Anda di halaman 1dari 47

Syncronized cardioversion

Oleh
Guntur Sahadi
Rachmi Elizawati
Azura Aqila 1310070100082
Gebby Hariesya 1310070100084

Pembimbing:
dr. Adji Mustiadji, Sp. An

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ANESTESIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK
2019
DEFINISI

Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan


irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis. Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik
sel.
Jadi yang dapat didefinisikan sebagai aritmia adalah :
• Irama yang berasal bukan dari nodus SA
• Irama yang tidak teratur, sekalipun ia berasal dari nodus SA, misalnya
sinus aritmia.
• Frekuensi kurang dari 60x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari
100x/menit (sinus takikardia)
• Terdapatnya hambatan impuls supra atau intra ventrikuler
Pembagian Aritmia

Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2


golongan besar :

I. Gangguan pembentukan impuls


II. Gangguan penghantaran impuls
Klasifikasi

1. Gangguan pembentukan impuls


a. Gangguan pembentukan impuls disinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
Takikardia Sinus

Kriteria : irama sinus, rate > 100/menit


Aritmia Sinus

Pengaruh respirasi melalui stimulasi reseptor saraf vagus di paru Akhir inspirasi : frekuensi
> cepat, akhir ekspirasi frekuensi > lamba
Henti Sinus

Tak ada gelombang P dari sinus


Gangguan Pembentukan Impuls

b. Pembentukan impuls di atria (aritmia


atrial)
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Fluter (Gelepar) atrial
4. Fibrilasi atrial
Ekstrasistol Atrial

Kriteria : - gelombang P prematur dariatrium


- biasanya pause kompensasi taklengkap
Takikardia Atrial

riter ia : 3 atau lebih ekstrasitol atrial berturutan ambar an EKG : -


frekuensi biasanya 160- 250 /menit
- sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T
- interval P- P dan R- R teratur
Supravent. takikardi

Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160- 250 /menit


- sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T
- interval P-P dan R-R teratur
Fibrilasi Atrial

Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang- gelombang P yang tak teratur, frekuensi 350-600/menit


Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140- 200/menit FA halus ( fine ) :
defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm
Fluter Atrial

Denyut atria cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit Gelombang fluter :


sepertigergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat Meneruskan semua
impuls dari atria
Gangguan Pembentukan Impuls

c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia


penghubung/ Junctional)
1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV
Irama Penghubung / Junctional

Gelombang P prematur berasal dari penghubung AV : vektor P lawan


arus ( P negatif di II, III dan aVF)
Gangguan Pembentukan impuls

Pembentukan impuls di ventrikel ( aritmia


ventrikular)

1. Ekstrasistol ventrikular
2. Takikardia ventrikular
4. Fibrilasi ventrikular
5. Henti ventrikular
6. Irama lolosventrikular
Ekstrasistol Ventrikel

Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( takteraturdan aneh )


P dari sinus takterpengaruh oleh QRS ekstrasistol ( pause kompensasi
lengkap )
Takikardia Ventrikular
 Kriteria diagnosis:
- terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel yang
berturutan
 Gambaran EKG :
- frekuensi biasanya 160-200/menit
- bila P dapat dikenali, maka P dan QRS tidak
berhubungan : disosiasi AV
- QRS melebar dan bizarre
Takikardia Ventrikel
Ventricular tachycardia
Fibrilasi Ventrikel

Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi yang tidak


teratur dancepat
FV halus ( fine ) : gelombang f < 3 mm FV kasar (
coarse ) : gelombang f > 3mm
Fibrilasi Ventrikel
Ventricular fibrillation
Fibrilasi dan Asistol Ventrikel
Asistol Ventrikel
2. Gangguan penghantar impuls
• Blok sino-atrial
• Blok atrio-ventrikular
• Blok intraventrikular
DEFINISI

Kardioversi ialah suatu tindakan elektif atau emergensi untuk


mengobati takiaritmia dimana diberikan aliran listrik, biasanya dengan
energi yang rendah dan disinkronkan dengan gelombang R, dimana
aliran listrik diberikan pada puncak gelombang R. Kardioversi secara
elektrik dilakukan dengan DC (direct current) counter shock yang
synchronized.
MEKANISME

Pada kardioversi diberikan aliran listrik ke miokardium pada


puncak gelombang R. Hal ini menyebabkan terjadinya depolarisasi
seluruh miokardium, dan masa refrakter memanjang, sehingga dapat
menghambat dan menghentikan terjadinya re-entry, dan
memungkinkan nodus sinus mengambil alih irama jantung menjadi
irama sinus
INDIKASI KARDIOVERSI
• Fibrilasi ventrikel.
• Takikardia ventrikel
• Takikardia supraventrikuler
• Fibrilasi atrial
• Fluter atrial
Persiapan kardioversi
• Antikoagulan
Pada fibrilasi atrial kronik perlu diberikan antikoagulan seperti
koumadin selama dua minggu sebelum tindakan, untuk menghindari
terjadinya emboli sistemik
• Anestesia
Perlu diberikan obat anestesia karena prosedur DC defibrilasi
menimbulkan rasa sakit yang cukup berat. Obat anestesi diberikan
secara intravena, biasanya golongan barbiturat kerja pendek atau
fentanil.
• Jumlah energi untuk kardioversi
Jumlah energi yang dibutuhkan biasanya dimulai rendah, lalu
dapa dinaikkan tergantung macamnya takikardia. Pada fluter atrial
biasanya cukup 25-50 Joule. Takikardia supraventrikular
membutuhkan energi sebesar 50-100 Joule, sedangkan fibrilasi atrial
dan takikardia ventrikular membutuhkan 100-200 Joule. Pada henti
jantung (cardiac arrest) dengan fibrilasi ventrikel energi yang
dibutuhkan 200-400 Joule.
ALAT DEFIBRILATOR
SAKLAR
LAYAR MONITOR POWER
DAN
MENGATUR
KEKUATAN
JOUL

TOMBOL TOMBOL PENGATUR TOMBOL


TOMBOL
PENGATUR ALARM SINGKRON
SENS
LEAD

PENGISIAN
TENAGA
CAHAYA DC
KONEKTOR KABEL VOLUME
KE PASIEN
PADDL DC SHOCK

TOMBOL
PENGISISIAN
ENERGY

APEX STERNUM

TOMBOL UNTUK MELEPASKAN ENERGY


Prosedur Kardioversi Listrik

Sebelum dilakukan tindakan kerdioversi secara elektif, dilakukan


pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan EKG lengkap.
Pasien sebaiknya dalam keadaan puasa selama 6-12 jam dan tidak
ada tanda-tanda intoksikasi obat seperti digitalis. Pasien juga
dipantau tekanan darah, irama jantung dan saturasi oksigen dengan
pulse oxymeter. Setelah diberikan obat sedatif secara intravena
Paddle pertama diberi jelly secukupnya dan diletakkan di dada
bagian depan sedikit sebelah kanan sternum di sela iga III, paddle
kedua setelah diberi jelly diletakkan di sebelah kiri apeks kordis; alat
defibrilator dinyalakan dan dipilih tingkat energi yang ditentukan, alat
untuk sinkronisasi gelombang R juga dinyalakan lalu kedua paddle
diberi tekanan yang cukup dan alat dinyalakan dengan energi yang
dibutuhkan, misalnya untuk fluter dimulai dengan 50 Joule sedangkan
untuk fibrilasi atrial dimulai 100 Joule dan untuk fibrilasi ventrikel
diberikan energi 200 Joule. Bila belum berhasil dinaikkan menjadi 300
Joule sampai 400 Joule.
Hasil

Kardioversi dapat mengembalikan irama sinus sampai 95%,


tergantung tipe takiaritmia. Tetapi kadang-kadang gangguan irama
timbul lagi kurang dari 12 bulan. Oleh karena itu mempertahankan
irama sinus perlu diperhatikan dengan memperbaiki kelainan jantung
yang ada dan memberikan obat anti aritmia yang sesuai. Bila irama
sinus sudah kembali maka atrium kiri dapat mengecil dan kapasitas
fungsional akan menjadi lebih baik
Obat antiaritmia,
• klasifikasi Vaughan-Williams
Klas I : Gol penyekat Na
• Ia : Quinidin, procainamid, disopyramid
• Ib : Lidocain, mexiletin, phenytoin
• Ic : Propafenon, flecainamid
Klas II : Gol penyekat beta
• Propranolol, bisoprolol dll
Klas III : Gol obat yang memperpanjang potensial aksi & repolarisasi :
• Amiodaron, sotalol, bretilium dll
Klas IV : Gol kalsium antagonis :
• Verapamil, diltiazem
KOMPLIKASI

• Aritmia dapat timbul sesudah kardioversi secara listrik karena sinkronisasi


terhadap gelombang R tidak cukup sehingga shock listrik terjadi pada
segmen ST atau gelombang T
• fibrilasi ventrikel (dalam hal ini dapat dilakukan DC countershock sekali
lagi).
• bradiaritmia atau asistol sehingga perlu disiapkan obat atropin dan pacu
jantung sementara.
• Peristiwa tromboemboli dilaporkan terjadi 1-3% pada pasien fibrilasi atrial
kronik yang dikonversi menjadi irama sinus, oleh karena itu pada pasien
dengan fibrilasi atrial yang sudah lebih dari 2-3 hari sebaiknya diberi
antikoagulan selama 2 minggu sebelum dilakukan tindakan kardioversi
KESIMPULAN
Kardioversi ialah suatu tindakan elektif atau emergensi untuk mengobati
takiaritmia dimana diberikan aliran listrik, biasanya dengan energi yang rendah
dan disinkronkan dengan gelombang R, dimana aliran listrik diberikan pada
puncak gelombang R. Kardioversi secara elektrik dilakukan dengan DC (direct
current) counter shock yang synchronized. Direct current (DC) counter shock
ialah impuls listrik energi tinggi yang diberikan melalui dada (ke jantung) untuk
waktu singkat. Direct current (DC) counter shock dilakukan dengan alat
defibrilator4.J
Jumlah energi yang dibutuhkan biasanya dimulai rendah, lalu dapa dinaikkan
tergantung macamnya takikardia. Pada fluter atrial biasanya cukup 25-50 Joule.
Takikardia supraventrikular membutuhkan energi sebesar 50-100 Joule, sedangkan
fibrilasi atrial dan takikardia ventrikular membutuhkan 100-200 Joule. Pada henti
jantung (cardiac arrest) dengan fibrilasi ventrikel energi yang dibutuhkan 200-400
Joule. Adapun indikasi dilakukannya kardioversi antara lain Fibrilasi
ventrikel,Takikardia ventrikel Takikardia supraventrikuler,Fibrilasi atrial,Fluter
atrial

Anda mungkin juga menyukai