Anda di halaman 1dari 36

Strategi Pengembangan Produk

Kain Batik Jambi dengan Metode


Diversifikasi sebagai Upaya
Pelestarian Budaya Batik Jambi

Diusulkan Oleh :
1. Amaluddin Efendi .H (C1F015008)
2. Nur Asiah (C1F015055)
3. Wis Dwiyani (C1F015001)

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Universitas Jambi
2017
Bismillahirahmanirahim
Latar Belakang

Batik salah satu merupakan Warisan Budaya


Nusantara

Terjadi Penurunan Jumlah Unit Usaha dan


tenaga kerja Batik

Terjadi Penununan signifikan Pada Jumlah Produksi


Batik Dalan Kurun waktu 2014 sampai 2015

Setiap Pengusaha Batik Memiki Kemampuan


manjemen yang berbeda
LANJUTAN.

Berdasarkan penelitian (2015) oleh Galih Wahyuningsih, dkk dalam


jurnal Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pengusaha Usaha Mikro
Kecil (Umk) Batik Jambi Di Wilayah Seberang Kota Jambi :

Pengerajin Batik Masih mengandalakan sistem


pemasaran konvensional

Produk Kain batik Kurang Kompetitif

Biaya Produksi yang Tinggi

Kendala Akses permodalan


Gambaran umum tentang Batik Jambi
Sejarah Kesenian Batik Jambi

Kain batik dibawa dan diperkenalkan pertama kali di daerah


Jambi oleh Haji Muhibat pada tahun 1875
Pada masa itu produksi batik Jambi dan perdagangannya
secara terbatas pada kaum bangsawan dan raja Melayu Jambi
sebagai pakaian adat. Motifnya pun masih sangat terbatas
Pada zaman penjajahan Belanda, berita tentang batik Jambi
marak kembali dengan munculnya berbagai artikel yang ditulis
oleh penulis berkebangsaan Belanda Bernama B.M. Gosligs
Setelah zaman orde baru terutama sejak tahun 80-an hingga
sekarang, perkembangan batik Jambi sangat pesat sekali
Industri Batik Jambi
Saat ini di Provinsi Jambi terdapat lebih dari
1.500 perajin batik dengan lebih dari 100
pengusaha batik. Sekitar 80 persen di antaranya
berada di Kota Jambi,
Jumlah UMK batik Jambi yang berkembang di
wilayah Seberang Kota Jambi pada tahun 2013
tercatat sebanyak 74 unit usaha dengan jumlah
tenaga kerja yang bekerja sebagai perajin batik
sebanyak 283 orang
(Sumber :Data Dinas Koperasi Dan Perdangangan
Provinsi Jambi)
Masalah Yang Di Hadapi Oleh Industri
Batik Jambi
1. Penurunan Jumlah UMK Dan Tenaga kerja
2. Penurunan Jumlah Produksi
3. Permasalahan
Manajemen

Pemasaran

INDUSTRI
BATIK
Permodalan

Produksi
Batik
Gagasan penyelesaian masalah Batik Jambi
Diversifikasi Produk Kain Batik Jambi

Diversifikasi adalah upaya untuk menganekaragamkan


produk turunan batik Jambi dengan cara mengubah fungsi,
bentuk, desain, motif, atau mengubah teknologi
pembuatanya
Dengan diversifikasi produk, suatu perusahaan tidak akan
bergantung pada satu jenis produknya saja
Diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan volume penjualan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan
Karena jika salah satu jenis produknya tengah mengalami
penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk jenis
lainnya..
Strategi Diversifikasi Pengembangan Batik
Mitra Usaha Pengerajin Batik

Mitra usaha atau pengusaha merupakan suatu


wadah yang untuk mendukung pengolahan
kain Batik Jambi lebih lanjut
Mitra usaha batik tersebut berfungsi sebagai
agen yang menampung kain batik yang
dihasilkan oleh pengerajin
mitra usaha juga melakukan kegiatan lain
seperti pemasaran, dan pemberdayaan
pengerajin batik
Lanjutan Mitra Usaha Pengerajin Batik
Membuat Produk turunan baru yang lebih beragam
(New Product)
Mengaplikasikan kain batik pada barang lain,
seperti sandal, sepatu, jilbab dll
Strategi ini kain penjualan kain batik tidak
hanya tergantung pada penjualan bakal baju
batik
Produk baru tersebut memang sesuai dengan
minat konsumen dimana perusahaan bisa
memproduksinya dengan kualitas yang sama
baiknya dengan produk-produk lamanya
Langkah-langkah Proses Diversifikasi
1. Mengubah Fungsi/Bentuk Dari kain
Batik
Beberapa contoh produk Jadi
Dengan cara penganekaragaman bahan baku

Selama ini kain batik hanya menggunakan kain


mori sebagai kain dasar.
Penggunan kain mori dapat digantikan dengan
kain lain seperti sutra, woll, Katun, rayon dan
lain-lain
Dalam Membuat Baju, Kain batik jadi dapat
dikombinasikan dengan kain lain seperti Flanel,
woll, katun dll
Penggunaan kain dasar batik disesuaikan selera
konsumen dan nyaman untuk dipakai sehari-hari
Dengan cara Merubah desain dan
motif
Desain dan motif sangat berpengaruh terhadap selera
konsumen dimana selera desain dan motif dari setiap
komsumen itu berbeda-beda.
Desain busana batik dapat sesuaikan dengan perkembangan
trend fashion
Busana Batik yang dihasilkan merupakan Busana hasil
kombinasi kain batik dengan kain lain
Untuk membuat kemeja pria, kain batik hanya diplikasikan
pada baigian tertentu, seperti punggung, lengan, kantong dan
lain-lain.
Dengan teknik ini dapat memaksimalkan kain batik dan
mengurangi penggunaan kain batik secara keseluruhan.
Sehingga biaya dapat ditekan dan harga jual busana dapat
lebih murah dan terjangkau.
Contoh Busana Batik dengan Desain Modern
Strategi untuk Mendukung Program
Diversifikasi
A. Melakukan Pelatihan dan Pembinaan
terhadap pengerajin batik
1.Pelatihan administrasi dan pembukuan
sederhana
Meningkatnya kemampuan, pengetahuan dan
semangat wirausaha para pengrajin batik
Meningkatknya kemampuan yang dimiliki para
pengrajin batik dalam menyusun pembukuan usaha.
Meningkatknya pengetahuan dan kemampuan para
pengrajin batik dalam manajemen usaha terutama
manajemen pemasaran dalam rangka meningkatkan
pendapatan usaha.
Lanjutan.
Para pengrajin mampu mengaplikasikan strategi
dalam menentukan harga, sehingga laba dan rugi
sangat mudah untuk diketahui.
Para pengrajin mampu menyusun 3 buku/neraca
pembukuan yang rapi, yaitu buku pembelian, buku
penjualan, dan neraca laba rugi.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari
keseluruhan pengrajin maka sekitar 70% pengrajin
telah memiliki kemampuan dalam manajemen
usaha.
2.Pelatihan metode pewarnaan batik
Pengrajin mampu melakukan pewarnaan dengan
menggunakan pewarna alami maupun kimia, dengan
komposisi dan prosedur yang benar dan aman.
Pengrajin memiliki pengetahuan tentang berbagai
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pewarna
alami.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari
keseluruhan pengrajin maka 100% pengrajin telah
memiliki kemampuan melakukan pewarnaan dengan
benar, baik dengan pewarna alami maupun kimia
3. Pelatihan pengembangan motif
dan design batik
Pengrajin mampu melakukan pengembangan
design-design motif batik sehingga dihasil 10
motif batik hasil pengembangan.
Memberikan kesadaran kepada pengrajin batik
untuk ikut menjaga kelestasian batik Jambi
melalui pengembangan motif khas Jambi
4.Pelatihan manajemen pemasaran

Pengrajin memiliki kartu nama UKM


sebagai salah satu media pemasaran yang
efektif dan murah.
Pengrajin memiliki brosur sebagai media
informasi dan komunikasi.
Tercipta akun Facebook yang dimiliki
pengrajin
B. Memberikan Bantuan Akses Pembiayaan
Syariah (Financing)

Modal merupakan salah satu aspek penting dalam


mendukung proses produksi batik Jambi.
Biasanya Pembiayaan Usaha Batik di jambi masih
Menggunakan Sistem Konvensional
Transaksi Pembiayaan Konvensiaonal yang masih
mengandung Unsur Bunga (Riba)
Riba merupakan perbuatan Zalim
Harta Hasil riba Tidak Mendatangkan Kemudharatan
Satu Dirham Riba Lebih Berat Dosanya Dari Berzina
Dalil Pengharaman Riba :
Dalam surat Ali-Imran ayat 130 Allah SWT
berfiman :
Menggunakana Skema Pembiayaan
Bai As Salam
C. Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung
Program Diversifikasi

Membuat Perda yang mengatur Penggunaan


Batik Jambi Untuk pegawai negeri Sipil,
Siswa, dan Guru serta tenaga Kesehatan.
Mengadakan pameran batik Pada Jambi Expo
Membuat anjuran untuk setiap universitas
swasta dan negeri dijambi untuk membuat hari
batik pada sekali seminggu.
Kesimpulan
Kain batik Jambi saat ini mulai ditinggalkan akibat
modernisasi dan perkembangan jaman yang semakin
pesat.
Batik mengalami Penurunan Tingkat Produksi
Strategi Diversifikasi merupakan suatu upaya
menganeka ragamkan jenis produk yang dapat
dihasilkan dari bahan baku kain batik
Strategi Implementasi diversifikasi dengan Cara
membuat Mitra usaha dan Membuat produk baru
turunan dari batik yang beragam.
Dengan strategi ini biaya dapat ditekan dan kain batik
semakin diminati masyarakat
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai