DI USULKAN UNTUK
PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT FAKULTAS
DISUSUN OLEH :
NURUL IRITIAH FAJRIATI
(C1F015023)
UNIVERSITAS JAMBI
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jambi,
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Karya Tulis ilmiah tentang Koperasi Syariah sebagai upaya
Pembangunan sektor pertanian.
Karya Tulis Ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Karya Tulis ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Koperasi Syariah
Sebagai upaya Pembangunan Sektor Pertanian di Indonesia ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Abstrack iv
Ringhasan v
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Dan Manfaat 2
1.4 Metode Penulisan 3
1.5 Gagasan 3
BAB IV Simpulan 22
4.1.Kesimpulan 22
4.2.Rekomendasi 22
Daftar Pustaka 23
iv
Abstract
One of the main problems in development in the agricultural sector is the lack of
capital. The government has tried to address the problem by launching some credit
programs for the agricultural sector. Program loans that use the interest system show
unsatisfactory results, even creating new problems such as the swelling of farmers'
debt and bad debts. Pursuant to that matter need to look for alternative financing
model, one of them is with syariah scheme. Sharia cooperative is a solution offered in
solving the problem of interest-free agricultural financing. Sharia agriculture
cooperatives engage in trade and finance sectors.
This study aims to find out how the concept of agricultural financing with sharia
system and how its financing strategy.
Writing this work using descriptive method, where the author describes the material
about the subject matter and solutions. The data used are secondary data from the
literature study of scientific journals and books that serve as the author's refension to
develop ideas. Ideas and solutions offered are the result of observations from
community activities.
The result of analysis shows that financing scheme that can be applied to sharia
cooperative can be a financing scheme based on buying and selling principle, where
the contract to be used is Murabahah contract and greeting agreement. As for the
scheme of financing with the principle of lease, the contract that can be used is Ijarah
and Mudharabah contracts.
Keywords: Pertanian, Koperasi Syariah
v
Ringkasan
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat
a. Bagi Penulis
Merupakan salah satu sarana penulis untuk mengembangkan ide dan konsep
seputar koperasi syariah berbasi pertanian.
b. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau rekomendasi dalam penyusunan
kebijakan dalam pembangunan di sektor pertanian.
c. Bagi Masyarakat
Dapat membantu para petani dalam menyediakan solusi dalam masalah
pembiayaan di sektor pertanian yang berbasis syariah.
1.5. Gagasan
Koperasi syariah merupakan solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan
masalah pembiayaan pertanian yang bebas bunga. Koperasi pertanian syariah
melakukan usaha-usaha di sektor perdagangan dan keungan. Di sekor perdagangan
koperasi pertanian menyediakan alat-alat input petanian seperti benih, pupuk,
pertisida, dan obat-obatan pertanian, dalam kegiatan jual-beli alat-alat pertanian
koperasi menggunakan skema akad murabahah dan menggunakan metode cicilan
dalam skema pembayaran. Di sektor keuangan koperasi syariah melakukan
pembiayaan pertanian dengan metode kerta sama penyertaan modal atau yang biasa
dikenal skema akad mudharabah. Dimana pihak koperasi bertindak sebagai investor
atau pemilik modal dan petani bertindak berperan sebagai pengelola dana dengan
dengan pembagian keuntungan yang didasari atas kesepakatan bersama.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
1
Davy Hendri Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Penelitian Mitra pada BAPPEDA
Prov Sumatera Barat.
2
Ashari dan Saptana, Prospek Peembiayan Syariah untuk Sektor Pertanian, Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan kebijakan Pertanian.
8
3. Penelitian Arif Pujiono dan Hari Susanta Nugraha dengan judul Strategi
Pembentukan Koperasi Pertanian Syariah di Jawa Tengah: Pendekatan
Analytical Network proccess (ANP).3 Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Strategi pembentukan koperasi pertanian syariah di Jawa Tengah dapat
dicapai dengan membenahi sistem manajemen yang ada dalam lembaga
koperasi pertanian syariah, apabila manajemen sudah dibenahi akan
mempengaruhi pola SDM dalam pengelolaan koperasi yang didukung
dengan peraturan pemerintah melalui pemberdayaan koperasi pertanian
syariah dan selanjutnya akan berpengaruh pada sosialisasi mengenai peran
dan potensi koperasi pertanian syariah.
3
Arif Pujiono dan Hari Susanta Nugraha, Strategi Pembentukan Koperasi Pertanian Syariah di Jawa
Tengah: Pendekatan Analytical Network proccess (ANP), Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
9
BAB III
ANALISIS DAN SINTETIS
Indonesia disebut negara agraris atau pertanian karena peran pertanian masih
dominan dalam hal:
PDB (Produk Domestik Bruto)
Penyerapan tenaga kerja
Nilai ekspor.
Sesudah melewati 5 kali Pelita (25 tahun) diharapkan Indonesia menjadi negara
industri, tetapi akibat krisis ekonomi Juni 1997, harapan tersebut jadi buyar. Bahkan
sektor pertanian sebagai salah satu penyelamat dalam perekonomian di Indonesia.
Peran sektor pertanian di masa-masa silam digambarkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Peran Pertanian dalam PDB, Tenaga Kerja Dan Ekspor Indonesia
%PDB % T Kerja % Ekspor
Tahun Tahun Tahun
Pertanian Di Pertanian Pertanian
1939 61,0 1939 73,9 1928 70
1960 54,0 1961 73,3 1938 65
1968 52,0 1971 64,2 1950-1959 58
1973 41,0 1973 Td 1950-1969 49
1975 32,0 1975 Td 1970 44
1980 24,8 1980 54,8 1971 47
1983 24,0 1982 54,7 1973 39
1985 23,5 1985 54,6 1974 Td
1987 25,5 1987 Td 1987 Td
1989 23,4 1989 55,6 1989 Td
1990 19,6 1990 53,4 1990 Td
Keterangan td = Tidak ada Data PDB = Produk Domestik Bruto
10
Pada era Orde Baru, power sektor pertanian Republik Indonesia sudah lemah
misalnya pada tahun 1985 kontribusi pertanian dapat digambarkan sebagai berikut
Sumbangan dalam PDB = 24%.
Penyerapan tenaga kerja = 55%.
11
Dunia pertanian memang tidak akan pernah lepas dari yang namanya
permasalahan. Pada dasarnya permasalahan yang ada di sektor pertanian terbagi
menjadi dua yaitu:
1).Agroklimat, dari segi ini permasalahan dititikberatkan pada pengaruh iklim
terhadap kegiatan usahatani yang dilakukan petani. Pertanian dan iklim sangat erat
kaitanya, perubahan pada iklim akan membawa efek domino bagi dunia pertanian.
Contohnya yaitu kondisi tanaman itu sendiri, organisme pengganggu tanaman (hama,
penyakit, gulma).
2). Sosial ekonomi,
a). Sumber daya manusia adalah salah satu contohnya. realitanya SDM petani sangat
berpengaruh pada tingkat adopsi teknologi yang disalurkan oleh penyuluh dan pihak-
pihak lainnya. Penilaian SDM petani pada umumnya didasarkan pada tingkat
pendidikan yang ditempuh. Dari hasil penelitian yang dilakukan masih banyak petani
yang memiliki tingkat pendidikan rendah jika ditinjau dari sajian data berikut:
12
Sd/sederajat
Smp/Sederajat
Sma/sederajat
S1
Dengan kondisi yang masih menghadapi risk of uncertainly, maka petani berada
pada posisi yang kurang menguntungkan, ditambah beban kebutuhan keluarga sehari-
hari. Keadaan ini yang dapat menyebabkan terjerat sistem pinjaman yang merugikan
petani. Tidak jarang petani melakukan peminjaman modal usahatani ke berbagai
tempat. Peminjaman modal usahatani dilakukan ke lembaga keuangan formal (bank,
koperasi simpan pinjam, kelompok tani, KUD) ataupun nonformal (rentenir, bank
titil). Jigang (2007) menyatakan bahwa di China, keberadaan lembaga keuangan
dalam penyediaan modal bagi petani sangat membantu dalam peningkatan
pendapatan petani di pedesaan. Kendala yang terjadi dalam penyaluran infomasi
mengenai lembaga keuangan adalah keterbatasan informasi, keterbatasan akses,
keterbatasan SDM dan masih banyak keterbatasan yang lain.
3.3. Strategi Pembagunan Sektor Pertanian Dengan Koperasi Syariah
a. Koperasi Syariah
Islamic Modes of
Agricultural Finance
Murabahah Ijarah
Musharaka
Salam
Mudaraba
I
1. Simpana pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar
simpanan pokok tersebut sama dan tidak boleh dibedakan antara anggota. Akad
syariah simpanan pokok tersebut masuk katagori akad Musyarakah. Tepatnya syirkah
Mufawadhah yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama dua orang atau
lebih, masing-masing memberikan dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi
dalam kerja dengan bobot yang sama pula.
2. Simpanan wajib
Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi sebagaimana simpanan
pokok dimana besar kewajibannya diputuskan berdasarkan hasil Musyawarah
anggota serta penyetorannya dilakukan secara kontinu setiap bulannya sampai
seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi Syariah.
3. Simpanan sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon anggota
yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpanannya di Koperasi Syariah.
Bentuk simpanan sukarela ini memiliki dua jenis karakter antara lain:
a. Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut (Wadiah) dan diambil
setiap saat. Titipan (wadiah) terbagi atas dua macam yaitu titipan (wadiah)
Amanah dan titipan (wadiah) Yad dhomamah.
b. Karakter kedua bersifat Investasi, yang memang ditujukan untuk kepentingan
usaha dengan mekanisme bagi hasil (Mudharabah) baik Revenue Sharing, Profit
Sharingmaupun profit and loss sharing.
4. Investasi pihak lain
Dalam melakukan operasionalnya lembaga Koperasi syariah sebagaimana
Koperasi konvensional pada ummnya, biasanya selalu membutuhkan suntikan dana
segar agar dapat mengembangkan usahanya secara maksimal, prospek pasar Koperasi
syariah teramat besar sementara simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas.
Oleh karenanya, diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti Bank
Syariah maupun program-program pemerintah. Investasi pihak lain ini dapat
dilakukan dengan menggunakan prinsip Mudharabah maupun prinsip Musyarakah.
16
2) Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka
nasabah (produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain :
mengembalikan dana yang diterimanya atau mengganti sesuai dengan pesanan.
3) Mengingat Koperasi Syariah tidak menjadikan barang yang dibeli atau
dipesannya sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi Koperasi
Syariah untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti
Bulog, pedagang pasar induk, eksportir atau industri pengolah, mekanisme seperti ini
disebut dengan parallel salam.
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana
pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama
dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal dan keahlian dari
pengelola. Pihak koperasi syariah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
modal dan petani sebagai mudharib atau pengelola modal. Objek akad mudharabah
ini adalah usaha pertanian dimana koperasi menyediakan modal untuk dikelola
petani. Akad mudharabah menggunakan prinsip Loss Profit Sharing (LPS) atau bagi
20
Hasil dan Rugi. Dimana keuntungan yang diperoleh dari usaha pertanian dibagi
sesuai dengan kesepakatan awal.
Gambar 3.6 Skema akad Mudharabah
1. Cara pertama
Cara pertama dilakukan pembayaran cicilan bagi hasil perbulan namun modal pokok
dikembalikan di akhir akad. Berikut cara penyelesaian dengan cara pertama :
Tabel 3.1. table perhitungan Mudharabah dengan cara kedua
Proyeksi Pendapatan Nisbah Cicilan Total
Bulan
Pendapatan Aktual Koperasi Nasabah Pokok Angsuran
1 1.000.000 950.000 285.000 665.000 285.000
2 1.000.000 1.200.000 360.000 840.000 360.000
3 1.000.000 1.500.000 450.000 1.050.000 450.000
4 1.000.000 800.000 240.000 560.000 240.000
5 1.000.000 500.000 150.000 350.000 150.000
6 1.000.000 750.000 225.000 525.000 6.000.000 6.225.000
2. Cara kedua
Cara kedua dilakukan pembayaran cicilan bagi hasil perbulan ditambah dengan
pokok modal. Berikut cara penyelesaian dengan cara kedua :
Tabel 3.2. table perhitungan Mudharabah dengan cara kedua
Proyeksi Pendapatan Nisbah Cicilan Total
Bulan
Pendapatan Aktual Koperasi Nasabah Pokok Angsuran
1 1.000.000 950.000 285.000 665.000 1.000.000 1.285.000
2 1.000.000 1.200.000 360.000 840.000 1.000.000 1.360.000
3 1.000.000 1.500.000 450.000 1.050.000 1.000.000 1.450.000
4 1.000.000 800.000 240.000 560.000 1.000.000 1.240.000
5 1.000.000 500.000 150.000 350.000 1.000.000 1.150.000
6 1.000.000 750.000 225.000 525.000 1.000.000 1.225.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Simpulan
4.2. Rekomendasi
a. Bagi Pemerintah
Pemerintah sebagai otoritas pembuat kebijakan seharusnya mendukung
sektor pertanian dan mendukung pembiayaan petanian berbasis syariah .
karena mayoritas masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan
Indonesia sebagai Negara agraris.
b. Bagi Petani
Petani sebagai tenaga kerja dalam pertanian seharunya dapat mendukung
program pembangunan pertanian melalui koperasi syariah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA