Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan HidayahNya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan tugas mata kuliah
Rekayasa Sungai Jurusan Teknik Sipil S-1 Universitas Riau . Makalah ini disusun berdasarkan
pembelajaran yang dilakukan dengan judul makalah WATERFRONT CITY Selama
menyelesaikan tugas ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya .
Penulis telah banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
menyelesaikan Makalah ini, Kami tak luput dari kesalahan-kesalahan dengan itu kritik dari
pembaca sangatlah berguna bagi Kami untuk kepentingan yang akan datang .
Akhir kata Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi Kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Penulis
( Kelompok I )
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui defenisi Dari Evaporasi.
2. Untuk Mengetahui Factor-Faktor Yang dapat Mempengaruhi Proses Evaporasi.
3. Untuk Mengetahui proses yang terjadi saat evaporasi berlangsung
4. Untuk mengetahui Perbedaan Antara Proses Evaporasi Dengan Proses Lainnya
5. Untuk mengetahui cara pengukuran proses Evaporasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Waterfront City
Waterfront City adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai,
sungai ataupun danau. Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah
daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols,2003).
Waterfront City/Development juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang
memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah
perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan
pembangunan wajah kota yang terjadi berorientasi ke arah perairan.
Menurut direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam Pedoman Kota Pesisir
(2006) mengemukakan bahwa Kota Pesisir atau Waterfront City merupakan suatu kawasan yang
terletak berbatasan dengan air dan menghadap ke laut, sungai, danau dan sejenisnya. Pada
awalnya waterfront tumbuh di wilayah yang memiliki tepian (laut, sungai, danau) yang
potensial, antara lain: terdapat sumber air yang sangat dibutuhkan untuk minum, terletak di
sekitar muara sungai yang memudahkan hubungan transportasi antara dunia luar dan kawasan
pedalaman, memiliki kondisi geografis yang terlindung dari hantaman gelombang dan serangan
musuh.
Aspek yang dipertimbangkan adalah kondisi yang ingin dicapai dalam penataan kawasan.
komponen penataan merupakan unsur yang diatur dalam prinsip perancangan sesuai dengan
aspek yang dipetimbangkan. Variabel penataan adalah elemen penataan kawasan yang
merupakan bagian dari tiap komponen dan variabel penataan kawasan dihasilkan dari kajian
2
(normatif) kebijakan atau aturan dalam penataan kawasan tepi air baik didalam maupun luar
negeri dan hasil pengamatan di kawasan studi (Sastrawati, 2003).
Adapun koota yang dapat diterapkan konsep Waterfront City setidaknya memiliki kriteria
kriteria adalah sebagai berikut :
a) Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau,
sungai, dan sebagainya)
b) Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata
c) Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau
pelabuhan.
d) Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan.
e) Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horizontal di sepanjang kawasan
3
sebagai alternatif menanggulangi banjir di perkotaan melalui peningkatan peran masyarakat dan
kearifan lokal, sehingga terwujud city without flood.
4
b. Sebagai kawasan hunian
Di dalam Waterfront City/Development dapat diterapkan pengembangan
kawasan hunian di tepi air. Pengembangan hunian di tepi air tentunya harus melihat
kondisi airnya tersebut pastinya airnya tidak berbau dan kotor karena jika terbangun
hunian di lokasi tersebut dengan kondisi air yang buruk maka produk huniannya akan
sulit terjual ataupun terhuni. Dalam pengembangan hunian di tepi air dapat di bangun
produk rumah ataupun kondominium. Penerapan kawasan huian di tepi air dapat
dilihat di daerah Port Grimoud - Prancis. Di sepanjang aliran sungainya banyak
terbangun hunian bertingkat.
5
berbau maka kawasan tersebut terjamin akan banyak di singgahi pengunjung. Selain
itu pula dapat juga dibanguna area terbuka (plaza) di kawasan tersebut. Waterfront
dengan konsep sebagai kawasan komersial dan hiburan ini pastinya akan sangat
digemarai oleh masyarakat perkotaan. Sekaligus juga dapat meningkatkan pendapatan
di daerah tersebut.
Berikut beberapa kota yang menerapkan Waterfront City dengan fungsi sebagai
kawasan komersial hiburan dan wisata :
1. San Antonio, Texas Amerika Serikat
Kota San Antonio di Texas berhasil mengembangkan waterfront city modern
yang dapat mempertahankan bangunan bersejarah dan dapat menonjolkan nuansa
kesenian dan budaya setempat. Kawasan Waterfront city di pusat kota ini yang
dapat meningkatkan kondisi perekonomian di Texas
Gambar 3.1 Penerapan Waterfront City sebagai komersial, hiburan dan wisata
di kota San Antonio, Texas Amerika Serikat
6
2. Positano dan Amalfy, Italia
Positiano dan Amalfi di Italia, mengembangkan romantic waterfront yang
mengkombinasikan pelabuhan, resort dan pusat perbelanjaan yang seimbang fungsi
dan skalanya yang cukup besar.
Gambar 3.2 (a) Penerapan Waterfront City sebagai komersial, hiburan dan wisata
di kota Amalfy Italia
7
Gambar 3.2 (b) Penerapan Waterfront City sebagai komersial, hiburan dan wisata
di kota Postiano Italia
3. Paris, Francis
Tepian Sungai Seina di Paris dikembangkan untuk menciptakan fungsi, skala
perubahan suasana yang dinamis melalui penataan kawasan komersial, industri,
residensial dan rekreasi
8
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan tanah, air, dan permuaakan bukan
vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama
dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau,
waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada
bermacam-macam antara lain : temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan
angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi, Pekanbaru: Universitas Riau
Jurusan Teknik Sipil Program Studi Diploma III Teknik Sipil
Anonim. (2010). Bahan Ajar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi, Pekanbaru: Universitas Islam
Riau Jurusan Teknik Sipil
12