1
PENDAFTARAN PASIEN
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
2
PEMBAYARAN
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
4
PENGAMBILAN HASIL GAMBARAN RADIOGRAFI
5
PENGARSIPAN HASIL EKSPERTISE GAMBARAN
RADIOGRAFI
6
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN RAWAT
JALAN UMUM
7
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN GAWAT
DARURAT (IGD)
8
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN RAWAT
INAP
9
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEPERLUAN ALAT DAN
BAHAN HABIS PAKAI
10
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PESAWAT
X-RAY GENERAL PURPOSE MERK TOSHIBA
11
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PESAWAT
X-RAY FLUOROSKOPI MERK TOSHIBA
12
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
13
PERSIAPAN PADA PASIEN PEMERIKSAAN ULTRA
SONOGRAFI (USG)
14
PEMERIKSAAN ULTRA SONOGRAFI (USG) PADA
PASIEN RAWAT JALAN UMUM
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
15
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK TANPA
MENGGUNAKAN BAHAN MEDIA KONTRAS
16
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN MEDIA KONTRAS
17
PROSEDUR PENYUNTIKAN BAHAN MEDIA
KONTRAS
Suatu bahan jenis non ionic low osmolar (optiray 350 atau
iopamiro 370) yang dapat digunakan dalam pemeriksaan
PENGERTIAN radiodiagnostik untuk memperlihatkan organ yang ingin
dilihat, agar dapat terlihat dengan lebih jelas dari jaringan
yang berada disekitarnya.
Untuk memperlihatkan bagian organ tubuh yang akan
TUJUAN
diperiksa dengan lebih jelas.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
18
PENATALAKSANAAN SHOCK ANAFILATIK
19
PROSEDUR PENGOPERASIAN PESAWAT ULTRA
SONOGRAFI (USG)
20
PROSEDUR PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
FILM RONTGEN
21
3. Setelah Film dimasukkan kedalam kaset dan di tutup
rapat, kotak Film juga harus di tutup kembali sebelum
petugas keluar dari kamar gelap. hal ini dilakukan
supaya Film tidak terkena cahaya tampak yang dapat
merusak Film.
4. Setelah dilakukan penggambaran (ekspose) Film akan
dilakukan proses pencucian untuk menetapkan
gambaran.
5. Proses pencucian ini juga harus dilakukan di dalam
kamar gelap.
1. Bendahara Barang.
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Farmasi.
3. Keuangan / Kasir.
22
PROSEDUR PENGOPERASIAN LAMPU SAFE LIGHT
23
PROSEDUR PENGGUNAAN KASET RADIOLOGI
24
menghasilkan penggambaran yang tidak sempurna
4. Kaset yang sudah di isi Film Rontgen hanya dapat
dibuka di dalam kamar gelap agar tidak terjadi
kerusakan pada Film tersebut.
5. Apabila kaset sedang tidak digunakan dapat disimpan
dalam keadaan berdiri baik di kamar pemeriksaan
maupun di kamar gelap.
25
PROSEDUR PENGGUNAAN GRID
26
PROSEDUR PENGGUNAAN MARKER RADIOLOGI
27
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN
AUTOMATIC PROCESSING FILM
28
PENGOPERASIAN LAMPU BACA FOTO RONTGEN
29
PROSEDUR PENGGUNAAN THERMOLUMINISENCE
DOSIMETER ( TLD )
30
PROSEDUR PENGGUNAAN DOSIMETER
PERORANGAN
31
PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG
RADIASI OLEH PETUGAS RADIOLOGI
32
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER
33
PROSEDUR PROTEKSI RADIASI TERHADAP PASIEN
34
PROSEDUR PROTEKSI RADIASI TERHADAP
PENDAMPING PASIEN
35
PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN
DARURAT
36
PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN
KERJA (K3)
37
PEMENUHAN KEBUTUHAN OBAT ANTI ALERGI
38
PROSEDUR PEMERIKSAAN DENGAN PESAWAT
ULTRASONOGRAFI (USG)
No. Dokumen
445/190/Rad- Tanggal dan Nomor Revisi
Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TGK. CHIK DITIRO SIGLI 1/2
1. Persiapan Pasien :
1. Petugas radiologi menginstruksi kepada pasien untuk
melakukan puasa minimal 6 jam sebelum pemeriksaan,
tetapi boleh minum air putih saja.
2. Untuk bayi puasa 2-3 jam. Pada kasus akut seperti
trauma tidak perlu puasa.
2. Teknik Pemeriksaan :
1. USG Gastrointestinal :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keadaan
organ hepar, lien, pancreas, dan gall bleder serta
kemungkinan adanya cairan bebas pada organ intra
abdomen. Gunakan transducer yang sesuai dengan
ketebalan objek yang akan diperiksa.
2. USG Abdomen :
1) Pasien mulai berpuasa jam 23.00 atau jam 11
malam
PROSEDUR 2) Pasien sudah berada di rumah sakit jam 8.30
untuk dilakukan pemeriksaandan masih dalam
keadaan puasa
3) Apabila sudah ada foto sebelumnya atau hasil
laboratorium mohon untuk dibawa
4) Pasien tidur di tempat tidur pasien untuk
dilakukan pemeriksaan
5) Pasien selesai dan di bolehkan buka puasa
3. USG Urologi
1) Pasien dipersiapkan minimal 4 jam sebelum
pemeriksaan
2) 4 jam sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan
minum air putih sebnyak 1000ml dan tahan
kencing sebelum dilakukan pemeriksaan.
3) Untuk pasien dengan menggunakan kateter,
selang kateter diklem antar 4 jam sebelum
pemeriksaan
39
4. USG daerah Mc Burney :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai organ
appendix dan sekitarnya. Gunakan transducer dengan
resolusi tinggi di daerah Mc. Burney.
5. USG Mamma :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat jaringan
mammae dan menilai apakah ada atau tidaknya tumor
kistik atau solid serta keganasan pada mammae.
Gunakan transducer khusus untuk jaeingan lunak.
6. USG Thyroid :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai jaringan pada
kelenjar tyroid apakah ada atau tidaknya tumor kistik
atau solid serta perluasan ke jaringan sekitarnya.
7. USG Obstetri dan Gynecologi :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai
kesejahteraan janin, usia kehamilan, kelainan yang ada
pada janin dan uterus. Untuk USG gynekologis dapat
dinilai keadaan uterus dan adnexa serta keadaan organ
sekitarnya. Gunakan transducer trasabdominal sama
dengan USG abdomen bila perlu pakai USG
transvaginal.
8. USG Schedell :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan
patologis di intracranial pada neonatus dengan
meletakkan transducer di frontanella mayor. Gunakan
transducer dengan frekuensi tingi tinggi untuk menilai
parenchime otak transducer berfrekuensi rendah untuk
mngevaluasi daerah ventrikel dan sekitarnya.
9. USG Prostat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai prostat.
Pada pemeriksaan ini gunakan transducer berfrekuensi
rendah transabdominal.
10. USG Soft Tissue :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan
patologis di sof tissue yang akan diperiksa.
11. USG Sendi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan soft
tissue sendi. Gunakan transducer berfrekuensi tinggi.
12. USG Scrotum/ Testis
Pemerisaan ini dilakukan untuk mengevaluasi scrotum
seperti kelainan hidrokel dll
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
40
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOFAGOGRAFI
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
41
PROSEDUR PEMERIKSAAN INTRA VENOUS
PYELOGRAFI (IVP)
42
3. Kemudian sebelum dilakukannya penyuntikan bahan
media kontras ke dalam tubuh pasien, terlebih dahulu
harus dilakukan skin test terhadap pasien. Untuk
melihat apakah pasien tersebut ada mengalami alergi
terhadap bahan media kontras.
4. Jika diperlukan dapat disuntikkan obat premedikasi
pada pasien.
5. Jika setelah dilakukannya skin test terhadap pasien dan
ternyata pasien tersebut tidak mengalami alergi
terhadap bahan media kontras, maka suntikkan bahan
media kontras ke dalam tubuh pasien secara perlahan
lahan melalui intra vena.
6. Kemudian dilakukan stuing pada daerah abdomen.
7. Setelah selesai disuntikkannya bahan media kontras ke
dalam tubuh pasien, kemudian lakukan pemotretan ke
II pada menit ke 5 7 dengan menggunakan posisi
BNO AP yang bertujuan untuk melihat fungsi ginjal
dengan menggunakan film 24 x 30 cm.
8. Kemudian setelah itu Stuing dilepaskan.
9. Kemudian setelah itu lakukan pemotretan ke III pada
menit ke 15 dengan menggunakan posisi BNO AP yang
bertujuan untuk melihat fungsi ureter dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.
10. Kemudian setelah itu lakukan pemotretan ke IV pada
menit ke 30 dengan menggunakan posisi BNO AP yang
bertujuan untuk melihat fungsi uretra dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.
11. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan maka petugas
radiologi mempersilahkan pasien untuk turun dari meja
pemeriksaan dan pasien diperbolehkan untuk minum air
putih atau buka puasa.
12. Petugas radiologi (radiografer) melakukan konsultasi ke
dokter spesialis radiologi yang sedang jaga apakah
diperlukan foto lanjutan ke menit 60 dan seterusnya.
Apabila tidak diperlukan lagi foto lanjutan, maka
dilanjutkan ke point ke 11.
13. Setelah pasien selesai minum air putih, maka petugas
radiologi menginstruksikan kepada pasien untuk buang
air kecil (BAK).
14. Setelah pasien selesai buang air kecil (BAK), maka
kembali posisikan pasien dalam keadaan supine diatas
meja pemeriksaan
15. Kemudian setelah itu lakukan foto V dalam keadaan
post miksi (PM) yang bertujuan untuk melihat apakah
masih terdapat bahan media kontras pada vesika
urinaria pasien tersebut dengan menggunakan film 18 x
24 cm.
16. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan
kepada pasien untuk kembali mengganti pakaian dan
menunggu kartu pengambilan hasil.
3. Rekam Medik.
4. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 5. Instalasi Gawat Darurat.
6. Pelayanan Rawat Jalan.
7. Keuangan / Kasir.
43
PROSEDUR PEMERIKSAAN RETROGRADE
PYELOGRAFI (RPG)
44
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOFAGO MAAG
DUODENOGRAFI (OMD)
46
PROSEDUR PEMERIKSAAN MYELOGRAFI
48
PROSEDUR PEMERIKSAAN URETROCYSTOGRAFI
50
PROSEDUR PEMERIKSAAN COLON IN LOOP
52
PROSEDUR PEMERIKSAAN
BARIUM FOLLOW THROUGH
53
PROSEDUR PEMERIKSAAN BIPOLAR
URETHROCYSTOGRAFI (INDIRECT)
54
PROSEDUR PEMERIKSAAN
COR ANALISA
55
PROSEDUR PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI
56
PROSEDUR PEMERIKSAAN
HISTERO SALFINGOGRAFI (HSG)
57
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ANTEGRADE PYELOGRAFI (APG)
.1. Foto I dibuat plain foto pada daerah ginjal, ureter, dan
kandung kencing yang akan diperiksa dengan
menggunakan film ukuran 30 x 40 cm.
2. Masukkan kontras yang telah diencerkan ke dalam kateter
nefrostomi yang telah dipasang oleh dokter ahli urologi
dan kemudian buat foto AP supine dengan menggunakan
film 30 cm x 40 cm.
A. Persiapan Alat :
A. Pasien datang ke radiologi dalam keadaan sudah
terpasang drain (di pasang di instalasi bedah) oleh
dokter ahli urologi.
B. Kontras media non ionik 20 cc, spuit 20 cc, NaCl 100
cc, dan aquadest 200 cc.
PROSEDUR C. Handuk.
D. Handscoen.
E. Clamp.
F. Plaster.
G. Alkohol dan betadine
B. Proyeksi AP :
A. Posisi Pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
B. Posisi Objek :
Posisikan midle sagital plane (MSP) pada pertengahan
kaset atau bucky.
C. Central Ray (CR) :
Arah sinar vertical tegak lurus kaset.
58
D. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada crista illiaca.
C. Proyeksi Oblique
A. Posisi Pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan semi supine.
B. Posisi Objek :
a. Atur tubuh pasien dalam posisi miring sehingga
membentuk sudut 45 derajat terhadap meja
pemeriksaan.
b. Tekuk lutut pasien yang jauh dari meja pemriksaan
dan luruskan kaki yang dekat dengan meja
pemeriksaan serta letakan kedua tangan dibawah
kepala sebagai ganjalan atau bantalan agar pasien
merasa lebih nyaman.
C. Central Ray (CR) :
Arah sinar vertical tegak lurus kaset.
D. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) 2 inci dari medial SIAS atau
1 inci diatas crista illiaca.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
59
PROSEDUR PEMERIKSAAN SCHEDELL
60
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA
SCHEDELL
No. Dokumen
Tanggal dan Nomor Revisi
445/205/Rad- Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
61
PROSEDUR PEMERIKSAAN SELLA KHUSUS
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan semi prone diatas meja
pemeriksaan / brankar dan atru sisi yang diperiksa
dekat dengan meja pemeriksaan.
b. Atur kedua tungkai dalam keadaan lurus.
c. Atur kedua lengan dalam keadaan lurus disamping
tubuh, atau.
d. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri menghadap
kaset dan atur middle sagital plane (MSP) tubuh
membentuk sudut 45o terhadap kaset.
PROSEDUR 2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala sejajar
dengan kaset.
b. Posisikan bidang coronal kepala tegak lurus kaset.
c. Atur dagu pasien dalam keadaan fleksi atau
ditundukkan.
3. Central Ray (CR) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
4. Central Point (CP) :
Arahkan sinar pada titik 2,5 cm ke arah superior dan 2,5
cm ke arah anterior dari meatus acustic eksternal (MAE).
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
62
PROSEDUR PEMERIKSAAN
SINUS PARANASAL (SPN)
A. Proyeksi Waters
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone diatas meja
pemeriksaan atau berdiri menghadap bucky stand.
b. Posisikan kedua tungkai dalam keadaan lurus
disamping tubuh.
c. Posisikan kedua tangan dalam keadaan lurus
disamping kepala.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala tegak
lurus kaset.
b. Atur kepala dalam keadaan fleksi / ditengadahkan
sehingga orbito meatal line (OML) membentuk
sudut 37o terhadap kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
PROSEDUR
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada region occipital
menembus acantion.
B. Proyeksi Face Bone Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan Semi prone diatas
meja pemeriksaan atau posisikan pasien dalam
keadaan berdiri menghadap bucky stand dan atur
midle sagital plane (MSP) tubuh membentuk sudut
45o terhadap kaset.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala sejajar
dengan kaset.
b. Posisikan bidang coronal kepala tegak lurus kaset.
c. Atur dagu dalam keadaan fleksi / ditundukkan.
63
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada ossa zygomaticum.
C. Proyeksi Cadwell
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone di meja
pemeriksaan atau berdiri menghadap bucky stand.
b. Atur kedua tungkai lurus.
c. Atur kedua lengan dalam keadaan lurus di samping
kepala.
2. Posisi objek
a. Posisikan orbito meatal line (OML) tegak lurus
kaset.
b. Posisikan glabella dan hidung menempel pada kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar CR 23o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada daerah region
occipital menembus glabellomental line.
4. Rekam Medik.
5. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 6. Instalasi Gawat Darurat.
7. Pelayanan Rawat Jalan.
8. Keuangan / Kasir.
64
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA MANDIBULA
65
derajat kearah Cranialy
c. Central Point (CP) = Arahkan CP pada Angulus
Mandibula yang jauh dari kaset.
C. Proyeksi Submento Vertikal
1) Posisi Pasien
Pasien duduk membelakangi kaset yang Vertikal
2) Posisi Objek
a. Leher Full Extensi, Vertikal menempel kaset
b. MSP Vertikal sejajar kaset
c. Punggung pasien diberi pengganjal dengan bantal,
leher full ekstensi kepala bertumpu pada vertex diatas
area bidang kaset
3) Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = 250 Cranialy
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan film
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
66
PROSEDUR PEMERIKSAAN TEMPORO
MANDIBULA JOINT (TMJ)
67
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arah sinar 15o sampai 20o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada daerah os parietal
menembus TMJ yang difoto.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
68
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS MASTOID
69
b. Atur dagu dalam posisi fleksi atau dagu ditundukkan
ke bawah.
c. Lipat sisi daun telinga yang diperiksa ke arah
anterior.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR): 12 Cranially
- Central Point (CP): 1 inch posterior MAE
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
70
PROSEDUR PEMERIKSAAN ORBITA
72
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS PETROSUM
73
PROSEDUR PEMERIKSAAN CERVICAL
74
2) Posisi Objek
a. Miringkan badan pasien hingga 450
b. Pandangan lurus kedepan dagu diangkat (extensi)
3) Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = arahkan sinar 150 - 200
c. Central Point (CP) = pada cervical IV
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
75
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORACAL
B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Pasien True Lateral, Lutut Flexi
2. Posisi Objek
a. Pasien tidur miring kearah yang diperiksa, bidang
coronal median tubuh segaris dengan midline meja
pemeriksaan sehingga sumbu panjang tulang
belakang terletak pada bidang midline meja.
b. Kedua tungkal bawah lurus
c. Kedua tangan saling menempel dan diletakkan
77
disamping kepala
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset.
c. Central Point (CP) = Thoracal 9 & 10
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir
78
PROSEDUR PEMERIKSAAN LUMBO SACRAL
B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Pasien True Lateral, Lutut Flexi
2. Posisi Objek
a. Pasien tidur miring kearah yang diperiksa, bidang
coronal median tubuh segaris dengan midline meja
pemeriksaan sehingga sumbu panjang tulang
belakang terletak pada bidang midline meja.
b. Kedua tungkai bawah lurus
c. Kedua tangan saling menempel dan diletakkan
79
disamping kepala
3. Pengaturan Sinar.
c. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
d. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset
e. Central Point (CP) = 3 jari dibawah SIAS.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir
80
PROSEDUR PEMERIKSAAN COCCYGEUS
3) Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = pada pertengahan SIAS
81
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
82
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) tubuh pada
83
pertengahan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset.
b. Letakkan kedua tangan lurus di samping tubuh.
c. Batas atas pada cervical VII dan batas bawah pada
diafragma.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 150 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertikal tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada thorakal V.
4. Intruksikan kepada pasien untuk melakukan inspirasi
yang dalam dan tahan nafas sebelum dilakukannya
eksposi.
C. Posisi Thorax Lateral Kanan
1. Posisikan pasien dalam posisi miring ke kanan dan
letakkan kedua tangan diatas kepala serta arahkan sinar
secara horizontal ke sisi kanan rongga thorax yg
diperiksa. Tujuan dilakukannya pemeriksaan thorax
lateral kanan yaitu untuk melihat effusi pleura yang ada
dirongga thorax.
D. Posisi Thorax Lateral Kiri
1. Posisikan pasien dalam posisi miring ke kiri dan letakkan
kedua tangan diatas kepala serta arahkan sinar secara
horizontal ke sisi kiri rongga thorax yg diperiksa. Tujuan
dilakukannya pemeriksaan thorax lateral liri yaitu untuk
menilai cairan yang ada di cavum pleura pada rongga
thorax.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Gawat Darurat.
5. Pelayanan Rawat Jalan.
6. Keuangan / Kasir.
84
PROSEDUR PEMERIKSAAN TOP LORDOTIK
85
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
86
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA CLAVICULA
87
PROSEDUR PEMERIKSAAN POLOS ABDOMEN
88
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO
6. Rekam Medik.
7. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 8. Instalasi Gawat Darurat.
9. Pelayanan Rawat Jalan.
10. Keuangan / Kasir.
89
PROSEDUR PEMERIKSAAN ABDOMEN TIGA POSISI
90
c. Letakkan kedua lengan pasien di atas kepala.
2. Posisi Objek :
a. Bidang coronal sejajar dengan kaset.
b. Abdomen dalam posisi true lateral.
c. Kaset diposisikan dalam posisi horizontal dan
diletakkan dibelakang tubuh pasien.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan Sinar (CR) horizontal tegak lurus kaset.
- Central Point (CP):
Pada diafragma sebelah kanan.
C. Proyeksi AP Setengah Duduk
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan setengah duduk
diatas meja pemeriksaan atau brankar.
b. Posisikan kedua tungkai lurus.
c. Letakkan kedua tangan dibelakang tubuh dalam
keadaan lurus sambil menyanggga badan.
2. Posisi Objek :
a. Poisikan MSP tubuh pasien tegak lurus pada
pertengahan kaset.
b. Posisikan abdomen dalam posisi true AP dan
letakkan di tengah-tengah kaset.
c. Batas ataspada processus xypoideus dan batas
bawah pada simpisis pubis (diafragma harus
terlihat).
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Centra Ray (CR) :
Arahkan sinar (CR) tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) umbilicus.
4. Modifikasi dengan manipulasi alat :
a. Posisi pasien supine, posisi objek lateral, dan
Arah sinar horizontal.
b. Posisi pasien prone dan arah sinar horizontal.
c. Posisi pasien supine dan arah sinar vertical.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
91
PROSEDUR PEMERIKSAAN ATRESIA ANI
93
PROSEDUR PEMERIKSAAN SHOULDER JOINT
94
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS HUMERUS
A. Proyeksi AP
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk disamping meja
pemeriksaan .
2. Posisi Objek :
a. Letakkan Articulations cubiti dalam posisi true AP diatas
meja pemeriksaan.
b. Posisikan sendi siku dalam keadaan ekstensi penuh dan
dalam posisi true AP.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada pertengahan articulation cubiti.
B. Proyeksi Lateral
PROSEDUR
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk disamping meja
pemeriksaan.
b. Letakkan sisi articulation cubiti yang diperiksa dekat
dengan meja pemeriksaan.
1. Posisi Objek :
a. Posisikan sendi siku dalam keadaan fleksi 90o terhadap
kaset.
b. Posisikan lengan bawah dan telapak tangan dalam
keadaan true lateral dan sisi ulnaris menempel pada kaset.
2. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset .
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada epicondilus lateral.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
96
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS ANTEBRACHII
97
PROSEDUR PEMERIKSAAN WRIST JOINT
98
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA MANUS
99
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS
100
PROSEDUR PEMERIKSAAN FEMUR
101
dan tungkai bawahnya ke arah caudal
Tungkai atas diarahkan kebelakang, Genu
Fleksi dan tungkai bawahnya diarahkan ke
posterior penderita
c. Kaset diletakkan horizontal dan memanjang
dibawah tungkai atas yang di foto
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan Femur
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
102
PROSEDUR PEMERIKSAAN ARTICULATIO GENU
(KNEE JOINT)
103
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada Condylus Medialis
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
104
PROSEDUR PEMERIKSAAN CRURIS
2. Posisi Objek
a. Tungkai bawah yang akan di foto diatur True
Lateral, dengan mengatur Knee Joint dan Ankle
Joint masing-masing dalam kedudukan True
Lateral
105
b. Kaset Vertikal pada Tepi Medial dari tungkai yang
akan di foto
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada Pertengahan Ossa Cruris
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
106
PROSEDUR PEMERIKSAAN ANKLE JOINT
107
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
108
PROSEDUR PEMERIKSAAN PEDIS
109
C. Obligue
1. Posisi Pasien : Tidur Supine diatas meja pemeriksaan,
tungkai yang tidak difoto lurus dapat pula diatur
dengan posisi penderita duduk genu dari tungkai yang
di foto fleksi, telapak kaki diletakkan pada pertengahan
kaset.
2. Posisi objek : Tungkai diatur condong kelateral,
sehingga tepi medial telapak kaki terangkat dan telapak
kaki membentuk sudut 300 terhadap kaset.
3. Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) Pada Basis Metatarsal III
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
110
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA
A. Tatalaksana Umum :
1. Pada saat dilakukannya proses pemeriksaan diusahakan
pasien jangan dipindahkan dari tempat tidur atau
brankar, tetapi apabila pasien diharuskan untuk
dipindahkan ke atas meja pemeriksaan X-Ray, maka
tenaga untuk mengangkat pasien harus cukup dan
memadai demi untuk mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan dan tenaga yang dibutuhkan untuk
PROSEDUR mengangkat pasien ke atas meja pemeriksaan X- Ray
minimal berjumlah empat orang.
2. Pada saat dilakukannya proses pemeriksaan usahakan
semaksimal mungkin untuk tidak memanipulasi posisi
pasien dan apabila menginginkan posisi tambahan yang
lain maka usahakan untuk memanipulasi posisi alat dan
bukan memanipulasi pasien.
3. Untuk pemeriksaan lanjutan tergantung pada instruksi
dokter spesialis radiologi.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Gawat Darurat.
5. Pelayanan Rawat Jalan.
6. Keuangan / Kasir.
111
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ASPIRASI BENDA ASING
112
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS
TRAUMA HEPAR
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
113
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA
TRACTUS URINARIUS
114
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PADA KASUS TRAUMA LIEN
No. Dokumen
445/242/Rad- Tanggal dan Nomor Revisi
Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
115