Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAYANAN

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


(PKRS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr FAUZIAH BIREUEN

Tahun 2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................................................... 1

Tujuan ....................................................................................................................... 2

Ruang Lingkup .......................................................................................................... 2

Batasan Operasional ................................................................................................. 2

Landasan Hukum ...................................................................................................... 3

BAB II STANDAR KETENAGAAN

Kualifikasi SDM ......................................................................................................... 3

Distribusi dan Pengaturan Ketenagaan .................................................................... 5

BAB III STANDAR FASILITAS . ............................................. 6

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN . ........................................... 7

Program .................................................................................................................... 12

BAB V LOGISTIK . ............................................... 13

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................................................. 14

BAB VII KESELAMATAN KERJA . ............................................ 15

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ......................................... 17

BAB IX PENUTUP.................................................................................................................... 18

LAMPIRAN . .............................................. 19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan sehingga Pedoman Pelayanan PromoRumah Sakit ini dapat selesai disusun.

Pedoman Unit kamar operasi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan pedoman kerja bagi
petugas rumah sakit terutama tenaga keperawatan yang bekerja di unit kamar operasi.

Pedoman ini sangat penting untuk membantu sistematika kerja perawat di unit kamar operasi
sehingga pada akhirnya diharapkan secara khusus dapat mengurangi atau menurunkan angka
kematian, kecacatan dan infeksi seminimal mungkin serta meningkatkan mutu pelayanan di
kamar operasi pada umumnya.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua
pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Unit kamar operasi Rumah Sakit .

, Februari 2014

( Penyusun )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 1
menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya dikatakan bahwa Pelayanan
Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.
Mengacu kepada peraturan perundang-undangan tersebut di atas, kiranya dapat
dinyatakan bahwa di setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan,
salah satunya melalui kegiatan promosi kesehatan.
Reformasi kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari konteks Reformasi Nasional yang
masih berlangsung dewasa ini. Reformasi kesehatan adalah perubahan pola dan landasan pikir
(paradigma) yang berkaitan dengan persepsi kesehatan dalam konteks pembangunan nasional.
Perubahan paradigma bahwa kesehatan termasuk pelayanannya adalah public goods yang
berarti wajib dilaksanakan oleh semua orang dalam pembangunan kesehatan secara bersama.
Maka mulailah perkembangan iklim persaingan yang sangat ketat di bidang perumahsakitan,
yang berarti munculnya elemen penekanan yang baru bagi organisasi rumah sakit, yang pada
era sebelumnya boleh dikatakan tidak ada.
Demikian pula dengan timbulnya iklim reformasi dibidang politik, ekonomi, hukum dan
sosial budaya, akan sangat berpengaruh kepada kelangsungan hidup organisasi rumah sakit.
Hal ini mengakibatkan faktor-faktor lingkungan luar rumah sakit akan memiliki pengaruh
yang hampir setara dengan faktorfaktor dalam organisasi rumah sakit itu sendiri.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan salah satu cara rumah sakit di Indonesia
untuk siap bersaing dengan rumah sakit dalam negeri maupun rumah sakit negara tetangga.
Sehubungan dengan telah dikembangkannya Pendekatan Rumah Sakit Proaktif sejak
1997 dimana salah satu esensinya adalah Rumah Sakit Proaktif harus dapat berfungsi sebagai
Rumah Sakit Promotor Kesehatan (Health Promoting Hospital) yang juga melaksanakan
kegiatan Promotif maupun preventif bagi kesehatan pasien, staf rumah sakit dan masyarakat
di wilayah cakupannya serta pengembangan organisasi rumah sakit menjadi organisasi yang
sehat. Gerakan menjadi Rumah Sakit Promotor Kesehatan akan menghasilkan reorientasi
pelayanan rumah sakit dimana klien rumah sakit adalah pasien dan orang sehat.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang
ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerja sama yang
positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan
keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit,
serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan
membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain
itu, Promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien,
keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha

penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit

B. Tujuan Pedoman
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasien dan
keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di rumah
sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengan sasaran yaitu tujuan bagi pasien,
keluarga pasien, dan tujuan bagi rumah sakit.
1. Bagi Pasien, mengembangkan perilaku kehatan (healthy behavior), mengembangkan
perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (healthy seeking behavior).
2. Bagi Keluarga, membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, keliarga tidak
terserang atau tertular penyakit, membantu agar tidak menularkan penyakit ke orang
lain.
3. Bagi Rumah sakit, meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, meningkatkan citra
rumah sakit, meningkatkan angka hunian rumah sakit Board Occupancy Rate (BOR).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Sasaran Promosi Kesehatan di rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit yang
terdiri dari:
1. Petugas
2. Pasien
3. Keluarga pasien
4. Pengunjung
5. Masyarakat yang tinggal atau berada di sekitar rumah sakit

D. Batasan Operasional
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-
masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

E. Landasan Hukum
Buku Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit dibuat berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Salah satu sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan PKRS adalah
tenaga Sumber Daya Manusia, adapun Sumber Daya Manusia utama untuk PKRS meliputi:
1. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain)
2. Petugas Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
3. Petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
4. Petugas Humas Rumah Sakit
5. Petugas Teknologi Informasi

Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki oleh para
petugas rumah sakit, maka harus diselenggarakan program pelatihan/kursus.

Kualifikasi Kompetensi Umum


- Dokter Spesialis - Memiliki komitmen terhadap visi dan misi
- Dokter Umum rumah sakit.
- S1/D3 Keperawatan - Menguasai tehnik pemberian edukasi
- S1/D3 Kebidanan - Mampu memberikan edukasi sesuai dengan
- S1/D3 Penunjang Medis keilmuannya.
- S1/D3 semua jurusan dengan - Mampu menyelenggarakan event-event,
peminatan serta kemampuan dalam pengelolaan website, facebook, twitter,
bidang kehumasan dan teknologi blog rumah sakit.
komunikasi.

Dalam memenuhi kebutuhan akan kualifikasi sumber daya manusia yang dapat
melaksanakan promosi kesehatan rumah sakit dengan baik, maka dilakukan koordinasi
dengan bagian Diklat SDM dalam penyelenggaraan pelatihan-pelatihan baik internal maupun
eksternal, yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, antara lain:
Diklat
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Umum
Program Orientasi Karyawan Baru X
Visi , Misi & Struktur RS
SDM RS
Sistem Managemen Mutu ( ISO 9001: 2008 &
Akreditasi )
Dasar Balanced Score Card
All Customer Service
Karya
wan Komunikasi Efektif
X X X X X X X X X X X X
Courtesy Of Dial ( Tata Krama bertelepon )
Standar Pelayanan Rumah Sakit
Pengenalan Limbah B3 RS
Fire Fighting Evakuation
Kerja Sama Customer & Produck Marketing
Pengenalan Program PPI
Patient Safety
Pengenalan Basic Dasar Komputer RS
Pengenalan File Rekam Medis
Workshop Customer Service Excellence X X X
Leadership X X X X X
BHD Awam X X X X
Bahasa Inggris X X X X X X X X X X X X X
Pelatihan Interview Penerimaan karyawan baru X X X
5R X X X
B. Distribusi dan Pengaturan Ketenagaan
Dalam upaya menjalankan kegiatan Promosi Kesehatandi Rumah Sakit , maka dibentuk
satu Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan Klien Sehat, di dalam dan di luar gedung rumah sakit.
a. Tenaga humas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan seminar,
penyuluhan, forum diskusi kesehatan, health talk di media radio dan TV, serta
pembinaan komunitas.
b. Tenaga teknologi komunikasi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan website,
facebook, twitter, materi media promosi layar sentuh dan TV LCD.
c. Tenaga advertising yang bertanggung jawab dalam pembuatan materi promosi,
dalam hal ini dilakukan oleh pihak ketiga, dengan materi yang disiapkan oleh tenaga
humas.
2. Promosi Kesehatan untuk pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di dalam gedung
rumah sakit.
a. Dokter sebagai penanggung jawab dalam menjelaskan mengenai kondisi pasien,
patofisiologis penyakit pasien, diagnosa, tatalaksana, tindakan medis, prognosis,
rencana penatalaksanaan berikutnya, serta anjuran pencegahan dan penatalaksanaan
terkait penyakit yang diderita oleh pasien.
b. Perawat sebagai penanggung jawab dalam edukasi kepada pasien yang berkaitan
dengan asuhan keperawatan.
c. Tenaga penunjang medis (Fisiotherapi, radiologi. Laboratorium, Farmasi, Gizi,
elektromedis)
d. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit, sebagai penanggung
jawab dalam penatalaksanaan segala macam resiko infeksi di rumah sakit
e. Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit, sebagai penanggung jawab
dalam
upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses
pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik
lainnya yang ada di lingkungan Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan
bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung dan
masyarakat di sekitarnya.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Fasilitas Promosi Kesehatan Rumah Sakit mencakup fasilitas eksternal dan internal
Fasilitas yang dipergunakan untuk kegiatan eksternal antara lain:
1. Fasilitas untuk pameran:
- Backwall
- Tenda pameran
- Meja
- Kursi
- Tempat brosur
- Mini Dvd player
- Standing Banner
2. Fasilitas untuk seminar atau penyuluhan:
- Laptop
- Infocus
- Pointer
- Seminar kit (gimmick, brosur, company profile)
3. Fasilitas untuk promosi di luar gedung rumah sakit:
- Spanduk-spanduk promosi
- Baligo
Fasilitas yang dipergunakan untuk kegiatan internal antara lain:
1. Formulir edukasi
2. Formulir informasi
3. Formulir persetujuan tindakan
4. Brosur-brosur dengan materi sesuai dengan unit dan jenis pelayanan
5. Alat Peraga
Semua fasilitas yang digunakan harus mempunyai standar keamanan, sesuai fungsi
dan penempatannya. Fasilitas media promosi yang diletakkan di area dalam gedung rumah
sakit harus memenuhi standar keamanan.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilaksanakan di dalam dan di luar gedung rumah
sakit. Kegiatan yang dilaksanakan di dalam gedung rumah sakit sesuai dengan pelayanan
yang diselenggarakan oleh rumah sakit, dengan memperhatikan kebutuhan masing-masing
area pelayanan. Sedangkan kegiatan di luar rumah sakit lebih merujuk pada klien yang sehat.
1. Promosi Kesehatan di Ruang Pendaftaran dan Pelayanan Pelanggan
a. Penyediaan poster/spanduk promkes
b. Penyediaan informasi alur pelayanan
c. Penyediaan informasi praktek dokter
d. Penyediaan suara/rekaman petunjuk jadwal berkunjung dan K3
e. Penyediaan sound system/audio visual

2. Promosi Kesehatan di Rawat Jalan.


a. Penyediaan ruang konsultasi
b. Penyediaan gambar dan model
c. Penyediaan informasi kesehatan dengan media audio visual
d. Penyediaan TV LCD dan informasi layar sentuh.
e. Pelaksanaan penyuluhan individu dan kelompok
f. Penyediaan leaflet gratis

3. Promosi Kesehatan di Rawat Inap


a. Pelayanan konseling (bedside conseling oleh dokter, perawat, ahli gizi, farmasi,
rehab medis dan sebagainya)
b. Penyediaan gambar, foto, dan poster
c. Pelayanan konseling kelompok
d. Penyediaan poster pada ruangan tunggu
e. Penyediaan boxes yang berisi leaflet
f. Penyediaan informasi melalui audio visual
g. Penyuluhan bagi penjenguk pasien.
h. Pelayanan rohani
i. Advokasi dengan yayasan untuk membantu pasien yang tidak mampu

4. Promosi Kesehatan di Penunjang Medik


a. Promosi kesehatan di laboratorium
- Penyediaan poster
- Penyediaan leaflet gratis
b. Promosi kesehatan Apotik
- Penyediaan informasi kesehatan dengan media audio visual
- Penyediaan poster
- Penyediaan leaflet gratis
c. Promosi kesehatan di Radiologi
- Penyediaan informasi kesehatan dengan media audio visual
- Penyediaan poster
- Penyediaan leaflet gratis
d. Promosi kesehatan di Gizi
- Penyediaan Poster
e. Promosi kesehatan di fisioerapi
- Penyediaan Poster
- Penyediaan leaflet gratis

5. Promosi Kesehatan Klien Sehat


a. Penyelenggaraan seminar bagi kalangan medis maupun bagi masyarakat awam
b. Penyelenggaraan penyuluhan
c. Penyelenggaraan forum diskusi kesehatan (Round Table Discussion, Case Review
d. Senam Hamil
e. Pembentukan dan pembinaan komunitas ( diabetes, lansia )
f. Penyelenggaraan health talk di media TV dan Radio

6. Promosi Kesehatan Luar Gedung


a. Promosi Kesehatan di tempat ibadah
b. Promosi Kesehatan di tempat parkir
- Penyediaan spanduk
- Penyediaan leaflet gratis
c. Promosi Kesehatan di Taman Rumah sakit berupa papan petunjuk, papan
peringatan.
d. Promosi Kesehatan di sekolah-sekolah dengan memberikan pamphlet edukasi
untuk dipajang di mading sekolah
e. Promosi Kesehatan di perusahaan perusahaan dengan memberikan spanduk-
spanduk edukasi
f. Promosi Kesehatan di pelabuhan berupa baligo
g. Promosi Kesehatan di tempat tempat strategis di dalam kota dalam bentuk
spanduk.
h. Promosi Kesehatan di tempat tempat strategis di .

Edukasi internal kepada pasien dan keluarga pasien, dilaksanakan dengan panduan sebagai
berikut:
1. Assesement/pengkajian kebutuhan komunikasi / pendidikan dan pengajaran
- Pendidikan pasien dan keluarga di rencakan dengan melakukan assement kebutuhan /
pendidikan dan pengajaran meliputi penilaian tentang kepercayaan dan nilai-nilai
yang di anut pasien dan keluarganya, kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan
bahasa, hambatan emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif serta
kemampuan pasien untuk menerima informasi yang diberikan.
- Proses assement kebutuhan komunikasi / pendidikan dan pengajaran pasien di RS
dilaksanakan dengan efektif sehingga dapat menghasilkan keputusan tentang
pengobatan pasien yang harus segera di lakukan dan kebutuhan pengobatan lanjutan
untuk emergensi, efektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien
berubah.
- Proses assement pasien adalah proses yang terus menerus yang digunakan pada
sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan di RS dan di catat pada form
pengkajian keperawatan rawat inap dan rawat jalan.
- Kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga diidentifikasi pada saat melakukan
pengkajian awal pasien termasuk kebutuhan sarana dan interpreter.
- Proses assement pada pasien anak-anak dan pasien dengan penurunan kesadaran
dilakukan kepada orang tua pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien.
2. Pendidikan Pasien dan Keluarga di Rawat Inap
- Setiap pasien dan keluarga rawat inap yang baru masuk rumah sakit berhak
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai peraturan rumah sakit, fasilitas dan
cara penggunaanya, penyakitnya, pemeriksaan, terapi ( obat, diet, dan terapi
lainnya), perawatan, keamanan pasien / pencegahan infeksi dan pelayanan
kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien.
- Setiap pasien dan keluarga rawat inap selama perawatan berhak mendapatkan
edukasi mengenai perkembangan penyakit, prognosa, pemeriksaan lanjut, tindakan
medis, perubahan terapi, terapi lanjutan ( obat, diet dan terapi lainnya), perawatan
lanjutan dan pelayanan lanjutan kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien.
Diberikan sesuai dengan situasi dan keadaan perkembangan penyakit pasien.
- Setiap pasien dan keluarga rawat inap yang akan pulang atau persiapan pulang
berhak mendapatkan pendidikan mengenai kondisi penyakit pasien saat pulang,
terapi ( obat, diet, dan terapi lainnya) yang akan di lanjutkan dirumah, data data
yang di bawa pulang dan kegunaanya, pemeriksaan / kontrol selanjutnya,
kebutuhan home visite jika diperlukan.
- Pendidikan/edukasi pada pasien anak-anak dan pasien dengan penurunan
kesadaran diberikan kepada orang tua pasien, keluarga atau penanggung jawab
pasien.
- Edukasi dan support psikologis diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis,
pasien terminal, pasien dalam pengobatan chemoterapi, pasien dalam
kegawatan/intensif.
- Dokumentasi pemberian pendidikan/ edukasi dicatat pada formulir pemberian
informasi/ edukasi
3. Pendidika Pasien Dan Keluarga Di Rawat Jalan (Individu)
- Setiap pasien dan keluarga rawat jalan mendapatkan pendidikan / edukasi tentang
pelayanan kesehatan di rumah sakit ( sesuai dengan penyakitnya).
- Setiap pasien dan keluarga rawat jalan mendapatkan pendidikan / edukasi tentang
penyakitnya dengan jelas.
- Setiap pasien dan keluarga pasien mendapatkan penjelasan mengenai terapi /
tindakan medis, pengobatan dan diet sesuai dengan penyakitnya.
- Dokumentasi pemberian edukasi di Rawat Jalan di catat pada formulir Pemberian
Informasi dan Edukasi.
4. Pendidikan Pasien dan keluarga Di Rawat Inap dan Di Rawat Jalan yang di laksanakan
secara penyuluhan kelompok .
- Setip pasien dan keluarga pasien di rawat inap mendapatkan penyuluhan /
edukasi tentang masalah kesehatan, penyakit, cara pencegahan, dan pengobatan /
penatalaksanaan yang ada di rumah sakit yang dapat di lakukan dengan penyuluhan
kelompok di ruangan tertentu.
5. Petugas / edukator PPK
- Pendidikan pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh multi disiplin
ilmu yang terlibat dalam perawatan pasien dimana mereka yang memberikan
penyuluhan memiliki pengetahuan tentang materi sesuai kebutuhan pasien,
keterampilan komunikasi yang baik dan waktu yang cukup untuk melakukannya.
- Pendidikan Pasien dan Keluarga di laksanakan oleh Dokter Umum, Dokter
Spesialis, Perawat / Bidan, Ahli Gizi/ Nutrisionis, Apoteker, Dokter Rehabilitasi
Medis, Rohaniawan.
6. Metode PPK
Metode pendidikan pasien dan keluarga dipilih dengan mempertimbangkan nilai dan
preferensi pasien dan keluarganya sehingga dapat berpartisipasi dalam proses perawatan
dan untuk memastikan bahwa mereka susdah memiliki pemahaman yang benar tentang
kesehatan.
Metode yang dapat gunakan :
- Ceramah
- Observasi
- Simulasi
- Diskusi
- Demonstrasi
- Praktek langsung
7. Media PPK
- Leaflet
- Alat peraga
8. Pengkajian Kebutuhan Pendidikan pada Pasien dan Keluarga
Pengkajian kebutuhan Pendidikan pada pasien dan keluarga dilakukan oleh perawat dan
dilakukan secara terintegrasi pada saat melakukan pengkajian secara umum (pengkajian
tanda vital, status sosial, status psikologi, nyeri, resiko jatuh, risiko dekubitus,
kebutuhan informasi dan edukasi dan pengkajian yang lainnya).
Bila pasien masuk melalui UGD maka yang melakukan pengkajian edukasi adalah
perawat UGD dilakukan di UGD.
Bila pasien masuk melalui poliklinik maka yang melakukan pengkajian edukasi adalah
perawat poliklinik dilakukan di poliklinik.
Bila pasien dirawat di Rawat Inap maka dilakukan pengkajian edukasi kembali oleh
perawat rawat inap dan dilakukan di ruang rawat inap.
9. Prosedur Pelaksanaan Pendidikan Pasien dan keluarga ( PPK ) adalah sebagai berikut :
- Petugas memberikan salam kepada pasien dan keluarga, menciptakan suasana
yang nyaman dan menjaga privacy dengan menutup tirai bila pasien dalam satu
ruangan terdiri lebih dari satu pasien, dan memperkenalkan diri
- Petugas melakukan identifikasi pada pasien dengan menanyakan kembali nama,
tanggal lahir dan medical record pasien dan menjelaskan tujuan dilakukan
edukasi.
- Petugas berkomunikasi dengan pasien dan keluarga menggunakan bahasa yang
jelas, sopan dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien,
ditambahkan dengan bahasa nonverbal (gerak tubuh yang mendukung), bila perlu
digunakan media seperti brosur, leaflet, gambar, maket dan sebagainya.
- Bila pasien memiliki kendala bahasa asing, maka petugas meminta bantuan tenaga
lain yang mampu berkomunikasi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh
pasien melalui customer care.
- Bila pasien memiliki kendala pendengaran, maka petugas meminta bantuan
kepada keluarga atau pengantar pasien yang biasa berkomunikasi dengan pasien
untuk menerjemahkan pemberian edukasi pada pasien, atau komunikasi dilakukan
secara tertulis.
- Dorong pasien dan keluarga untuk bertanya tentang edukasi yang belum jelas.
- Petugas menuliskan materi edukasi, dan meminta pasien untuk memberikan
tanggapan apakah sudah mengerti tentang edukasi yang diberikan dan menuliskan
di tanggapan penerima informasi.
- Petugas melakukan terminasi edukasi dengan mengucapkan terimakasih dan
memberikan salam kepada pasien dan keluarga.

Adapun untuk pelaksanaan program eksternal adalah sebagai berikut di bawah ini.
Bulan Pelaksanaan
Program
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Ceramah/penyuluhan kesehatan x x x x x x x x x x x x
Program promosi edukasi berupa penyediaan leaflet, brosur, x x x x x x x x x x x x
flyer, banner, media audio dan visual
Seminar secara rutin ke perusahaan , komunitas, sekolah x x x x x x x x x x x x
Penyuluhan kesehatan ke perusahaan , komunitas, sekolah x x x x x x x x x x x x
Bekerjasama dengan organisasi tertentu dalam pelaksaan
x x x x x x x x x x x x
seminar
Penyelenggaraan talk show radio dan TV x x x x x x x x x x x x
Mengelola website, facebook dan e- commerce x x x x x x x x x x x x
Penyedia narasumber dalam rubrik kesehatan melalui media
x x x x x x x x x x x x
massa
Mengadakan press release untuk fasilitas ataupun tindakan
x x x x x x x x x x x x
operatif terbaru
Penyebaran brosur,flyer, poster, banner x x x
Turut serta dalam pameran x x x x x x x x x x x x
Pembuatan Baliho x x x x x x x x x x x x
Pengelolaan club diabetes x x x x x x x x x x x x
Pembentukan duta anti bullying di tiap sekolah x x x x x x x x x x x x
Pembentukan duta hand washing di sekolah sekolah x x x x x x x x x x x x
Kampanye cuci tangan di tiap komunitas masyarakat
Program kerjasama klinik satelit x x x x x x x x x x
Pelayanan rohani x
Program kemitraan dengan Rumah Sakit di . x x x x x x x x x x x x
Program Round Table Discussion dengan menghadirkan
tenaga ahli untuk fasilitas terbaru atau tindakan operatif x x x x x x x x x x x x
terbaru
Penyelenggaraan Seminar /Simposium x x x x x x x x x x x x
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan logistik pada kegiatan promosi kesehatan rumah sakit merupakan suatu
siklus kegiatan dimulai dari persiapan materi, desain, perencaan, pengadaan, pendistribusian,
serta evaluasi kelayakan.
Logistik pada pelaksanaan kegiatan promosi rumah sakit antara lain:
- Form Pengkajian Pasien Rawat Jalan
- Form Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap
- Form UGD
- Formulir Catatan Pemberian Informasi/ Edukasi
- Brosur-brosur dengan materi sesuai dengan unit dan jenis pelayanan
- Tas promosi
- Barang-barang souvenir promosi
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1)
mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien. Yang dimaksud dengan
keselamatan pasien (patien safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar
dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya risiko.
Standar keselamatan pasien tersebut dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah kesalahan
medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi
(near miss).
Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, meliputi:
1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Setiap Rumah Sakit diwajibkan untuk mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan
Pasien yang meliputi tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;dan
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Melalui penerapan tujuh langkah tersebut diharapkan hak pasien yang dijamin dalam Pasal 32
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terpenuhi. Hak tersebut antara
lain untuk memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedural operasional serta layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan di
masyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
AB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu Promosi Kesehatan Rumah Sakit , berdasarkan:


1. Sasaran Mutu Internal, sesuai dengan sasaran mutu masing-masing unit yang berkaitan
dengan promosi kesehatan, berupa kelengkapan dokumen rekam medis yang
mencakup informasi dan edukasi.
2. Sasaran Mutu Eksternal, sesuai dengan sasaran mutu Humas, antara lain dalam
kegiatan:
- Penyelenggaraan Seminar
- Penyelenggaraan Penyuluhan
- Artikel kesehatan
- Pameran Kesehatan
- Penyelenggaraan talk show di radio dan TV
- Bekerjasama dengan institusi pemerintah maupun swasta, serta perusahaan-
perusahaan dalam edukasi kesehatan.
- Penyediaan brosur-brosur edukasi kesehatan.
BAB IX
PENUTUP

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-
masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit berusaha mengembangkan pengertian pasien,
keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu,
Promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien,
keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha
penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit ini merupakan
langkah awal suatu proses yang panjang dan berkesinambungan, untuk itu sangat diperlukan
dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam pelaksanaannya.
Lampiran

DAFTAR KETENAGAAN TIM PROMOSI KESEHATAN


RUMAH SAKIT

Ketua Tim PKRS : dr. Shinta Trilusita, MARS


Sekretaris : Cyntia Latuma
Bagian Umum :
1. Maria Yuli (Informasi dan Sarana)
2. Damara Dwiki (Dokumentasi, Website, Facebook, Twitter, Blog, E-mail)
3. Dwi Cahyo (Intranet)
Bagian Penyuluhan Internal:
Ketua : dr. Imelda Wijaya
Anggota:
1. Dr. Retno Kusumo, MARS
2. Dr. Fisher Iwan, SpKFR (Medis)
3. Dr. Bram, SpAn (Medis)
4. Dr. Budi Tan, SpPD (Medis)
5. Dr. Sutomo
6. Dr. Anna Maria
7. Endang Sulastri, S.Kep. (Keperawatan)
8. Mira Setiawati, S.Kep. (Keperawatan)
9. Nelsi Trisna, AMK. (Keperawatan)
10. Indah Purnama Sari, S.Kep. (Keperawatan)
11. Dayang Suhaila, AMK. (Rawat Jalan)
12. Yanti Sinaga, AMK (Rawat Inap)
13. Diwanisari, AMKeb. (Kebidanan)
14. Tsabit, AMK (Haemodialisa)
15. Yudi Indra (Radiologi)
16. Leni (Laboratorium)
17. Yudi (Elektromedis)
18. Sri Vera S. (Gizi)
19. Theresia Eni (Fisiotherapi)

Bagian Penyuluhan Eksternal:


Ketua : Wiwit Puspitasari Dewi, S.Psi, Psi.
Anggota :
1. Dr. Brain Gantoro, SpGK (Medis)
2. Dr. Devy Serevina, SpPA.
3. Dr. Abdul Malik, SpP.
4. Dr. Fani Farhansyah.
5. Dr. Gina M. Rotty, SpOG.
6. Dr. Hafizah, SpM
7. Dr. Dewi Metta, SpA, M.Kes.
8. Maryana, S.Psi, Psi. (Psikolog)
9. Novita Simbolon
10. Lusiana ARH, S.Kep.
11. Novia Sari

Anda mungkin juga menyukai