Anda di halaman 1dari 2

1.

R/C Ratio dan B/C Ratio

R/C Ratio = Hasil Usaha / Biaya Produksi

= (Rp.150.000 X 200 Unit)/ Rp. 25.884.500

= Rp.30.000.000/Rp.25.884.500

= 1,16

Artinya, setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan

penerimaan sebesar 1,16 rupiah

B/C Ratio = Keuntungan / Biaya Produksi

= (Rp.20.568 X 200 unit)/ Rp. 25.884.500

= Rp.4.113.600/Rp.25.884.500

= 0,16

Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi

menghasilkan keuntungan sebesar 0,16 rupiah.

2. Break Event Point (BEP)

Kegunaan dari menghitung BEP ini adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang
dilakukan mencapai titik impas, yang meliputi sebagai berikut:

Total Biaya tetap = Rp. 17.769.000

Biaya tetap per Unit = Rp. 17.769.000 /200 unit = Rp. 8.884,5/unit

Total Biaya Variabel = Rp.25.884.500

Biaya Variabel/Unit = Rp.25.884.500/200 Unit = Rp. 129.422,5/unit

Penjualan = Rp.150.000 x 200 Unit = Rp.30.000.000


biaya Tetap Rp.17.769.000
BEP Unit = =
(harga jualBiaya Variabel/Unit) Rp150.000Rp.129.423

Rp.17.769.000
=
Rp.20.577

= (863,5) dibulatkan menjadi 864 unit

Artinya usaha 9clothingjambi akan mengalami titik impas ketika dalam produksi

864 Unit kemeja pria lengan pendek dijual dengan harga Rp 150.000 / unit

biaya Tetap Rp.17.769.000


BEP Harga = =
1(Biaya Variabel/Penjualan) 1(Rp25.884.500/Rp.30.000.000)

.17.769.000 Rp.17.769.000
= =
1(0,86) 0.14

= Rp.129.527.428

Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 129.527.428,-


agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :

BEP = Unit BEP x harga jual unit

BEP = 864 unit x Rp.150.000 = Rp. 129.600.000

Anda mungkin juga menyukai