Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada Kami
sehingga Kami dapat mengumpulkan informasi serta pengetahuan tentang
pemeriksaan ini, Kami telah berusaha semampu Kami untuk mengumpulkan berbagai
macam bahan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah yang Kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu Kami mohon
bantuan dari para pembaca.
Demikianlah laporan penelitian ini Kami buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, Kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya Kami mengucapkan
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................4
C. Manfaat Penulisan...........................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
I. Arteriografi Femoralis........................................................................................5
A. Pengertian....................................................................................................5
B. Tujuan Pemeriksaan....................................................................................5
C. Anatomi dan Fisiologi.................................................................................5
D. Indikasi Pemeriksaan (Patologi)..................................................................7
E. Kontra Indikasi..........................................................................................10
F. Teknik Pemeriksaan..................................................................................11
II. Axillaris Arteriografi....................................................................................18
A. Pengertian Axillaris Arteriografi...............................................................18
Anatomi Axillaris Arteriografi............................................................................18
B. Pemeriksaan Awal Dan Premedikasi........................................................19
C. Teknik Pemeriksaan..................................................................................20
III. Brachial Arteriografi.....................................................................................20
A. Pengertian Brachial Arteriografi...............................................................20
Anatomi Brachial Arteriografi.............................................................................20
B. Point-Point Khusus Tentang Brachial Arteriografi...................................21
BAB III........................................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................22
B. Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dewasa ini memang
memudahkan kita untuk menegakkan diagnosa khususnya untuk penyakit yang susah
dilihat dengan mata telanjang, banyak metode metode serta peralatan canggih
ditemukan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan baik preventif,
kuratif, terapi, maupun rehabilitatif.
Di dunia radiologi sendiri berkembang berbagai macam metode-metode
pemeriksaan yang bisa menegakkan diagnosa yang awalnya hanya bisa melihat
perbedaan tulang dan jaringan saja, kini dengan bantuan kontras media sudah bisa
melihat saluran saluran di dalam tubuh, baik saluran pencernaan, saluran pernafasan,
peredaran darah, dan lain sebagainya dengan cara konvensional ataupun cara digital.
Kelainan pada peredaran darah umumnya sulit dideteksi dengan penglihatan
secara kasat mata, diperlukan pencitraan khusus untuk membantu mendeteksinya, ada
beberapa citra imejing yang dapat melakukannya antara lain dengan radiasi pengion
(radiasi sinar x, radiasi sinar gamma, dsb) dan radiasi non pengion (gelombang suara
tinggi, dan energi magnet). Kesemuanya itu memiliki ciri khas dan karakteristik yang
berbeda-beda antara satu dan lainnya.
Di sini penulis akan membahas mengenai Periferal Arteriografi, antara lain
arteriografi femoralis, arteriografi axilaris, dan arteriografi brachialis menggunakan
fluoroscopy dengan bantuan kontras media positif.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan kepada para mahasiswa dan mahasiswi
khususnya di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II
tentang Periferal Arteriografi.
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan, teknik pemeriksaan, dan hasil
gambaran dari pemeriksaan Periferal Arteriografi antara lain Femoralis
Arteriografi, Axillaris Arteriografi, dan Brachialis Arteriografi.
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan melalui penulisan ini dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang radiologi khususnya mengenai Teknik
Pemeriksaan Periferal Arteriografi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Arteriografi Femoralis
A. Pengertian
Arteriografi femoralis yaitu pemeriksaan radiografi untuk
memperlihatkan pembuluh arteri pada ekstremitas bawah dengan
memasukkan kontras media positif (Glenda J. Bryan). Arteri femoralis
merupakan arteri utama yang menyuplai darah ke ekstremitas bawah.
B. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan anatomi,
patologi, dan fisiologi pembuluh arteri dari hip joint sampai dengan kaki.
C. Anatomi dan Fisiologi
Pembuluh darah merupakan salah satu system peredaran darah
didalam tubuh manusia. Pembuluh darah terdiri dari tiga bagian yaitu
pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Dinding pembuluh darah terdiri tiga
lapisan yaitu lapisan terluar yang tersebut tunika advensia terdiri atas jaringan
februs. Lapisan tengah yang berotot elastis yang disebut tunika media dan
lapisan paling dalam yang endothelial disebut tunika intima.
Arteri femoralis merupakan arteri utama yang menyuplai darah ke
ektremitas bawah. Arteri ini dimulai dari arteri illiaca eksterna yang
merupakan cabang dari arteri illica komunis. Arteri femoralis berjalan dari
aligment inguinal inferior kemudian turun sebagian anterior paha melalui
celah otot adductor magnus. Pada daerah lipat paha terdiri dari arteri illiaca
circumflex superficisial, arteri epigastrik inferior superficial dan arteri
genetal externa superficial. Pada daerah sepertiga proximal os femur kira-kira
3-5 cm dibawah ligament inguinal terdapat cabang arteri yang disebut arteri
femoralis profuganda yang banyak memberikan percabangannya pada otot-
otot.
Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri femoralis pada adductor
hiatus yang berjalan melalui rongga poplitea dibelakang sendi lutut atau knee
joint dan berakhir pada batas bawah muskulus poplitea. Arteri ini berada pada
fossa poplitea dan nervus medial poplitea. Arteri poplitea mengeluarkan
cabang-cabangnya pada otot, sendi lutut dan bercabang menjadi arteri tibia
anterior dan arteri tibia posterior.
Arteri tibia anterior timbul pada bifurcation arteri poplitea. Arteri
tibia anterior mengalir kearah anterior antara dua caput tibia posterior diatas
bagian depan tungkai. Arteri ini kemudian muncul kepermukaan (superficial)
pada bagian atas kaki antara tendon extensor hallucis lingi dan tibia anterior.
Aliran arteri tibia anterior dapat ditunjukkan dengan menggambarkan pada
garis bagian depan caput fibula ketitik tengah antara dua maleolus.
Arteri tibia posterior adalah cabang arteri poplitea yang berjalan
kebawah pada bagian posterior tungkai kedalam gastro enemius dan otot-otot
solei. Arteri ini melalui bagian belakang maleolus anatara flexor digitorum
longus dan plexor hallucis longus. Arteri ini disertai oleh pembuluh darah
vena dan nervus tibia posterior. Di bawah mata kaki, arteri tibia posterior kira-
kira 2,5 cm dan dibawah otot poplitea distal.
Arteri dorsalia pedis adalah lanjutan dari arteri tibia posterior. Arteri
ini berjalan sepanjang daerah medial kaki kedasar os metatarsal satu dan dua
untuk bergabung dengan arcus plantar, sebelum meninggalkan dorsal, arteri
ini bercabang menjadi arteri arcuata yang bercabang-cabangnya
memperdarahi jari kedua sampai kelima.
Arteri plantar medial adalah cabang arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan sepanjang telapak kaki medial dabn bercabang kejari utama dan jari
keempat. Arteri plantar lateral adalah cabang arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan oblique melintasi kaki kedasar metatarsal untuk mensuplai darah
kejari-jari.
3. Trauma biasanya disebabkan oleh luka yang cukup luas pada jaringan
lunak, fraktur serta hipovelomik. Luka yang menembus mengakibatkan
putusnya arteri atau hematum intramural.
4. Malformasi arteriovenous ditandai dengan pembesaran tungkai.
Malformasi terdiri dari tiga jenis yaitu hubungan langsung antara arteri
dan vena pada arteriola, malformasi yang timbul pada kapiler dan
malformasi pada vena.
E. Kontra Indikasi
1. Alergi terhadap kontras media
2. Kelainan jantung
F. Teknik Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien
a. Pasien mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi
sekitar
daerah inguinal (selangkangan) dan pubis (kemaluan) untuk
mensterilkan dan terhindar dari kuman-kuman disekitar daerah punksi.
b. Pasien tidak boleh makan dan minum 6 jam sebelum pemeriksaan.
c. Berikan dulcolax 2 tablet malam sebelum dan 2 jam sebelum
pemeriksaan di berikan saponis enema (agar abdomen bersih dari
kotoran).
d. Pasien buang air kecil (mixie) sebelum pemeriksaan dimulai
2. Premedikasi
Pemasukan bahan kontras kedalam pembuluh darah akan
menyebabkan rasa sakit selama pemeriksaan dilakukan. Oleh karena itu,
premedikasi diberikan untuk mengurangi rasa sakit tersebut.
Premedikasi biasanya diberikan papaveretum 20 mg dan scopolamine
0,4 mg diberikan melalui intramuskuler ¾ jam (45 menit) sebelum
pemeriksaan.
3. Kontras Media
Conray 280 ( Glenda J. Bryan )
Kontras media yang digunakan berjenis water soluble organik iodine
compounds dengan konsentrasi bahan antara 50% sampai 76%. Jumlah
kontras media yang dipunksi sebanyak 20 ml sampai 30 ml untuk satu
proyeksi arteriografi femoralis dengan kecepatan penyuntikan 8 ml/s dan
40 ml - 60 ml untuk proyeksi bilateral dengan kecepatan penyuntikan
mencapai 10 sampai 15 ml/s.
4. Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Bahan Steril
Jarum arteriogram
Adaptor
Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
Sponge forceps
Guide wire
Gallipot
Kasa
Handuk
Baju pasien
b. Bahan Unsteril
Pembersih kulit
Ampul Kontras Media
Saline
Jarum Disposable
Pembuka Ampuls
Lokal Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )
5. Posisi Pasien
a. Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jari-jari
kaki
diputar 30° ke dalam.
b. Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.
c. Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung
penglihatan yang lebih baik pada daerah poplitea dan cabang-
cabangnya.
C. Teknik Pemeriksaan
1. Pasien diberikan penjelasan awal mengenai prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan dan mengingatkan pasien bahwa ketiaknya sudah dicukur
ketika pasien datang ke ruangan radiologi.
2. Pasien dipindahkan ke meja pemeriksaan dan diambil foto pendahuluan
sebelum atau sesudah pemberian anastesi secara nyaman. Pasien diberikan
ganjalan dibawah ketiaknya agar nyaman.
3. Lengan diangkat ke atas, siku di fleksikan, dan tangan diputar keluar (di
rotasikan). Kepala menoleh ke arah yang berlawanan. Tangan diikat atau
dipegang oleh seorang asisten untuk menjaga posisi lengan agar tetap pada
posisinya.
4. Daerah ketiak dibersihkan.
A. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan Periferal Arteriografi dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu arteriografi femoralis, arteriografi axilaris, dan arteriografi
brachialis dengan menggunakan fluoroscopy dengan bantuan kontras media
positif.
Teknik pemeriksaan arteriografi axillaris dan arteriografi brachialis
digunakan apabila teknik arteriografi femoralis tidak berhasil atau sulit
dilakukan. Namun, biasanya pasien hanya melakukan teknik pemeriksaan
arteriografi femoralis karena lebih mudah dilakukan penyuntikan bahan
kontras dibandingkan teknik pemeriksaan arteriografi axillaris dan arteriografi
brachialis.
B. Saran
Pemeriksaan arteriografi femoralis dalam prakteknya dibutuhkan
ketelitian dari para dokter dan radiografer. Karena arteri femoralis ini
merupakan salah satu pembululuh darah yang mempunyai fungsi penting di
dalam tubuh kita. Sehingga, diharapkan teknik pemeriksaan ini dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA