Anda di halaman 1dari 7

4.

Keputusan Menteri Pendidikan dan


KEPUTUSAN Kebudayaan:
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN a. Nomor 0222e/O/1980;
REPUBLIK INDONESIA b. Nomor 0255/O/1981;
NOMOR 064/U/1995
c. Nomor 087/P/1993.
TENTANG
PENELITIAN DAN PENETAPAN Memperhatikan: Surat Direktur Jenderal Kebudayaan
BENDA CAGAR BUDAYA DAN/ATAU SITUS Nomor 4607/F.J/95 tanggal 13 Maret
1995.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,


MEMUTUSKAN:
Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal
13, Pasal 15, dan Pasal 18 Peraturan Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIK-
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang AN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 INDONESIA TENTANG PENELI-
Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, TIAN DAN PENETAPAN BENDA
dipandang perlu menetapkan penelitian dan CAGAR BUDAYA DAN/ATAU
penetapan benda cagar budaya dan/atau situs. SITUS.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomo 5 Tahun 1992;


2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia BAB I
Nomor 10 Tahun 1993; KETENTUAN UMUM
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia:
a. Nomor 44 Tahun 1974; Pasal 1
b. Nomor 15 Tahun 1984 sebagaimana
yang telah beberapa kali diubah, Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
terakhir dengan Keputusan Presiden 1. Benda cagar budaya adalah:
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
a. benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak
1995;
yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-
c. Nomor 96/M/1993;
bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur

67
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau 6. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
mewakili masa gaya yang khas dan mewakili
masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kebuda-
tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting yaan.
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
b. benda alam yang dianggap mempunyai nilai 8. Direktorat adalah Direktorat Perlindungan dan Pembi-
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan naan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
kebudayaan.
9. Direktur adalah Direktur Perlindungan dan Pembinaan
2. Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
mengandung benda cagar budaya termasuk
lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
BAB II
3. Benda berharga yang tidak diketahui pemiliknya TUJUAN DAN LINGKUP PENELITIAN
adalah benda bukan kekayaan alam yang mempunyai
nilai ekonomi/intrinsik tinggi yang tersembunyi atau Pasal 2
terpendam di bawah tanah dan/atau di bawah perairan
di wilayah Republik Indonesia. Penelitian yang diatur dalam Keputusan ini bertujuan
mengidentifikasi benda dan/atau lokasi temuan yang
4. Penelitian penyelamatan adalah kegiatan penyelidikan dilaporkan, menyelamatkan benda cagar budaya dan/atau
dalam bentuk penjajagan dan/atau survei dan/atau situs dari ancaman kerusakan dan kemusnahan,
ekskavasi yang dilaksanakan secara sistematis terhadap menyelamatkan benda cagar budaya dan/atau situs untuk
benda cagar budaya atau situs yang terancam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik, dan/atau
kerusakan dan/atau kemusnahan. melakukan penelitian murni.
Pasal 3
5. Penelitian murni adalah kegiatan penyelidikan dalam
bentuk penjajagan dan/atau survei dan/atau ekskavasi Lingkup penelitian mencakup benda cagar budaya bergerak
yang dilaksanakan secara sistematis terhadap benda dan tak bergerak dan/atau situs atau benda yang diduga
cagar budaya atau situs untuk memahami kebudayaan benda cagar budaya, dan benda berharga yang tidak
dan masyarakat masa lampau. diketahui pemiliknya di wilayah Republik Indonesia.

68
(3) Penentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
BAB III dilakukan oleh tim dan/atau ahli yang ditunjuk oleh
PENELITIAN TEMUAN DAN Direktur Jenderal.
PENYELAMATAN
(4) Tata cara pelaksanaan pembentukan tim sebagaimana
Pasal 4 dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan
Direktur Jenderal.
(1) Setiap orang yang menemukan atau mengetahui
penemuan benda cagar budaya, benda yang diduga
benda cagar budaya, benda berharga yang tidak Pasal 6
diketahui pemiliknya atau situs wajib melaporkannya
ke Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1) Penelitian dilakukan sesuai dengan kaidah ilmu
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia atau aparat pengetahuan.
pemerintah daerah setempat selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari setelah penemuan. (2) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi aspek yang dapat menentukan nilai sejarah,
(2) Sejak laporan diterima instansi sebagaimana dimaksud ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
dalam ayat (1) segera melakukan pengamanan terhadap
benda dan/atau lokasi temuan guna mencegah kegiatan
yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik, dan Pasal 7
berkurangnya nilai benda temuan.
Pasal 5 (1) Dalam hal tidak memungkinkan dilakukan penelitian
lebih lanjut di lokasi penemuan, benda temuan bergerak
(1) Direktur Jenderal setelah menilai laporan temuan dapat dipindahkan ke tempat yang me-menuhi
menetapkan pelaksanaan penelitian terhadap benda persyaratan penelitian, pengamanan, dan
dan/atau lokasi temuan. penyelamatannya setelah dilakukan pendokumentasian
terhadap benda temuan.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bertujuan menentukan benda/lokasi temuan sebagai (2) Tata cara pelaksanaan pemindahan dan pendokumen-
benda cagar budaya atau situs. tasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetap-kan
dengan Keputusan Direktur Jenderal.

69
Pasal 8 BAB IV
PENELITIAN MURNI
(1) Jika hasil penelitian terhadap benda dan/atau lokasi
temuan menunjukkan bahwa temuan dan/atau lokasi Pasal 10
tersebut mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan, benda temuan dan/atau (1) Penelitian murni yang diselenggarakan di wilayah
lokasi ditetapkan sebagai benda cagar budaya dan/atau Republik Indonesia dapat dilakukan oleh warga negara
situs. Indonesia maupun warga negara asing.

(2) Jika benda cagar budaya dan/atau situs sebagaimana (2) Penelitian murni terhadap benda cagar budaya dan/
dimaksud dalam ayat (1) mempunyai sifat mem- atau situs yang dilakukan oleh setiap orang dan/atau
berikan corak khas, unik, dan langka, benda cagar instansi selain instansi yang berwenang melakukan
budaya dan/atau situs dinyatakan milik negara dan penelitian terhadap benda cagar budaya/situs, hanya
kepada penemu diberikan imbalan yang wajar. dapat dilakukan atas izin Direktur Jenderal.
(3) Penelitian murni yang dilakukan oleh lembaga asing
(3) Tata cara penetapan benda cagar budaya dan/atau situs atau lembaga yang disponsori oleh lembaga asing dapat
serta pemberian imbalan sebagaimana dimaksud dalam dilakukan setelah memperoleh izin dari instansi yang
ayat (2) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal. berwenang mengeluarkan izin serta memenuhi
ketentuan lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 9
(4) Tata cara penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) Terhadap benda cagar budaya tidak bergerak atau (1) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal.
situs yang terkena rencana dan pelaksanaan
pembangunan fisik atau terancam kerusakan alam
dilakukan penelitian penyelamatan. Pasal 11
(2) Tata cara pelaksanaan penelitian penyelamatan (1) Selama proses penelitian berlangsung, pihak peneliti
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan berkewajiban melakukan pemeliharaan dan pengamanan
Keputusan Direktur Jenderal.

70
terhadap benda cagar budaya dan/atau situs yang
menjadi obyek penelitiannya. (4) Tata cara pelaksanaan penelitian sebagaimana di-
maksud ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan
(2) Pengamanan lokasi penelitian sebagaimana dimaksud Keputusan Direktur Jenderal.
ayat (1) meliputi:
a. pengamanan situs dan temuan terhadap ancaman
manusia dan alam; Pasal 13

b. pengamanan terhadap kelestarian lingkungan. (1) Benda cagar budaya yang diperoleh selama penelitian
wajib diserahkan kepada Negara dan dicatat di dalam
(3) Setelah seluruh proses penelitian selesai, pihak peneliti daftar induk inventaris benda cagar budaya pada
menyerahkan situs tersebut kepada pemilik atau Direktorat.
instansi yang berwenang melakukan perlin-dungan
terhadap benda cagar budaya dalam kondisi terawat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyerahan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal.
Pasal 12 BAB V
SANKSI
(1) Benda cagar budaya yang ditemukan selama
penelitian wajib dilaporkan kepada instansi yang Pasal 14
bertanggung jawab atas perlindungan benda cagar
budaya. Barangsiapa tidak melaksanakan kewajiban melapor atas
penemuan atau mengetahui ditemukannya benda cagar
(2) Untuk kepentingan penelitian benda cagar budaya budaya atau benda yang diduga sebagai benda cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dipinjam atau benda berharga yang tidak diketahui pemiliknya
selama 1 (satu) tahun. sebagaimana dimaksud Keputusan ini dapat diancam
berdasarkan ketentuan pidana menurut Undang-undang
(3) Untuk kepentingan analisis fisik benda cagar budaya Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
hasil temuan, peneliti dapat melakukan penelitian di
laboratorium tanpa merusak atau mengurangi nilai
BAB VI
sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
KETENTUAN PERALIHAN

71
5. Semua Direktur Jenderal dalam lingkungan
Pasal 15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pada saat berlakunya Keputusan ini, semua ketentuan yang Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan
mengatur penelitian dan hasil penelitian atas benda dan Kebudayaan;
dan/atau lokasi temuan masih tetap berlaku sepanjang tidak 7. Semua Sekretaris Direktorat Jenderal, Inspektorat
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Keputusan ini. Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam lingkungan
BAB VII Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
KETENTUAN PENUTUP 8. Semua Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat, dan
Inspektur dalam lingkungan Departemen Pendidikan
Pasal 16 dan Kebudayaan;
9. Semua Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di Propinsi;
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 10. Semua Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
Ditetapkan di Jakarta dan Kebudayaan di Propinsi;
pada tanggal 29 Maret 1995 11. Semua Rektor Universitas/Institut, Ketua Sekolah
MENTERI PENDIDIKAN DAN Tinggi, Direktur Politeknik/Akademi di lingkungan
KEBUDAYAAN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
12. Komisi IX DPR RI.
ttd.

Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan,
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; ttd.
3. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan; Mardiyah
4. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan NIP 130344753
Kebudayaan;

72
73

Anda mungkin juga menyukai