Anda di halaman 1dari 9

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

5/Mei/2019

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP CAGAR Minahasa itu mengandung nila-nilai


BUDAYA MINAHASA BERDASARKAN UNDANG- pengetahuan dan sejarah serta budaya yang
UNDANG RI NOMOR 11 TAHUN 2010 (SUATU tinggi, sekaligus menunjukkan bagaimana
KAJIAN TERHADAP WARUGA YANG tingkat kemampuan, pengetahuan dan
MERUPAKAN CAGAR BUDAYA MINAHASA1 peradaban masyarakat di daerah ini.
Oleh: Malingkonor Legio Mario Hein2 Pengetahuan tentang bahan batuan, teknologi
pengerjaan dan pemahatan batu, dan lain-lain
ABSTRAK telah dikenal sejak jaman dulu. Warisan budaya
Waruga merupakan kubur atau makam leluhur ada yang merupakan peninggalan tidak
Orang Minahasa yang terbuat dari batu dan berwujud (intangible) yang tercermin dalam
terdiri dari dua bagian. Bagian atas terbentuk bentuk perilaku, adat istiadat, kebiasaan,
segitiga seperti hubungan rumah dan bagian hukum, upacara, religi, kesenian dan lain-lain,
tengahnya ada ruangnya, selanjutnya bagian serta benda berwujud (tangible) dalam bentuk
bawah berbentuk kotak. Menyoroti keberadaan benda seperti peti kubur waruga dalam
waruga yang merupakan Cagar Budaya berbagai macam ukuran dan hiasannya.
Minahasa akhir-akhir ini telah mengalami
kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang B. Rumusan Permasalahan
yang tidak bertanggung jawab. Maka 1. Bagaimana Peranan Pemerintah dalam
sehubungan dengan hal ini Penulis mengkaji melakukan Pelestarian Waruga yang
Perlindungan Hukum Terhadap Cagar Budaya merupakan Cagar Budaya Minahasa?
Minahasa berdasarkan Undang-Undang RI 2. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap
Nomor 11 Tahun 2010 (Suatu Kajian Terhadap Waruga yang merupakan Cagar Budaya
Waruga yang merupakan Cagar Budaya Minahasa menurut Undang-Undang RI
Minahasa) dengan Rumusan Masalah sebagai Nomor 11 Tahun 2010?
berikut: Bagaimana Peranan Pemerintah dalam 3. Bagaimana Sanksi Hukum Terhadap
melakukan Pelestarian Waruga yang merupakan Pengrusakan Waruga yang merupakan
Cagar Budaya Minahasa?; Bagaimana Cagar Budaya Minahasa berdasarkan
Perlindungan Hukum Terhadap Waruga yang Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010?
merupakan Cagar Budaya Minahasa menurut
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010?; C. Metode Penelitian
Bagaimana Sanksi Hukum Terhadap PEMBAHASAN
Pengrusakan Waruga yang merupakan Cagar A. Peranan Pemerintah dalam melakukan
Budaya Minahasa berdasarkan Undang-Undang Pelestarian Waruga yang merupakan Cagar
RI Nomor 11 Tahun 2010? Penelitian ini Budaya Minahasa
menggunakan Metode Penelitian dengan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010
Pendekatan Penelitian Juridis Empiris. Bagian Kesatu pada Pasal 95 mengatur tentang
Kata kunci: Perlindungan Hukum, Waruga, Tugas dari Negara yang menyatakan:
Cagar Budaya, Minahasa 1) Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah mempunyai tugas
Pendahuluan melakukan Pelindungan,Pengembangan,
A. Latar belakang dan Pemanfaatan Cagar Budaya.
Waruga menjadi sumberdaya budaya dan 2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
aset yang sangat berharga serta berguna bagi sesuai dengan tingkatannya mempunyai
pembangunan Sulawesi Utara maupun tugas:
pembangunan Nasional pada umumnya. a. mewujudkan, menumbuhkan,
Sumberdaya budaya yang berupa peti mengembangkan, serta
kubur batu waruga sebagai peninggalan sejarah meningkatkan kesadaran dan
peradaban manusia masa lalu di Tanah tanggung jawab akan hak dan
kewajiban masyarakat dalam
1 Pengelolaan Cagar Budaya;
Artikel Skrpsi. Dosen Pembimbing: Fransiscus Xaverius
Tangkudung SH., MH; Harly S. Muaja SH., MH b. mengembangkan dan menerapkan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. kebijakan yang dapat menjamin
15071101425

160
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

terlindunginya dan termanfaatkannya Cagar Budaya;


Cagar Budaya; h. memindahkan dan/atau
c. menyelenggarakan Penelitian dan menyimpan Cagar Budaya untuk
Pengembangan Cagar Budaya; kepentingan Pengamanan;
d. menyediakan informasi Cagar Budaya i. melakukan pengelompokan Cagar
untuk masyarakat; Budaya berdasarkan kepentingannya
e. menyelenggarakan promosi Cagar menjadi peringkat nasional, peringkat
Budaya; provinsi, dan peringkat
f. memfasilitasi setiap orang dalam kabupaten/kota;
melaksanakan pemanfaatan dan j. menetapkan batas situs dan kawasan;
promosi Cagar Budaya; dan
g. menyelenggarakan penanggulangan k. menghentikan proses pemanfaatan
bencana dalam keadaan darurat ruang atau proses pembangunan
untuk benda, bangunan, struktur, yang dapat menyebabkan rusak,
situs, dan kawasan yang telah hilang, atau musnahnya Cagar
dinyatakan sebagai Cagar Budaya serta Budaya, baik seluruh maupun bagian-
memberikan dukungan terhadap bagiannya.
daerah yang mengalami bencana; 2) Selain wewenang sebagaimana dimaksud
h. melakukan pengawasan, pada ayat (1), Pemerintah berwenang:
pemantauan, dan evaluasi terhadap a. menyusun dan menetapkan Rencana
Pelestarian warisan budaya; dan Induk Pelestarian Cagar Budaya;
i. mengalokasikan dana bagi b. melakukan pelestarian Cagar
kepentingan Pelestarian Cagar Budaya. Budaya yang ada di daerah
Selanjutnya pada Bagian Kedua Pasal 96 perbatasan dengan negara tetangga
mengatur tentang Wewenang Pemerintah yang atau yang berada di luar negeri;
menyatakan: c. menetapkan Benda Cagar Budaya,
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah Bangunan Cagar Budaya, Struktur
sesuai dengan tingkatannya Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya,
mempunyai wewenang: menetapkan dan/atau Kawasan Cagar Budaya
etika pelestarian Cagar Budaya; sebagai Cagar Budaya Nasional;
mengoordinasikan Pelestarian Cagar d. mengusulkan Cagar Budaya Nasional
Budaya secara lintas sektor dan wilayah; sebagai warisan dunia atau Cagar
menghimpun data Cagar Budaya; Budaya bersifat internasional; dan
menetapkan peringkat Cagar Budaya; e. menetapkan norma, standar,
menetapkan dan mencabut status Cagar prosedur, dan kriteria Pelestarian
Budaya; Cagar Budaya.
a. membuat peraturan Pengelolaan Selanjutnya pada Pasal 97 Undang-Undang
Cagar Budaya; RI Nomor 11 Tahun 2010, menyatakan bahwa:
b. menyelenggarakan kerja sama 1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pelestarian Cagar Budaya; memfasilitasi pengelolaan Kawasan
c. melakukan penyidikan kasus Cagar Budaya.
pelanggaran hukum; 2) Pengelolaan kawasan sebagaimana
d. mengelola Kawasan Cagar Budaya; dimaksud pada ayat (1) dilakukan
e. mendirikan dan membubarkan tidak bertentangan dengan kepentingan
unit pelaksana teknis bidang masyarakat terhadap Cagar Budaya dan
Pelestarian, Penelitian, dan museum; kehidupan sosial.
f. mengembangkan kebijakan sumber 3) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya
daya manusia di bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepurbakalaan; dilakukan oleh badan pengelola yang
g. memberikan penghargaan kepada dibentuk oleh Pemerintah, Pemerintah
setiap orang yang telah melakukan Daerah, dan/atau masyarakat hokum
Pelestarian adat.

161
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

4) Badan Pengelola sebagaimana pengawasan Pelestarian Cagar Budaya


dimaksud pada ayat (3) dapat terdiri sesuai dengan kewenangannya.
atas unsure Pemerintah dan/atau 2) Masyarakat ikut berperan serta dalam
Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan pengawasan Pelestarian Cagar Budaya.
masyarakat. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan diatur dalam Peraturan
Pengelolaan Cagar Budaya diatur dalam Pemerintah.
Peraturan Pemerintah. 2. Pelestarian
Berdasarkan Bab X Pengawasan dan Maka bentuk Pelestarian terhadap Waruga
Penyidikan, Bagian Kesatu tentang Pengawasan yang merupakan Cagar Budaya Minahasa
pada Pasal 99 Ayat (1), menyatakan bahwa: menurut Undang-Undang RI Nomor 11
Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tahun 2010, diatur dalam BAB VII Bagian
bertanggung jawab terhadap pengawasan Kesatu Umum terdapat pada Pasal-Pasal:
Pelestarian Cagar Budaya sesuai dengan a. Pasal 53, yang menyatakan:
kewenangannya. 1) Pelestarian Cagar Budaya dilakukan
Penguasaan adalah pemberian berdasarkan hasil studi kelayakan
wewenang dari pemilik kepada yang dapat dipertanggungjawabkan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau setiap secara akademis, teknis, dan
orang untuk mengelola Cagar Budaya dengan administratif.
tetap memperhatikan fungsi sosial dan 2) Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya
kewajiban untuk melestarikannya. Dikuasai harus dilaksanakan atau
oleh Negara adalah kewenangan tertinggi dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli
yang dimiliki oleh negara dalam Pelestarian dengan memperhatikan
menyelenggarakan pengaturan perbuatan etika pelestarian.
hukum berkenaan dengan pelestarian Cagar 3) Tata cara Pelestarian Cagar
Budaya. Budaya harus mempertimbangkan
Undang-Undang Cagar Budaya juga kemungkinan dilakukannya
mengatur tentang Insentif yaitu dukungan pengembalian kondisi awal seperti
berupa advokasi, perbantuan, atau bentuk sebelum kegiatan pelestarian.
lain bersifat nondana untuk mendorong 4) Pelestarian Cagar Budaya harus
pelestarian Cagar Budaya dari Pemerintah didukung oleh kegiatan
atau Pemerintah Daerah. pendokumentasian sebelum
dilakukan kegiatan yang dapat
B. Perlindungan Hukum Terhadap Waruga menyebabkan terjadinya perubahan
yang merupakanCagar Budaya Minahasa keasliannya.
menurut Undang-Undang RI Nomor 11 b. Pasal 54, yang menyatakan: Setiap orang
Tahun 2010 berhak memperoleh dukungan teknis
Menurut Penulis bentuk perlindungan dan/atau kepakaran dari Pemerintah
hukum terhadap Waruga yang merupakan atau Pemerintah Daerah atas upaya
Cagar Budaya Minahasa menurut Undang- Pelestarian Cagar Budaya yang dimiliki
Undang RI Nomor 11 Tahun 2010, terdiri atas: dan/atau yang dikuasai.
1. Pengawasan c. Pasal 55, yang menyatakan: Setiap orang
Bentuk perlindungan hukum terhadap dilarang dengan sengaja mencegah,
Waruga yang merupakan Cagar Budaya menghalang-halangi, atau menggagalkan
Minahasa Undang-Undang Cagar Budaya upaya Pelestarian Cagar Budaya.
berupa Pengawasan pada Waruga yang Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun
merupakan Cagar Budaya Minahasa. Adapun 2010 tentang Cagar Budaya juga
bentuk Pengawasan diatur dalam pada Bab mengatur tentang Tim Ahli Cagar Budaya
X bagian Kesatu Pasal 99, yang menyatakan: dan Tenaga Ahli Pelestarian.
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah 3. Perlindungan
bertanggung jawab terhadap Selanjutnya bentuk Perlindungan terhadap
Waruga yang merupakan Cagar Budaya

162
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

Minahasa menurut Undang-Undang RI pencurian, pelapukan, atau kerusakan


Nomor 11 Tahun 2010, diatur dalam BAB VII baru.
Bagian Kedua yang terdapat pada Pasal 56, d. Pasal 60, yang menyatakan: Ketentuan
yang menyatakan bahwa: Setiap orang lebih lanjut mengenai Penyelamatan
dapat berperan serta melakukan Cagar Budaya diatur dalam Peraturan
Pelindungan Cagar Budaya. Pemerintah.
4. Penyelamatan 5. Pengamanan
Kemudian bentuk Perlindungan Hukum Adapun bentuk Pengamanan pada Waruga
terhadap Waruga yang merupakan Cagar yang merupakan Cagar Budaya Minahasa
Budaya Minahasa yaitu berupa menurut Undang-Undanng RI Nomor 11
Penyelamatan pada Waruga yang Tahun 2010 terdapat pada Paragraf 2 yang
merupakan Cagar Budaya Minahasa, yang tertera pada pasal-pasal di bawah ini:
menurut Undang-Undang RI Nomor 11 a. Pasal 61, yang menyatakan:
Tahun 2010, diatur dalam Paragraf satu yang 1) Pengamanan dilakukan untuk
terdapat pada pasal-pasal, yakni: menjaga dan mencegah Cagar
a. Pasal 57, yang menyatakan: Setiap orang Budaya agar tidak hilang, rusak,
berhak melakukan Penyelamatan Cagar hancur, atau musnah.
Budaya yang dimiliki atau yang 2) Pengamanan Cagar Budaya
dikuasainya dalam keadaan darurat atau merupakan kewajiban pemilik
yang memaksa untuk dilakukan tindakan dan/atau yang menguasainya.
penyelamatan. b. Pasal 62, yang menyatakan:
b. Pasal 58, yang menyatakan: 1) Pengamanan Cagar Budaya
1) Penyelamatan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dilakukan untuk: mencegah 61 dapat dilakukan oleh juru pelihara
kerusakan karena faktor manusia dan/atau polisi khusus.
dan/atau alam yang mengakibatkan 2) Polisi khusus sebagaimana dimaksud
berubahnya keaslian dan nilai-nilai pada ayat (1) berwenang:
yang menyertainya; dan mencegah a) melakukan patroli di dalam
pemindahan dan beralihnya Kawasan Cagar Budaya sesuai
pemilikan dan/atau penguasaan dengan wilayah hukumnya;
Cagar Budaya yang bertentangan b) memeriksa surat atau dokumen
dengan ketentuan peraturan yang berkaitan dengan
perundang-undangan. pengembangan dan pemanfaatan
2) Penyelamatan sebagaimana dimaksud Cagar Budaya;
pada ayat (1) huruf a dilakukan dalam c) menerima dan membuat laporan
keadaan darurat dan keadaan biasa. tentang telah terjadinya tindak
c. Pasal 59, yang menyatakan: pidana terkait dengan Cagar
1) Cagar Budaya yang terancam rusak, Budaya serta meneruskannya
hancur, atau musnah dapat kepada instansi yang berwenang di
dipindahkan ke tempat lain yang bidang kebudayaan, Kepolisian
aman. Negara Republik Indonesia, atau
2) Pemindahan Cagar Budaya instansi terkait; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d) menangkap tersangka untuk
dilakukan dengan tata cara yang diserahkan kepada Kepolisian
menjamin keutuhan dan Negara RI
keselamatannya di bawah koodinasi c. Pasal 63, yang menyatakan: Masyarakat
Tenaga Ahli Pelestarian. dapat berperan serta melakukan
3) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengamanan Cagar Budaya.
atau setiap orang yang melakukan d. Pasal 64, yang menyatakan: Pengamanan
Penyelamatan wajib menjaga dan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
merawat Cagar Budaya dari dalam Pasal 61 dan Pasal 62 harus
memperhatikan pemanfaatannya bagi

163
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

kepentingan sosial, pendidikan, 1) Cagar Budaya, baik seluruh maupun


pengembangan ilmu pengetahuan, bagian-bagiannya, hanya dapat
agama, kebudayaan, dan/atau dibawa ke luar wilayah provinsi atau
pariwisata. kabupaten/kota untuk kepentingan
e. Pasal 65, yang menyatakan: Pengamanan penelitian, promosi kebudayaan,
Cagar Budaya dapat dilakukan dengan dan/atau pameran.
memberi pelindung, menyimpan, 2) Setiap orang dilarang membawa
dan/atau menempatkannya pada tempat Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
yang terhindar dari gangguan alam dan pada ayat (1), kecuali dengan izin
manusia. gubernur atau bupati/wali kota sesuai
f. Pasal 66, yang menyatakan: dengan kewenangannya.
1) Setiap orang dilarang merusak j. Pasal 70, yang menyatakan: Ketentuan
Cagar Budaya, baik seluruh lebih lanjut mengenai pemberian izin
maupun bagian- bagiannya, dari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68
kesatuan, kelompok, dan/atau dari dan Pasal 69 diatur dalam Peraturan
letak asal. Pemerintah.
2) Setiap orang dilarang mencuri
Cagar Budaya, baik seluruh C.3. Sanksi Hukum Terhadap Pengrusakan
maupun bagian- bagiannya, dari Waruga yang merupakan Cagar Budaya
kesatuan, kelompok, dan/atau dari Minahasa berdasarkan Undang-Undang
letak asal. RI Nomor 11 Tahun 2010
g. Pasal 67, yang menyatakan: Mengacu pada pendapat Soerjono Soekanto
1) Setiap orang dilarang memindahkan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi
Cagar Budaya peringkat nasional, penegakan hukum, adalah Faktor hukumnya
peringkat provinsi, atau peringkat sendiri, yaitu peraturan perundang-undangan,
kabupaten/kota, baik seluruh maupun maka Penulis mengacu pada Undang-Undang RI
bagian-bagiannya, kecuali dengan izin Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Menteri, gubernur, atau bupati/wali Adapun Sanksi Hukum Terhadap
kota sesuai dengan tingkatannya. Pengrusakan Waruga yang merupakan Cagar
2) Setiap orang dilarang memisahkan Budaya Minahasa berdasarkan Undang-Undang
Cagar Budaya peringkat nasional, RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar
peringkat provinsi, atau peringkat Budaya, terdapat pada Bab XI dalam Ketentuan
kabupaten/kota, baik seluruh maupun Pidana, sebagai berikut:
bagian-bagiannya, kecuali dengan izin a. Pasal 101, yang menyatakan
Menteri, gubernur, atau bupati/wali Setiap orang yang tanpa izin mengalihkan
kota sesuai dengan tingkatannya. kepemilikan Cagar Budaya sebagaimana
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
pemberian izin sebagaimana dipidana dengan pidana penjara paling
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 5
diatur dalam Peraturan Pemerintah. (lima) tahun dan/atau denda paling
h. Pasal 68, yang menyatakan: sedikit Rp400.000.000,00 (empat ratus
1) Cagar Budaya, baik seluruh maupun juta rupiah) dan paling banyak
bagianbagiannya, hanya dapat dibawa Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ke luar wilayah Negara Kesatuan ratus juta rupiah).
Republik Indonesia untuk kepentingan b. Pasal 102, yang menyatakan
penelitian, promosi kebudayaan, Setiap orang yang dengan sengaja
dan/atau pameran. tidak melaporkan temuan sebagaimana
2) Setiap orang dilarang membawa dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1),
Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dipidana dengan pidana penjara paling
pada ayat (1), kecuali dengan izin lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
Menteri. paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
i. Pasal 69, yang menyatakan: ratus juta rupiah).

164
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

c. Pasal 103, yang menyatakan rupiah dan paling banyak


Setiap orang yang tanpa izin Pemerintah Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
atau Pemerintah Daerah melakukan rupiah).
pencarian Cagar Budaya sebagaimana g. Pasal 107, yang menyatakan
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) Setiap orang yang tanpa izin Menteri,
dipidana dengan pidana penjara paling gubernur, atau bupati/wali kota,
singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 10 memindahkan Cagar Budaya
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
puluh juta rupiah) dan paling banyak paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
d. Pasal 104, yang menyatakan paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus
Setiap orang yang dengan sengaja juta rupiah) dan paling banyak
mencegah, menghalang-halangi, atau Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
menggagalkan upaya Pelestarian Cagar h. Pasal 108, yang menyatakan
Budaya sebagaimana dimaksud dalam Setiap orang yang tanpa izin Menteri,
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara gubernur atau bupati/wali kota,
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau memisahkan Cagar Budaya sebagaimana
denda paling sedikit Rp10.000.000,00 dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2)
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak dipidana dengan pidana penjara paling
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda
rupiah). paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus
e. Pasal 105, yang menyatakan juta rupiah) dan paling banyak
Setiap orang yang dengan sengaja Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
merusak Cagar Budaya sebagaimana ratus juta rupiah).
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) i. Pasal 109, yang menyatakan
dipidana dengan pidana penjara paling (1) Setiap orang yang tanpa izin
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 15 Menteri, membawa Cagar Budaya
(lima belas) tahun dan/atau denda paling ke luar wilayah Negara Kesatuan
sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta Republik Indonesia sebagaimana
rupiah) dan paling banyak dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2)
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). dipidana dengan pidana penjara
f. Pasal 106, yang menyatakan paling singkat 6 (enam) bulan dan
(1) Setiap orang yang mencuri Cagar paling lama 10 (sepuluh) tahun
Budaya sebagaimana dimaksud dalam dan/atau denda paling sedikit
Pasal 66 ayat (2), dipidana dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
pidana penjara paling singkat 6 rupiah) dan paling banyak
(enam) bulan dan paling lama 10 Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
(sepuluh) tahun dan/atau denda ratus juta rupiah).
paling sedikit Rp250.000.000,00 (2) Setiap orang yang tanpa izin
(dua ratus lima puluh juta rupiah) gubernur atau izin bupati/wali kota,
dan paling banyak membawa Cagar Budaya ke luar
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima wilayah provinsi atau kabupaten/kota
ratus juta rupiah). sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(2) Setiap orang yang menadah hasil 69 ayat (2) dipidana dengan pidana
pencurian Cagar Budaya penjara paling lama 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan/atau denda paling sedikit
dipidana dengan pidana penjara Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan
paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling banyak Rp100.000.000,00
paling lama 15 (lima belas) tahun (seratus juta rupiah).
dan/atau denda paling sedikit j. Pasal 110, yang menyatakan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

165
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

Setiap orang yang tanpa izin Menteri, Jika pejabat karena melakukan perbuatan
gubernur, atau bupati/wali kota pidana melanggar suatu kewajiban
mengubah fungsi ruang Situs Cagar khusus dari jabatannya, atau pada waktu
Budaya dan/atau Kawasan Cagar melakukan perbuatan pidana memakai
Budaya sebagaimana dimaksud dalam kekuasaan, kesempatan, atau sarana
Pasal 81 ayat (1) dipidana dengan pidana yang diberikan kepadanya karena
penjara paling lama 5 (lima) tahun jabatannya terkait dengan Pelestarian
dan/atau denda paling sedikit Cagar Budaya, pidananya dapat ditambah
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) 1/3 (sepertiga).
dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 o. Pasal 115, yang menyatakan
(satu miliar rupiah). (1) Selain pidana sebagaimana
k. Pasal 111, yang menyatakan dimaksud dalam Undang-Undang
Setiap orang yang tanpa izin pemilik ini, terhadap setiap orang yang
dan/atau yang menguasainya, melakukan tindak pidana
mendokumentasikan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 101 sampai dengan Pasal 114 dikenai
dipidana dengan pidana penjara paling tindakan pidana tambahan berupa:
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda a) kewajiban mengembalikan bahan,
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima bentuk, tata letak, dan/atau
ratus juta rupiah). teknik pengerjaan sesuai dengan
l. Pasal 112, yang menyatakan aslinya atas tanggungan sendiri;
Setiap orang yang dengan sengaja dan/atau
memanfaatkan Cagar Budaya dengan b) perampasan keuntungan yang
cara perbanyakan sebagaimana diperoleh dari tindak pidana.
dimaksud dalam Pasal 93 ayat (1) (2) Selain pidana tambahan sebagaimana
dipidana dengan pidana penjara paling dimaksud pada ayat (1), terhadap
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda badan usaha berbadan hukum
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima dan/atau badan usaha bukan
ratus juta rupiah). berbadan hukum dikenai tindakan
m. Pasal 113, yang menyatakan pidana tambahan berupa pencabutan
(1) Tindak pidana yang dilakukan oleh izin usaha.
badan usaha berbadan hukum
dan/atau badan usaha bukan Penutup
berbadan hukum, dijatuhkan kepada: A. Kesimpulan
a) badan usaha; dan/atau 1. Peranan Pemerintah dalam melakukan
b) orang yang memberi perintah Pelestarian Waruga yang merupakan
untuk melakukan tindak pidana. Cagar Budaya Minahasa merujuk pada
(2) Tindak pidana yang dilakukan oleh Undang-Undang RI No 11 Tahun 2010
badan usaha berbadan hukum yang menyatakan Negara bertanggung
dan/atau badan usaha bukan jawab untuk melakukan Pelestarian dan
berbadan hukum, dipidana dengan Perlindungan terhadap Waruga yang
ditambah 1/3 (sepertiga) dari pidana merupakan Cagar Budaya Minahasa.
denda sebagaimana dimaksud dalam 2. Perlindungan hukum terhadap Waruga
Pasal 101 sampai dengan Pasal 112. yang merupakan Cagar Budaya Minahasa
(3) Tindak pidana yang dilakukan orang menurut Undang-Undang RI Nomor 11
yang member perintah untuk Tahun 2010, terdiri atas: Pengawasan,
melakukan tindak pidana, dipidana Pelestarian, Perlindungan, Penyelamatan,
dengan ditambah 1/3 (sepertiga) dari Pengamanan.
pidana sebagaimana dimaksud dalam 3. Adapun Sanksi Hukum Terhadap
Pasal 101 sampai dengan Pasal 112. Pengrusakan Waruga yang merupakan
n. Pasal 114, yang menyatakan Cagar Budaya Minahasa berdasarkan
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun

166
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

2010 Tentang Cagar Budaya, terdapat sehubungan dengan hal ini maka perlu
pada Bab XI dalam Ketentuan Pidana, adanya keseriusan dari Pemerintah
sebagai berikut: Pasal 105 Setiap orang Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Para
yang dengan sengaja merusak Cagar Pemuka-pemuka Adat didalam
Budaya sebagaimana dimaksud dalam melakukan Perlindungan Hukum
Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana Terhadap Waruga yang merupakan Cagar
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan Budaya Minahasa sebagaimana yang
paling lama 15 (lima belas) tahun diatur dalam Undang-Undang RI Nomor
dan/atau denda paling sedikit 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 3. Sehubungan dengna terjadinya
dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 Pengrusakan besar-besaran terhadap
(lima miliar rupiah); Pasal 106 Ayat (1) Waruga yang merupakan Cagar Budaya
Setiap orang yang mencuri Cagar Budaya Minahasa oleh para pihak yang tidak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 bertanggung jawab maka perlu adanya
ayat (2), dipidana dengan pidana penjara pemberian sanksi yang tegas
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling sebagaimana diatur dalam Undang-
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau Undang RI Nomor 11 Tahun 2010
denda paling sedikit Rp250.000.000,00 Tentang Cagar Budaya agar menimbulkan
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dan efek jera bagi para Pelaku.
paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah); Pasal 106 DAFTAR PUSTAKA
Ayat (2), Setiap orang yang menadah Charles E. Merriam, Systematie Politics,
hasil pencurian Cagar Budaya University of Chicago Press, Chicago,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 1957
dipidana dengan pidana penjara paling Garner J.W., Political Science and Government,
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 American Book Company, New York,
(lima belas) tahun dan/atau denda paling 1928
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Harold J. Laski, The State in Theory and
rupiah dan paling banyak Practice, Alle & Unwin, London 1950
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Leslie Lipson, The Great Issues of Politics,
rupiah). Prentice Hall, New York, 1959
Logemann dalam Inu Kencana Syafiie, Ilmu
B. Saran Administrasi Publik, Rineka Cipta,
1. Pemerintah sangat berperan di dalam Jakarta, 2006
melakukan Pelestarian Waruga yang Mansyur Aly M., Penegakan Hukum Tentang
merupakan Cagar Budaya Minahasa, Tanggung Gugat Produsen dalam
sehubungan dengan hal ini agar Perwujudan Perlindungan Konsumen,
Pemerintah lebih meningkatkan di dalam Genta Press, Yogyakarta, 2007
melakukan kepedulian dan pengawasan Maclver Robert M., The Modern State, Oxford
terhadap keberadaan Waruga yang University Press, New York, 1955
merupakan Cagar Budaya Minahasa demi Maria Theresia Geme, Perlindungan Hukum
untuk menghindari Pengrusakan dan terhadap Masyarakat Hukum Adat
Musnahnya Waruga-waruga yang berada dalam Pengelolaan Cagar Alam Watu
di Minahasa karena Waruga-waruga yang Ata Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa
ada merupakan kekayaan budaya Tenggara Timur, disertasi Program
Minahasa yang perlu untuk dilestarikan. Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum
2. Keberadaan Waruga yang merupakan Universitas Brawijaya Malang, 2012,
Cagar Budaya Minahasa akhir-akhir ini Max Weber, Essays in Sociolog, H.H. Gerth and
sudah sangat memprihatinkan oleh C Wright (eds), Oxford University Press,
karena adanya Pengrusakan waruga- New York, 1958
waruga yang dilakukan oleh pihak-pihak Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara,
yang tidak bertanggung jawab, Rajawali Jakarta, 1988

167
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 5/Mei/2019

Peters A.A.G. dan Koesriani Siswosoebroto http/tesishukum.com/pengertian-


(ed.), Hukum dan Perkembangan Sosial, perlindungan-hukum-menurut-para-ahli,
Buku III, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, “Pengertian Perlindungan Hukum
1990 Menurut Para Ahli,” Dimuat pada
Phillipus M. Hadjon., Perlindungan Hukum bagi Diakses tanggal 10 April 2017
Rakyat Indonesia, Surabaya: PT Binallmu,
1987
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu
Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004
Satjipto Rahardjo, Negara Hukum Yang
Membahagiakan Rakyatnya, (Ufran
(ed.), Genta Publishing, (Yogyakarta),
2009
Soehardjo, Hukum Administrasi Negara Pokok
Pengertian Serta Perkembangannya di
Indonesia, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang, 1991
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, UI Press, Jakarta, 1982
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 2006
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Ibid, hlm.
13, lihat pula: Peter Mahmud Marzuki,
Penelitian Hukum, Penerbit Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2005
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1983
Soltau, R. An Introduction to Politics,
Longmans, Green & Co, London, 1961
Suteki, Masa Depan Hukum Progresif, Thafa
Media, Yogyakarta, 2015
Warassih Esmi P.U, Pidato Penyuluhan Sebagai
Guru Besar, di Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro Semarang Tahun
2001
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga,
Departemen Pendidikan Nasional, Balai
Pustaka, Ekuilibrium yaitu keadaan
mantap karena kekuatan-kekuatan yang
berlawanan, setimbang, atau sepadan;
kesetimbangan
Buku Profil Kabupaten Minahasa Utara

Internet
Referensi http://www.wikipedia.Indonesia.com
Novy Taroreh Sulutpos.com,
Manado 05/08/2015
COLLECTIE_TROPENMUSEUM/Alfurse/graven_o
p_Minahasa/Celebes/TMnr/60042777
(Hendrik Veen/ 1860-1920).

168

Anda mungkin juga menyukai