Anda di halaman 1dari 10

c. Nomor 96/M/1993.

KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 4. Keputusan Menteri Pendidikan dan
REPUBLIK INDONESIA Kebudayaan :
NOMOR 063/U/1995 a. Nomor 0222e/O/1980;
TENTANG b. Nomor 0255/O/1981;
PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN c. Nomor 087/P/1993.
BENDA CAGAR BUDAYA
Memperhatikan: Surat Direktur Jenderal Kebudayaan
Nomor 4607/F.J/95 tanggal 13 Maret
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, 1995.

Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal


25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 41, MEMUTUSKAN:
dan Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang- Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIK-
undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda AN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Cagar Budaya, dipandang perlu menetapkan INDONESIA TENTANG PERLIN-
perlindungan dan pemeliharan benda cagar DUNGAN DAN PEMELIHARAAN
budaya. BENDA CAGAR BUDAYA.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomo 5 Tahun 1992;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun BAB I
1993; KETENTUAN UMUM
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia:
a. Nomor 44 Tahun 1974; Pasal 1
b. Nomor 15 Tahun 1984 yang telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1995; 1. Benda cagar budaya adalah:

57
a. benda buatan manusia, bergerak atau tidak 5. Pemugaran adalah serangkaian kegiatan yang
bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, bertujuan melestarikan benda cagar budaya dan/atau
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang pemanfaatannya dengan cara mempertahankan
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) keasliannya berdasarkan data yang ada dan
tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan memperkuat strukturnya bila diperlukan, yang dapat
mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima dipertanggungjawabkan dari segi arkeologis, historis,
puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai dan teknis.
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan; 6. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
b. benda alam yang dianggap mempunyai nilai 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kebuda-
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan yaan.
kebudayaan.
8. Direktur adalah Direktur Perlindungan dan Pembi-naan
2. Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
mengandung benda cagar budaya termasuk ling-
kungannya yang diperlukan bagi pengamanannya. 9. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan di Propinsi.
3. Perlindungan adalah upaya mencegah dan menang-
gulangi segala gejala atau akibat yang disebabkan oleh 10. Kantor Departemen adalah Kantor Departemen
perbuatan manusia atau proses alam, yang dapat Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadia
menimbulkan kerugian atau kemusnahan bagi nilai Daerah Tingkat II.
manfaat dan keutuhan benda cagar budaya dengan cara
penyelamatan, pengamanan, dan penertiban.
BAB II
4. Pemeliharaan adalah upaya melestarikan benda cagar TUJUAN DAN LINGKUP
budaya dan situs dari kerusakan yang diakibatkan oleh
faktor manusia, alam, dan hayati dengan cara Pasal 2
perawatan dan pengawetan.
Perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya dan
situs bertujuan melestarikan dan memanfaatkan benda

58
cagar budaya dan situs untuk memajukan kebudayaan b. beralihnya pemilikan dan/atau penguasaan benda
nasional Indonesia. cagar budaya yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Pasal 3 berlaku.

Lingkup pengaturan Keputusan ini meliputi perlindungan, (3) Penyelamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pemeliharaan, peneguran, dan pembinaan. huruf a dapat dilakukan dalam:
a. keadaan darurat yaitu kondisi yang dapat
mengancam keselamatan dan pelestarian benda
BAB III cagar budaya seperti kebakaran, bencana alam,
PERLINDUNGAN, PEMELIHARAAN, atau peristiwa lainnya diluar kehendak dan
DAN PENEGURAN kemampuan pemilik;
Bagian Pertama b. keadaan biasa yang masih memungkinkan pemilik
Perlindungan dan/atau yang menguasai merencanakan
penyelamatan benda cagar budaya yang dimiliki
Pasal 4 dan/atau dikuasai.

(1) Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai benda


cagar budaya wajib melakukan perlindungan dengan Pasal 5
cara penyelamatan dan pengamanan baik terhadap
fisik maupun data benda cagar budaya yang dimiliki (1) Pada dasarnya penyelamatan benda cagar budaya
dan/atau dikuasai. dan/atau situs hanya dapat dilakukan atas izin instansi
yang bertanggung jawab atas perlindungan benda
(2) Penyelamatan dan pengamanan sebagaimana di- cagar budaya dan situs.
maksud dalam ayat (1) dilakukan untuk mencegah:
(2) Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
a. kerusakan benda cagar budaya karena faktor alam Pasal 4 ayat (3) huruf a, pemilik dan/atau yang
dan/atau manusia yang berakibat berubah-nya menguasai dapat melakukan tindakan penyelamatan
keaslian dan nilai sejarah benda cagar budaya. dengan cara mengambil atau memindahkan sebagian
atau seluruh benda cagar budaya, atau memisahkan

59
sebagian benda cagar budaya dari kesatuannya tanpa a. mengajukan permohonan izin pemindahan benda
izin terlebih dahulu. cagar budaya untuk penyelamatan kepada Direktur
(3) Atas tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Jenderal, dilengkapi dengan data kondisi benda
pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar budaya dan tempat keletakannya yang baru;
tersebut wajib melaporkan atau memberitahukan b. pemindahan benda cagar budaya tersebut tidak
kepada instansi terdekat yang bertanggung jawab atas mengakibatkan nilai sejarah benda cagar budaya
perlindungan benda cagar budaya, selambat-lambatnya berubah atau hilang;
14 (empat belas) hari sejak dilakukan upaya c. selama proses pelaksanaan pemindahan, dilaku-
penyelamatan. kan pendokumentasian secara lengkap baik sebe-
lum, selama, dan setelah pemindahan dilakukan;
Pasal 6 d. memberi tanda berupa patok atau tanda lainnya
yang permanen di situs asal benda cagar budaya;
Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf b pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar e. pelaksanaan pemindahan di bawah pengawasan
budaya dan/atau situs dapat melakukan tindakan upaya Direktorat atau instansi yang ditunjuk;
penyelamatan berupa:
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perizinan
a. pemindahan benda cagar budaya yang terancam dan tata cara pemindahan benda cagar budaya sebagai
keselamatannya baik karena faktor alam maupun upaya penyelamatan diatur dengan keputusan Direktur
manusia atau karena rencana pembangunan di dan/atau Jenderal.
sekitar situs;
b. pelaporan apabila benda cagar budaya yang dimiliki Pasal 8
dan/atau dikuasai rusak.
(1) Dalam rangka penyelamatan, setiap pemilik dan/atau
yang menguasai benda cagar budaya wajib melaporkan
Pasal 7 atas rusaknya benda cagar budaya miliknya dan/atau
yang dikuasainya kepada instansi yang bertanggung
(1) Penyelamatan berupa pemindahan benda cagar jawab atas benda cagar budaya.
budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a
dapat dilakukan dengan syarat :

60
(2) Atas dasar laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat d. melaporkan apabila benda cagar budaya itu hilang
(1), instansi dimaksud segera mengupayakan tindakan kepada instansi terkait dengan pengamanan benda
penyelamatan. cagar budaya.

(3) Upaya penyelamatan benda cagar budaya sebagai- (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaman-
mana dimaksud dalam ayat (2), dilakukan berdasar- an sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, c, dan d,
kan ketentuan teknis arkeologis melalui kegiatan diatur dengan keputusan Direktur Jenderal.
ekskavasi penyelamatan dan/atau pemindahan dari
tempat yang rawan ke tempat yang aman.
Bagian Kedua
(4) Tata cara ekskavasi penyelamatan dan pemindahan Pemeliharaan
benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Pasal 10
Jenderal.
(1) Setiap pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar
Pasal 9 budaya wajib memelihara kondisi fisik benda cagar
budaya yang dimiliki dan/atau dikuasai.
(1) Pemilik benda cagar budaya wajib melakukan
pengamanan atas benda cagar budaya yang dimiliki (2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan/atau yang dikuasai dengan cara : meliputi perawatan dan pemugaran.
a. mendaftarkannya sesuai dengan ketentuan
pendaftaran;
Pasal 11
b. menjaga kondisi fisik maupun nilai benda cagar
budaya dan/atau situs agar tidak rusak atau hilang; (1) Perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
c. menyimpan atau menempatkan benda cagar (2) dilakukan dengan cara :
budaya pada tempat yang aman; a. melakukan perawatan sehari-hari dengan menjaga
kebersihan atau dengan pengawetan benda cagar
budaya untuk mencegah pelapukan;
b. melakukan perbaikan atas kerusakan kecil;

61
c. menyimpan benda cagar budaya pada tempat pengerjaan, dan tata letak dengan mempertahankan
yang tidak mengakibatkan benda cagar budaya nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
tercemar atau rusak akibat pengaruh lingkungan;
d. memperhatikan faktor bahan, kondisi ketera- (5) Pelaksana pemugaran wajib memberitahukan dan/ atau
watan dan nilai yang dikandungnya, apabila melaporkan secara berkala perkembangan proses
menempatkan benda cagar budaya pada ruangan pemugaran kepada pengawas yang ditunjuk oleh
terbuka. Direktur Jenderal.

(2) Tata cara perawatan sebagaimana dimaksud dalam (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perizinan
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur dan tata cara pemugaran benda cagar budaya serta
Jenderal. pengawasannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan
Keputusan Direktur Jenderal.
Pasal 12

(1) Pemugaran benda cagar budaya dapat dilakukan oleh Bagian Ketiga
pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar budaya Peneguran
dengan biaya sendiri setelah mendapat izin dari
Direktur Jenderal. Pasal 13

(2) Izin pemugaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) (1) Pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar budaya
diberikan setelah dilakukan studi kelayakan dan/atau tertentu yang diperoleh karena pewarisan, yang karena
penilaian oleh Direktur. kelalaiannya dalam melindungi dan memelihara,
diberikan teguran.
(3) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), terhadap benda cagar budaya tersebut dapat (2) Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di-
dilakukan restorasi atau rekonstruksi atau rehabilitasi lakukan secara tertulis dalam 3 (tiga) tahap:
atau konsolidasi atau konservasi sesuai dengan tingkat
kerusakannya. a. teguran pertama disampaikan oleh Kantor
(4) Pelaksanaan pemugaran harus memperhatikan prinsip Departemen setempat, berisi pemberitahuan
pemugaran yang meliputi keaslian bentuk, bahan, kepada pemilik dan/atau yang menguasai benda

62
cagar budaya atas kelalaiannya menjaga dan a. pemilik dan/atau yang menguasai benda cagar
merawat benda cagar budaya yang dimiliki budaya menyerahkan pengelolaan dan/atau
dan/atau dikuasai; pemanfaatannya, baik sebagian atau seluruhnya
b. apabila setelah 30 (tiga puluh) hari sejak teguran kepada Negara;
pertama dikeluarkan, pemilik dan/atau yang b. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan ayat
menguasai benda cagar budaya tidak melak- (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 dan
sanakan kewajibannya, yang bersangkutan diberi Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
teguran kedua oleh Kantor Wilayah, berisi 1993, pemilik dapat menyerahkan kepemi-
peringatan kepada pemilik dan/atau yang me- likannya dan/atau penguasaan benda cagar budaya
nguasai benda cagar budaya agar melaksanakan hanya kepada Negara, baik secara hibah maupun
kewajibannya; dengan imbalan yang wajar.
c. apabila setelah 30 (tiga puluh) hari sejak (4) Tata cara pelaksanaan pengalihan hak pengelolaan
dikeluarkan teguran kedua tetap tidak melak- dan/atau pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam
sanakan kewajibannya, pemilik dan/atau yang ayat (3) huruf a diatur lebih lanjut dengan Keputusan
menguasai benda cagar budaya diberikan teguran Direktur Jenderal.
ketiga berisi ancaman akan diambil alih upaya
perlindungan dan pemeliharaan benda cagar
budaya yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh BAB IV
Direktur; PEMBINAAN
d. apabila sejak diberikan teguran ketiga tetap tidak
diindahkan, Direktur Jenderal mengambil alih Pasal 14
upaya perlindungan dan pemeliharaan atas benda
cagar budaya tertentu dengan biaya pemilik Dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan benda cagar
dan/atau yang menguasainya; budaya, setiap pemilik dan/atau yang menguasai dan/atau
yang mengelola benda cagar budaya dan/atau situs dapat
(3) Dalam hal pemilik tidak mampu mengganti biaya memperoleh pembinaan mengenai tata cara perlindungan,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d, dapat pemeliharaan, dan pemanfaatan benda cagar budaya.
dilakukan tindakan sebagai berikut: Pasal 15

63
(1) Pembinaan pengelolaan cagar budaya dan/atau situs ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, pengelola rencana
serta peningkatan peran serta masyarakat dilakukan pembangunan dimaksud wajib menyampaikan laporan
oleh instansi yang bertanggung jawab atas perlin- secara tertulis kepada Menteri u.p. Direktur Jenderal.
dungan dan pembinaan benda cagar budaya dan situs
atau instansi yang ditunjuk. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilengkapi dengan:
(2) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam a. kerangka acuan rencana pembangunan;
ayat (1) dapat dilakukan melalui pelatihan, pembinaan b. peta lokasi yang menjadi obyek pembangunan;
tenaga teknis atau bantuan tenaga ahli, pameran, media c. hasil studi analisa mengenai dampak lingkungan
cetak dan elektronik, atau seminar. terutama aspek kesejarahan dan arkeologi.

(3) Pembinaan peningkatan peran serta masyarakat (3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk ayat (1) dan ayat (2) Menteri atau Direktur Jenderal
menumbuhkembangkan kesadaran dan tanggung memerintahkan tim untuk melakukan penilaian atas
jawab masyarakat terhadap pelestarian dan benda cagar budaya dan/atau situs sebagaimana
pemanfaatan benda cagar budaya dan/atau situs. dimaksud dalam ayat (1).

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan diatur (4) Hasil penilaian tim digunakan sebagai dasar konsultasi
dengan Keputusan Direktur Jenderal. dengan instansi terkait untuk penetapan keberadaan
benda cagar budaya dan/atau situs tersebut.

BAB V (5) Jika dalam penetapan sebagaimana dimaksud dalam


KETENTUAN LAIN ayat (4) dinyatakan bahwa benda cagar budaya tersebut
harus dipindahkan, pelaksanaannya harus mengikuti
Pasal 16 ketentuan dan tata cara yang diatur dalam Pasal 7
Keputusan ini.
(1) Setiap rencana kegiatan pembangunan yang dapat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan ayat (1)
mengancam keberadaan benda cagar budaya dan/ atau ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan
situs sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 butir a, Keputusan Direktur Jendaral.
yang mengakibatkan tercemarnya, pindahnya,
berubahnya, musnahnya atau hilangnya nilai sejarah,

64
BAB VI
SANKSI Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Maret 1995
Pasal 17 MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN,
Barangsiapa memiliki dan/atau menguasai benda cagar
budaya yang tidak melakukan kewajiban melindungi dan ttd.
memelihara benda cagar budaya sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan ini, dapat dikenakan ketentuan pidana Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro
berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya.
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;
BAB VII 3. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan
KETENTUAN PERALIHAN Kebudayaan;
4. Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan dan
Pasal 18 Kebudayaan;
5. Semua Direktur Jenderal dalam lingkungan
Pada saat berlakunya keputusan ini semua ketentuan yang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
mengatur perlindungan dan pemeliharaan benda cagar 6. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
budaya masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan
dan belum diganti berdasarkan Keputusan ini. dan Kebudayaan;
7. Semua Sekretaris Direktorat Jenderal, Inspektorat
BAB VIII Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan
KETENTUAN PENUTUP Pendidikan dan Kebudayaan dalam lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
Pasal 19

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

65
8. Semua Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat, dan
Inspektur dalam lingkungan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan;
9. Semua Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di
Propinsi;
10. Semua Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan di Propinsi;
11. Semua Rektor Universitas/Institut, Ketua Sekolah
Tinggi, Direktur Politeknik/Akademi di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
12. Komisi IX DPR RI.

Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan,

ttd.

Mardiyah
NIP 130344753

66

Anda mungkin juga menyukai