rendah (10 mikroorganisme/ml),
sehingga kultur darah ulang mungkin dibutuhkan (>50% kasus severe sepsis
dengan hasil kultur negatif). Kultur darah paling baik diambil ketika suhu tubuh
meningkat. Jika antibiotik telah diberikan maka, maka kultur dapat diambil sebelum
pemberian antibiotik berikutnya.
MANAJEMEN
1. Stabilisasi hemodinamik
Prinsip resusistasi mencakup airway dan breating dan optimalisasi perfusi. Intubasi
dan ventilasi mekanik mungkin dibutuhkan. Dukungan oksigen dibutuhkan namun
pemberian oksigen yang berlebihan jangka panjang tidak dianjurkan. Optimalisasi
perfusi jaringan dengan resusistasi cairan untuk memperbaiki tekanan pengisian
sirkulasi. Agen vasokatif seperti norepinefrin atau dopamin dapat diberikan untuk
mendukung tekanan darah yang adekuat. Namun demikian pemberian dosis rendah
dopamin untuk proteksi ginjal tidak dianjurkan oleh para ahli. Prinsip lain dari
resusitasi adalah optimalisasi deliveri oksigen, penggunaan kotikosteroid, koreksi
koagulopati, mempertahankan kadar gula darah <150 mg/dl.