Anda di halaman 1dari 115

ALUR PELAYANAN PASIEN

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/156/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Merupakan alur pelayanan agar pasien dapat ditangani
PENGERTIAN
secepat dan seoptimal mungkin.
Prosedur ini sebagai panduan dalam memberikan pelayanan
TUJUAN kepada pasien yang datang untuk berobat ke Rumah Sakit
Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Pemeriksaan radiologi dilakukan berdasarkan permintaan
pemeriksaan radiodiagnostik dari dokter yang memberikan
pelayanan. Setiap surat permintaan dari dokter harus
dicantumkan nama pasien, umur, nomor CM, nomor LBP /
SJP, diagnosa, dan bila perlu hasil pemeriksaan fisik dan
hasil laboratorium pasien.
2. Tanggung jawab dari hasil pemeriksaan (expertise)
radiologi adalah dokter spesialis radiologi, sedangkan staf
radiologi (radiografer) hanya bertanggung jawab dalam hal
proses pembuatan gambaran radiografi.
3. Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan bahan
kontras media misalnya : BNO IVP, OMDF,
URETROGRAFI, dan lain-lain serta pemeriksaan USG
PROSEDUR
dibuatkan jadwal pemeriksaan tersendiri.
4. Pemeriksaan radiodiagnostik diberikan kepada peserta
IGD, rawat jalan dan rawat inap.
5. Pasien umum dari IGD, rawat jalan dan Rawat Inap
dengan menunjukkan surat permintaan Pemeriksaan
radiodiagnostik dari dokter yang memberikan pelayanan.
6. Pasien JKN dari IGD, rawat jalan dan rawat inap yang
datang untuk pemeriksaan radiodiagnostik dengan
menunjukkan surat permintaan pemeriksaan
radiodiagnostik dari dokter yang memberikan pelayanan
dengan menulis nama pasien, umur, nomor CM, nomor
LJB atau SJP dan melengkapi foto copy peserta JKN.

UNIT TERKAIT 1. Rekam Medik.


2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

1
PENDAFTARAN PASIEN

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi


Jumlah Halaman
445/157/Rad-
1/1
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pendaftaran merupakan proses registrasi terhadap pasien


PENGERTIAN
yang ingin melakukan pemeriksaan radiografi.
Prosedur ini sebagai panduan dalam memberikan pelayanan
TUJUAN
kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan radiografi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Setiap Pasien datang ke bagian pendaftaran instalasi
radiologi dengan membawa bukti surat permintaan
pemeriksaan radiodiagnostik yang ditandatangani oleh
dokter pengirim.
2. Pasien didaftarkan dalam buku registrasi Instalasi
Radiologi.
PROSEDUR
3. Petugas radiologi memberikan pelayanan sesuai dengan
urutan antrian dan melakukan anamnese tentang keluhan
penyakit yang diderita oleh pasien serta menjelaskan
kepada pasien mengenai proses pemeriksaan yang akan
dilakukan.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

2
PEMBAYARAN

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/158/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses administrasi kepada pasien yang


PENGERTIAN datang untuk melakukan pemeriksaan radiodiagnostik dan
ultra sonografi di instalasi radiologi.
Sebagai pedoman untuk mempermudah seorang pasien atau
keluarga pasien dalam hal menyelesaikan masalah proses
TUJUAN administrasi kepada pasien dan keluarga pasien yang datang
untuk melakukan pemeriksaan radiodiagnostik dan ultra
sonografi di instalasi radiologi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Pasien Rawat Jalan atau Poli Klinik


1. Pasien atau keluarga pasien datang ke instalasi
radiologi dengan membawa surat pengantar permintaan
pemeriksaan radiologi ke bagian administrasi atau kasir
untuk menyelesaikan proses pembayaran sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diinginkan.
2. Setelah pasien atau keluarga pasien selesai melakukan
pembayaran di bagian administrasi atau kasir, maka
pasien atau keluarga pasien kembali ke instalasi
radiologi dengan membawa kwitansi stempel lunas
tanda pembayaran.
3. Petugas radiologi akan melakukan pemeriksaan
radiodiagnostik sesuai dengan surat permintaan yang di
inginkan oleh dokter pengirim.
B. Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD)
PROSEDUR 1. Petugas brankar membawa pasien ke instalasi radiologi
dan mendaftarkannya di loket pendaftaran instalasi
radiologi.
2. Setelah petugas radiologi (radiografer) selesai
melakukan pemeriksaan radiodiagnostik, maka petugas
radiologi mengisi lembaran kwitansi pembayaran dan
menyerahkannya ke bagian administrasi atau kasir,
karena seluruh biaya pengobatan IGD dan radiologi
nantinya akan dihitung secara keseluruhan oleh bagian
administrasi atau kasir.
C. Pasien Rawat Inap
1. Perawat ruangan membawa pasien ke instalasi radilogi
dan mendaftarkannya di loket pendaftaran instalasi
radiologi.
2. Setelah petugas radiologi (radiografer) selesai
melakukan pemeriksaan radiodiagnostik, maka petugas
3
radiologi mengisi lembaran kwitansi pembayaran dan
menyerahkannya ke bagian rawat inap, karena seluruh
biaya pengobatan rawat inap dan radiologi nantinya
akan dihitung secara keseluruhan oleh ruang rawat inap
dan bagian administrasi atau kasir.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

4
PENGAMBILAN HASIL GAMBARAN RADIOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/159/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pengambilan hasil radiografi adalah suatu proses tentang


PENGERTIAN bagaimana tata cara pasien atau keluarga pasien untuk
mengambil hasil gambaran radiografi di instalasi radiologi.
Sebagai pedoman dalam hal untuk memperlancar dan
TUJUAN mempermudah seorang pasien atau keluarga pasien untuk
mengambil hasil gambaran radiografi di instalasi radiologi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Setelah pasien melakukan pemeriksaan radiodiagnostik,


maka seorang radiografer wajib untuk memberikan karcis
atau tanda bukti pengambilan hasil gambaran radiografi
kepada pasien atau keluarga pasien, perawat ruangan, dan
petugas IGD.
2. Pasien akan datang ke instalasi radiologi untuk mengambil
PROSEDUR hasil gambaran radiografi sesuai dengan hari dan tanggal
yang sudah ditentukan oleh petugas radiologi dengan cara
menunjukkan karcis atau tanda bukti pengambilan hasil
gambaran radiografi.
3. Prosedur tata cara pengambilan hasil gambran radiografi
ini dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien rawat inap,
maupun pasien IGD.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

5
PENGARSIPAN HASIL EKSPERTISE GAMBARAN
RADIOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/160/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pengarsipan hasil ekspertise gambaran radiografi adalah


PENGERTIAN suatu proses mengenai tentang bagaimana tata cara
melakukan penyimpanan hasil bacaan gambaran radiografi.
Sebagai pedoman dalam hal untuk mempermudah petugas
TUJUAN radiologi dalam mencari dan mengambil hasil gambaran
radiografi, jika ada pasien yang membutuhkannya.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Hasil ekspertise gambaran radiografi pasien dibuat dalam


tiga rangkap, dengan catatan lembaran putih (asli)
diberikan untuk pasien, lembaran kuning diberikan untuk
bagian rekam medik (RM), dan lembran merah untuk arsip
di instalasi radiologi.
PROSEDUR
2. Proses penyusunan atau pengarsipan hasil ekspertise
gambaran radiografi pasien dilakukan dengan berurutan
berdasarkan dengan tanggal, bulan, dan tahun.
3. Arsip hasil ekspertise gambran radiografi pasien disimpan
didalam lemari pengarsipan instalasi radiologi.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

6
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN RAWAT
JALAN UMUM

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/161/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses tentang kegiatan pemeriksaan


PENGERTIAN radiodiagnostik bagi pasien rawat jalan.

Prosedur ini sebagai panduan dalam memberikan pelayanan kepada


pasien yang datang ke instalasi radiologi untuk melakukan
TUJUAN pemeriksaan radiodiagnostik di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk.
Chik Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menerima surat permintaan pemeriksaan


radiodiagnostik dari dokter pengirim.
2. Petugas radiologi melakukan pendataan pasien dan
menerangkan kepada pasien tentang bagaiman proses
pemeriksaan yang akan dilakukan serta tentang bagaimana
proses pembayaran.
3. Petugas radiologi membuatkan jumlah objek tindakan
pemeriksaan yang dilakukan.
4. Sebelum petugas radiologi melakukan proses pemeriksaan
radiodiagnostik, pasien atau keluarga pasien terlebih dahulu
pergi ke bagian administrasi atau kasir untuk menyelseaikan
proses pembayaran.
5. Setelah pasien atau keluarga pasien selesai melakukan
pembayaran di bagian administrasi atau kasir, maka pasien atau
PROSEDUR keluarga pasien kembali ke instalasi radiologi dengan membawa
kwitansi stempel lunas tanda pembayaran.
6. Pemeriksaan radiodiagnostik akan dilakukan sesuai dengan
surat permintaan yang di inginkan oleh dokter pengirim.
7. Setelah proses pemeriksaan radiodiagnostik selesai dilakukan,
petugas radiologi memberitahukan kepada pasien jika
pengambilan hasil pemeriksaan radiodiagnostik dapat diambil
oleh pasien atau keluarga pasien pada waktu yang telah
ditentukan atau sehari setelah dilakukannya proses pemeriksaan
radiografi.
8. Dokter spesialis radiologi akan membacakan hasil pemeriksaan
radiografi pasien dan kemudian hasil bacaan radiografi akan
diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien untuk kemudian
dibawa kembali ke dokter pengirim.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT TERKAIT 4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

7
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN GAWAT
DARURAT (IGD)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/162/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses tentang pelayanan pemeriksaan


PENGERTIAN radiodiagnostik kepada pasien yang memerlukan penanganan
segera di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli
Untuk melakukan sebuah tindakan penyelamatan jiwa pasien
TUJUAN dan proses administrasi dapat dilakukan setelah proses
tindakan selesai dilakukan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas instalasi gawat darurat (IGD) segera menghubungi


petugas radiologi jika pasien tersebut membutuhkan
pemeriksaan radiodiagnostik.
2. Perawat instalasi gawat darurat (IGD) mengantarkan
pasien ke instalasi radiologi bersama dengan surat
permintaan pemeriksaan radiodiagnostik yang sudah
diberikan dan ditandatangani oleh dokter pengirim.
3. Petugas radiologi melakukan proses pendataan dibuku
pelayanan radiologi.
4. Selanjutnya petugas radiologi melakukan proses
PROSEDUR pemeriksaan radiodiagnostik sesuai dengan surat
permintaan pemeriksaan radiografi yang dibuat oleh
dokter pengirim.
5. Setelah petugas radiologi selesai melakukan proses
pemeriksaan radiodiagnostik terhadap pasien, maka
perawat membawa kembali pasien ke instalasi gawat
darurat (IGD) dan hasil pemeriksaan radiografi pasien
diberikan kepada dokter jaga.
6. Hasil gambaran pemeriksaan radiografi pasien akan
dibacakan oleh dokter spesialis radiologi dan diserahkan
kepada dokter pengirim.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

8
PELAYANAN RADIOLOGI PADA PASIEN RAWAT
INAP

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi


Jumlah Halaman
445/163/Rad-
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses tentang pelayanan pemeriksaan


kepada pasien rawat inap yang melakukan pemeriksaan
PENGERTIAN
radiodiagnostik di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik
Ditiro Sigli
Sebagai panduan dalam langkah-langkah proses pemeriksaan
TUJUAN
radiodiodiagnostik atas penyakit yang diderita oleh pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Perawat ruangan menelepon ke instalasi radiologi untuk


memberitahukan kepada petugas radiologi jika ada pasien
yang membutuhkan pemeriksaan radiodiagnostik.
2. Setelah itu perawat akan mengantarkan pasien beserta
dengan status pasien ke instalasi radiologi dan petugas
radiologi akan menerima surat permintaan pemeriksaan
radiodiagnostik yang telah dibuat dan ditandatangani oleh
dokter pengirim.
3. Selanjutnya petugas radiologi melakukan proses pendataan
pasien dan menjelaskan kepada pasien tentang bagaimana
proses pemeriksaan radiodiagnostik yang akan dilakukan.
4. Selanjutnya petugas radiologi melakukan proses
PROSEDUR pemeriksaan radiodiagnostik terhadap pasien sampai
selesai.
5. Setelah proses pemeriksaan radiodiagnostik selesai
dilakukan, petugas radiologi menuliskan kwitansi
pembayaran pada lembaran status pasien rawat inap.
6. Setelah semua proses pemeriksaan radiodiagnostik dan
juga pendataan pasien selesai dilakukan, kemudian
perawat kembali membawa dan mengantarkan pasien
untuk kembali ke ruangan rawat inap pasien.
7. Hasil gambaran pemeriksaan radiografi pasien akan
dibacakan oleh dokter spesialis radiologi dan diserahkan
kepada perawat ruangan inap untuk kembali dibawa dan
diserahkan kepada dokter pengirim.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

9
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEPERLUAN ALAT DAN
BAHAN HABIS PAKAI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/164/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Proses pengadaan kebutuhan alat kesehatan dan bahan habis


PENGERTIAN pakai (film roentgen, cairan developer, dan fixer) di Rumah
Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli
Untuk memeperlancar proses pelayanan radiodiagnostik
kepada pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiodiagnostik di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik
Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Instalasi radiologi mengisi form lembaran amprahan


barang alat kesehatan dan barang habis pakai, kemudian
ditandatangani oleh kepala ruangan instalasi radiologi.
2. Kemudian from lembaran amprahan barang alat kesehatan
dan barang habis pakai yang sudah di isi diserahkan
PROSEDUR kebagian unit gudang alat kesehatan dan bahan habis
pakai.
3. Selanjutnya pengurus barang, alat kesehatan dan bahan
habis pakai diserahkan ke instalasi radiology, kemudian
disimpan di tempat penyimpanan alat kesehatan dan bahan
habis pakai.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

10
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PESAWAT
X-RAY GENERAL PURPOSE MERK TOSHIBA

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/165/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pesawat x-ray General Purpose merupakan peralatan medis


yang digunakan sebagai perangkat pencitraan bagian dalam
PENGERTIAN tubuh pasien dengan memanfaatkan teknologi sinar tidak
tampak atau invisible ray yang diproduksikan dari vacuum
tube melalui teknik radiografi.
Untuk mengetahui tata cara menggunakan pesawat x-ray
TUJUAN
General Purpose secara benar dan tepat.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Persiapkan dan pasang semua bagian peralatan yang
dibutuhkan
2. Tekan push button ON (warnahijau) pada box panel
control
3. Tekan tombol ON pada control table, tunggu sampai unit
benar-benar ready (indicator ready menyala terus)
4. Pilih Tube 2 (dua) untuk pemeriksaan radiografi
5. Persiapkan pasien dan atur posisi pasien
6. Masukkan dan atur kaset pada bucky
7. Atur bidang penyinaran melalui settingan cahaya pada
kolimator
8. Atur kV selector, mA dan S pada control table sesuai
PROSEDUR kebutuhan
9. Ekspose dengan menekan ready lalu tekan ekspose pada
hand switch
10. Biarkan pesawat x-ray dalam kondisi stand-by dan ambil
kembali kaset dari bucky
11. Jika radiographer menyatakan hasil pemeriksaannya
bagus, pindahkan kembali pasien dari meja pemeriksaan.
Tetapi jika belum bagus, lakukan pemeriksaan ulang.
12. Apabila telah selesai, reset kembali kVp, mA & Second
selector pada posisi paling rendah.
13. Matikan pesawat x-ray dengan cara menekan tombol
OFF dan tekan kembali push button OFF (warna merah)
pada box panel control.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

11
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PESAWAT
X-RAY FLUOROSKOPI MERK TOSHIBA

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/166/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pesawat x-ray Fluoroskopi merupakan peralatan medis yang


digunakan sebagai perangkat pencitraan bagian dalam tubuh
PENGERTIAN pasien dengan memanfaatkan teknologi sinar tidak tampak
atau invisible ray yang diproduksikan dari vacuum tube
melalui teknik fluoroskopi.
Untuk mengetahui tata cara menggunakan pesawat x-ray
TUJUAN
Fluoroskopi secara benar dan tepat.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Persiapkan dan pasang semua bagian peralatan yang
dibutuhkan
2. Tekan push button ON (warna hijau) pada box panel
control
3. Tekan tombol ON pada control table, tunggu sampai unit
benar-benar ready (indicator ready menyala terus)
4. Pilih Tube 1 (satu) untuk pemeriksaan fluoroskopi
5. Persiapkan pasien dan atur posisi pasien
6. Tarik kedua plate pada magazine feed dan magazine take
up sampai lampu indicator di sebelah kiri mati
7. Atur kV , mA dan S pada control table sesuai kebutuhan
8. Kemudian pilih pembagian film sesuai dengan yang
diinginkan (tunggu sampai lampu indicator pembagian
film menyala)
9. Tekan tombol fluoroskopi pada control table, lalu pilih
obyek yang akan di foto
PROSEDUR 10. Setelah obyek yang diinginkan terlihat pada layar
monitor, tekan ekspose pada handle dan jangan di lepas
sampai suara indikator menyala.
11. Ulangi langkah nomor 7,8,9 dan 10 untuk pemeriksaan
fluoroskopi seterusnya
12. Jika pemeriksaan telah selesai maka diperhatikan untuk
indikator film, apabila lampu indikator menyala maka
diharuskan untuk mengosongkan film, dengan menekan
tombol reset. Kemudian secara otomatis film akan keluar
ke take up magazine dan film tersebut masih bisa
digunakan.
13. Apabila telah selesai, reset kembali kVp, mA & Second
selector pada posisi paling rendah.
14. Matikan pesawat x-ray dengan cara menekan tombol
OFF dan tekan kembali push button OFF (warna merah)
pada box panel control.

12
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

13
PERSIAPAN PADA PASIEN PEMERIKSAAN ULTRA
SONOGRAFI (USG)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/167/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses persiapan pasien sebelum


PENGERTIAN
dilakukannya pemeriksaan ultra sonografi (USG).
Sebagai panduan dalam langkah-langkah persiapan pasien
TUJUAN sebelum dilakukannya proses pemeriksaan ultra sonografi
(USG) di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Ultra Sonografi (USG) Abdomen Whole


1. Pasien dianjurkan untuk melakukan persiapan (puasa
selama 4 jam) Sebelum dilakukannya proses
pemeriksaan ultra sonografi (USG), tapi pasien
diperbolehkan untuk minum.
2. Pasien dianjurkan untuk menahan air kecil 1 jam
sebelum dilakukannya pemeriksaan ultra sonografi
(USG) dan pada pasien yang menggunakan kateter
maka kateternya harus di klem atau dilepas.
B. Ultra Sonografi Abdomen Organ Bagian Atas (Hepar,
Pankreas, Limpa, dan Kandung Empedu)
PROSEDUR 1. Pasien dianjurkan untuk melakukan persiapan (puasa
selama 4 jam) Sebelum dilakukannya proses
pemeriksaan ultra sonografi (USG), tapi pasien
diperbolehkan untuk minum.
C. Ultra Sonografi Organ Bagian Bawah (Ginjal,
Appendix, Adnexa, Uterus, dan Vesika Urinaria)
1. Pasien dianjurkan untuk menahan air kecil 1 jam
sebelum dilakukannya pemeriksaan ultra sonografi
(USG) agar kandung kemih terisi penuh pada saat
dilakukannya pemeriksaan dan pada pasien yang
menggunakan kateter maka kateternya harus di klem
atau dilepas.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

14
PEMERIKSAAN ULTRA SONOGRAFI (USG) PADA
PASIEN RAWAT JALAN UMUM

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/168/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan suatu proses pemeriksaan ultra sonografi (USG)


PENGERTIAN pada pasien rawat jalan yang datang berobat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli
Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yang datang ke instalasi radiologi untuk melakukan
TUJUAN
pemeriksaan ultra sonografi (USG) di Rumah Sakit Umum
Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menerima surat permintaan pemeriksaan


ultra sonografi (USG) yang diberikan dan sudah
ditandatangani oleh dokter pengirim.
2. Petugas radiologi memberitahukan biaya pemeriksaan
ultra sonografi (USG) kepada pasien atau keluarga pasien.
PROSEDUR 3. Pasien atau keluarga pasien melakukan pembayaran di
bagian administrasi atau kasir.
4. Dokter spesialis radiologi melakukan pemeriksaan ultra
sonografi (USG) sesuai dengan surat permintaan yang di
inginkan oleh dokter pengirim.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

15
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK TANPA
MENGGUNAKAN BAHAN MEDIA KONTRAS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/169/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Pemeriksaan radiodiagnostik tanpa mennggunakan bahan


media kontras adalah sebuah pemeriksaan radiodiagnostik
PENGERTIAN
terhadap pasien yang dilakukan tanpa menggunakan bahan
media kontras.
Sebagai panduan dalam melaksanakan tindakan medis di
TUJUAN instalasi radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik
Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan bahan media


kontras dilakukan atau dilaksanakan oleh radiografer.
2. Pemeriksaan radiodiagnostik tanpa menggunakan bahan
media kontras antara lain schedell, thorax, abdomen,
PROSEDUR
thoraco lumbal, lumbo sacral, humerus, antebrachi, manus,
femur, cruris, ankle joint, pedis, dan lain-lain.
3. Hasil gambaran pemeriksaan radiografi pasien akan
dibacakan oleh dokter spesialis radiologi.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

16
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN MEDIA KONTRAS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/170/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Proses pemeriksaan radiodiagnostik terhadap pasien dengan


cara menggunakan bahan media kontras yang dimasukkan
PENGERTIAN
secara intra vena atau arteri, oral, saluran kencing, dan
saluran pembuangan (anus).
Sebagai panduan dalam melaksanakan tindakan medis di
TUJUAN instalasi radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik
Ditiro Sigli
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pemeriksaan radiologi dengan cara menggunakan bahan


media kontras dilakukan atau dilaksanakan oleh dokter
spesialis radiologi dan radiografer (dokter spesialis
radiologi yang menyuntikkan bahan media kontras kepada
pasien dan radiografer yang membuat gambaran radiogrfi).
PROSEDUR 2. Pemeriksaan radiodiagnostik dengan cara menggunakan
bahan media kontras antara lain oesofagografi, BNO IVP,
uretrografi, uretrocytografi, appendicografi, oesofagografi
maag duodenografi, fistel, colon in loop, dan lain-lain.
4. Hasil gambaran pemeriksaan radiografi pasien akan
dibacakan oleh dokter spesialis radiologi.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

17
PROSEDUR PENYUNTIKAN BAHAN MEDIA
KONTRAS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/171/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Suatu bahan jenis non ionic low osmolar (optiray 350 atau
iopamiro 370) yang dapat digunakan dalam pemeriksaan
PENGERTIAN radiodiagnostik untuk memperlihatkan organ yang ingin
dilihat, agar dapat terlihat dengan lebih jelas dari jaringan
yang berada disekitarnya.
Untuk memperlihatkan bagian organ tubuh yang akan
TUJUAN
diperiksa dengan lebih jelas.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Penyuntikan bahan media kontras dilakukan oleh dokter


spesialis radiologi, tetapi apabila penyuntikan bahan
kontras dilakukan oleh radiografer harus berada dibawah
pengawasan dokter spesialis radiologi yang sedang jaga.
2. Selanjutnya lakukan skin test terhadap pasien untuk
melihat indikasi apakah pasien alergi atau tidak terhadap
PROSEDUR
bahan media kontras.
3. Jika setelah selesai dilakukannya skin test dan ternyata
pasien tidak mengalami alergi terhadap bahan media
kontras maka masukkan bahan media kontras ke tubuh
pasien dengan cara via wing needle dan awasi pasien
selama 20 30 menit.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

18
PENATALAKSANAAN SHOCK ANAFILATIK

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/172/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang radiografer dan


dokter spesialis radiologi untuk mengatasi pasien shock
PENGERTIAN
akibat mengalami alergi yang disebabkan oleh obat bahan
media kontras, agar tidak terjadi hal hal yang lebih fatal.
Untuk mencegah dan mengatasi akibat dari efek samping
TUJUAN
yang dapat disebabkan dari bahan media kontras.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pada pasien yang mengalami alergi (eritema, urtikaria,


gelisah, batu, sesak nafas , dan muntah-muntah).
2. Pada pasien yang mengalami shock (tingkat kesadaran
menurun dan hipotensi).
3. Obat anti alergi atau steroid, O2, adrenalin ampul, selang
O2, cairan infus NaCl, infuset, spuit 3 cc, spuit 5 cc,
stetoskop, dan tensimeter.
4. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi dari
PROSEDUR kepala.
5. Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen 4 6 ltr/menit
melalui kateter hidung atau sangkup muka.
6. Segera berikan obat suntikan adrenalin 0,3 ml intra
muskuler dan dapat diulang setiap 10 15 menit,
kemudian dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0,5 0,9
mg/kg berat badan perjam.
7. Untuk tindakan selanjutnya dapat dipanggil perawat dan
dokter jaga atau dokter internis.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

19
PROSEDUR PENGOPERASIAN PESAWAT ULTRA
SONOGRAFI (USG)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/173/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Prosedur pengoperasian pesawat Ultra sonografi (USG) adalah


tentang tata cara bagaimana seorang dokter radiologi (radiolog)
PENGERTIAN
dalam menggunakan atau mengoperasikan alat Ultra Sonografi
(USG) dengan baik dan benar.
Untuk menjaga keawetan alat USG agar berada dalam keadaan
TUJUAN
selalu siap untuk digunakan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Persiapkan dan pasang semua peralatan yang dibutuhkan


2. Pasang power cord alat ke stop kontak listrik yang tersedia.
3. Untuk menghidupkan tekan tombol ON yang ada pada alat USG
.
4. Atur dan pilih MODE aplikasi diagnostik USG.
5. Masukkan data pasien ID melalui keybord USG dan pilih EXIT
bila telah terisi semuanya.
6. Untuk melakukan pemeriksaan ,oleskan jelly pada pasien dan
gunakan probe yang telah dipilih.
7. Pilih mode pengukuran (A/M/BD),untuk memilih gain,geser
knob-knob kekanan atau kekiri.
PROSEDUR 8. Lakukan pengukuran dengan menempelkan probe pada
area/bagian tubuh pasien yang akan di scan.
9. Setelah bidang pengukuran didapat,tekan FREZ untuk
menghentikan pengukuran dan data akan tersimpan secara
otomatis.
10. Tekan PLAY BACK untuk memutar ulang rekaman tadi
dan tekan sekali lagi untuk menghentikannya.
11. Setelah semua gambar didapat,tekan PRINT untuk
mencetak gambar.
12. Setelah selesai matikan alat USG dengan menekan
tombol OFF dan besihkan serta tempatkan pada posisi
semula dengan aman dan rapi.
1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit(IPSRS)
UNIT TERKAIT
2. Bendahara Barang..

20
PROSEDUR PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
FILM RONTGEN

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/174/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Prosedur penyimpanan dan penggunaan Film Radiologi
(Rontgen) adalah tata cara bagaimana seorang petugas
PENGERTIAN
Radiologi (Radiografer) dalam mengelola, menyimpan dan
menggunakan Film Rontgen dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam menyimpan dan
TUJUAN
menggunakan Film Rontgen.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Fungsi Film Rontgen
Fungsi Film Rontgen adalah pencatat bayangan radiografi
yang sangat peka terhadap sinar x dan cahaya tampak
B. Cara penyimpanan Film yang belum di Ekspose
1. Penyimpanan di gudang dengan kondisi sebagai berikut
a. Udara dingin dan kering
b. Sirkulasi udara yang cukup
c. Film harus disimpan berdiri
d. Hindari dari bahan kimia
e. Temperatur yang sesuai
f. Bebas radiasi dan bahan Radioaktif lainnya.
2. Penyimpanan di kamar gelap
a. Disimpan pada meja kering
b. Dibuka pada keadaan gelap (dengan pencahayaan
PROSEDUR
safe light)
c. Disimpan tegak jajar berdiri
d. Kotak Film selalu tertutup
3. Dikamar pemeriksaan
a. Didalam kaset
b. Jauh dari sumber radiasi
c. Terpisah antara Film yang telah di ekspose dengan
yang belum di ekspose
C. Cara Penggunaan Film Rontgen.
1. Sebelum dilakukan penggambaran (ekspose) Film
Rontgen harus di masukkan kedalam kaset, ini harus
dilakukan di kamar gelap (kedap cahaya)
2. Didalam kamar gelap kotak Film dibuka, lalu Film
dimasukan satu lembar untuk satu kaset sesuai ukuran..

21
3. Setelah Film dimasukkan kedalam kaset dan di tutup
rapat, kotak Film juga harus di tutup kembali sebelum
petugas keluar dari kamar gelap. hal ini dilakukan
supaya Film tidak terkena cahaya tampak yang dapat
merusak Film.
4. Setelah dilakukan penggambaran (ekspose) Film akan
dilakukan proses pencucian untuk menetapkan
gambaran.
5. Proses pencucian ini juga harus dilakukan di dalam
kamar gelap.
1. Bendahara Barang.
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Farmasi.
3. Keuangan / Kasir.

22
PROSEDUR PENGOPERASIAN LAMPU SAFE LIGHT

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/175/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Prosedur pengoperasian Lampu Safe Light adalah tata cara
PENGERTIAN bagaimana seorang petugas radiologi (Rodiografer)
menggunakan lampu Safe Light dengan baik dan benar
Untuk menjaga keawetan lampu Safe Light agar dalam
TUJUAN
keadaan siap untuk digunakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi
A. Pengertian dan Fungsi Safe Light
1) Safe Light adalah lampu yang biasanya berwarna
merah atau jingga dengan keredupan tertentu yang
berfungsi untuk menerangi kamar gelap pada saat
melakukan prosesing Film
2) Lampu Safe Light dipasang di atas tangki Developer
ini bertujuan agar pada saat proses pembangkitan
bayangan laten ditangki Developer dapat dipantau
(Inspeksi).
B. Pengoperasian Lampu Safe Light
1. Persiapkan dan pasang semua peralatan yang
PROSEDUR dibutuhkan
2. Pasang power cord alat ke stop kontak listrik yang
tersedia
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
4. Selanjutnya matikan semua lampu kamar gelap
5. Kemudian proses pencucian manual sudah dapat
dimulai
6. Setelah pencucian selesai, hidupkan kembali lampu
kamar gelap
7. Matikan peralatan dan tekan kembali tombol OFF

1. Instalasi Pemeliharaaan Sarana Rumah Sakit(IPSRS)


UNIT TERKAIT 2. Bendahara Barang .

23
PROSEDUR PENGGUNAAN KASET RADIOLOGI

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/176/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Prosedur penggunaan Kaset Radiologi adalah tata cara
PENGERTIAN bagaimana seorang petugas radiologi (Radiografer) dalam
menggunakan kaset dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam menggunakan kaset
TUJUAN
radiologi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi
A. Pengertian dan fungsi kaset
1) Kaset adalah suatu tabung (Container) tahan cahaya
yang berisi 2 buah intensifying screen yang
memungkinkan untuk dimasukkan Film Rontgen
diantara keduanya
2) Kaset dapat diperincikan sebagai berikut:
a. Barkelit yaitu bahan yang tahan cahaya tetapi
secara Relative Radiolusen dan terbuat dari
Almunium
b. IS (Intensifying Screen) yaitu bahan yang
menyerap Radiasi (sinar-x) dan memancarkannya
kembali dalam bentuk cahaya tempak.
c. Tempat meletakkan Film Rontgen
d. Lapisan timah yang akan menyerap sinar x yang
PROSEDUR menembus lapisan screen paling luar.
e. Per dari baja yang membuat Film dan Screen
berhubungan dengan rapat
3) Fungsi Kaset
a. Untuk melindungi Film dari pengaruh cahaya
b. Untuk menjaga agar Film tetap rapat dengan Screen
c. Untuk melindungi Screen dari pengaruh tekanan
mekanik
B. Cara penggunaan kaset
1. Sebelum di ekspose kaset harus diisi dengan Film
Rontgen di dalam kamar gelap.
2. Kaset yang akan di Ekspose ditempatkan dibawah,
disamping, didepan atau dibelakang objek yang akan
difoto tergantung arah sinar yang diposisikan
3. Kaset tidak dapat ditempatkan terbalik karena akan

24
menghasilkan penggambaran yang tidak sempurna
4. Kaset yang sudah di isi Film Rontgen hanya dapat
dibuka di dalam kamar gelap agar tidak terjadi
kerusakan pada Film tersebut.
5. Apabila kaset sedang tidak digunakan dapat disimpan
dalam keadaan berdiri baik di kamar pemeriksaan
maupun di kamar gelap.

1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit(IPSRS)


UNIT TERKAIT 2. Bendahara Barang

25
PROSEDUR PENGGUNAAN GRID

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/177/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Prosedur penggunaan Grid adalah tata cara bagaimana
PENGERTIAN seorang petugas radiologi (radiografer) dalam
menggunakan grid dengan baik dan benar.
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan dalam menggunakan Grid
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi
A. Pengertian dan fungsi Grid
1) Grid adalah salah satu alat untuk mengurangi atau
mengeliminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke
Film
2) Grid berupa lempengan timah (PB) dan Almunium
(AL) yang terdiri lajur-lajur lapisan tipis timbal yang
disusun tegak di antara bahan-bahan yang tembus
radiasi seperti kayu, plastik dan barkelit
B. Cara penggunaan Grid
1. Pemakaian Grid hanya digunakan pada objek-objek
yang memiliki nomor Atom tinggi contoh: Thorax,
PROSEDUR Schedel, Abdomen dll. Sedangkan yang nomor Atom
rendah tidak contoh: Ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah
2. Grid digunakan bersamaan dengan kaset yaitu di
letakkan langsung diatas kaset (Menempel) dibawah
objek
3. Ukuran Grid harus disesuaikan dengan ukuran kaset
dan dipasangkan berjarak sama dengan kaset. Contoh:
Kaset 35x35 harus menggunakan Grid 35x35 juga
4. Grid tidak dapat dipasangkan terbalik (yang bagian atas
ke bawah) karena dapat menghalangi sinar x yang
menghasilkan gambaran yang tidak sempurna.
1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit(IPSRS)
UNIT TERKAIT 2. Bendahara Barang

26
PROSEDUR PENGGUNAAN MARKER RADIOLOGI

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/178/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Penggunaan marker radiologi adalah tata cara bagaimana
PENGERTIAN seorang petugas radiologi (Radiografer) dalam menggunakan
marker radiologi dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam menggunakan marker
TUJUAN

Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1) Secara umum Informasi pasien yang dicantumkan pada
foto adalah nama, tanggal, nomor foto dan nama instansi
atau rumah sakit. Biasanya marker identitas ini disediakan
sedikit tempat pada pojok ujung kaset konvensional yang
tertutup Lead Block pada Film Holder
2) Dalam teknik pemasangan teks marker lokasi pemasangan
marker ID pasien juga menunjukkan hubungan terhadap
bagian anatomi tubuh pasien yang di foto
3) Untuk foto dada Informsi ID pasien pada bagian atas
PROSEDUR
margin
4) Untuk foto Abdoman Informasi ID pasien diletakkan pada
bagian bawah
5) Mereka Radiopaque, baik R (Right) atau L (Left) harus
terpasang pada setiap gambar radiografi yang
mengindikasikan kanan atau kiri tubuh pasien atau bagian
ekstremitas tubuh mana yang di foto
6) Perlu diperhatikan pemasangan marker juga jangan sampai
mengganggu gambaran anatomi tubuh yang disajikan
1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit(IPSRS)
UNIT TERKAIT 2. Bendahara Barang.

27
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN
AUTOMATIC PROCESSING FILM

Tanggal dan Nomor


No. Dokumen Jumlah Halaman
Revisi
445/179/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
APF merupakan suatu peralatan yang ditempatkan secara
khusus di ruang gelap dan digunakan untuk memproses atau
PENGERTIAN
mencucu film hasil dari expose x-ray yang dapat bekerja
secara otomatis.
TUJUAN Tata cara untuk menggunakan APF secara benar dan tepat
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Persiapan dan pasang semua bagian peralatan yang
dibutuhkan (termasuk cairan pemprosesan)
2. Pasang power cord alat ke stop kontak listrik yang tersedia.
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
4. Tunggu beberapa saat hingga temperature kerja APF
tercapai pada range 36 s/d 380C
5. Masukkan terlebih dahulu Film rusak untuk membersihkan
kotoran-kotoran yang mungkin tersisa dan melekat pada
rollen ger APF
6. Selanjutnya matikan semua lampu sehingga ruangan benar-
benar gelap.
PROSEDUR 7. Buka casset dan ambil filmnya dengan hati-hati (untuk
menghindari dari tergores dan berlipat).
8. Masukkan film tadi kedalam APF melalui cover board dan
pastikan mengenai switch otomatis ketika film
dimasukkan.
9. Pastikan film bergerak/diproses secara normal melalui
tahapannya masing-masing dan tunggu hingga film keluar
dari APF dengan sempurna.
10. Masukkan film baru ke dalam casset yang telah terbuka
tadi
11. Nyalakan kembali lampu dan penerangan lain.
12. Matikan peralatan dan tekan kembali tombol OFF

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPRS)


2. Bendahara Barang

28
PENGOPERASIAN LAMPU BACA FOTO RONTGEN

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/180/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Pengoperasian lampu baca foto Rontgen adalah tata cara
bagaimana seorang Dokter Radiologi (Radiolog)
PENGERTIAN
menggunakan lampu baca foto Rontgen dengan baik dan
benar
Untuk menjaga keawetan lampu baca foto Rontgen agar
TUJUAN
dalam keadaan siap untuk digunakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Pengertian dan fungsi lampu baca foto Rontgen


1. Lampu baca foto Rontgen adalah salah satu alat
kesehatan yang berfungsi untuk memberikan
penerangan pada hasil foto negatif Rontgen agar
menjadi lebih mudah dilihat untuk memberikan
informasi sebanyak-banyaknya terhadap penegakan
diagnosa.
2. Lampu baca Rontgen ini dipasang di dinding ruang
Radiolog atau di ruang tindakan
B. Pengoperasian lampu baca foto Rontgen
PROSEDUR
1. Persiapkan dan pasang semua peralatan yang
dibutuhkan
2. Pasang Pawer Cord alat ke stop kontak listrik yang
tersedia
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
4. Radiolog sudah dapat memasang foto pada lampu baca
dan menuliskan keterangan-keterangan serta
kesimpulan foto tersebut pada lembaran hasil
5. Apabila telah selesai matikan peralatan dengan
menekan kembali tombol pada posisi OFF
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS).
2. Bendahara Barang.

29
PROSEDUR PENGGUNAAN THERMOLUMINISENCE
DOSIMETER ( TLD )

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/181/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

TLD adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur


PENGERTIAN seberapa besar dosis radiasi yang sudah diterima oleh setiap
masing masing pekerja radiasi (radiografer).
Untuk mengetahui seberapa besar paparan radiasi yang sudah
diterima oleh setiap masing - masing pekerja radiasi
TUJUAN
(radiografer) serta untuk menjaga agar keselamatan dan
keamanan pekerja radiasi (radiografer) dapat terjamin.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Penggunaan TLD yang sudah diterima harus digunakan


sesuai dengan nomor pribadi masing - masing pekerja
radiasi (radiografer) yang sudah sesuai pada pendaftaran
formulir pemakaian TLD.
2. Setiap masing - masing petugas yang bekerja di instalasi
radiologi harus memakai TLD sesuai dengan ID nomor
pribadi yang telah dibuat oleh masing - masing petugas
(tidak boleh sampai berganti atau tertukar dengan nomor
ID TLD orang lain).
3. Pada saat sedang bekerja atau melakukan pemeriksaan
radiodiagnostik masing - masing radiografer harus
menggunakan TLD dan apabila TLD tidak digunakan
PROSEDUR diwajibkan untuk menyimpan TLD ditempat yang jauh
dari medan radiasi.
4. TLD tidak boleh dengan sengaja atau dengan tidak sengaja
ditempatkan atau diletakkan secara langsung pada daerah
atau pada pusat tempat keluarnya sinar radiasi.
5. Setiap ruangan radiasi harus memiliki ruangan film
kontrol yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan
dosis radiasi yang diterima oleh setiap radiografer dengan
daerah disekitarnya.
6. Setelah pemakaian TLD sudah berlansung selama satu
periode (1 bulan), maka TLD beserta TLD kontrol harus
segera dikirim ke badan BPFK pusat untuk segera
dievaluasi.
1. Petugas PPR.
UNIT TERKAIT 2. Tim K3 Rumah Sakit.
3. Keuangan / Kasir.

30
PROSEDUR PENGGUNAAN DOSIMETER
PERORANGAN

Tanggal dan Nomor


No. Dokumen Jumlah Halaman
Revisi
445/182/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Dosimeter Perorangan ialah suatu alat yang di gunakan
PENGERTIAN untuk mengukur dosis radiasi yang di terima oleh pemakai
alat tersebut
Untuk mengetahui seberapa besar paparan radiasi yang sudah
diterima oleh pekerja radiasi (Radiografer) serta untuk
TUJUAN
menjaga agar keselamatan dan keamanan pekerja radiasi
dapat terjamin.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Prinsip kerja alat ini berdasarkan Ionisasi yang terjadi pada
tabung berisi gas yang berfungsi sebagai detektornya.
2. Pemakaian dosimeter perorangan ini dapat digunakan oleh
beberapa petugas dan tidak dikhususkan pada satu orang
saja untuk satu alat.
3. Pemakaian dosimeter perorangan wajib di lakukan oleh
petugas pada saat melakukan penggambaran dengan
PROSEDUR
Fluoroscopy
4. Dapat dibaca secara langsung dengan display digital tanpa
memerlukan peralatan tambahan
5. Alat ini tidak dapat menyimpan informasi dosis dalam
waktu lama, karena itu petugas yang memakai dosimeter
harus mencatat dosis yang diterima selama satu peroide (1
Bulan)
UNIT TERKAIT 1. Petugas PPR.
2. Tim K3 Rumah Sakit.
3. Keuangan / Kasir.

31
PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG
RADIASI OLEH PETUGAS RADIOLOGI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/183/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja seorang


PENGERTIAN pekerja radiasi, agar keselamatan dan keamanan pekerja
radiasi dapat terjamin.
Untuk menekan dosis radiasi yang diterima oleh seorang
TUJUAN
pekerja radiasi seminimal dan sekecil mungkin.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pada saat melakukan pemeriksaan radiodiagnostik harus


diusahakan jarak antara petugas radiologi (radiografer)
dengan sumber radiasi harus agak jauh.
2. Pada saat melakukan pemeriksaan radiodiagnostik
diharuskan bagi petugas radiologi (radiografer) untuk
berlindung pada daerah kerja yang aman terhadap radiasi.
PROSEDUR
3. Jika memungkinkan diharuskan untuk setiap petugas
radiologi (radiografer) untuk memakai alat pelindung
radiasi (apron) pada saat sedamg melakukan pemeriksaan
radiodiagnostik terhadap pasien.
4. Setiap petugas radiologi (radiografer) diharuskan untuk
berusaha menghindari terjadinya pengulangan pemotretan.
1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).
UNIT TERKAIT
2. Tim K3Rumah Sakit.

32
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/184/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Radiografer adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan


PENGERTIAN teknik radiodiagnostik dan radioterapi sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan
Untuk memastikan agar personil benar-benar lulusan yang
TUJUAN profesional dibidang radiografi dan pasien ditangani oleh
tenaga profesional.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Kualifikasi radiografer ditentukan berdasarkan pendidikan


yang terdiri dari:
a. Diploma III Akademi Penata Rontgen, Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi
b. Diploma III Radiologi, Pendidikan Ahli Madya
Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan
Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi
PROSEDUR
c. Diploma IV Teknik Radiologi, atau
d. Sarjana Terapan Teknik Radiologi
2. Radiografer harus memiliki STRR (Surat Tanda Registrasi
Radiografer) yang dikeluarkan oleh MTKI
3. Radiografer harus memiliki SIKR (Surat Izin Kerja
Radiografer) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).
UNIT TERKAIT
2. Tim K3Rumah Sakit.

33
PROSEDUR PROTEKSI RADIASI TERHADAP PASIEN

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/185/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan tata cara untuk meminimalkan dosis radiasi yang


PENGERTIAN
akan diterima oleh pasien
TUJUAN Untuk meminimalkan dosis radiasi yang diterima pasien
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pastikan obyek yang akan diperiksa sesuai dengan


permintaan dokter agar tidak terjadi pengulangan foto.
2. Radiografer harus mengatur luas lapangan penyinaran
sesuai dengan obyek yang akan diperiksa.
3. Radiografer harus mengatur jarak antara pasien dan
sumber radiasi (FFD) sesuai dengan prosedur pemeriksaan
PROSEDUR
radiografi
4. Radiografer harus mengatur pemberikan tegangan (kV),
arus tabung dan waktu (mAs) seminimal mungkin tanpa
mengurangi kualitas gambaran radiografi
5. Apabila memungkinkan, pasang alat proteksi radiasi pada
organ yang sensitif terhadap radiasi
1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).
UNIT TERKAIT
2. Tim K3Rumah Sakit.

34
PROSEDUR PROTEKSI RADIASI TERHADAP
PENDAMPING PASIEN

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/186/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Merupakan tata cara untuk membatasi dosis radiasi yang akan


PENGERTIAN
diterima oleh pendamping pasien
Untuk membatasi dosis radiasi yang diterima oleh
TUJUAN
pendamping pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Perhatikan selalu aspek proteksi radiasinya
2. Lengkapi pendamping pasien dengan baju apron atau alat
proteksi lainnya
PROSEDUR 3. Tempatkan mereka pada daerah dengan medan radiasi
yang lebih rendah
4. Atur luas lapangan penyinaran agar sesuai dengan obyek
yang akan diperiksa
1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).
UNIT TERKAIT 2. Tim K3Rumah Sakit.
3. Radiografer

35
PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN
DARURAT

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/187/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Suatu keadaan yang tidak normal yang terjadi di Insalasi


PENGERTIAN
Radiologi seperti bencana alam
Untuk memberikan pertolongan kepada pasien, keluarga
TUJUAN
pasien dan petugas radiologi
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Petugas radiologi mematikan alat dengan menekan tombol
OFF pada control panel
2. Petugas radiologi menghubungi PPR dan tim K3 Rumah
Sakit
3. PPR menerima laporan dari petugas radiologi
4. PPR dan tim K3 Rumah Sakit langsung menuju ke lokasi
kejadian
5. PPR dan tim K3 Rumah Sakit melakukan penyelamatan
PROSEDUR terhadap korban
6. PPR memastikan tidak ada pasien atau pendamping pasien
di dalam ruangan radiologi dan membuat tanda larangan
masuk area radiologi
7. PPR memcatat hari, tanggal, lokasi kejadian, alat/pesawat
radiologi yang digunakan, jenis kejadian, nama pasien,
nama petugas radiologi yang berdinas pada saat itu dan
tindakan pengamanan yang dilakukan
8. PPR melaporkan ke BAPETEN melalui telepon.
1. Radiografer/Petugas Radiologi
UNIT TERKAIT 2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR).
3. Tim K3Rumah Sakit.

36
PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN
KERJA (K3)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/188/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Korban kecelakaan kerja radiasi adalah apabila seseorang


PENGERTIAN pekerja radiasi telah menerima dosis radiasi jauh melampaui
nilai batas dosis yang telah diizinkan selama untuk 1 tahun.
Sebagai pedoman dalam menangani seorang pekerja korban
TUJUAN kecelakaan radiasi agar dapat terhindar dari kesalahan
prosedur kerja.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas proteksi radiasi (PPR) melakukan pencatatan hari,


tanggal, bulan, dan tahun dalam menghitung standar dosis
radiasi yang diizinkan untuk diterima oleh masing
masing pekerja radiasi selama dalam 1 tahun.
2. Pekerja korban kecelakaan radiasi harus dikirim untuk
diperiksa oleh tim medis.
3. Pemeriksaan hasil tes darah yang diwajibkan antara lain
pemeriksaan hemoglobin (HB), entrosit, leukosit,
trombosit, dan laju endap darah.
4. Apabila dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui
PROSEDUR
adanya kelainan patologis yang diakibatkan dari radiasi
pada seorang radiografer atau seorang yang bekerja di
instalasi radiologi maka pengaturan pola kerja petugas
tersebut harus diubah.
5. Apabila kecelakaan kerja terjadi pada seorang ahli
radiodiagnostik maka aktivitas kerjanya harus dibatasi
dengan hanya mengexpertise hasil gambaran radiografi.
6. Petugas yang mengalami kecelakaan kerja radiasi mengisi
formulir dan mengirimnya ke panitia keselamatan kerja
(K3) rumah sakit.
1. Tim K3 Rumah Sakit.
2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR ).
UNIT TERKAIT
3. Radiografer

37
PEMENUHAN KEBUTUHAN OBAT ANTI ALERGI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/189/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Penggunaan obat anti alergi adalah suatu obat yang


digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi negative yang
PENGERTIAN timbul akibat dari penggunaan bahan media kontras.
Ketersediaan obat anti alergi ini adalah suatu hal yang mutlak
dan harus wajib ada di instalasi radiologi.
Untuk mencegah terjadinya efek negative yang diakibatkan
TUJUAN
karena penggunaan bahan media kontras.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Data keperluan akan kebutuhan semua obat - obatan anti


alergi ditulis dalam buku amprahan obat.
2. Permintaan akan kebutuhan semua obat - obatan anti alergi
diajukan ke instalasi farmasi.
PROSEDUR 3. Instalasi farmasi membuatkan bukti barang keluar (BBK)
dan kemudian ditanda tangani oleh petugas instalasi
farmasi serta petugas penerima barang.
4. Setelah itu obat obatan anti alergi diserahkan ke instalasi
radiologi sesuai dengan kebutuhan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi.

38
PROSEDUR PEMERIKSAAN DENGAN PESAWAT
ULTRASONOGRAFI (USG)

No. Dokumen
445/190/Rad- Tanggal dan Nomor Revisi
Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TGK. CHIK DITIRO SIGLI 1/2

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Prosedur Pemeriksaan ultra sonografi (USG) adalah teknik


PENGERTIAN pemeriksaan radiologi dengan cara menggunakan alat
sonografi yang diakukan oleh dokter spesialis radiologi.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
ultra sonografi (USG).
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Persiapan Pasien :
1. Petugas radiologi menginstruksi kepada pasien untuk
melakukan puasa minimal 6 jam sebelum pemeriksaan,
tetapi boleh minum air putih saja.
2. Untuk bayi puasa 2-3 jam. Pada kasus akut seperti
trauma tidak perlu puasa.
2. Teknik Pemeriksaan :
1. USG Gastrointestinal :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keadaan
organ hepar, lien, pancreas, dan gall bleder serta
kemungkinan adanya cairan bebas pada organ intra
abdomen. Gunakan transducer yang sesuai dengan
ketebalan objek yang akan diperiksa.
2. USG Abdomen :
1) Pasien mulai berpuasa jam 23.00 atau jam 11
malam
PROSEDUR 2) Pasien sudah berada di rumah sakit jam 8.30
untuk dilakukan pemeriksaandan masih dalam
keadaan puasa
3) Apabila sudah ada foto sebelumnya atau hasil
laboratorium mohon untuk dibawa
4) Pasien tidur di tempat tidur pasien untuk
dilakukan pemeriksaan
5) Pasien selesai dan di bolehkan buka puasa
3. USG Urologi
1) Pasien dipersiapkan minimal 4 jam sebelum
pemeriksaan
2) 4 jam sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan
minum air putih sebnyak 1000ml dan tahan
kencing sebelum dilakukan pemeriksaan.
3) Untuk pasien dengan menggunakan kateter,
selang kateter diklem antar 4 jam sebelum
pemeriksaan

39
4. USG daerah Mc Burney :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai organ
appendix dan sekitarnya. Gunakan transducer dengan
resolusi tinggi di daerah Mc. Burney.
5. USG Mamma :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat jaringan
mammae dan menilai apakah ada atau tidaknya tumor
kistik atau solid serta keganasan pada mammae.
Gunakan transducer khusus untuk jaeingan lunak.
6. USG Thyroid :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai jaringan pada
kelenjar tyroid apakah ada atau tidaknya tumor kistik
atau solid serta perluasan ke jaringan sekitarnya.
7. USG Obstetri dan Gynecologi :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai
kesejahteraan janin, usia kehamilan, kelainan yang ada
pada janin dan uterus. Untuk USG gynekologis dapat
dinilai keadaan uterus dan adnexa serta keadaan organ
sekitarnya. Gunakan transducer trasabdominal sama
dengan USG abdomen bila perlu pakai USG
transvaginal.
8. USG Schedell :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan
patologis di intracranial pada neonatus dengan
meletakkan transducer di frontanella mayor. Gunakan
transducer dengan frekuensi tingi tinggi untuk menilai
parenchime otak transducer berfrekuensi rendah untuk
mngevaluasi daerah ventrikel dan sekitarnya.
9. USG Prostat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai prostat.
Pada pemeriksaan ini gunakan transducer berfrekuensi
rendah transabdominal.
10. USG Soft Tissue :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan
patologis di sof tissue yang akan diperiksa.
11. USG Sendi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan soft
tissue sendi. Gunakan transducer berfrekuensi tinggi.
12. USG Scrotum/ Testis
Pemerisaan ini dilakukan untuk mengevaluasi scrotum
seperti kelainan hidrokel dll
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

40
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOFAGOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/191/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR OPERASIONAL Tanggal
PROSEDUR Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi oesofagografi adalah teknik pemeriksaan


PENGERTIAN radiologi dengan cara menggunakan bahan kontras barium
enema untuk memperoleh gambaran oesophagus.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi oesofagografi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pada saat sebelum dilakukannya proses pemeriksaan


petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaimana proses pemeriksaan oesophagus.
2. Pasien melakukan persiapan puasa selama 8 jam sebelum
pemeriksaan.
3. Pasien mengganti pakaian dengan pakaian yang telah
disediakan oleh petugas radiologi
4. Campuran BaSO4 dengan satu gelas air putih sebanyak
250 cc dengan perbandingan 1: 1 untuk dikulum dan
ditelan, 1:3 untuk diminum.
5. Barium dimasukkan ke mulut pasien dan sebelum di telan
harus menunggu Instruksi dari dokter Spesialis Radiologi
atau radiografer yang melakukan pemeriksaan
6. Exsposi dilakukan pada saat pasien sedang menelan
barium.
7. Foto I: AP menggunakan film 30 x 40 cm.
8. Foto II: Obligue kiri menggunakan film 30 x 40 cm.
9. Foto III: Oblique kanan menggunakan fil 30 x 40 cm.
10. Foto IV: lateral menggunakan film 30 x 40.
11. Apabila ada posisi khusus atas permintaan radiologi, maka
dapat dibuat foto tambahan.
12. Pemeriksaan selesai, pasien diminta untuk kembali
mengganti pakaian dan menunggu kartu pengambilan
hasil.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

41
PROSEDUR PEMERIKSAAN INTRA VENOUS
PYELOGRAFI (IVP)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/192/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi intra vena pyelografi adalah teknik


pemeriksaan radiografi dengan cara menggunakan bahan
PENGERTIAN
media kontras yang dimasukkan melalui pembuluh darah
vena. Untuk melihat organ traktus urinarius ( kelenjar kemih )
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi intra vena pyelografi (IVP) .
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Pada saat sebelum dilakukannya proses pemeriksaan


petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaimana proses pemeriksaan intra vena pyelografi (IVP)
2. Pada hari dilakukannya pemeriksaan pasien datang ke
ruang instalasi radiologi dalam keadaan sudah melakukan
persiapan di rumah atau dari ruangan.
A. Persiapan Pasien
1. Sebelum dilakukannya proses pemeriksaan pasien
dianjurkan untuk makan makanan yang tidak banyak
mengandung serat seperti bubur kecap selama dua hari.
2. Selama proses persiapan sebelum dilakukannya
pemeriksaan pasien di anjurkan untuk tidak boleh
banyak berbicara dan merokok.
3. Pada jam 20.00 wib sehari sebelum pemeriksaan pasien
dianjurkan untuk meminum 2 tablet dulcolax..
4. Pada jam 22.00 wib pasien dianjurkan lagi untuk
PROSEDUR
meminum 2 tablet dulcolax
5. Pada jam 00.00 wib pasien dianjurkan unruk meminum
garam inggris
6. Pada jam 05.00 wib pasien dianjurkan untuk memakai
dulcolax sub anal yang dimasukkan melalui lubang
anus.
7. Sebelum dilakukannya proses pemeriksaan, petugas
radiologi menginstruksikan kepada pasien untuk buang
air kecil (BAK) dan mengganti pakaian dengan pakaian
yang telah disediakan oleh petugas radiologi.
B. Teknik Pemeriksaan
1. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
2. Foto I dilakukan dengan posisi BNO AP dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.

42
3. Kemudian sebelum dilakukannya penyuntikan bahan
media kontras ke dalam tubuh pasien, terlebih dahulu
harus dilakukan skin test terhadap pasien. Untuk
melihat apakah pasien tersebut ada mengalami alergi
terhadap bahan media kontras.
4. Jika diperlukan dapat disuntikkan obat premedikasi
pada pasien.
5. Jika setelah dilakukannya skin test terhadap pasien dan
ternyata pasien tersebut tidak mengalami alergi
terhadap bahan media kontras, maka suntikkan bahan
media kontras ke dalam tubuh pasien secara perlahan
lahan melalui intra vena.
6. Kemudian dilakukan stuing pada daerah abdomen.
7. Setelah selesai disuntikkannya bahan media kontras ke
dalam tubuh pasien, kemudian lakukan pemotretan ke
II pada menit ke 5 7 dengan menggunakan posisi
BNO AP yang bertujuan untuk melihat fungsi ginjal
dengan menggunakan film 24 x 30 cm.
8. Kemudian setelah itu Stuing dilepaskan.
9. Kemudian setelah itu lakukan pemotretan ke III pada
menit ke 15 dengan menggunakan posisi BNO AP yang
bertujuan untuk melihat fungsi ureter dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.
10. Kemudian setelah itu lakukan pemotretan ke IV pada
menit ke 30 dengan menggunakan posisi BNO AP yang
bertujuan untuk melihat fungsi uretra dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.
11. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan maka petugas
radiologi mempersilahkan pasien untuk turun dari meja
pemeriksaan dan pasien diperbolehkan untuk minum air
putih atau buka puasa.
12. Petugas radiologi (radiografer) melakukan konsultasi ke
dokter spesialis radiologi yang sedang jaga apakah
diperlukan foto lanjutan ke menit 60 dan seterusnya.
Apabila tidak diperlukan lagi foto lanjutan, maka
dilanjutkan ke point ke 11.
13. Setelah pasien selesai minum air putih, maka petugas
radiologi menginstruksikan kepada pasien untuk buang
air kecil (BAK).
14. Setelah pasien selesai buang air kecil (BAK), maka
kembali posisikan pasien dalam keadaan supine diatas
meja pemeriksaan
15. Kemudian setelah itu lakukan foto V dalam keadaan
post miksi (PM) yang bertujuan untuk melihat apakah
masih terdapat bahan media kontras pada vesika
urinaria pasien tersebut dengan menggunakan film 18 x
24 cm.
16. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan
kepada pasien untuk kembali mengganti pakaian dan
menunggu kartu pengambilan hasil.
3. Rekam Medik.
4. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 5. Instalasi Gawat Darurat.
6. Pelayanan Rawat Jalan.
7. Keuangan / Kasir.

43
PROSEDUR PEMERIKSAAN RETROGRADE
PYELOGRAFI (RPG)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/193/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Tanggal Direktur
Ditetapkan
STANFDAR PROSEDUR
22 Agustus 2016
OPERASIONAL
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi retrograde pyelografi adalah teknik


pemeriksaan radiografi dengan cara menggunakan bahan
PENGERTIAN media kontras yang dimasukkan ke dalam organ tractus
urinarius melalui wire RPG yang sudah dipersiapkan oleh
dokter ahli. Untuk memperoleh gambaran tractus urinaria.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi retrograde pyelografi (RPG).
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

2. Persiapan Alat Antara Lain Yaitu :


b. Pasien datang ke ruang instalasi radiologi dalam
keadaan sudah terpasang drain (di pasang di instalasi
bedah) oleh dokter ahli urologi.
c. Kontas media non ionik.
d. Spruit 20 cc.
e. Handuk.
f. Handscoen.
3. Foto I dibuat plain foto pada daerah ginjal yang akan
diperiksa dengan menggunakan film ukuran 24 x 30 cm.
PROSEDUR
4. Foto II dibuat dengan menggunakan posisi AP dan oblique
secara spot film sambil kontras disemprotkan melalui
drain sehingga pyelum ginjal tampak lebih jelas dengan
menggunakan film 24 x 30 cm.
5. Foto III dibuat pada daerah proximal ureter dan kandung
kencing setelah drai ditarik sepertiga dengan
menggunakan film 24 x 30 cm.
6. Foto IV dibuat pada daerah distal ureter dan kandung
kencing setelah drain ditarik secara keseluruhan dengan
menggunakan film ukuran 30 x 40 cm.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan..
5. Keuangan / Kasir.

44
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOFAGO MAAG
DUODENOGRAFI (OMD)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/194/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi oesofago maag duodenografi (OMDF)


adalah teknik pemeriksaan radiologi dengan cara
PENGERTIAN menggunakan bahan media kontras untuk memperoleh
gambaran esofagus maag dan duodenum dengan baik dan
benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi oesofagografi maag duodenografi (OMDF).
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Teknik Pemeriksaan Maag Duodenografi


a. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaiman proses pemeriksaan maag duodenografi.
b. Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien
untuk melakukan persiapan berupa puasa selama 4-6
jam sebelum dilakukannya proses pemeriksaan.
c. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah
disediakan oleh petugas radiologi.
d. Kemudian campurkan BaSO4 dengan satu gelas sprite
atau minuman soda sejenisnya (300 cc) dengan
perbandingan 1 : 4 sampai 1 : 6.
e. Kemudian instrusikan pasien untuk meminum media
kontras tersebut.
f. Posisikan pasien dalam posisi supine di atas meja
pemeriksaan dan disuruh berguling supaya media
PROSEDUR
kontras yang sudah diminum dapat merata di seluruh
permukaan lambung.
g. Foto I maag duodenal posisikan pasien dalam keadaan
supine diatas meja pemeriksaan da dilakukan dengan
menggunakan posisi AP dengan menggunakan film 24
x 30 cm.
h. Foto II maag duodenal posisikan pasien dalam posisi
prone diatas meja pemeriksaan dan berputar ke kiri.
i. Foto III maag duodenal pasien diposisikan dalam
keadaan tegak atau efect dengan menggunakan posisi
AP erect.
2. Teknik Pemeriksaan Esophagografi
a. Campurkan BaSO4 dengan air atau sprite sebanyak 50
cc dengan perbandingan 1 : 2.
b. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri tegak atau
erect.
45
c. Kemudian petugas radiologi menginstruksikan kepada
pasien untuk meminum media kontras sebanyak 2-3
sendok makan.
d. Setelah itu petugas radiologi menginstruksikan kepada
pasien untuk menelan media kontras yang sudah
diminum dan mengejan. Bersamaan dengan itu dibuat
foto esofagografi ke IV, V, dan VI dengan
menggunakan posis AP dengan menggunakan film 24 x
30 cm dibagi menjadi dua posisi oblique kiri dan
lateral.
e. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli
radiologi maka dapat dibuat foto tambahan sesuai
dengan yang diingikan dokter ahli radiologi.
f. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan
kepada pasien untuk kembali mengganti pakaian dan
menunggu kartu pengambilan hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

46
PROSEDUR PEMERIKSAAN MYELOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/195/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANFDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi myelografi adalah teknik pemeriksaan


PENGERTIAN radiologi dengan cara menggunakan baham media kontras
untuk memperoleh gambaran canalis spinalis.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi myelografi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

B. Persiapan Alat dan Bahan :


1. Spinal needle No. 20.
2. Spruit 10 cc dan 5 cc.
3. Lidokain.
4. Iopamiro 300, 10 ml.
5. Kassa steril.
6. Betadain 20 cc.
7. Alkohol 76%.
8. Plester.
9. Botol ciran liquor steril.
10. Hanscoon.
11. Aquadest steril.
12. Dook berlubang steril.
C. Teknik Pemeriksaan :
1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaimana proses pemeriksaan barium myelografi.
2. Petugas radiologi mengintruksikan kepada perawat
PROSEDUR
untuk mengganti pakaian pasien dengan pakaian yang
telah disediakan oleh petugas radiologi.
3. Suntikkan antiseptik pada daerah lumbal 3-5.
4. Posisikan pasien dalam keadaan tidur miring dan
menekuk lutut/knee chest, lalu dokter ahli radiologi
memasukkan spinal needle ke spinal pada cavum
arachnoid setinggi lumbal 3 - 4 atau 4 - 5, setelah itu
tampung cairan liquor lebih kurang 10 cc (1 botol)
pada botol steril.
5. Posisikan kepala pasien dalam keadaan ditinggikan.
6. Kemudian suntikkan media kontras sebanyak 10 cc dan
dilakukan serangkaian pemotretan sesuai dengan
kebutuhan.
7. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan
kepada perawat untuk kembali mengganti pakaian
pasien dan pasien kembali ke ruang rawat dan bed rest
selama 24 jam.
47
1. Rekam Medik.
UNIT TERKAIT 2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

48
PROSEDUR PEMERIKSAAN URETROCYSTOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/196/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003
Teknik radiografi uretrocystografi adalah teknik pemeriksaan
TUJUAN radiologi untuk memperoleh gambaran uretra dengan baik dan
benar serta untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan


PROSEDUR
uretrocystografi.
1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaimana proses pemeriksaan uretrocystografi.
2. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan
oleh petugas radiologi.
3. Petugas radiologi mengintruksikan pasien untuk buang air
kecil, agar kandung kemih kosong sebelum dilakukannya
proses pemeriksaan.
4. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
5. Kemudian larutkan 40 cc media kontras dengan larutan
fisiologis 200 cc.
6. Foto I dengan posisi pelvis minor AP polos dengan
menggunakan film 18 x 24 cm melintang.
7. Pada pemeriksaan ini terlebih dahulu dilakukan uretrografi.
8. Kemudian masukkan media kontras dengan menggunakan
blass spuit sebanyak 50 cc melalui ujung uretra, sambil
UNIT TERKAIT
ditarik ke arah lateral.
9. Kemudian bersamaan dengan itu dilakukan foto II dengan
posisi pelvis minor right posterior oblique (RPO) dengan
menggunakan film 24 x 30 cm melintang.
10. Kemudian masukkan media kontras sisanya dan dilakukan
foto III dengan pelvis minor left posterior oblique (LPO).
11. Tambahkan Kontras lebih kurang 100 cc sampai blaas
penuh.
12. Foto IV dengan posisi pelvis minor AP.
13. Foto V dengan posisi pelvis minor right posterior oblique
(RPO).
14. Foto VI dengan posisi pelvis minor left posterior oblique
(LPO).
15. Foto VII dengan posisi pelvis minor AP (post voiding)
16. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli
radiologi, maka dapat dibuat foto tambahan sesuai dengan
keinginan dokter ahli radiologi.
49
17. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstruksikan kepada
pasien untuk kembali mengganti pakaian dan menunggu
pengambilan hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

50
PROSEDUR PEMERIKSAAN COLON IN LOOP

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/197/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi colon in loop adalah teknik pemeriksaan


PENGERTIAN radiologi dengan menggunakan bahan media kontras untuk
memperoleh gambaran usus besar dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
colon in loop.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang


bagaimana proses pemeriksaan colon in loop.
2. Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien untuk
melakukan persiapan (puasa) selama 2 hari sebelum
dilakukannya pemeriksaan.
3. Selama proses persiapan (puasa) pasien dianjurkan untuk
makan makanan yang berserat seperti bubur kecap selama
2 hari dan pada malam hari sebelum dilakukannya proses
pemeriksaan pasien dianjurkan untuk meminum obat
pencahar.
4. Pasien datang ke instalasi radiologi dalam keadaan sudah
melakukan persiapan di rumah.
5. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan
oleh petugas radiologi.
6. Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien untuk
buang air kecil sebelum dilakukannya pemeriksaan.
PROSEDUR
7. Posisikan pasien dalam keadaan supine di atas meja
pemeriksaan.
8. Foto I dilakukan dengan posisi AP polos abdomen.
9. Campurkan BaSO4 dengan air 1000 cc dengan
perbandingan 1 : 8 dalam irrigator, kemudian selang
irrigator diklem.
10. Kemudian olesi ujung canula dengan pelicin atau jeli,
setelah itu masukkan ujung canula ke dalam anus.
11. Setelah itu Klem dibuka, lalu angkat irrigator setinggi 1
meter dari meja pemeriksaan. Aduk sampai media kontras
masuk seluruhnya sambil pasien putar ke kiri tiga kali
berturut-turut ( Single Kontas ).
12. Foto II dilakukan denagn posisi AP full filling.
13. Foto III dilakukan dengan posisi pasien dalam posisi
oblique kiri untuk melihat bagian flexura lienalis dengan
menggunakan film 30 x 40 cm.
14. Foto IV dilakukan dengan posisi pasien dalam posisi
51
oblique kanan untuk melihat bagian flexura hepatica dan
caecum dengan menggunakan film 30 x 40 cm.
15. Apabila diperlukan, foto posisi oblique kanan dan kiri full
filling.
16. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
buang air besar (BAB).
17. Pasien supine di meja pemeriksaan .
18. Olesi ujung canula dengan pelicin kemudian selang
diklem. Masukkan canula ke anus. Masukkan udara
dengan spuit 150 cc sebanyak 1000 cc. Foto V AP (
double kontras ).
19. Foto VI dilakukan dengan posisi pasien oblique kanan
masuk flexura hepatica dan caecum film 30 x 40 cm.
20. Foto VII dilakukan dengan posisi pasien oblique kiri
masuk flexura lienalis Film 30 x 40 cm.
21. Foto post evakuasi.
22. Apabila ada posisi tambahan (posisi khusus) atas
permintaan radiolog, dapat dibuat foto tambahan.
23. Pemeriksaan selesai dan pasien diminta untuk kembali
mengganti pakaian dan menunggu kartu pengambilan
hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

52
PROSEDUR PEMERIKSAAN
BARIUM FOLLOW THROUGH

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/198/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi barium follow through adalah teknik


pemeriksaan radiologi dengan menggunakan bahan media
PENGERTIAN
kontras untuk memperoleh gambaran usus halus dengan baik
dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
barium follow through.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang


bagaimana proses pemeriksaan barium follow through.
2. Sebelum dilakukannya pemeriksaan pasien dianjurkan
untuk melakukan persiapan sama halnya dengan
pemeriksaan BNO IVP.
3. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan
oleh petugas radiologi.
4. Setelah itu campurkan BaSO4 larutan fisiologis dengan
perbandingan 1 : 3 sebanyak 250 cc.
5. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
PROSEDUR
pemeriksaan.
6. Kemudian dilakukan foto pada menit ke 15, 30, dan 60
dengan posisi AP menggunakan film ukuran 30 x 40 cm
sampai ke refluks padadaerah ileocaecal jucntion.
7. Pemeriksaan dilakukan di bawah flouroskopi.
8. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli
radiologi, maka dapat dibuat foto tambahan sesuai dengan
keinginan dokter ahli radiologi.
9. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan kepada
pasien untuk kembali mengganti pakaian dan menunggu
kartu pengambilan hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

53
PROSEDUR PEMERIKSAAN BIPOLAR
URETHROCYSTOGRAFI (INDIRECT)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/199/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal
OPERASIONAL
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi bipolar urethrocytografi adalah teknik


PENGERTIAN pemeriksaan bipolar urethrocystografi melalui stoma untuk
memperoleh diagnosa yang tepat.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi bipolar urethrocystografi (indirect).
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang
bagaimana proses pemeriksaan bipolar urethrocystografi.
2. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
3. Larutkan 20 cc media kontras dengan larutan fisiologis
sebanyak 200 cc.
4. Foto I dilakukan dengan posisi pelvis minor AP polos
menggunakan film 24 x 30 cm, apabila terlihat blass penuh
dengan urine, maka keluarkan urine dengan dispool
melalui blass punctil.
5. Masukkan media kontras dengan blass spruit melalui blass
wt punctil sebanyak 100 cc, kemudian kateter di klem.
Lalu siapkan media kontras sebanyak 50 cc untuk
dimasukkan ke dalam uretra melalui ujung uretra sambil
PROSEDUR
ditarik ke arah lateral, bersamaan dengan itu pasien
disuruh kencing dan dilakukan foto II pelvis minor AP
menggunakan film 24 x 30 cm.
6. Masukkan 50 cc media kontras sisanya dan instruksikan
pasien untuk kencing (mengejan) bersamaan dengan itu
dilakukan foto III pelvis minor dengan menggunakan
posisi right posterior oblique (RPO) atau left posterior
oblique (LPO).
7. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli
radiologi, maka dapat dibuat foto tambahan sesuai dengan
keinginan dokter ahli radiologi.
8. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan kepada
pasien untuk kembali mengganti pakaian dan menunggu
kartu pengambilan hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

54
PROSEDUR PEMERIKSAAN
COR ANALISA

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/200/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal
OPERASIONAL
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi cor analisa adalah teknik pemeriksaan


PENGERTIAN radiologi untuk memperoleh gambaran jantung dengan cara
menelan larutan barium.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi cor analisa.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang


bagaimana proses pemeriksaan cor analisa.
2. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan
oleh petugas radiologi.
3. Kemudian siapkan larutan barium yang dilarutkan dengan
air dengan perbandingan 1:1 sebanyak kurang lebih 5
sendok.
4. Foto I pasien diminta untuk meminum barium 2 sendok
makan, setelah itu diinstruksikan pasien untuk menelan
PROSEDUR barium yang sudah diminum dan ditunggu beberapa saat,
kemudian setelah itu baru dibuat foto dengan posisi AP
dengan menggunakan film 35 x 35 cm.
5. Pada saat dilakukannya teknik pemotretan batas-batas
gambaran oesophagus harus terlihat mulai dari proximal
sampai dengan distal.
6. Foto II pasien diminta minum 3 sendok barium lagi setelah
itu intruksikan pasien untuk menelan barium yang sudah
diminum dan ditunggu beberapa saat, kemudian setelah itu
baru dibuat foto lateral dengan menggunakan film 35 x 35
cm.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

55
PROSEDUR PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/201/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal
OPERASIONAL
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi cystografi adalah teknik pemeriksaan radiologi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran dari traktus urinariaus.

Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan


TUJUAN radiologi cystografi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang


bagaimana proses pemeriksaan cystografi.
2. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan oleh
petugas radiologi.
3. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
4. Kemudian larutkan 15 cc media kontras dengan larutan biologis
150 cc.
5. Kemudian masukkan media kontras dengan blass spruit melalui
ujung uretra. Jika pasien memakai kateter maka masukkan
media kontras melalui ujung kateter kemudian di klem.
6. Foto I dilakukan dengan posisi pelvis minor AP polos dengan
menggunakan film 18 x 24 cm membujur.
PROSEDUR 7. Foto II dilakukan dengan pelvis minor AP dengan
menggunakan film 18 x 24 cm membujur.
8. Foto III dilakukan dengan posisi pelvis minor right posterior
oblique (RPO) menggunakan film 24 x 30 cm melintang.
9. Foto IV dilakukan dengan posisi pelvis minor left posterior
oblique (LPO) menggunakan film 24 x 30 cm melintang.
10. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli radiologi,
maka dapat dibuat foto tambahan sesuai dengan keinginan
dokter ahli radiologi.
11. Foto V post miksi dengan menggunakan film 18 x 24 cm
membujur.
12. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan kepada pasien
untuk kembali mengganti pakaian dan menunggu kartu
pengambilan hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

56
PROSEDUR PEMERIKSAAN
HISTERO SALFINGOGRAFI (HSG)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/202/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip. 1972006 200112 1 003

Teknik radiografi histero salfingografi (HSG) adalah teknik


PENGERTIAN pemeriksaan radiologi dengan menggunakan bahan kontras untuk
memeperoleh gambaran alat reproduksi wanita.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN histero salfingografi (HSG).
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien tentang


bagaimana proses pemeriksaan histero salfingografi (HSG).
2. Petugas radiologi mengintruksikan kepada pasien untuk
mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan oleh
petugas radiologi.
3. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
4. Foto I dilakukan dengan posisi pelvis AP polos.
5. Posisikan pasien dalam keadaan posisi litotomi.
3. Kemudian pasangkan HSG set.
4. Kemudian siapkan 10 15 cc media kontras.
5. Kemudian masukkan 3-5 cc media kontras ke dalam uterus dan
bersamaan dengan itu dilakukan foto II AP pelvis minor.
6. Posisikan pasien dalam posisi right posterior oblique (RPO),
PROSEDUR right kemudian masukkan media kontras 3-5 cc ke dalam uterus
dan bersamaan dengan itu dilakukan foto III pelvis minor RPO.
7. Posisikan pasien dalam posisi left posterior oblique (LPO),
kemudian masukkan media kontras 3-5- cc ke dalam uterus dan
bersamaan dengan itu dilakukan foto IV pelvis minor left
posterior oblique (LPO).
8. Pasien diposisikan supine, Salpingograf set dilepas dan dibuat
foto V pelvis minor post evakuasi.
9. Apabila ada posisi khusus atas permintaan dokter ahli radiologi,
maka dapat dibuat foto tambahan sesuai dengan keinginan
dokter ahli radiologi.
10. Pemeriksaan selesai dan petugas menginstrusikan kepada pasien
untuk kembali mengganti pakaian dan menunggu pengambilan
hasil.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT TERKAIT 4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

57
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ANTEGRADE PYELOGRAFI (APG)

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/203/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal
OPERASIONAL
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan antegrade pyelography (APG) adalah


teknik pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan
PENGERTIAN bahan kontras yang dimasukkan melalui kateter yang telah
dipasang oleh dokter ahli urologi dengan cara nefrostomi
percutan.
1. Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan
pemeriksaan radiologi antegrade pyelography (APG).
2. Untuk memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus
TUJUAN urinarius bagian proximal.
3. Untuk menunjukkan gambaran renal pelvic dan ureter
4. Memperoleh gambaran radiografi traktus urinarius dengan
baik dan benar.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

.1. Foto I dibuat plain foto pada daerah ginjal, ureter, dan
kandung kencing yang akan diperiksa dengan
menggunakan film ukuran 30 x 40 cm.
2. Masukkan kontras yang telah diencerkan ke dalam kateter
nefrostomi yang telah dipasang oleh dokter ahli urologi
dan kemudian buat foto AP supine dengan menggunakan
film 30 cm x 40 cm.
A. Persiapan Alat :
A. Pasien datang ke radiologi dalam keadaan sudah
terpasang drain (di pasang di instalasi bedah) oleh
dokter ahli urologi.
B. Kontras media non ionik 20 cc, spuit 20 cc, NaCl 100
cc, dan aquadest 200 cc.
PROSEDUR C. Handuk.
D. Handscoen.
E. Clamp.
F. Plaster.
G. Alkohol dan betadine
B. Proyeksi AP :
A. Posisi Pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
B. Posisi Objek :
Posisikan midle sagital plane (MSP) pada pertengahan
kaset atau bucky.
C. Central Ray (CR) :
Arah sinar vertical tegak lurus kaset.
58
D. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada crista illiaca.
C. Proyeksi Oblique
A. Posisi Pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan semi supine.
B. Posisi Objek :
a. Atur tubuh pasien dalam posisi miring sehingga
membentuk sudut 45 derajat terhadap meja
pemeriksaan.
b. Tekuk lutut pasien yang jauh dari meja pemriksaan
dan luruskan kaki yang dekat dengan meja
pemeriksaan serta letakan kedua tangan dibawah
kepala sebagai ganjalan atau bantalan agar pasien
merasa lebih nyaman.
C. Central Ray (CR) :
Arah sinar vertical tegak lurus kaset.
D. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) 2 inci dari medial SIAS atau
1 inci diatas crista illiaca.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

59
PROSEDUR PEMERIKSAAN SCHEDELL

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/204/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan adalah pemeriksaan radiografi untuk


PENGERTIAN mendapatkan gambaran kepala yang baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN radiologi schedell.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Proyeksi foto Antero Posterior (AP)


1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan atau brankar.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) tubuh tegak lurus
ditengah meja pemeriksaan.
b. Atur kepala pasien dalam keadaan fleksi atau ditundukkan
sehingga orbito meatal line (OML) tegak lurus kaset.
c. Atur kedua tungkai dalam keadaan lurus disamping tubuh.
3. Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
4. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada glabella.
B. Proyeksi Lateral
PROSEDUR 1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone diatas meja
pemeriksaan / brankar dan atur sisi yang diperiksa dekat
dengan meja pemeriksaan.
b. Poisisikan kedua lengan pasien lurus disamping tubuh.
2. Posisi Objek :
a. Poisikan midle sagital plane (MSP) tubuh tegak lurus
kaset.
b. Posisikan bidang coronal kepala tegak lurus kaset.
3. Central Ray (CR) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
4. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada titik 2,5 cm ke arah superior
dan 2,5 cm ke arah anterior dari meatus acustic eksternal
(MAE).
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir

60
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA
SCHEDELL

No. Dokumen
Tanggal dan Nomor Revisi
445/205/Rad- Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi pada trauma kepala adalah pemeriksaan


PENGERTIAN radiografi untuk memperoleh gambaran radiologi kepala
dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi pada kasus trauma kepala.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

Foto Polos Kepala

1. Foto polos kepala dibuat dalam posisi AP dan lateral


saja. Sebaiknya pada foto lateral dilakukan dengan
menggunakan arah sinar horizontal sehingga gambaran
daerah cervical juga masuk ke dalam lapangan hasil
PROSEDUR
gambaran radiografi.
2. Dilarang melakukan manipulasi pada pasien, terutama
bila ada indikasi kecurigaan fraktur pada cervical.
3. Untuk indikasi trauma wajah dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik pemeriksaan revers waters.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

61
PROSEDUR PEMERIKSAAN SELLA KHUSUS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/206/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
22 Agustus 2016
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik radiografi sella adalah pemeriksaan radiolografi untuk
PENGERTIAN memperoleh gambaran radiologi sella tursica dengan baik
dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi sella khusus.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan semi prone diatas meja
pemeriksaan / brankar dan atru sisi yang diperiksa
dekat dengan meja pemeriksaan.
b. Atur kedua tungkai dalam keadaan lurus.
c. Atur kedua lengan dalam keadaan lurus disamping
tubuh, atau.
d. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri menghadap
kaset dan atur middle sagital plane (MSP) tubuh
membentuk sudut 45o terhadap kaset.
PROSEDUR 2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala sejajar
dengan kaset.
b. Posisikan bidang coronal kepala tegak lurus kaset.
c. Atur dagu pasien dalam keadaan fleksi atau
ditundukkan.
3. Central Ray (CR) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
4. Central Point (CP) :
Arahkan sinar pada titik 2,5 cm ke arah superior dan 2,5
cm ke arah anterior dari meatus acustic eksternal (MAE).
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

62
PROSEDUR PEMERIKSAAN
SINUS PARANASAL (SPN)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/207/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi sinus paranasal adalah pemeriksaan


PENGERTIAN radiografi untuk memperoleh gambaran radiologi sinus
paranasal dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi sinus paranasal.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Proyeksi Waters
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone diatas meja
pemeriksaan atau berdiri menghadap bucky stand.
b. Posisikan kedua tungkai dalam keadaan lurus
disamping tubuh.
c. Posisikan kedua tangan dalam keadaan lurus
disamping kepala.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala tegak
lurus kaset.
b. Atur kepala dalam keadaan fleksi / ditengadahkan
sehingga orbito meatal line (OML) membentuk
sudut 37o terhadap kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
PROSEDUR
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada region occipital
menembus acantion.
B. Proyeksi Face Bone Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan Semi prone diatas
meja pemeriksaan atau posisikan pasien dalam
keadaan berdiri menghadap bucky stand dan atur
midle sagital plane (MSP) tubuh membentuk sudut
45o terhadap kaset.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala sejajar
dengan kaset.
b. Posisikan bidang coronal kepala tegak lurus kaset.
c. Atur dagu dalam keadaan fleksi / ditundukkan.

63
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada ossa zygomaticum.
C. Proyeksi Cadwell
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone di meja
pemeriksaan atau berdiri menghadap bucky stand.
b. Atur kedua tungkai lurus.
c. Atur kedua lengan dalam keadaan lurus di samping
kepala.
2. Posisi objek
a. Posisikan orbito meatal line (OML) tegak lurus
kaset.
b. Posisikan glabella dan hidung menempel pada kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar CR 23o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada daerah region
occipital menembus glabellomental line.

4. Rekam Medik.
5. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 6. Instalasi Gawat Darurat.
7. Pelayanan Rawat Jalan.
8. Keuangan / Kasir.

64
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA MANDIBULA

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT UMUM 445/208/Rad-
DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Ossa Mandibula adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Ossa
Mandibula dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Ossa Mandibula
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Postero Anterior (PA)
1) Posisi pasien
Postero Anterior/Prone diatas meja pemeriksaan.
2) Posisi Object : Kepala True Postero Anterior dengan
MSP Vertikal pertengahan kaset tepat antara dagu dan
bibir.
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak lurus
kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan kaset
B. Proyeksi Eisler
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam posisi semi prone diatas meja
PROSEDUR pemeriksaan dengan sisi yang di periksa dekat
dengan meja pemeriksaan.
b. Letakkan kedua lengan pasien dalam keadaan lurus
dan dalam posisi yang nyaman serta atur kedua bahu
sehingga berada pada bidang transversal yang sama.
2. Posisi Objek
a. Posisikan kepala pasien dalam posisi True lateral,
sehingga Zygomaticum dan Ramus Mandibula sisi
yang diperiksa menempel pada kaset.
b. Posisikan leher pasien dalam keadaan ektensi dan
atur agar Ramus Mandibula sejajar dengan bidang
kaset.
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar 20 sampai 25

65
derajat kearah Cranialy
c. Central Point (CP) = Arahkan CP pada Angulus
Mandibula yang jauh dari kaset.
C. Proyeksi Submento Vertikal
1) Posisi Pasien
Pasien duduk membelakangi kaset yang Vertikal
2) Posisi Objek
a. Leher Full Extensi, Vertikal menempel kaset
b. MSP Vertikal sejajar kaset
c. Punggung pasien diberi pengganjal dengan bantal,
leher full ekstensi kepala bertumpu pada vertex diatas
area bidang kaset
3) Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = 250 Cranialy
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan film
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

66
PROSEDUR PEMERIKSAAN TEMPORO
MANDIBULA JOINT (TMJ)

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/209/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi temporo mandibulla joint (TMJ) adalah


PENGERTIAN pemeriksaan radiografi untuk memperoleh gambaran
radiologi TMJ dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi TMJ.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi AP Axial dengan Close Mouth (dibuat kanan
dan kiri)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri atau semi
prone diatas meja pemeriksaan dengan sisi yang
diperiksa berada dekat dengan meja pemeriksaan.
b. Atur tungkai dalam keadaan lurus dan atur tungkai
dalam keadaan fleksi.
c. Atur kedua lengan dalam kedaan lurus di samping
badan dan atur lengan dalam posisi fleksi.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan kepala dalam posisi tru lateral.
b. Atur middle sagital plane (MSP) kepala sejajar pada
pertengahan kaset.
c. Instruksikan pasien untuk menutup mulut.
3. Central Ray (CR) :
Arah sinar 150 sampai 20o ke arah caudally.
PROSEDUR 4. Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada os parietal menembus
TMJ yang difoto.
B. Proyeksi AP Axial dengan Open Mouth (dibuat kanan
dan kiri)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri atau semi
prone diatas meja pemeriksaan dengan sisi yang
diperiksa berada dekat dengan meja pemeriksaan.
b. Atur tungkai dalam keadaan lurus dan atur tungkai
dalam keadaan posisi fleksi.
c. Atur kedua lengan dalam keadaan lurus di samping
tubuh dan atur lengan dalam posisi fleksi.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) kepala sejajar
dengan kaset.
b. Instruksikan pasien untuk membuka mulut .
3. Pengaturan sinar:

67
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arah sinar 15o sampai 20o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada daerah os parietal
menembus TMJ yang difoto.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

68
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS MASTOID

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/210/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi os mastoid adalah pemeriksaan radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran radiologi os mastoid dengan
baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi os mastoid.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Proyeksi schuller (dibuat kanan dan kiri)


1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam posisi semi prone dan sisi
yang akan diperiksa dekat dengan meja pemeriksaan.
b. Letakkan tungkai dalam posisi lurus dan atur tungkai
dalam posisi fleksi.
c. Letakkan lengan lurus di samping badan dan atur
lengan dalam posisi fleksi.
d. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri menghadap
standar kaset dan atur MSP membentuk sudut 45o
terhadap kaset.
2. Posisi Objek
a. Atur MSP kepala sejajar dengan bidang kaset.
b. Atur bidang coronal kepala tegak lurus terhadap
kaset.
c. Atur dagu dalam posisi fleksi atau dagu ditundukkan
ke bawah.
PROSEDUR
d. Lipat sisi daun telinga yang diperiksa ke arah
anterior.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arah sinar 25o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan CP menembus ossa mastoid.
B. Proyeksi Stenvers (dibuat kanan dan kiri)
2. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan prone diatas meja
pemeriksaan atau posisikan pasien dalam keadaan
berdiri / duduk menghadap kaset / bucky stand
b. Posisikan tungkai dalam keadaan lurus.
3. Posisi objek
a. Posisikan MSP kepala membentuk 45o terhadap
kaset.

69
b. Atur dagu dalam posisi fleksi atau dagu ditundukkan
ke bawah.
c. Lipat sisi daun telinga yang diperiksa ke arah
anterior.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR): 12 Cranially
- Central Point (CP): 1 inch posterior MAE

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

70
PROSEDUR PEMERIKSAAN ORBITA

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/211/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi orbita adalah pemeriksaan radiografi untuk


PENGERTIAN memperoleh gambaran radiologi orbita dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN radiologi orbita.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Waters / Kepala AP semi Waters
a. Posisi Pasien :
1.Posisikan pasien dalam posisi prone diatas meja
pemeriksaan atau berdiri menghadap bucky stand.
2.Letakkan kedua tanga dalam keadaan lurus di samping
kepala.
b. Posisi Objek :
1. Posisikan MSP kepala pasien tegak lurus kaset.
2. Atur kepala pasien dalam keadaan ekstensi, sehingga
orbiro meatal line (OML) membentuk sudut 37o terhadap
kaset.
3. Pengaturan Sinar :
- Fokus Film Distance (FFD) : 90 cm
- Central Ray (CP) :
Arahkan sinar tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan CP menembus acantion.
PROSEDUR B. Proyeksi Rheese Right/Left
1. Tujuan: Melihat foramen orbita
a. Posisi Pasien :
1) Posisikan pasien dalam keadaan semi prone diatas meja
pemeriksaan dan letakkan sisi yang diperiksa dekat
dengan meja pemeriksaan.
b. Posisi Objek :
1) Posisikan MSP kepala membentuk sudut 53o terhadap
kaset dan atur OML tegak lurus kaset.
2) Letakkan dagu,ossa zygomaticum, dan hidung
menempel pada kaset.
C. Pengaturan Sinar :
- Fokus Film Distance (FFD) : 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar 25o ke arah caudally.
- Central Point (CP) :
Arahkan pada region parietal menembus orbita yang
diperiksa.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
71
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA NASAL

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/212/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Ossa Nasal adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Ossa
Nasal dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Ossa Nasal
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Lateral
1) Posisi pasien
Semi Prone diatas meja pemeriksaan, lengan yang satu
lurus disamping tubuh dan yang lainnya berada di
depan wajah.
2) Posisi Object : Kepala diatur lateral, MSP sejajar
Film, hidung diletakkan di pertengahan kaset.
PROSEDUR 3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = 3/4inch kearah distal (tengah
batang hidung)
d. faktor eksposi yang diberikan rendah untuk
melihat tulang rawan.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

72
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS PETROSUM

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/213/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi OS Petrosum adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi OS
Petrosum dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi OS Petrosum
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Stanvers
1) Posisi Pasien :
Semi prone di atas meja pemeriksaan, salah satu
tungkai atas lurus disamping tubuh dan yang
lainnya berada di depan wajah
2) Posisi Objek :
Kepala diatur oblique 450 kearah objek yang diperiksa
OS Zygomaticum menempel pada kaset.
3) Pengaturan Sinar.
a. Fokus Film Distane (FFD): 90cm
PROSEDUR b. Central Ray (CR) : 120 Cranially
c. Central Point (CP) : 1 inch Posterior dari MAE
B. Proyeksi Mayers
1. Posisi Pasien :
Supine diatas meja pemeriksaan, kedua lengan lurus
disamping tubuh
2. Posisi Objek
a. Fokus Film Distane (FFD) : 90cm
b. Central Ray (CR) : 450 Caudally
c. Central Point (CP) : Ditunjukkan Pada MAE yang
difoto
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

73
PROSEDUR PEMERIKSAAN CERVICAL

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/214/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Cervical Adalah Pemeriksaan Radiografi
PENGERTIAN Untuk Memperoleh Gambaran Radiologi Cervical dengan
baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi cervikal.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Erect atau supine diatas meja pemeriksaan, dengan
kedua tangan disamping tubuh
2) Posisi Objek
Atur leher pasien dipertengahan Bucky Stand atau meja
pemeriksaan sama jarak, kepala tidak diputar kepala
extend sehingga mendibula super posisi
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = arahkan sinar 150 - 200 caudo
cranial
c. Central Point (CP) = pada cervical IV
B. Proyeksi Lateral
PROSEDUR 1) Posisi Pasien
Lateral posisi berdiri tegak atau duduk disamping grid
vertikal
2) Posisi Objek
a. Dagu diangkat, bahu berjarak sama
b. Untuk imobilitas digunakan sand bag, dengan leher
extensi maka ruas mandibula tidak menutupi C2
3) Pengaturan sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = arahkan sinar 150 - 200 caudo
cranial
c. Central Point (CP) = pada cervical IV
C. Proyeksi Oblique Axial (RPO dan LPO)
1) Posisi Pasien
Antero Postenor atau erect

74
2) Posisi Objek
a. Miringkan badan pasien hingga 450
b. Pandangan lurus kedepan dagu diangkat (extensi)
3) Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = arahkan sinar 150 - 200
c. Central Point (CP) = pada cervical IV
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

75
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORACAL

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/215/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Thoracal adalah pemeriksaan radiografi
PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran Radiologi Thoracal dengan baik
dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Thoracal
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi Pasien :
Supine diatas meja pemeriksaan, dengan kedua
tangan lurus
2) Posisi Objek :
Genu Flexi, plantar dari pedis menempel pada meja
agar Thoracal lebih rapat menempel kaset untuk
mencegah magnifikasi yang besar
3) Pengaturan Sinar:
a. Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
b. Central Ray (CR): Arahkan Sinar Vertikal Tegak
lurus Kaset
PROSEDUR c. Central Point (CP) : 3-4 inch xypoid
B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien
Supine atau erect diatas meja pemeriksaan
2. Posisi Objek
Dari Posisi supine tubuh pasien dimiringkan
kesalah satu sisi, genu Flexi kedua tangan lurus
kedepan
3. Pengaturan Sinar
a. Fokus Film Distane (FFD): 90cm
b. Central Ray (CR) : Arahkan sinar Vertikal
tegak lurus kaset
c. Central Point (CP) : Thoracal VI
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
76
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORACO LUMBAL

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/216/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL 22 Agustus 2016
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Thoraco Lumbal adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Thoraco
Lumbal dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Thoraco Lumbal
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine diatas meja pemeriksaan kedua lengan
diletakkan disamping tubuh
2) Posisi Object
a. Pusatkan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh ditengah
garis meja pemeriksaan untuk mencegah rotasi
tulang belakang tempatkan bahu dan pinggul pada
bidang Horizontal.
b. Sesuaikan MSP kepala sehingga sejajar pada
bidang yang sama pada tulang belakang, pastikan
tidak ada rotasi pada pelvis dan kedua lutut
diluruskan.
3) Pengaturan Sinar
PROSEDUR a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = diantara Thoracal 9 & 10.

B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Pasien True Lateral, Lutut Flexi
2. Posisi Objek
a. Pasien tidur miring kearah yang diperiksa, bidang
coronal median tubuh segaris dengan midline meja
pemeriksaan sehingga sumbu panjang tulang
belakang terletak pada bidang midline meja.
b. Kedua tungkal bawah lurus
c. Kedua tangan saling menempel dan diletakkan

77
disamping kepala
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset.
c. Central Point (CP) = Thoracal 9 & 10
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir

78
PROSEDUR PEMERIKSAAN LUMBO SACRAL

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/217/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiologi Lumbo Sacral adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Lumbo
Sacral dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Lumbo Sacral
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine diatas meja pemeriksaan, kedua lengan
diletakkan di samping tubuh.
2) Posisi Objek
a. Pusatkan MSP (Mide Sagital Plane) tubuh ditengah
garis meja pemeriksaan untuk mencegah rotasi
tulang belakang tempatkan bahu dan pinggul pada
bidang Horizontal.
b. Sesuaikan MSP kepala sehingga sejajar pada
bidang yang sama pada tulang belakang, pastikan
tidak ada rotasi pada pelvis dan kedua lutut
diluruskan.
3) Pengaturan Sinar.
PROSEDUR a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset
Central Point (CP) = 3 jari dibawah SIAS.

B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Pasien True Lateral, Lutut Flexi
2. Posisi Objek
a. Pasien tidur miring kearah yang diperiksa, bidang
coronal median tubuh segaris dengan midline meja
pemeriksaan sehingga sumbu panjang tulang
belakang terletak pada bidang midline meja.
b. Kedua tungkai bawah lurus
c. Kedua tangan saling menempel dan diletakkan

79
disamping kepala
3. Pengaturan Sinar.
c. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
d. Central Ray (CR) = Arahkan sinar Vertikal tegak
lurus kaset
e. Central Point (CP) = 3 jari dibawah SIAS.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir

80
PROSEDUR PEMERIKSAAN COCCYGEUS

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/218/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiologi Coccygeus adalah pemeriksaan radiografi
PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran radiologi coccygeus dengan
baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi Coccygeus.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine kedua tangan lurus
2) Posisi Objek
Tungkai bawah diletak atau diangkat 900 agar
coccygeus lebih rapat ke kaset
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada persambungan OS pubis
(tulang kemaluan)
B. Proyeksi Lateral
1) Posisi pasien
PROSEDUR Pasien true lateral lutut flexi
2) Posisi Objek
a. Pasien tidur miring kearah yang diperiksa, bidang
coronal median tubuh segaris dengan mid line meja
pemeriksaan sehingga sumbu panjang tulang
belakang terletak pada bidang mid line meja
b. Kedua tungkai bawah lurus
c. Kedua tangan saling menempel dan diletakkan
disamping kepala.

3) Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = pada pertengahan SIAS

81
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

82
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX

No. Dokumen Jumlah Halaman


Tanggal dan Nomor Revisi
445/219/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi thorax adalah pemeriksaan radiografi rongga


PENGERTIAN thorax untuk mendapatkan gambaran radiologi thorax dengan
baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi thorax.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

- Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien mengganti


pakaian dengan pakaian yang sudah disediakan oleh petugas
radiologi.
A. Postero Anterior (PA)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan berdiri, duduk, atau
prone dengan membelakangi arah sinar.
2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) tubuh pada
pertengahan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset.
b. Letakkan kedua dorsum manus pada bagian atas atas
crista illiaca, kemudian fleksikan kedua lengan.
c. Batas atas pada cervical VIIdan batas bawah pada
diafragma.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 150 cm
- Central Ray (CR) :
PROSEDUR Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada thoracal V
4. Intruksikan kepada pasien untuk melakukan inspirasi
yang dalam dan tahan nafas sebelum dilakukannya
eksposi.
B. Antero Posterior (AP)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam posisi supine atau setengah
duduk di atas meja pemeriksaan atau brankar.
b. Pada bayi yang tidak tenang dapat dipegang oleh
perawat yang membawa pasien tersebut dan petugas
radiologi memberikan atau memakaikan baju apron
kepada perawat tersebut.

2. Posisi Objek :
a. Posisikan midle sagital plane (MSP) tubuh pada
83
pertengahan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset.
b. Letakkan kedua tangan lurus di samping tubuh.
c. Batas atas pada cervical VII dan batas bawah pada
diafragma.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 150 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertikal tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada thorakal V.
4. Intruksikan kepada pasien untuk melakukan inspirasi
yang dalam dan tahan nafas sebelum dilakukannya
eksposi.
C. Posisi Thorax Lateral Kanan
1. Posisikan pasien dalam posisi miring ke kanan dan
letakkan kedua tangan diatas kepala serta arahkan sinar
secara horizontal ke sisi kanan rongga thorax yg
diperiksa. Tujuan dilakukannya pemeriksaan thorax
lateral kanan yaitu untuk melihat effusi pleura yang ada
dirongga thorax.
D. Posisi Thorax Lateral Kiri
1. Posisikan pasien dalam posisi miring ke kiri dan letakkan
kedua tangan diatas kepala serta arahkan sinar secara
horizontal ke sisi kiri rongga thorax yg diperiksa. Tujuan
dilakukannya pemeriksaan thorax lateral liri yaitu untuk
menilai cairan yang ada di cavum pleura pada rongga
thorax.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Gawat Darurat.
5. Pelayanan Rawat Jalan.
6. Keuangan / Kasir.

84
PROSEDUR PEMERIKSAAN TOP LORDOTIK

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/220/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiologi Top Lordotik adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Thorax
Top Lordotik yang baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Thorax posisi Top Lordotik
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP) Lordotik
1) Posisi pasien
Pasien di posisikan erect membelakangi kaset dengan
jarak 30cm dari penyangga kaset
2) Posisi Objek
a. Kedua bahu direbahkan sehingga menempel pada
kaset
b. Punggung tangan diatas panggul, kedua siku
ditekan kedepan
c. Tepi atas kaset 5 cm diatas bahu
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 150 cm
b. Central Ray (CR) = Horizontal tegak lurus kaset
c. Central Point (CP) = pada pertengahan sternum
PROSEDUR
B. Proyeksi Postero Anlerior (PA) Lordotik
1) Posisi Pasien
Posisi erect menghadap kaset
2) Posisi Objek
a. Atur tepi kaset kira-kira 2,5 cm dibawah tepi atas
bahu
b. Kedua tangan memegang penyanggang kaset,
kemudian tubuh dicondongkan ke belakang,
sehingga tubuh membentuk sudut kira-kira 450
dengan kaset
3) Pengaturan sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 150 cm
b. Central Ray (CR) = Horizontal tegak lurus kaset
c. Central Point (CP) = Thoracal IV
1. Rekam Medik.

85
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

86
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA CLAVICULA

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/221/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik Radiografi Ossa Clavicula adalah pemeriksaan
PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Clavicula
dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Ossa Clavicula
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi Pasien :
Posen berdiri (Erect) atau tidur supine dengan
punggung menempel pada meja pemeriksaan atau bucy
stand
2) Posisi Objek :
PROSEDUR Posisikan bahu dan tulang Clauvicula berada ditengah
tengah kaset
3) Pengaturan sinar:
1. Fokus Film Distance (FFD) 90cm
2. Central Ray (CR) : Arahkan sinar Horizontal tegak
lurus kaset
3. Central Point (CP) : Pada pertengahan Clavicula
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

87
PROSEDUR PEMERIKSAAN POLOS ABDOMEN

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/222/Rad-
SPO/VIII/2016 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan radiologi pada abdomen adalah


PENGERTIAN pemeriksaan radiologi untuk memperoleh gambaran radiologi
rongga abdomen yang informatif dan diagnosa yang tepat.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi pada kasus akut abdomen.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

- Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien mengganti


pakaian dengan pakaian yang sudah disediakan oleh petugas
radiologi.
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan Pasien dalam keadaan Supine diatas meja
pemeriksaan.
b. Letakkan kedua tungkai dalam keadaan lurus.
c. Letakkan kedua lengan pasien dalam keadaan lurus
dan dalam posisi yang nyaman sehingga berada pada
bidang tranversal yang sama.
2. Posisi Objek :
a. Poisikan MSP Tubuh pasien tegak lurus pada
PROSEDUR pertengahan kaset.
b. Posisikan abdomen pada posisi tru AP dan tempatkan
pada pertengahan kaset.
c. Batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah
pada simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan Sinar (CR) vertical dan tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada Umbilicus atau
lumbal III.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

88
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/223/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan BNO adalah pemeriksaan radiologi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran radiologi traktus urinarius
dengan tanpa pemasukan bahan kontras
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi pada organ traktus urinarius
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

- Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien


mengganti pakaian dengan pakaian yang sudah disediakan
oleh petugas radiologi.
4. Posisi Pasien :
a. Posisikan Pasien dalam keadaan Supine diatas meja
pemeriksaan.
b. Letakkan kedua tungkai dalam keadaan lurus.
c. Letakkan kedua lengan pasien dalam keadaan lurus
dan dalam posisi yang nyaman sehingga berada pada
bidang tranversal yang sama.
5. Posisi Objek :
a. Poisikan MSP Tubuh pasien tegak lurus pada
PROSEDUR
pertengahan kaset.
b. Posisikan abdomen pada posisi tru AP dan tempatkan
pada pertengahan kaset.
c. Batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah
pada simpisis pubis.
6. Pengaturan sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan Sinar (CR) vertical dan tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) setinggi SIAS

6. Rekam Medik.
7. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 8. Instalasi Gawat Darurat.
9. Pelayanan Rawat Jalan.
10. Keuangan / Kasir.

89
PROSEDUR PEMERIKSAAN ABDOMEN TIGA POSISI

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/224/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal
OPERASIONAL
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan akut abdomen adalah Pemeriksaan


radiologi pada rongga abdomen untuk memperoleh hasil
gambaran radiologi rongga abdomen yang informatif dan
PENGERTIAN
diagnosa yang tepat serta untuk melihat apakah ada terjadi
perforasi, peritonitis, ileus obstruksi atau paralitik pada
rongga abdomen. ( 3 posisi ).
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi abdomen tiga posisi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

- Pasien di intruksikan untuk mengganti pakaian dengan


pakaian yang telah disediakan oleh petugas radiologi.
A. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan Pasien dalam keadaan Supine diatas
meja pemeriksaan.
b. Letakkan kedua tungkai dalam keadaan lurus.
c. Letakkan kedua lengan pasien dalam keadaan
lurus dan dalam posisi yang nyaman sehingga
berada pada bidang tranversal yang sama.
2. Posisi Objek :
a. Poisikan MSP Tubuh pasien tegak lurus pada
pertengahan kaset.
b. Posisikan abdomen pada posisi tru AP dan
tempatkan pada pertengahan kaset.
PROSEDUR
c. Batas atas pada processus xypoideus dan batas
bawah pada simpisis pubis.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan Sinar (CR) vertical dan tegak lurus kaset
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada Umbilicus atau
lumbal III.
B. Proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD) :
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam posisi recumbent dengan
sisi kiri tubuh pasien menempel pada meja
pemeriksaan atau brankar.
b. Atur Lutut pasien dalam keadaan flexi.

90
c. Letakkan kedua lengan pasien di atas kepala.
2. Posisi Objek :
a. Bidang coronal sejajar dengan kaset.
b. Abdomen dalam posisi true lateral.
c. Kaset diposisikan dalam posisi horizontal dan
diletakkan dibelakang tubuh pasien.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan Sinar (CR) horizontal tegak lurus kaset.
- Central Point (CP):
Pada diafragma sebelah kanan.
C. Proyeksi AP Setengah Duduk
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan setengah duduk
diatas meja pemeriksaan atau brankar.
b. Posisikan kedua tungkai lurus.
c. Letakkan kedua tangan dibelakang tubuh dalam
keadaan lurus sambil menyanggga badan.
2. Posisi Objek :
a. Poisikan MSP tubuh pasien tegak lurus pada
pertengahan kaset.
b. Posisikan abdomen dalam posisi true AP dan
letakkan di tengah-tengah kaset.
c. Batas ataspada processus xypoideus dan batas
bawah pada simpisis pubis (diafragma harus
terlihat).
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Centra Ray (CR) :
Arahkan sinar (CR) tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) umbilicus.
4. Modifikasi dengan manipulasi alat :
a. Posisi pasien supine, posisi objek lateral, dan
Arah sinar horizontal.
b. Posisi pasien prone dan arah sinar horizontal.
c. Posisi pasien supine dan arah sinar vertical.

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

91
PROSEDUR PEMERIKSAAN ATRESIA ANI

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/225/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
20 Agustus 2015 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Atresia Ani adalah pemeriksaan


PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Atresia
Ani dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Atresia Ani
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Wangesteen Rice
1. Posisi Antero Posterior (AP)
a. Posisi Pasen
Pasen diposisikan dalam keadaan Inverse (kepala
dibawah, kaki diatas) di depan Standart kaset yang
telah disiapkan
Kedua tungkai di fleksikan 900 terhadap badan
yang menghindari super posisi antara trokanter
mayor paha dengan Ischii. MSP tubuh tegak lurus
kaset
b. Posisi Objek :
Objek di atur sehingga bagian distal masuk dalam
Film. Pada Anus dipasang marker
c. Sinar
PROSEDUR 1. Fokus Film Distance (FFD) 90cm
2. Central Ray (CR) : Horizontal Tegak lurus
Kaset
3. Central Point (CP) : Pertengahan garis yang
menghubungkan kedua trokhanter mayor
4. Ekspose dilakukan pada saat pasien tidak
bergerak
2. Posisi Lateral
a. Pisisi Pasen:
Pasien diposisikan dalam keadaan Inverse
(kepala dibawah, kaki diatas) dengan salah satu
sisi tubuh bagian kiri atau kanan menempel
kaset.
Kedua paha ditekuk semaksimal mungkin
kearah perut agar bayangan udara pada
92
Radiografi tidak tertutup oleh gambaran paha.
MSP (Mid Sagital Plane). tubuh sejajar
terhadap garis pertengahan kaset.
b. Posisi Abjek :
Objek diatur sehingga abdomen bagian distal
masuk mencakup dalam kaset.
Pada anus dipasang marker.
c. Pengaturan Sinar:
Fokus Film Distance (FFD) : 90 cm
Central Ray (CR) : Arahkan sinar horizontal
tegak lurus kaset
Central Point (CP) : pada trokhanter mayor
Ekspose dilakukan pada saat pasien tidak
bergerak
B. Proyeksi Lateral Prone Cross (Knee Chest Position)
1. Posisi Pasen
Pasen diposisikan prone
2. Posisi Objek
a. Kedua paha ditekuk (Hip Fleksi)
b. Angkat bagian punggung bayi sehingga letak pelvis
lebih tinggi dan kepala lebih rendah.
c. Kaset pada salah satu sisi lateral dengan trokhanter
mayor pada pertengahan kaset
d. Pada anus dipasang marker.
3. Pengaturan Sinar
a. Fokus Film Distane (FFD): 90cm
b. Central Ray (CR) : Arahkan sinar Horizontal tegak
lurus kaset.
c. Central Point (CP) : pada Trochanter mayor menuju
pertengahan kaset.
d. Ekspose pada saat pasien tidak bergerak.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

93
PROSEDUR PEMERIKSAAN SHOULDER JOINT

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/226/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Shoulder Joint adalah pemeriksaan


PENGERTIAN Rodiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Shoulder
Joint dengan baik dan benar.
Prodesur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Shoulder Joint
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
KEBIJAKAN nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP) Dengan Eksorotasi
1) Posisi pasien
Pasien dengan posisi erect
2) Posisi Objek
a. Shoulder menempel kaset, dengan lengan dalam
posisi Antero Pasterior (AP)
b. Atur Shoulder pada pertengahan kaset
3) Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Horizontal tegak lurus kaset
c. Central Point (CP) = 2,5cm dibawah Prosesus
Coracoideus
PROSEDUR
B. Proyeksi Antero Postenor (AP) dengan Endorotasi.
1. Posisi Pasien
Pasien dengan posisi erect
2. Posisi Objek
a. Shoulder menempel kaset dengan lengan dalam
posisi Postero Anterior (AP)
b. Atur Shoulder pada pertengahan kaset
3. Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Horizontal tegak lurus kaset
c. Central Point (CP) = 2,5cm dibawah Prosesus
Coracoideus
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

94
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS HUMERUS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 445/227/Rad-
TGK. CHIK DITIRO SIGLI SPO/VIII/2016 1/1

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi os humerus adalah pemeriksaan radiografi untuk


PENGERTIAN memperoleh gambaran radiologi os humerus dengan baik dan
benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN radiologi os humerus.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi AP
a. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan atau dalam keadaan berdiri membelakangi
bucky stand.
b. Letakkan sisi os humerus yang diperiksa dekat dengan
meja pemeriksaan.
b. Posisi Objek :
a. Posisikan lengan atas dan lengan bawah dalam posisi
terue AP di atas kaset.
c. Pengaturan sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada pertengahan os humerus.
B. Proyeksi Lateral
PROSEDUR 1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan.
b. Letakkan sisi os humerus yang diperiksa dekat dengan
petugas.
2. Posisi Objek :
a. Posisiskan sendi siku dalam keadaan fleksi 90o.
b. Atur lengan bawah dan telapak tangan dalam keadaan
eksorotasi dan sisi ulnaris diletakkan di atas atau didepan
perut.
c. Os humerus true lateral
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada pertengahan os humerus.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
95
PROSEDUR PEMERIKSAAN ELBOW JOINT

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/228/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi articulations cubiti adalah pemeriksaan radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran radiologi articulations cubiti dengan
baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
articulations cubiti.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Proyeksi AP
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk disamping meja
pemeriksaan .
2. Posisi Objek :
a. Letakkan Articulations cubiti dalam posisi true AP diatas
meja pemeriksaan.
b. Posisikan sendi siku dalam keadaan ekstensi penuh dan
dalam posisi true AP.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada pertengahan articulation cubiti.
B. Proyeksi Lateral
PROSEDUR
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk disamping meja
pemeriksaan.
b. Letakkan sisi articulation cubiti yang diperiksa dekat
dengan meja pemeriksaan.
1. Posisi Objek :
a. Posisikan sendi siku dalam keadaan fleksi 90o terhadap
kaset.
b. Posisikan lengan bawah dan telapak tangan dalam
keadaan true lateral dan sisi ulnaris menempel pada kaset.
2. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset .
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada epicondilus lateral.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.
96
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS ANTEBRACHII

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/229/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi os antebrachii adalah pemeriksaan radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran radiologi os antebrachi dengan baik .
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN radiologi os antebrachi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
1. Posisi Pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan atau duduk di samping meja pemeeriksaan.
1. Posisi Objek :
a. Letakkan tangan yang akan di foto diatas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan lengan yang akan di foto dan telapak tangan
dalam posisi true AP.
c. Letakkan lengan yang akan di foto di atas kaset pada
salah satu sisi area kaset.
2. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point pada pertengahan os antebrachi.
PROSEDUR B. Proyeksi Lateral
1. Posisi pasien :
Posisikan pasien dalam keadaan supine diatas meja
pemeriksaan atau duduk di samping meja pemeriksaan.
2. Posisi Objek :
a. Letakkan tangan yang akan di foto di atas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan lengan yang akan di foto dan telapak tangan
dalam posisi true lateral.
c. Letakkan lengan yang akan di foto di atas kaset pada
salah satu sisi area kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada pertengahan os antebrachi
pada sisi radialis.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

97
PROSEDUR PEMERIKSAAN WRIST JOINT

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi


Jumlah Halaman
445/230/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi wrist joint adalah pemeriksaan radiografi untuk


PENGERTIAN
memperoleh gambaran radiologi wrist joint dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi wrist joint.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk di samping meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek :
a. Letakkan tangan yang akan di periksa diatas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan wrist joint yang akan di foto dalam posisi tue
AP.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada titik tengah antara Proc.
Styloideus ulna dan radius.
PROSEDUR B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk di samping meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek :
a. Letakkan tangan yang akan di foto diatas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan sendi siku flexi 900 terhadap kaset dan wrist
joint diletakkan di tengah area.
c. Posisikan wrist joint yang akan di foto dalam posisi true
lateral dan sisi ulnaris menempel pada kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance (FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada Proc. Styloideus Radius.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

98
PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA MANUS

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi


Jumlah Halaman
445/231/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Ditetapkan
20 Agustus 2015 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003
Teknik radiografi ossa manus adalah pemeriksaan radiografi untuk
PENGERTIAN
memperoleh gambaran radiologi ossa manus dengan baik dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi ossa manus.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor : 445/
KEBIJAKAN / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar Operasional Prosedur
pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk di samping meja
pemeeriksaan.
b. Letakkan sisi yang diperiksa dekat dengan meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek :
a. Letakkan ossa manus yang akan di foto diatas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan telapak tangan dalam keadaan true AP di atas
kaset dan atur jari-jari pasien dalam keadaan lurus.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada pertengahan caput metacarpal
III.
PROSEDUR
B. Proyeksi Oblique AP
1. Posisi Pasien :
a. Posisikan pasien dalam keadaan duduk diatas meja
pemeeriksaan.
b. Letakkan sisi yang diperiksa dekat dengan meja
pemeriksaan.
2. Posisi objek
a. Letakkan ossa manus yang akan di periksa diatas meja
pemeriksaan.
b. Posisikan telapak ujung tangan dalam keadaan eksorotasi
45o dan letakkan ujung jari menempel pada kaset.
3. Pengaturan Sinar:
- Fokus Film Distance(FFD): 90 cm.
- Central Ray (CR) :
Arahkan sinar vertical tegak lurus kaset.
- Central Point (CP) :
Arahkan central point (CP) pada pertengahan caput
metacarpal III atau IV.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

99
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/232/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiologi Pelvis adalah pemeriksaan radiografi untuk


PENGERTIAN memperoleh gambaran Radiologi Pelvis dengan baik dan
benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi Pelvis.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Tidur supine diatas meja pemeriksaan
2) Posisi Object
a. Kedua tungkai lurus, kedua tangan diletakkan
diatas dada
b. Pelvis diatur true AP dengan SIAS kiri dan kanan
PROSEDUR
berjarak sama terhadap meja pemeriksaan
3) Pengaturan Sinar.
a. Fokus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan kedua SIAS
dan simpisis pubis
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

100
PROSEDUR PEMERIKSAAN FEMUR

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/233/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Femur adalah pemeriksaan Radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran Radiologi Femur dengan baik
dan benar.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Femur
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine diatas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus
2) Posisi Objek : Tungkai atas yang akan di foto diatur
true Antero-Posterior, yaitu dengan cara :
a. Pelvis True Antero-Posterior, dengan mengatur
Spine Iliata Anterior Superior (SIAS) kanan dan
kiri berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.
b. Knee Joint True Antero-Posterior, dengan mengatur
Condylus Lateralis dan Medialis berjarak sama
terhadap meja pemeriksaan.
c. Kaset diletakkan Horizontal dan memanjang
dibawah tungkai atas yang di foto
3) Pengaturan Sinar.
PROSEDUR a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan Femur yang
di foto
B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien : Tidur miring diatas meja pemeriksaan
dengan tepi yang akan di foto dekat meja pemeriksaan
2. Posisi Objek
a. Lutut dari tungkai yang akan di foto sedikit fleksi,
tungkai atas diatur true lateral dengan tepi
lateralnya menempel kaset.
b. Tungkai yang tidak di foto dapat diatur dengan dua
cara yaitu :
Tungkai atas diarahkan kedepan, Genu Fleksi

101
dan tungkai bawahnya ke arah caudal
Tungkai atas diarahkan kebelakang, Genu
Fleksi dan tungkai bawahnya diarahkan ke
posterior penderita
c. Kaset diletakkan horizontal dan memanjang
dibawah tungkai atas yang di foto
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan Femur
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

102
PROSEDUR PEMERIKSAAN ARTICULATIO GENU
(KNEE JOINT)

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/234/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Cruris adalah pemeriksaan Radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran Radiologi Articulatio Genu
dengan baik dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Articulatio Genu
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine diatas meja pemeriksaan, kedua tungkai diatur
lurus.
2) Posisi Objek :
a. Genu yang di foto diatur true antero-posterior,
dengan cara mengatur condylus lateralis dan
medialis berjarak sama terhadap kaset.
b. Genu diletakkan diatas pertengahan keset
c. Kaset Horizontal diatas meja pemeriksaan
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
PROSEDUR c. Central Point (CP) = Diantara kedua condylus,
dibawah apek patella
B. Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Tidur miring, tungkai yang difoto dekat meja
pemeriksaan dan diatur lurus
b. Tungkai yang lain Genu Fleksi
2. Posisi Objek
a. Genu yang di foto sedikit Fleksi untuk
memudahkan pengaturan True Lateral, dengan tepi
lateralisnya menempel kaset.
b. Genu diletakkan pada pertengahan kaset
c. Kaset Horizontal diatas meja pemeriksaan.
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm

103
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada Condylus Medialis
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

104
PROSEDUR PEMERIKSAAN CRURIS

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/235/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Cruris adalah pemeriksaan Radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran Radiologi Pedis dengan baik
dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Cruris
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Supine diatas meja pemeriksaan, kedua tungkai diatur
lurus.
2) Posisi Objek : Tungkai bawah yang difoto diatur True
AP dengan cara mengatur :
a. Malleolus Lateralis dan Medialis sama terhadap
kaset
b. Condylus Lateralis dan Medialis pada Knee-Joint
masing-masing berjarak sama terhadap kaset.
c. Kaset Horizontal dan memanjang dibawah Ossa
Cruris diatas meja pemeriksa
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
PROSEDUR b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada pertengahan Ossa Cruris
B. Lateral
1. Posisi Pasien :
a. Tidur miring, tungkai yang difoto dekat meja
pemeriksaan dan diatur lurus
b. Tungkai yang akan di foto lurus, tungkai yang lain
Genu Fleksio

2. Posisi Objek
a. Tungkai bawah yang akan di foto diatur True
Lateral, dengan mengatur Knee Joint dan Ankle
Joint masing-masing dalam kedudukan True
Lateral

105
b. Kaset Vertikal pada Tepi Medial dari tungkai yang
akan di foto
3. Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = Pada Pertengahan Ossa Cruris
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

106
PROSEDUR PEMERIKSAAN ANKLE JOINT

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/236/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Ankle Joint adalah pemeriksaan


PENGERTIAN Radiografi untuk memperoleh gambaran Radiologi Ankle
Joint dengan baik dan benar,
Prodesur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Ankle Joint
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Pasien Supine atau Sitting kedua tungkai lurus
2) Posisi Objek
a. Ankle Joint yang di foto diletakkan diatas kaset
b. Kaset Horizontal diatas meja pemeriksaan
c. Telapak kaki vertikal, Ankle Joint diatur true AP
dengan Malleolus Medialis dan Lateralis berjarak
sama terhadap kaset
3) Pengaturan Sinar.
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = pada pertengahan kedua
PROSEDUR
malleoli pada tepi Anterior Ankle Joint
B. Lateral
1. Posisi Pasien : Semi prone, tungkai dari tepi yang akan
difoto dekat meja pemeriksaan, diatur lurus, tungkai
yang lain genu fleksio
2. Posisi Objek
a. Ankle Joint diatur true lateral dengan Malleollus
lateralisnya menempel pada pertengahan kaset.
b. Kaset Horizontal diatas meja pemeriksaan.
3. Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) = pada Malleolus Medialis
1. Rekam Medik.

107
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

108
PROSEDUR PEMERIKSAAN PEDIS

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


445/237/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/2
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal
OPERASIONAL Ditetapkan drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016 Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik Radiografi Pedis adalah pemeriksaan Radiografi


PENGERTIAN untuk memperoleh gambaran Radiologi Pedis dengan baik
dan benar
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
Radiologi Pedis
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
KEBIJAKAN 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.
A. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1) Posisi pasien
Posisikan pasien duduk atau Supine diatas meja
pemeriksaan
2) Posisi Objek
a. Genu Fleksi, telapak kaki diletakkan diatas keset
yang Horizontal pada meja pemeriksaan.
b. Tungkai yang di foto diatur agar tidak condong ke
medial maupun ke lateral
c. Tungkai yang tidak di foto lurus
3) Pengaturan Sinar.
d. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
e. Central Ray (CR) = Arakan sinar vertikal tegak
lurus kaset
PROSEDUR f. Central Point (CP)
pada basis Metatarsal III
B. Lateral
1. Posisi Pasien : Semi prone, tungkai yang difoto dekat
dengan meja pemeriksaan dan diatur lurus.
2. Posisi Objek
Telapak kaki vertikal dengan tepi lateralnya kaset, dan
diatur pada pertengahan kaset, kaset horizontal pada
meja pemeriksaan.
3. Pengaturan Sinar:
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP)
pada navicual Cuneiform region

109
C. Obligue
1. Posisi Pasien : Tidur Supine diatas meja pemeriksaan,
tungkai yang tidak difoto lurus dapat pula diatur
dengan posisi penderita duduk genu dari tungkai yang
di foto fleksi, telapak kaki diletakkan pada pertengahan
kaset.
2. Posisi objek : Tungkai diatur condong kelateral,
sehingga tepi medial telapak kaki terangkat dan telapak
kaki membentuk sudut 300 terhadap kaset.
3. Pengaturan Sinar
a. Focus Film Distance (FFD) = 90 cm
b. Central Ray (CR) = Arahkan sinar vertikal tegak
lurus kaset
c. Central Point (CP) Pada Basis Metatarsal III
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

110
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/238/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Keadaan darurat trauma adalah keadaan dimana karena akibat


terjadinya benturan yang keras terhadap pasien (biasanya
pada kasus emergency) sehingga harus segera dilakukan
pemeriksaan secara tepat dan cepat. Pada saat dilakukannya
PENGERTIAN
pemeriksaan diusahakan tidak banyak memanipulasi posisi
pasien tatapi dapat menghasilkan gambaran radiografi yang
baik dan optimal serta dapat memberikan informasi yang
banyak kepada dokter untuk menegakkan diagnosa.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN radiologi kasus trauma untuk mendapatkan gambaran
radiologi yang dengan baik dan benar.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Tatalaksana Umum :
1. Pada saat dilakukannya proses pemeriksaan diusahakan
pasien jangan dipindahkan dari tempat tidur atau
brankar, tetapi apabila pasien diharuskan untuk
dipindahkan ke atas meja pemeriksaan X-Ray, maka
tenaga untuk mengangkat pasien harus cukup dan
memadai demi untuk mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan dan tenaga yang dibutuhkan untuk
PROSEDUR mengangkat pasien ke atas meja pemeriksaan X- Ray
minimal berjumlah empat orang.
2. Pada saat dilakukannya proses pemeriksaan usahakan
semaksimal mungkin untuk tidak memanipulasi posisi
pasien dan apabila menginginkan posisi tambahan yang
lain maka usahakan untuk memanipulasi posisi alat dan
bukan memanipulasi pasien.
3. Untuk pemeriksaan lanjutan tergantung pada instruksi
dokter spesialis radiologi.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Gawat Darurat.
5. Pelayanan Rawat Jalan.
6. Keuangan / Kasir.

111
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ASPIRASI BENDA ASING

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/239/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
STANDAR PROSEDUR
Ditetapkan
OPERASIONAL
22 Agustus 2016 drg. Mohd Riza Faisal, MARS
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik radiografi aspirasi benda asing adalah teknik pemeriksaan


PENGERTIAN radiografi pada kasus tertelannya benda asing oleh pasien seperti
tertelan duri ikan, kelereng, uang koin, jarum, dan lain-lain.
Teknik pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan benda asing
TUJUAN yang bersifat radioopaque dan menemukan akibat dari benda asing
tersebut.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli nomor :
445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1. Petugas radiologi menginstruksikan kepada pasien mengganti


pakaian dengan pakaian yang sudah disediakan oleh petugas
radiologi.
2. Aspirasi Uang Logam :
Pada kasus ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
pemeriksaan foto thorax AP dan foto polos abdomen. Apabila
perlu untuk dilakukannya pemeriksaan tambahan maka dapat
dilakukan dengan cara menggunakan pemeriksaan flouroskopy
untuk melihat dimana letak benda asing tersebut berada.
1. Aspirasi benda Non Radioopaque :
Pada kasus ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan foto thorax AP dalam keadaan inspirasi dan
PROSEDUR ekspirasi untuk menemukan apakah ada terjadinya atelektasis
atau emphysema daerah distal dari daerah sumbatan.
2. Tertelan Duri Ikan atau Jarum :
Pada kasus ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
pemeriksaan foto cervical dengan menggunakan kondisi soft
tissue untuk menemukan benda asing tersebut. Apabila pada
pemeriksaan ini benda asing tersebut tidak dapat ditemukan
maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara menggunakan
beberapa helai kapas yang dipilin atau digulung kemudian
kapas tersebut dicelupkan ke dalam barium dan intstruksikan
kepada pasien untuk menelan kapas tersebut lalu kemudian
dibuat foto dengan menggunakan posisi AP dan lateral agar
dapat menemukan dimana letak benda asing tersebut berada.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

112
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS
TRAUMA HEPAR

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/240/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan pada trauma hepar adalah pemeriksaan


radiografi untuk memperoleh gambaran radiologi hepar yang
PENGERTIAN
informatif dan diagnosa yang tepat.

Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan


TUJUAN radiologi pada kasus trauma hepar.

Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

1.Teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus


trauma hepar antara lain yaitu :
a. Dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan USG hepar
yang bertujuan untuk melihat struktur parenkhim hepar
dan melihat apakah adanya hematom pada intra
parenkhimal.
PROSEDUR b. Dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan CT-Scan
apabila pada pemeriksaan ultra sonografi (USG) sulit
dilakukan seperti pada orang gemuk atau banyaknya
udara yang terdapat pada usus sehingga dapat
mengganggu jalannya proses pemeriksaan ultra sonografi
(USG).

1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

113
PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA KASUS TRAUMA
TRACTUS URINARIUS

Tanggal dan Nomor Revisi


No. Dokumen Jumlah Halaman
445/241/Rad-
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SPO/VIII/2016 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI
RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
Direktur
Tanggal
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Teknik pemeriksaan pada trauma tractus urinarius adalah


pemeriksaan radiografi tractus urinarius untuk memperoleh
PENGERTIAN
gambaran radiologi tractus urinarius yang informatif tanpa
melakukan banyak manipulasi pada pasien.
Prosedur ini sebagai panduan dalam pemeriksaan radiology
TUJUAN
pada kasus trauma tractus urinarius.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus


trauma tractus urinarius antara lain yaitu :
1. Dapat dilakukan dengan cara pada rongga abdomen
untuk melihat apakah ada terjadinya distribusi udara
pada usus, garis psoas, dan preperitoneal fat line.
2. Dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan intra vena
PROSEDUR pyelography (IVP) untuk melihat fungsi ginjal, sistem
calycal, dan ekstravasasi kontras pada ginjal dan
kandung kemih.
3. Dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan USG untuk
menilai parenchime ginjal, struktur kandung kencing
dan organ sekitarnya (hematoma atau cairan bebas di
cavum abdomen).
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

114
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PADA KASUS TRAUMA LIEN

No. Dokumen
445/242/Rad- Tanggal dan Nomor Revisi
Jumlah Halaman
SPO/VIII/2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1/1
TGK. CHIK DITIRO SIGLI

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli


Direktur
STANDAR OPERASIONAL Tanggal
PROSEDUR Ditetapkan
drg. Mohd Riza Faisal, MARS
22 Agustus 2016
Pembina Tk.I/Nip.1972006 200112 1 003

Pemeriksaan Radiologi pada trauma limpa adalah


pemeriksaan radiografi untuk memperoleh gambaran
PENGERTIAN
radiologi llien yang informatif dan menghasilkan diagnosa
yang tepat.
Prosedur ini sebagai panduan dalam melakukan pemeriksaan
TUJUAN
radiologi pada kasus trauma lien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
nomor : 445/ / 2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang
KEBIJAKAN
Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Radiologi.

A. Teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus


trauma lien antara lain yaitu :
1. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara menggunakan
pemeriksaan USG untuk melihat apakah ada terjadinya
hematom pada intra capsuler serta apakah ada
PROSEDUR
terjadinya rupture lien.
2. Pemeriksaan CT Scan dapat dilakukan apabila pada
pemeriksaan USG sulit dilakukan serta tidak dapat
memberikan informasi guna untuk menegakkan
diagnosa secara tepat.
1. Rekam Medik.
2. Pelayanan Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Rawat Jalan.
5. Keuangan / Kasir.

115

Anda mungkin juga menyukai