Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem utilitas bangunan merupakan sistem yang akan mendukung


sistem operasional bangunan, dimana sistem ini sangat dibutuhkan dan
harus direncanakan sematang mungkin mengingat faktor-faktor yang harus
dipertimbangakat seperti : faktor fungsi, faktor estetika, faktor keamanan,
serta faktor kenyamanan. Sebagai seorang arsitek dalam merancang sebuah
bangunan faktor fungsi dan estetika bangunan merupakan hal utama yang
harus dipertimbangkan, sehingga keberadaan sistem utilitas didalam
bangunan hendaknhya dapat beroperasi dengan baik tanpa mengggangu
fungsi utama bangunan itu, serta mendukung pelaksaan fungsi bangunan.
Selain itu estetika juga harus dipertimbangkan, keberadaan sistem utilitas
hendaknya tidak mengganggu faktor estetika atau seni, sehingga kesan yang
ingin ditimbulkan tidak dirusak oleh keberadaan komponen-komponen
sistem ini. Faktor kenyamanan merupakan faktor yang muncul jika fungsi
telah terlaksana dengan baik, sebuah bangunan (terutama bangunan
komersial) yang akan memuat banyak orang dan memiliki nilai jual
hendaknya sangat memperhatikan kenyamanan penggunan bangunan agar
nilai jual bangunan tetap terjaga dan manajemen operasional dapat tetap
berjalan tanpa ada komplain dari penggunan bangunan. Faktor keamanan
adalah yang terpenting mengingat bangunan yang didesain merupakan
wadah aktifitas dari banyak orang, sehingga keamanan tiap-tiap civitas
harus terjaga baik itu pengunjung, staff operasional, dan lain lain.
Bangunan yang baik adalah bangunan yang mempunyai sistem
keamanan yang baik. Sistem keamanan itu sendiri merupakan salah satu
persyaratan dari pendirian bangunan, cara dan alat-alat buatan manusia
berdasarkan perkembangan teknologi yang berguna untuk membantu
manusia dalam kondisi kritis untuk menjaga keamanan pada bangunan. Hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakan-kecelakan pada suatu

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 1


bangunan, selain sistem ini dilakukan untuk menjauhkan dari tindakan
kriminalitas.
Tindakan kriminal sering kali terjadi di berbagai tempat,
pengamanan yang kurang baik menjadi kendala dalam terjadinya tindakan
kriminalitas. Dalam mencegah terjadinya suatu tindakan kriminalitas pada
suatu tempat diperlukan keamanan yang dapat menjaga full time sehingga
dapat melindungi suatu asset dan privasi yang dimiliki. Di era modernisasi,
sistem keamanan di setiap bangunan menggunakan sistem operational
keamanan berbasis teknologi. Penggunaan sistem operational keamanan
berbasis teknologi memudahkan secuirty dalam melakukan pengamanan
pada suatu tempat.
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan alat alat sebagai
pelindung dan keamanan yang berbasis teknologi dapat dilihat berupa
pemakaian CCTV, Access Control, Smart Home, Sensor PIR berbasis
mikronteler, alat alat detektor, dan sebagainya. Masing - masing alat
mempunyai sistem kerja operasional ,fungsional,dan penempatannya yang
berbeda.
Kita sebagai perancang bangunan perlu pemikiran akan sistem
pelindung dan pengaman pada bangunan yang akan kita rancang sehingga
akan dapat menimalisir dan melindungi terhadap hal hal yang tidak
dinginkan.Dalam memberikan sistem alat pengamanan yang tepat terhadap
bangunan yang nantinya dirancang ,seorang perancang bangunan haruslah
mengetahui akan sistem kerja ,dan fungsional disetiap masing masing alat
sehingga memudahkan dalam penempatan pada ruang nantinya.
Dengan telah merancang sistem pengamanan dan perlindungan
pada bangunan yang akan kita rancang,nantinya akan memberikan
pelayanan perlindungan dan pengaman bagi setiap orang dalam menimalisir
terjadinya tindakan kriminal di dalam bangunan yang akan kita rancang.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 2


1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Alat alat apa saja yang dapat memberikan sistem keamanan yang
baik dalam mencegah tindakan kriminal?
1.2.2. Bagaimana Sistem kerja operasional pada masing masing alat
keamanan tersebut?
1.2.3. Bagaimana penempatan di setiap masing masing alat keamanan
tersebut?
1.2.4. Apa saja komponen komponen yang diperlukan pada masing
masing alat keamanan tersebut?
1.2.5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pada masing - masing alat
pengaman tersebut?

1.3. Manfaat

1.3.1. Untuk mengetahui Alat alat apa saja yang dapat memberikan sistem
pengamanan yang baik dalam mencegah tindakan kriminal.
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja operasional pada masing
masing alat.
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana penempatan di setiap masing masing
alat.
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja komponen komponen yang diperlukan
pada masing masing alat
1.3.5. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan pada masing -
masing alat.

1.4. Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem utilitas


mengenai alat alat yang diperlukan dalam suatu bangunan untuk
mencegah terjadinya tindakan kriminal, yang biasa dipergunakan pada
bangunan yang bersifat publik seperti bandara, mall, rumah sakit dan lain
sebagainya. Diharapkan makalah ini dapat sebagai pedoman dalam
merancang utilitas pada suatu bangunan bagi mahasiswa.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 3


1.5. Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, metode penulisan yang digunakan


oleh penyusun yaitu dengan metode studi pustaka. Metode studi pustaka
merupakan suatu metode dengan sumber bacaan baik melalui sebuah buku,
litelatur maupun dari internet.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 4


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Keamanan

2.1.1. Pengertian Keamanan


Kata keamanan merupakan bentuk kata benda dari kata sifat
aman yang berasal dari arti kata security dimana memiliki arti bebas dari
bahaya. Pengertian keamanan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah, pemilik usaha atau pemilik rmah yag diadopsi untuk
mengindar penyerangan, terorisme, sabotase, dan tindakan kriminal (seperti
pencurian atau perampokan). Jika dikaitkan dengan bangunan, keamanan
bangunan adalah kondisi bebas dari risiko dimana risiko yang dialami
adalah risiko yang berkitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset
bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang
ikut campur seperti tindakan kriminal.

2.1.2. Kualitas Keamanan


Kualitas keamanan dipengaruhi oleh seberapa berharganya benda
atau barang yang ada pada suatu tempat seperti pada museum yang terdapat
banyak barang barang antik yang dipamerkan disana, oleh karena itu
kualitas keamanan pada tempat itu dibuat seaman mungkin untuk
menghindari terjadinya tindak kriminal yang tidak diinginkan. Memang
tidak semua tempat mempunyai kualitas keamanan yang sama itu
tergantung dari pada faktor - faktor yang mempengaruhi kita untuk
mengamankan suatu benda tersebut. Contoh Kualitas keamanan yang
digunakan pada tempat tempat tertentu misalnya penggunaan cctv pada luar
dan dalam bangunan serta digunakan penjagaan seperti satpam atau
sejenisnya yang juga digunakan untuk mengamankan tempat tersebut.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 5


2.1.3. Keamanan dan Teritorial
Aspek keamanan juga terkait dengan teritorial, karena teritorial
juga merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya universal dan turut
berperan dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan lain dari manusia
(Lang,1987). Dalam bahasan mengenai teritorial, harbaken (2000),
mengatakan bahwa Pengendalian ruang atau tempat adalah kemampuan
untuk mempertahankan ruang atau tempat terhadap gangguan yang tidak
dikehendaki. Menurutnya ruang atau tempat yang berada dalam kendali
tersebut disebut teritorial, sehingga tindakan menempati suatu tempat atau
ruang dan memilih apa yang boleh masuk dan apa yang harus tetap berada
di luar, pada dasarnya bersifat teritorial.

2.1.4. Keamanan dan Privasi


Untuk meningkatkan keamanan dan pegamanan di suatu area juga
dapat diperoleh melaui privasi dan menarik diri dari jangkauan umum
(Carmona,2003). Adanya privasi secara otomatis memberi batas antara area
publik dan area khusus karena akses terhadap area tersebut hanya
diutamakan bagi orang orang tertentu yang memiliki kebebasan untuk
keluar masuk di area tersebut. Lang (1987) menyebutkan bahwa
Disamping teritorial, privasi turut berperan dalam memenuhi kebutuhan
mausia akan keamanan. Sehingga tidak mungkin keamanan dapat
terciptanya tanpa adanya privasi, karena privasilah yang membuat batas
wilayah antara teritorial kita dengan orang lain.

2.1.5. Keamanan dan Batas fisik


Salah satu cara untuk menciptakan keamanan di suatu gedung
adalah dengan memberi suau batasan, sebagaimana yang disebutkan oleh
Carmona (2003) sebelumnya, salah satu bentuk privasi demi terbentuknya
keamanan dapat diperoleh dengan memberi batas (boundaries). Batas yang
sering diterapkan adalah batas fisik seperti pagar ,dan dinding. Adanya batas
fisik membuat perasaan kepemilikan kita akan suatu area lebih terasa
(Newman,1963). Misalnya adanya sebuah pagar atau dinding, yang

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 6


mengingatkan kita bahwa batas wewenang kita adalah sebatas pagar atau
dinding tersebut.
Batas fisik tidak hanya sebagia penegas suatu area kepemilikan.
Ellin (1997 ) menyebutkan bahwa, Gates ,fences and private security
forces, along with land-use policies, development regulations, and other
planning tools, are being used trhough out the country to restrict or limit
access to residential, commercial, and public area. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa batas fisik seperti pagar dan gerbang juga dapat
berfungsi dalam membatasi akses. Hal ini biasanya terdapat pada peralihan
area publik ke semi privat / privat. Dengan adanya batasan fisik membuat
orang orang tidak bisa masuk dan memiliki akses masuk ke dalam suatu
area.

2.1.6. Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )


Pengertian surveilance menurut kamus oxford (2003) adalah close
watch kept on somebody suspected of doing wrong. Sedangkan menurut
Newman (1963) surveillance dapat berarti pengamatan terhadap lingkungan
sekitar kita.
The ability to observethe public areas of ones residential and to
feel continually tahtt one is undeer observation by oother resident while on
the grounds of projects and within the public areas of building interior can
have a pronounced effect in securing the envromnet for peaceful activities
(Newman, 1963, Hal. 78)
Jacobs (1961) serta Kelling dan Coles (1966) menyebutkan bahwa
pengawasan dapat diklafikasikan menjadi pengawasn informal (natural) dan
pengawasan formal (resmi).
1. Pengawasan Informal (Natural)
Contoh dari pengawasn informal adalah perasaan yang
dimiliki seseorang ketika berada di suatu lokasi dan orang tersebut
merasa di awasi walaupun tidak ada sistem pengawasn yang formal.
Misalnya saat berada diarea parkir, seseoarang akan merasa diawasi

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 7


oleh pengguna parkir yang lain, walaupun tidak ada petugas keamanan
dan pengawas.

2. Pengawasan Formal ( Resmi )


Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
satuan keamanan serta polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena
pengawasan ini bersifat formal maka pada terapannya pun
pengawasan ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik (Zehring,
2008).
Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance
dianggap kurang dapat meberikan rasa aman atau digunakan sebagai
metode pendukung (Rahadi dan Hindarto, 2008). Metode pengawasan
formal biasanya didukung oleh penggunaan alat alat seperti cctv,
pengawasan elektronik, penempatan pos penjagaan serta pengaturan
patroli keamanan.
Pengawasan yang ketat membeikan efek yang mengurangi
rasa takut atau cemas bila berada di lokasi tertentu. Dengan adanya
pengawasan di suatu lokasi, masyarakat yang berada dalam
lingkungan tersebut dapat merasakan bahwa area itu aman (Newman,
1963). Mereka tidak khawatir bila terjadi sesuatu tindak kejahatan
karena ada yang mengawasi gerak gerik semua orang di lokasi
tersebut maupun pengunjungnya.

2.1.7. Pengawasan dan Kontrol


Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas, dapat diketahui
bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor yang paling penting demi
terwujudnya keamanan di sebuah gedung. Pengawasan yang paling sering
dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol di daerah teritorial,
terutama di daerah perbatasan antara publik dan privat.
The boundary between what we reveal and what we do not, and
some control over that boundary, are among the most important atributes of
our humanity (Nagel, dalam Madanipour, 2003).

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 8


Dapat disimpulkan dengan adanya kontrol di suatu area perbatasan
publik dan privat seseorang merasa lebih bisa mengendalikan diri agar tidak
bertindak sembarangan. Karena tindakan dan sikap kita akan di awasi oleh
petugas yang bertugas mengawasi area tersebut. Petugas keamanan, kamera
pengintai, dan produk produk lain yang memang berfungsi untuk
meningkatkan keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif.
Dalam hal ini sistem bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi
tersebut terhindar dari segala tindakan yang tidak bertanggung jawab.

2.1.8. Aturan Sistem Security Bangunan ( Walk Trough Metal Detector,dan


X-ray,explosive detector )
Berikut adalah pasal pasal yang terdapat pada Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Tentang Tata Cara Pemeriksaan Dan
Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan , sbb :
- Pasal 2
Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan
dilakukan terhadap peralatan :
a. Mesin X-ray (X-Ray Machine)
b. Pendeteksi Cairan (Liquid Detector)
c. Pendeteksi Bahan Peledak (Explosive Detector)
d. Pendeteksi bahan nuklir, biologi, kimia dan radioaktif
(Nubhicera Detector)
e. Mesin Pemindai Tubuh (Body Inspection Machine)
f. Gawang Pendeteksi Metal (Walk Trough Metal Detector)
g. Sistem Kamera Pemantau (Closed Circuit Television)
h. Sistem Pendetksi penyusup perimeter (Perimeter Intruder Detection
System)
i. Pendeteksi Metal Genggan (Hand Held Metal Detector)
j. Sistem Pengendali Jalan Masuk (Access Control System Equipment)
k. Kendaraan Patroli ( Patroli Vehicle )
l. Radio Komuunikasi Keamanan Penerbangan ( Aviation Security
Radio Communication )

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 9


- Pasal 3
Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan
sebagaimana dimaksud pasal 2, untuk mempertahankan keakurasian
kerja.

- Pasal 8 Ayat 2
Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang
menggunakan peralatan keamanan penerbangan harus mempunyai
peralatan keamanan paling sedikit meliputi :
a. mesin x-ray bagasi tercatat
b. Gawang detektor logam (Walk Trough Metal Detector/ WTMD); dan
c. Detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector).

- Pasal 9
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat
pemeriksaan keamanan pertama ( Security Cehck Point /SCP-1) pada
bandar udara.

-Pasal 11
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat
pemeriksaan keamanan pertama (Security Cehck Point /SCP-2). (Sumber
: Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor :
SKEP/2765/XII/2010, Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan
Penumpang, Personil pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut
dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan).

2.2. Sistem Keamanan berbasis Teknologi

Security sistem merupakan istilah kata dari sistem keamanan. Pada


umumnya pemberian sistem keamanan terhadap bangunan merupakan
standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan
kenyamanan bagi pemilik bangunan. Dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan terhadap bangunan, pemilik bangunan biasanya telah

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 10


mengintregasikan security system pada bangunannya dengan mengunakan
alat alat kontrol berbasis teknologi, yang berupa Visitor Management
System (VMS), Access Control, CCTV, Alarm System, Metal Detector, X
Ray, dll. Dengan sistem keamanan yang terintegrasi akan sangat
membantu dalam meminimalisir sebuah masalah sistem keamanan dalam
gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa seizin
pemilik.

2.2.1. CCTV
a. Pengertian CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat
kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar
monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan
untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat
mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak
kejahatan yang telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan
untuk mengawasi area publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang
Militer, Pabrik maupun Pergudangan.

Gambar 2.1. CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2
009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder),


awalnya gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah
ruang monitor tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 11


operator/petugas keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah
yaitu 1 image per 12,8 seconds. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, banyak kamera CCTV yang
telah menggunakan sistem teknologi yang modern. Sistem kamera CCTV
digital saat ini dapat dioperasikan maupun dikontrol melalui Personal
Computer atau Telephone genggam, serta dapat dimonitor dari mana saja
dan kapan saja selama ada komunikasi dengan internet maupun akses
GPRS.

b. Sejarah CCTV
Sistem CCTV pertama kali dipasang oleh perusahaan Siemens
AG di sebuah pangkalan roket rudal militer yang bernama Test Stand VII
yang terletak di sebuah kota kecil di Jerman, yaitu Peenemunde, pada
tahun 1942.Pemasangan CCTV ini dimaksudkan untuk mengamati
peluncuran roket V-2. Pada saat itu, desain dan instalasi sistem CCTV
tersebut dilakukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang
bernama Walter Bruch.

Gambar 2.2. Walter Bruch Pendesain dan penemu instalasi CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009
/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Di Amerika, CCTV pertama kali dikomersialkan pada tahun 1949


yang bernama Vericon. Tidak banyak hal yang bisa diketahui dari CCTV
ini selain bahwa produk tersebut dipasarkan tanpa seizin dari pemerintah.
Pada tahun 1968, sebuah daerah yang bernama Olean (New York)

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 12


merupakan wilayah yang pertama menggunakan CCTV di sepanjang
jalanan distrik bisnis untuk mengurangi tindak kejahatan. Di Inggris
sendiri, penggunaan kamera CCTV pertama kali di implementasikan di
King's Lynn, Norfolk.
Hingga saat ini, penggunaan kamera CCTV semakin berkembang
penggunannya, misalnya digunakan di bank dan pertokoan untuk
mencegah terjadinya tindak kriminal dan kejahatan, atau untuk membantu
memecahkan sebuah kasus kejahatan yang sudah terjadi (jika seandainya
terekam oleh CCTV).

c. Komponen Komponen CCTV


1. Kamera dan Lensa
Kamera berfungsi dalam menangkap dan mengambil gambar
dan mengubahnya menjadi sinyal listrik .Kamera dan lensa pada CCTV
dapat dibedakan berdasarkan jenis output, lokasi penempatan, waktu
penggunaan, mekanisme control, dan resolusi.

Gambar 2.3. Kamera dan Lensa Pada CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/20
09/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

- Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor


Teknologi CCD pada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi :
MOS
Interline transfer
Frame transfer

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 13


Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide
Semiconductor) akhir-akhir ini sensitivitas dan resolusi aplikasi
rendah. Fungsi kamera ini sangat memuaskan dalam terang,
menerangi. Bayangan bayangan menyebabkan permasalahan untuk
kamera MOS, hilangnya detail gambar dalam area yang lebih gelap.
Teknologi MOS mempunyai resistansi pada panjang gelombang infra
merah, kamera mampumenghasilkan gambar tajam.
Kamera CCD interline transfer menggunakan pengembangan
MOS. Piksel gambar disusun dalam kolom dan baris, masing masing
dipisahkan oleh ruang kecil. CCD menggunakan ruang ini untuk
memindahkan muatan dari penginderaan piksel sebenarnya ke area
penyimpan. Tidak sebagaimana halnya kamera MOS akhir yang
rendah, kamera interline transfer CCD memiliki sensitivitas
inframerah yang dapat ditingkatkan dengan menambahkan filter.

Kamera CCTV berdasarkan format Gambar


Analog CCTV
Merupakan kamera yang mengirimkan continuous
streaming video melalui Kabel Coaxial format Analog, kurang
tepat untuk system CCTV.

Gambar 2.4. Analog CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/20
09/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 14


Digital CCTV
Yaitukamerayang mengirimkan discrete straming video
melalui Kabel UTP terhubung dengan internet format Digital,
memberikan fitur fitur tambahan dalam sistem CCTV.

Gambar 2.5. DIgital CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/20
09/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kamera CCTV Berdasarkan Lokasi penempatan


Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam
gedung, umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera,Standard Box
Camera.

Gambar 2.6. Indoor Camera CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/20
09/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Outdoor camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung


dan memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan,
debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 15


Camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red
Camera). Disamping outdoor camera, standard box camera juga
sering kali ditempatkan di luar dengan menggunakan
tambahan Outdoor Housing.

Gambar 2.7. Outdoor Kamera CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kamera CCTV berdasarkan waktu penggunaan


Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan
untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup
baik secara konsisten (di atas 0.5 lux).

Gambar 2.8. Standart Day Camera CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 16


Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk
memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di
bawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).

Gambar 2.9. Day Night Camera CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kamera CCTV berdasarkan Mekanisme kontrol kamera


Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi
dengan motor untuk menggerakan sudut pandang ataupun fokus
secara remote. Motorized camera meliputi beberapa jenis camera
seperti: zoom camera dan speed dome camera.

Gambar 2.10. Motorized Camera CCTV


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan


fokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 17


Gambar 2.11. Fixed Camera CCTV
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kamera CCTV berdasarkan Resolusi kamera


High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL
Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 480
TVL
Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah 380
TVL

Gambar 2.12. Monitor Resolution


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

2. Pengkabelan dan Adaptor


BNC (Bayonet Neill Concelman) connector
Adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada
ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan
alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 18


Gambar 2.13. BNC Connetor
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kabel Coaxial
Merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada
beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11.
Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum
yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel
dibawah.

Gambar 2.14. Kabel Coaxial


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Tabel 1.1 Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial

Tipe Kabel Impedansi Loss Panjang Maximum Instalasi Diameter


Coaxial (Ohm) ( dB per 100 feet ) @ 5 Mhz Menurut Rekomendasi Kabel

RG-59/IJ 75 0,726 dB 750 feet 0,25


RG-6/IJ 75 0,500 dB 1000 feet 0,28
RG-11/IJ 75 <0,500 dB 1500 feet 0,405

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 19


Peralatan untuk Crimp
Kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang
konektor BNC pada kabel coaxial.

Gambar 2.15. Tang Crimp


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Konektor RJ-45
Digunakan untuk konektor kabel jaringan dari kamera cctv ke
komputer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini
hanya berlaku pada system CCTV berbasis internet.

Gambar 2.16. Konektot RJ-45


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kabel UTP
Merupakan kabel yang digunakan bersamaan dengan
konektor RJ-45, dimana hanya digunakan pada system CCTV berbasis
internet yang dapat dipantau langsung melalui jaringan internet.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 20


Gambar 2.17. Kabel UTP
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Kabel Power
Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC
(searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya
tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (21,5mm) maupun
NYM (32,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga
menggunakan pipa high impact conduit.

Gambar 2.18. Kabel Power


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

Adaptor dan Power Supply


Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang
menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan
yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang
menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini
tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 21


Gambar 2.19. Adaptor dan Power Supply
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

3. Monitor
Monitor berfungsi mendisplaykan atau menampilkan hasil
penangkapan gambar dari kamera yang berbentuk sinyal listrik
menjadi bentuk citra gambar sesuai dengan gambar secara live
maupun playback.

4. Multiplexer
Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman
gambar dari kamera ke monitor dan VCR.

5. Digital Video Recorder


DVR memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR,
namun berbasis teknologi digital computer. DVR dibuat khusus
merekam dengan Hardisk sebangai media penyimpanan. Berikut
adalah keunggulan dari DVR,yakni sbb :
Kualitas gambar dengan Resolusi T640x480High
Penyimpanan besar dan lama (Hardisk)
Back Up ke CD ROM / computer
Koneksi dengan INTERNET
Jadwal rekam di atur Otomatis
Controller kamera yang dapat di gerakkan
Sedikit perawatan.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 22


Pada umumnya digital video recorder terdapat dua jenis yaitu
sebagai berikut :

Stand Alone
Merupakan alat perekaman yang mengatur pembagian
tampilan di monitor. Tidak memerlukan tambahan PC dan instalasi
software khusus, namun lama dan besar penyimpanan terbatas pada
slot hardisk dan tidak tersambung dengan internet.

Gambar 2.20. Video Rekorder


Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/
mengenal-cctv-closed-circuit-television/

DVD Card
DVD Card berfungsi sebagai penghubung antara PC dan
CCTV. Memiliki fungsi sebagai alat perekam, pengatur tampilan, alat
penggerak kamera PTZ, dan remote View sytem melalui jaringan
LAN, dan MAN.

d. Sistem Penempatan CCTV


Berikut adalah tata cara dalam penempatan cctv yang baik pada
suatu bangunan,yakni sebagai berikut :
Menentukan Penempatan Kamera CCTV
Berikut adalah tata cara dalam menentukan posisi letak
camera cctv sebelum dipasang secara permanen :
1. Kondisi Cahaya
Baik tidaknya gambar yang ditangkap oleh kamera juga
ada pengaruhnya dengan pencahayaan,oleh karena itu penempatan
posisi kamera sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan kamera
terhadap besarnya intensitas cahaya.Misalnya : Jangan

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 23


menempatkan atau mengarahkan kamera persis dengan sumber
cahaya, karena gambar akan tidak sempurna bisa saja menjadi
silau, seperti saat kamera diberi atau ditempatkan pada posisi sinar
yang terlalu terang.

Gambar 2.21. Layout Pemasangan Lensa Kamera CCTV


Sumber : http://wikipedia.com/Penempatan-lensa.html/

2. Hindari Pemasangan Kamera dengan Posisi Berhadapan, Terutama


Kamera yang Menggunakan Infra-merah.

3. Tempatkan Kamera yang Dilengkapi dengan Infra-merah yang


Cukup pada Ruangan Gelap.
Penempatan kamera yang dilengkapi dengan infra-merah
yang cukup pada ruangan gelap ,dikarenakan supaya pencahayaan
pada saat tidak ada cahaya luar sinar infra merah dapat
menggantikan pencahayaan,serta kamera dapat mengcapture
gambar ideo dengan sempurna ,atau gunakan fitur camera B/W
(black-white).

4. Untuk Kamera yang Menggunakan Kabel Sebaiknya Jangan


Terlalu Jauh dari DVR.
Untuk kamera yang menggunakan kabel sebaiknya jangan
terlalu jauh dari DVR untuk menghasilkan gambar yang sempurna
dan mengurangi noise gambar video, untuk jarak yang jauh

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 24


sebaiknya gunakan kabel coaxial dengan lose sinyal rendah,
jauhakan posisi kabel dari peralatan penghasil induksi jangan
digandengkan dan di ikat dengan kabel instalasi listrik PLN demi
menghindari pengaruh dari luar elektromagnetik.

5. Sebagai Pemantauan Lokasi.


Jika tujuannya untuk memantau lokasi, kamera dapat
dipasang setinggi plafon ruangan dan ditempatkan di sudut
ruangan. Jika tujuan memasang kamera untuk dapat melihat jelas
wajah seseorang,maka kamera harus dipasang setinggi wajah orang
( ukuran tinggi rata-rata orang Indonesia kurang lebih 165 cm )
atau maksimal 200 cm.

6. Penentuan sudut pandangan kamera yang sesuai dengan kebutuhan.


Penentuan sudut dalam pemasangan cctv ini sangat
mempengaruhi kejelasan atau keakuratan gambar yang dapat di
ambil sebab dengan pengambilan gambar yang tepat dengan
penenuan sudut yang pas seluruh areal atau ruang lingkup daerah
yang diawasi oleh cctv tersebut.

7. Penentuan jarak antara kamera dengan objek yang diamati harus


tepat.

8. Menentukan tata letak dan karakteristik daerah yang diawasi.

Menentukan Jalur Kabel ( Lay Out Kabel )


Bila kabel CCTV ingin tidak terlihat, maka penempatan kabel
pada ruangan lebih baik ditempatkan pada atas plafond atau selling,
sehingga membuat penampilan pada ruangan terkesan rapi. Sedangkan
kabel yang telah dipaku pada tembok lebih baik menggunakan klem
kabel, agar tersamar dengan tembok. Pada pemberian klem kabel
diusahakan kabel dicat dengan warna yang serupa dengan cat tembok.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 25


Gambar 2.22. Penempatan Kabel CCTV Pada Plafond atau Celling
Sumber : http://google.com/penempatan-kabel-cctv.html/

Menentukan Penempatan Monitor


Penempatan monitor ditaruh pada ruag dalam yang sifatya
lebih privasi.Penempatan pada ruang privat ,agar personil keamanan
dapat dengan secara leluasa atau tidak adanya gangguan gangguan
dalam memantau kegiatan kegiatan yang telah direkam oleh kamera
cctv.

Menentukan Penempatan DVR ( Digital Video Recorder )


Penempatan DVR ( Digita Video Recorder) ,lebih baik
ditempatkan bersebelahan pada monitor.Penempatan DVR ( Digital
Video Recorder ) pada ruang privat agar tidak terjadinya sabotase
terhadap alat perekam itu sendiri (DVR),karena DVR sendiri
berfungsi dalam merekam kejadian kejadian yang telah direkam
oleh kamera cctv.

e. Sistem Pemasangan CCTV


Agar sistem kerja operasional cctv pada bangunan berlangsung
baik, tentunya sangat dipengaruhi oleh sistem teknis pemasangan cctv
pada suatu bangunan. Pemasangan teknisi yang benar akan memberikan
pengaruh yang baik pada sistem kerjanya untuk kedepannya. Dalam
teknisi pemasangan cctv tentunya terdapat beberapa pra syarat dalam
pemasangannya. Berikut adalah persyaratan teknis pemasangan cctv
yakni, sbb :

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 26


1. Rack Mount 42U dan Walmount Rack harus dipasang sesuai dengan
petunjuk dari pabrik l pembuatnya dan harus rata (Horizontal).
2. Kabel yang masuk keluar dari Rack Mount harus dilengkaipi dengan
gland dari karet atau penutup ang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
3. Kabel utp dan kabel bacbone fiber optik harus ditarik dari rack
mount ke semua titik di setiap ruangan ME di setiap lantai.
4. Semua kabel harus dilindungi oleh pipa atau kanal guna menghindari
gesekan atau pertemuan dengan kabel listrik yang mempunyai arus
kuat.
5. Terminal kabel utp dilakukan di semua titik rack mount dengan
menggunakan punch tools yang telah disesuaikan dengan
standarisasi Instalisasy Strusture Cabliing System.
6. Terminalisai kabel fiber optik untuk bacbone dilakukan di semua
titik di dalam rackmount.
7. Setiap tarikan kabel tidak dierkenanakan adanya sambungan.
8. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan dameter minimal 2,5 kali
penampang kabel.
9. Label pada hatch panel harus disusun berurutan demikian pula
dengan yang di sisi user harus pula disesuaikan denggan nomor yang
terdapa di patch panel .
10. Setiap pemasangan kabel kabel data harus diberikan cadangan
kurang lebih 1m setiap ujungnya.
11. Penyusunan pipa conduit kabel diatas kabel tray harus rapih dan
tidak boleh saling menyilang.
12. Peyambungan pipa conduit kabel menggunakan sock yang
ukurannya sesuai dengan besaran pipa conduit .
13. Besaran pipa conduit adalah 20 mm.
14. Rack mount harus dilengkapi dengan grounding untuk menghindari
adanya gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi arus kable
data.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 27


15. Pemasangan wall mount rack harus rapi dan tidak boleh miring ,juga
harus kuat.Untuk memperkuat wall mount rack digunakan dynabolt
ukuran S8.
16. Tahanan pentahanan yang dipasang pada rack mount maksimum 2
ohm.
17. Pemasangan kabel ledder ditempel pada tembok diawah rackmount.
18. Kabel yang dipasang diatas trunking dan kabel ledder harus diklem
dengan klem klem kabel anti ultra violet.
19. Setelah semua instalisai terpasang maka hrus dilakukan mergering
pada setiap titik iinstalasi ,agar kita dapat mengetahui instalasi
tersebut dapat berfungsi dengan baik. (Sumber : http://www.academi
a.edu/6555324/SPESIFIKASI_TEKNIS_PEKERJAAN_MEKANIKAL_
ELEKTRIKAL)

f. Sistem Kerja Operasional CCTV


Pada dasarnya, sebuah jaringan CCTV terdiri dari jaringan
kamera yang terhubung ke perangkat pengumpul atau sering disebut
dengan matrix switcher yang kemudian di tampilkan pada layar Televisi.
Perangkat Matrix Switcher ini lah yang mengumpulkan tangkapan video
dari kamera-kamera tersebut dan menampilkannya di layar televisi sesuai
dengan tampilan yang diinginkan. Peralatan tambahan sangat mungkin
untuk ditambahkan, yaitu perangkat perekam baik berupa data analog
melalui Tape recorder maupun perangkat digital yang sering disebut
dengan DVR (Digital Video recorder).
Untuk kamera dengan fasilitas PTZ (Pan Tilt Zoom), yaitu
perangkat pengontrol pergerakan kamera berputar ke kiri dan ke kanan
atau pan, mendonggak ke atas menunduk ke bawah atau tilt serta
memperbesar dan memperkecil objek atau Zoom, biasanya ditambahkan
dengan perangkat pengontrol yang sering disebut dengan control
joystick. Namun saat ini banyak juga kamera yang belum menggunakan
perangkat pengontrol ini atau sering disebut dengan fixed camera.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 28


Gambar 2.23. Diagram Sistem Kerja Operasional CCTV
Sumber : http://wikipedia/sistem-kerja-cctv.html/

Umumnya perangkat kamera masih menggunakan teknologi


analog, dan distribusikan pada jaringan analog atau coaxial. Namun kini
kamera analog sudah dikombinasi dengan video encoder terpasang,
sehingga bisa ditransmisikan secara digital seperti melalui kabel
Ethernet. Atau terkadang kamera analog dikombinasikan dengan
perangkat encoder yang terpisah.

g. Kelebihan dan Kekurangan CCTV


Tidak hanya memiliki kelebihan yang baik dalam
pengaplikasiannya pada bangunan ,Cctv juga memiliki kelemahan
tersendiri dalam proses kerjanya.Beikut adalah rangkuman tabel yang
berisikan kelebihan dan kelemahan cctv dalam proses kerjanya,yakni
sebagai berikut :
Kelebihan CCTV
Sebagai sistem alat pemantauan kegiatan harian

Pengawasan berupa aset,harta benda dan produk


Keamanan lebih terjamin
Dapat melihat gerak - gerik orang yang berada diruang / tempat
diawasi
Menjadi bahan bukti seandainya terjadi kejahatan diruangan atau
tempat yang diawasi.
Sebagai faktor pencegahan teradinya tindakan kriminalitas
Dapat menyimpan rekaman selama 30 60 hari.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 29


Dapat menampilkan banyak kamera secara bersamaan
Sedikit ata tidak perlu perawatan.

Kekurangan CCTV
Bentuknya membuat cepat dikenali orang sebagai kamera
pengawas.
Tidak adanya aplikasi suara sehingga suara sehingga suara
pembicara tidak akan terdengar terkecuali untuk beberapa tipe
CCTV terbaru.
Tidak ada sistem rekod .
Menindihan data lama.
Kamera dihidupkan menggunakan listrik sehingga adanya
peningkatan biaya bulanan

2.2.2. X Ray
a. Pengertian X Ray
X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk
mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang
pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan
dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut.Penggunaan X-
ray pada bandara berperan dalam mendeteksi barang-barang berbahaya
seperti senjata tajam, granat, pistol, bom, dan obat-obatan terlarang yang
dibawa oleh penumpang baik kabin maupun bagasi menuju pesawat
terbang tanpa dibuka kemasannya yang dapat dilihat pada layar monitor
baik hitam maupun berwarna dalam bentuk gambar yang sebenarnya.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 30


Gambar 2.24 Mesin dengan X Ray
Sumber : https://hatta16.wordpress.com/
2012/10/12/peralatan-x-ray-bandara/

Dalam penempatannya x-ray dibagi menjadi 3 bagian yakni X


Ray bagage, X Ray cargo, dan X Ray cabin. Berikut adaah
penjelasan yang lebih mengenai ketiga bagian tersebut, yakni sebagai
berikut :
X-ray Bagage
Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih besar dari
mesni x-ray cabin dengan ukuran 100 x 100 cm untuk
mendetksi barang penumpang yang dibawa ke dalam bagasi
pesawat.

Gambar 2.25. X Ray Bagage


Sumber : http://wikipedia/x-ray.html/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 31


X-ray Cargo
Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih besar dari
mesin x-ray bagasi untuk mendeteksi barang yang masuk cargo
pesawat.

Gambar 2.26. X Ray Cargo


Sumber : http://wikipedia/x-ray.html/

X-ray Cabin
Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih kecil dengan
ukuran 60 x 40 cm untuk mendeteksi barang penumpang yang
dibawa kedalam cabin pesawat.

Gambar 2.27. X Ray Cabin


Sumber : http://wikipedia/x-ray.html/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 32


b. Sejarah X Ray
Sinar-X (atau X-ray) ditemukan oleh seorang Profesor Fizik
berbangsa Jerman yang bertugas di Universiti Wurzburg, Bavaria.
Wilhelm Conrad Rntgen pada 8 November, 1895. Awalnya sinar x-ray
dipakai dalam dunia medis kedokteran, yang berfungsi sebagai alat CT-
Scan pada tubuh manusia. Namun lambat laun ,kini x-ray dapat
diaplikasikan pada bandara. Xray bandara sangat bermanfaat untuk
membantu mengoptimalkan tingkat penjaga dan kemanan lingkungan
bandara sehingga berpotensi untuk menghentikan tindak kriminalitas
dan modus-modus kejahatan lainnya di lingkungan bandara dapat
tercapai.

Gambar 2.28. Wilhelm Conrad Rontgen


Sumber : https://hatta16.wordpress.com/
2012/10/12/peralatan-x-ray-bandara/

c. Komponen Komponen X Ray


Berikut adalah deskripsi mengenai komponen komponen
yang terdapat di dalam mesin x-ray yakni sebagai berikut :
X-ray Generator
Bagian dari mesin x-ray yang berfungsi sebagai
pembangkit sinar x untuk menembak obyek yang akan
dideteksi.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 33


Gambar 2.29. X Ray Generator
Sumber : http://wikipedia/komponen-x-ray.html/

L Shape Detector
Bagian dari mesin x-ray untuk mendeteksi sinar x
yang melewati objek dan kemudian mengubahnya menjdai
sinyal listrik.

Gambar 2.30. L Shape Detector


Sumber : http://wikipedia/x-ray.html/

Image Procesing
Bagian dari mesin x-ray untuk mengelola sinyal listrik
yang dihasilkan oleh L Shape Detector sampai menjadi gambar
tampilan pada display monitor.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 34


Control Desk
Bagian dari mesin x-ray untuk mengoperasikan
peralatan x-ray secara keseluruhan mulai on-of peralatan,
menggerakan conveyor Belt sampai pengaturan fungsi fungsi
seperti zooming dan Enhanced image.
Conveyor
Bagian dari mesin x-ray untuk mengggerakan objek /
barang yang masuk maupun yang keluar dari mesin x-ray.

Gambar 2.31. Conveyor


Sumber : http://wikipedia/x-ray.html/

Monitor
Sebagai media alat yang berfungsi menampilakan
gambar yang didapatkan dari image procesing.

Gambar 2.32. Komponen Komponen Pada Mesin X Ray


Sumber : https://hatta16.wordpress.com/
2012/10/12/peralatan-x-ray-bandara/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 35


d. Sistem Penempatan X Ray
Berikut adalah beberapa aturan aturan dalam penempatan
mesin x-ray pada bandara, yakni sebagai berikut :
Pada bandara, mesin x-ray ditempatkan bersebelahan dengan mesin
gawang detektor lorogam ( Walk Trough Metal Detector /WTMD).
Jarak antara gawang detector logam (Walk Trough Metal Detector)
dan msin x-ray minimal 50 cm.
Exit Belt termasuk roller pada mesin bagasi tercatat memiliki panjang
minimal 250 cm. Pada sisi belt dimana penumpang atau personil lewat
dipasang plexiglas
Mesin X-ray Bagage ditempatkan pada ruang check in area
Mesin X-ray tidak boleh ditempatkan berada didekat dinding atau
tembok. (Sumber : http://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_TE
KNIS_PEKERJAAN _MEKANIKAL_ELEKTRIKAL)

e. Sistem Kerja Operasional X Ray


Prinsip kerja alat x-ray lebih berfungsi dalam mendeteksi
barang barang bahaya seperti senjata tajam, granat, pistol, bom, dan
obat-obatan terlarang yang dibawa oleh penumpang baik kabin maupun
bagasi menuju pesawat terbang tanpa dibuka kemasannya yang dapat
dilihat pada layar monitor baik hitam maupun berwarna dalam bentuk
gambar yang sebenarnya.Berikut adalah sistem kerja operasional x-ray
secara terperincinnya, yakni :
Barang yang akan diperiksa masuk ke dalam terowongan (tunel)
sistim pemeriksaan melalui ban berjalan (konveyor belt).
Barang-barang yang akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light
barrier pada saat barang tersebut masuk ke dalam terowongan.
Sensor mendeteksi adanya barang masuk dan sensor akan mengirim
signal ke unit pengontrol guna mengaktifkan sinar x.
Sinar x akan menembus barang yang berada diban berjalan
(konveyor belt) sebagai bagian dari proses pemeriksaan.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 36


Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang dipancarkan
oleh pembangkit (x-ray generator).
Sinar yang dipancarkan akan mengenai detektor-detektor yang ada
pada dua sisi terowongan.
Sinar yang berbentuk kipas akan menembus object yang berada di atas
ban berjalan (konveyor belt ) sepotong demi sepotong dan signal
gambar yang diterima oleh detektor-detektor kemudian akan
dikumpulkan bagian perbagian dan akan membetuk sebuah fixel pada
layar monitor.

Gambar 2.33. Rangkaian Sistem Kerja Pada Mesin X Ray


Sumber : https://hatta16.wordpress.com/
2012/10/12/peralatan-x-ray-bandara/

f. -Kelebihan dan Kekurangan X Ray


Kelebihan
Sebagai sistem pencagahan terjadinya tindakan kirminalitas pada
suatu gedung maupun bangunan.
Terdapat sinar x-ray yang berfungsi dalam mendeteksi barang
barang bawaan pengunjung / penumpang.
Sebagai scanner untuk mendeteksi secara visual semua
perlengkapan yang dibawa masuk pada suatu area terbatas.
Dapat menampilkan benda yang di-scan pada layar monitor.
Dapat mendeteksi benda-benda yang bersifat sebagai bahan
peledak, ataupun bahan narkoba.
Kekurangan
Jika listrik mati maka secara otoamtis sistem pada alat x-ray tidak
bekerja

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 37


2.2.3. Alarm System
a. Pengertian Alarm System
Alarm secara umum dapat di definisikan sebagai bunyi
peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga
didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi
penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data
ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja).
Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau
administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan.
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

Gambar 2.34. Alarm Keamanan


Sumber : https://www.academia.edu/28813600/Utilitas_
kelompok_SISTEM_KEAMANAN_BANGUNAN

Alarm pengaman atau alarm keamanan adalah alarm


elektronik yang dirancang untuk memperingatkan terhadap suatu
bahaya tertentu . Sensornya terhubung dengan suatu unit pengendali
melalui perkabelan bertegangan rendah atau sinyal berfrekuensi
radio sempit yang digunakan untuk berinteraksi dengan peranti
respons.Sensor keamanan yang paling umum digunakan adalah untuk
menandai dibukanya suatu pintu atau jendela atau mendeteksi gerakan
melalui sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor).
Instalasi alarm pengaman pada bangunan baru umumnya diterapkan
secara terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan instalasi untuk
perbaikan (retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih
cepat dipasang.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 38


b. Sejarah Pekembangan Alarm
Industri keamanan elektronik dan peringatan kebakaran telah
berdiri sejak tahun 1850 yang dipelopori oleh John Gamewelldan Edwin
Holmes yang mengubah penemuan menjadi bisnis untuk
mengamankan properti dan kehidupan. Keduanya memperdalam
kemampuan ilmiah di akhir abad ke-18.
Awalnya, penemuan baterai pada tahun 1799 dan telegraf pada
tahun 1841 secara umum mengubah dunia dan menginspirasi para
penyuka hobi, ahli listrik dan ilmuwan yang ada di seluruh dunia untuk
melihat dan memperdalam ilmu komunikasi. Tidak lama setelah telegraf
diperkenalkan, seorang dokter muda yang kaya bernama William
Channing membuat sebuah sistem dari pemerintah untuk menyalurkan
sinyal alarm kebakaran kepada stasiun pemadam kebakaran yang ada di
sekeliling kota Boston, Amerika Serikat. Menggunakan morse yang
ditemukan oleh Samuel Morse dalam sistem telegram yang
memadukan kode dengan teknologi, Channing membuat rencana
elaborasi untuk menyalurkan sinyal dari pusat sistem pemerintah menuju
stasiun pemadam kebakaran untuk memberitahu titik lokasi terjadinya
kebakaran. Rencana Channing memiliki masalah karena besar
bunyi bel alarm tidak dapat dikendalikan dari stasiun pemadam
kebakaran.
Pada waktu yang sama, Augustus Pope, seorang menteri yang
tinggal di luar Boston, mulai merancang alarm elektrik anti pencuri untuk
dipasang di rumah. Ia mengikuti sistem kerja Channing dan menemukan
kesulitan dalam membunyikan bel untuk membangunkan orang-orang di
rumahnya. Solusi datang dari Moses Farmer, seseorang dari New
Hampshire yang dikenal secara luas sebagai insinyur dan ahli listrik. Ia
merancang sistem alarm dengan menggunakan
peralatan elektromagnetik untuk membuka tutup rangkaian sirkuit
jaringan listrik, sehingga dapat membunyikan bel secara otomatis.
Rancangan Farmer memecahkan kebingungan antara Channing dan
Pope, sehingga melengkapi penemuan alarm pada tahun 1848 dan 1853.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 39


Dalam kurun waktu 10 tahun, seorang agen pos dan telegraf
di South Carolina bernama John Gamewell membawa sistem rancangan
Channing ke pasar di tenggara dan kemudian membuat hak paten.
Setelah itu, seorang pengusaha bernama Edwin Holmes membeli hak
paten terhadap rancangan Pope dan memasarkan produk alarm
elektromagnetik anti pencuri ke Boston dan New York.

Gambar 2.35. Edwin Holmes


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Holmes_(inventor)

Pada tahun 1895, Gamewell mengendalikan 95 persen pasar


alarm kebakaran di Amerika Serikat. Pada waktu yang sama, perusahaan
alarm anti pencuri produksi Holmes menjadi salah satu perusahaan
terkuat di pantai timur dan menyediakan produk alarm keamanan selama
ratusan tahun kemudian. Kesuksesan Holmes di dunia telekomunikasi
membawanya menjadi presiden pertama di perusahaan New York
Telephone Company dan stasiun pusat di Boston menjadi
stasiun telepon terpusat pertama di Amerika Serikat.
Stasiun pengendali alarm anti pencuri didirikan pada awal tahun
1870 menggunakan teknologi kabel. Ini adalah pengembangan dari alarm
lokal yang ada di lokasi pusat di mana kegiatan pengawasan sirkuit
jaringan listrik berada. Sistem alarm tersebut mulai dipasang di 32 bank,
30 toko dan juga beberapa rumah pribadi. Melihat manfaat penggunaan
teknologi di stasiun pusat, maka seorang ahli telegraf dan penemu

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 40


bernama Edward Calahan pada tahun 1857 membuat sebuah tempat kecil
berupa boks pemanggil yang ada di beberapa lokasi umum di sekeliling
kota Boston untuk memberikan sinyal bahaya kepada stasiun pusat
melalui seorang kurir pembawa pesan. Untuk memudahkan penyampaian
sinyal, kode yang berbeda akan diubah oleh kurir menjadi sebuah deteksi
kejadian darurat. Calahan menjual rencana tersebut kepada investor yang
mendirikan perusahaan American District Telegraph (ADT).
Peningkatan teknologi alarm anti pencuri dan alarm anti
kebakaran mulai terjadi sejak awal 1880-an saat Chauncey
McCulloh dari Baltimore mendirikan sebuah sistem pembagian jaringan
sirkuit tunggal menjadi beberapa bagian yang dihubungkan ke stasiun
pusat untuk menghemat biaya penghubungan jaringan. Dengan
kontribusi McCulloh, teknologi sistem transmisi sinyal alarm telah
berubah dan berkembang lebih dari 100 tahun kemudian.
Selanjutnya, alat deteksi bahaya terus berkembang. Di awal
1880-an, seorang insinyur dan perancang lokomotif bernama Frederick
Grinnell secara radikal membuat sistem keamanan kebakaran dengan
mematenkan teknologi percikan (api) yang dapat terbuka ketika di
sekelilingnya terjadi suhu panas yang ekstrem untuk menghindari
terjadinya kebakaran besar. Kemudian, muncul teknologi ionisasi di
mana teknologi yang digunakan adalah mendeteksi asap
dan sensor gerakan yang dapat mendeteksi gerakan mencurigakan untuk
mengaktifkan alarm keselamatan, meningkatkan detektor panas, dan
mengaktifkan sensor magnetik pada pintu dan jendela rumah ataupun
gedung perkantoran untuk menghindari bahaya pencurian.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 41


Gambar 2.36. Frederick Grinnel
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Frederick Grinnel

Teknologi internet merevolusi sistem keamanan komunikasi dan


kemampuan pengawasan jarak jauh. Sejak era komunikasi digital pada
tahun 1970-an, pemberian sinyal melalui stasiun pusat telah memberikan
kontribusi terhadap teknologi komunikasi. Teknologi semakin
berkembang dan memunculkan teknologi nirkabel yang terhubung
melalui koneksi IP di lebih dari 97 negara di dunia. Konvergensi
komunikasi internet dan digital membuat pengawasan video pada stasiun
pusat menjadi lebih baik dan rinci kepada setiap pengguna alarm.
Peralatan deteksi berkembang semakin baik dengan sensor yang dapat
diandalkan dan mampu memberikan sinyal keamanan dengan lebih
sensitif.
Impian yang direalisasikan oleh para pelopor seperti Gamewell
dan Holmes lebih dari 150 tahun yang lalu telah membawa
perkembangan sistem alarm modern menuju level yang lebih tinggi
terhadap keamanan dan keselamatan publik yang tidak pernah ada dalam
industri sebelumnya. Generasi masa kini dapat menikmati teknologi
keselamatan yang dapat melindungi kehidupan mereka melalui alarm
keselamatan.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 42


c. Komponen Komponen Alarm System
Saat ini penggunaan alarm system tidak hanya untuk gedung /
bangunan komersial, tetapi telah digunakan secara meluas untuk
bangunan residensial. Alarm rumah digunakan untuk melindungi
penghuni sekaligus harta benda yang terdapat di dalamnya. Sebagai
sebuah security system, alarm digunakan untuk memberikan alert /
peringatan akan adanya potensial bahaya umumnya berupa peringatan
adanya intruder (orang yang memasuki suatu properti tanpa seijin
pemiliknya).Sebuah alarm system yang lengkap terdiri dari beberapa
bagian, yakni :
Main Panel: pengendali utama yang merupakan otak dari sebuah
alarm system.
Keypad: alat yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi
dengan alarm system.
Sensor: alat yang digunakan untuk mendeteksi intruder.
Audio Visual Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya
intruder secara lokal menggunakan suara (siren) / cahaya (strobe).
Remote Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder
kepada remote user melalui telpon, sms, email.

d. Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System


Dalam pemasangan alarm system ada tiga area yang umum
dalam kebutuhan pengamanan ini dapat ditentukan setelah memahami
bagian mana saja yang perlu untuk dilindungi. Secara umum terdapat
tiga tingkatan area / bagian bangunan yang perlu dilindungi :
Site Perimeter : Area yang langsung berbatasan dengan ruang publik.
Jenis sensor yang umumnya digunakan pada area ini adalah Photo
Beam dan Magnetic Contact
Building Perimeter : Perbatasan antara indoor dan outdoor area. Pada
area ini bagian yang umumnya dilindungi adalah bukaan seperti pintu
dan jendela. Sensor yang digunakan pada area ini adalah Magnetic
Contact, Motion Sensor, dan juga Photo Beam

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 43


Indoor Area : area bagian dalam gedung / rumah. Sensor yang
umumnya digunakan pada area ini adalah Magnetic Contact
dan Motion Sensor.

Gambar 2.37. Penerapan Alarm System Sumber :


https://www.academia.edu/28813600/Utilitas_
kelompok_SISTEM_KEAMANAN_BANGUNAN

Berikut adalah tata cara dalam pemasangan alarm sistem


sekutriti pada bangunan rumah, yakni :
Tempelkan alarm di daun pintu / jendela dengan menggunakan super
double tape yang sudah ada.
Tempelkan sensor alarm di bingkai pintu / jendela dengan
menggunakan super double tape yang sudah ada, dengan posisi sejajar
terhadap alarm.
Nyalakan fungsi alarm dengan cara menghidupkan switch alarm ke
posisi ON , lalu coba bukalah daun pintu / jendela. Apabila alarm
berbunyi berarti sudah benar pemasangannya.

e. Sistem Kerja Operasional Alarm System


System kerja alarm system ini sama dengan cara kerja system
alarm pada mobil.Pada system alarm terdapat dua status utama alarm,
yaitu alarm aktif dan alarm tidak aktif.Bila penghuni akan
meninggalkan rumah bisa mengaktifkan alarm rumah terlebih dahulu,

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 44


dan bila penghuni ingin masuk rumah maka alarm dinonaktifkan
terlebih dahulu. Untuk mengaktifkan alarm dan menonaktifkan alarm
bisa menggunakan remote yg tersedia atau jika misalnya prnghuni
sudah pergi jauh dan lupa maengaktifkan alarm, maka untuk
mengkatifkan alarm bisa melaui sms.
Ketika alarm system rumah dalam keadaan aktif, maka jika ada
pencuri yang masuk melalui salah satu pintu atau jendela yang telah
dipasang sensor, maka sensor tersebut akan mengirim sinyal ke panel
utama atau host bahwa telah terjadi intruder atau gangguan, maka host
akan otomatis menyalakan sirine (bisa diseting untuk tidak dinyalakan
sirine), setelah itu host akan mengirim sms ke nomor gsm pemilik rumah
yg sudah diseting sebelumnya,yang isinya memberikan informasi bahwa
terjadi gangguan atau ada pencuri masuk lewat pintu tertentu. Jika
pencuri masuk tidak melalui pintu, maka bisa juga diketahui melalui alat
sensor lainnya seperti sensor PIR (sensor gerak) yg telah dipasang
dilokasi tertentu, dimana jika ada pergerakan di dalam rumah, padahal
harusnya rumah dalam keadaan kosong maka sensor PIR akan
memberikan sinyal ke host bahwa telah terjadi gangguan, dan host
otomatis juga akan menyalakan alarm dan mengirim sms ke pemilik
rumah.

Gambar 2.38. Ilustrasi Sistem Kerja Operasional Alarm


Sumber : https://www.academia.edu/28813600/Utilitas_
kelompok_SISTEM_KEAMANAN_BANGUNAN

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 45


2.2.4. Metal Detector
a. Pengertian
Seperti namanya, metal detector adalah perangkat yang
digunakan untuk mendeteksi keberadaan bahan logam dan logam dan
digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda, mungkin di pantai yang
aman mendeteksi dan membuang sampah non bio-degradable seperti
kaleng alumunium.
Detektor logam telah menjadi fitur standar di bandara sehingga
untuk mendeteksi dan mencegah gerakan bebas senjata dan itu
merupakan cerminan menyedihkan dari dunia dan waktu kita hidup di
sekolah semakin menggunakan mereka juga. Sensor yang termasuk
dalam detektor logam yang sangat sensitif yang berarti bahwa mereka
mampu mendeteksi logam melalui sejumlah bahan yang berbeda seperti
tanah, kain, kayu dan zat lain yang berbasis non-logam.
Detektor logam semua pekerjaan di cukup banyak cara yang
sama, melalui penggunaan elektromagnetisme, semua detektor logam
datang dengan baterai yang kekuatan pemancar yang kemudian
memancarkan medan magnet. Medan magnet ini kemudian digunakan
ketika item metalik dilewatkan melalui aura detektor logam, logam
menjadi magnet sehingga terdeteksi oleh sensor.
Sinyal elektromagnetik ini kemudian diterima dan dikirim
langsung ke kotak elektronik dan detektor logam dilengkapi dengan
speaker untuk membantu memperkuat suara sehingga pengguna dapat
segera mengetahui bahwa ada item metalik.
Perlu dicatat bahwa ada sejumlah detektor logam yang berbeda,
masing-masing yang digunakan untuk mendeteksi lebih efektif logam
yang berbeda, beberapa detektor logam digugat untuk emas, perak
lainnya. Umumnya demikian, tujuan umum, detektor logam lebih dari
cukup untuk penggunaan rata-rata dan seperti detektor logam khusus
hanya diperlukan untuk digunakan di daerah aman.
Seperti obyek mekanis lainnya, detektor logam akan rusak
dalam waktu dan akan memerlukan beberapa tingkat pemeliharaan dan

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 46


perbaikan, yang relatif sederhana untuk mencapai bahkan untuk mereka
yang tidak terlalu teknis apt. Masalah yang paling umum yang
mengganggu dengan penggunaan efektif detektor logam adalah jumlah
kotoran dan partikel halus lainnya yang menumpuk di bagian bawah
detektor, dan ini harus dibersihkan. Untuk membersihkan unit utama dari
detektor logam, air panas kurang dari 40 derajat Celcius dapat digunakan,
cukup menyeka kotoran kelebihan dari permukaan dengan kain lembut,
non-abrasif.Seperti halnya Ban mobil kendaraan berjalan juga
membutuhkan tingkat pemeliharaan, dan juga lebih mudah tetap, deterjen
netral dan sikat plastik dengan lembut bulu dapat diterapkan untuk tujuan
tersebut, tidak ada kebutuhan untuk agen pembersih khusus atau solusi.
Ini mungkin terdengar seperti pernyataan sangat jelas, tapi
terlalu banyak orang membeli detektor logam, dan tidak repot-repot
untuk membaca manual yang datang dengan itu, ini sangat penting untuk
penggunaan yang efektif dan tepat detektor. Ini akan memungkinkan
Anda untuk lebih mudah menentukan masalah potensial yang mungkin
timbul, dan juga akan memungkinkan Anda untuk membiasakan diri
dengan praktek-praktek terbaik sehingga untuk menghindari melakukan
merusak. (Sumber : https://redefiningsecurity.wordpress.com/product/157-
2/)

Gambar 2.39. Metal Detector


Sumber : http://syedcorporation.com/metal-detector/

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 47


b. Sejarah Metal Detector
Menurut Informasi yang terkait dalam rancangan awal
membutuhkan daya yang besar, sehingga hanya dapat bekerja pada
tingkat yang terbatas. Dalam perjalanan sejarah salah satu ilmuwan
terkenal yaitu Alexander Graham Bell, pernah menggunakan Sekilas
Sejarah Machine Metal Detector, bertujuan untuk mendeteksi peluru
yang terdapat di dada Presiden Amerika Serikat James Garfield (tahun
1881)

.
Gambar 2.40. Alexander Graham Bell
Sumber : http://www.biography.com/people/alexander-
graham-bell-9205497

Namun usaha ini tidak dapat berfungsi dengan baik dikarenakan


material metal, pada spring bed tempat presiden berbaring mengganggu
proses pendeteksian. Perkembangan modern dari detektor logam dimulai
pada tahun 1920. Gerhard Fisher telah mengembangkan sistem radio
direction-finding, yang akan digunakan untuk navigasi yang akurat.
Sistem ini bekerja sangat baik, tapi Fisher menyadari bahwa ada
anomali di daerah di mana terkandung biji besi. Dia beralasan bahwa jika
sinar radio dapat terdistorsi oleh logam, maka sudah pasti bisa untuk
merancang sebuah mesin yang dapat mendeteksi logam dengan
menggunakan pencarian beresonansi kumparan pada frekuensi radio.
Pada tahun 1925 ia diberikan hak paten pertama untuk detektor logam.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 48


Meskipun Gerhard Fisher adalah orang pertama diberi paten
untuk detektor logam, namun yang pertama menerapkannya adalah untuk
Shirl Herr, seorang pengusaha dari Crawfordsville, Indiana.
Pada era modern kali ini, mesin metal detector digunakan di
beberapa aplikasi industry, seperti industry makanan dan minuman,
industry textile, industry farmasi, pengolahan kayu dan masih banyak
lagi.
Yang tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi apakah produk
yang dihasilkan terkontaminasi dengan logam apa tidak, karena jika
terkontaminasi maka tentu akan membahayakan kedepanya.

c. Jenis Jenis Metal detector


1. Walk - Through Metal Detector
Walk-Through Metal Detector merupakan peralatan detector
berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan
yang berada dalam pakaian/badan yang terbuat dari metal dan dapat
membahayakan keselamatan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda
lain yang sejenis.
Prinsip kerja walk through metal detector adalah gelombang
electromagnet yang membentuk medan electromagnet pada satu atau
beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai
pemancar gelombang dan penerima gelombang, dimana pada kondisi
standart, gelombang yang diterima mempunyai standart tertentu dan ini
yang biasa disebut balance pada metal detector.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang
yang ada menjadi terganggu dan standart wave analyzer akan
memberitahukan bahwa ada ketidak seimbangan gelombang. Metal
detector memberitahu kita bahwa ada benda bersifat logam yang lewat.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 49


Gambar 2.41. Walk Through Metal detector
Sumber : https://www.wi-ltd.com/product/wg-pd6500i-walkthrough-metal-detector/

2. Hand-Held Metal Detector


Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan
yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan
yang terdapat pada pakaian/badan yang terbuat dari bahan metal dan
dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api,
senjata tajam dan benda lain yang sejenis. Alat utamanya adalah sebuah
koil (kumparan) yang dialiri arus listrik sehingga menghasilkan medan
magnet.
Prinsip kerjanya yaitu jika ada bahan logam yang terdeteksi
makan nakan terjadi perbedaan medan magnet antara logam yang satu

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 50


dengan logam yang lain karena adanya perbedaan potensial yang
merupakan akibat dari adanya sumber tegangan sehingga menyebabkan
terjadinya alarm bunyi.

Gambar 2.42. Hand Held Detector


Sumber : http://www.mobofree.com/nigeria/Electronics-appliances/Other-
appliances/Lagos/Ikeja/Garrette-Handheld-Metal-Detector/555994

d. Komponen komponen pada Metal Detector


- Transmitter Coil
Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang berfungsi
sebagai penghasil atau pemancar gelombang elektromagnetik, karena
berdasarkan prinsip dasar elektromagnetik yaitu Saat kumparan diberi
tegangan AC (alternating Current), maka pada kumparan tersebut akan
timbul medan magnet

Gambar 2.43. Transmitter Coil


Sumber : http://powerelectronics.com/passive-components/wi
reless-power-coil-line-expands

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 51


- Receiver Coil
Gelombang elektromagnet ini nantinya akan diterima oleh
receiver coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara transmitter
dan receiver, nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang akan
diuji kandungan metalnya.

Gambar 2.44. Receiver Coil


Sumber : http://www.global.tdk.com/news_center/press/aah40700.html

- Standard Wave Analyzer


Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang
yang ada menjadi terganggu dan standard wave analyzer akan
memberitahukan bahwa ada ketidakseimbangan gelombang. Fungsi
standar wave analyzer disini yaitu sebagai regulasi induksi gelombang
elektromagnetik antara transmitter coil dan receiver coil. Standar wave
analyzer ini terhubung ke control unit yang nantinya akan mengontrol
sistem yang ada pada metal detector seperti bunyi alarm, mengaktifkan
lampu indicator, menghentikan atau membalik putaran motor,
memisahkan objek yang terdeteksi mengandung metal pada conveyor
belt metal detector

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 52


Gambar 2.45. Komponen Standard Wave Analyzer
Sumber : https://circuitdigest.com/electronic-circuits/simple-metal-detector-circuit

e. Prinsip Kerja Metal Detector


Metal Detector adalah perangkat elektronik yang digunakan
untuk mendeteksi jejak logam, aplikasi umum biasanya untuk mendeteksi
benda logam yang ada di :
- Dalam tanah,kandungan biji besi / harta karun.
- Mendeteksi seseorang apakah membawa benda logam.
- Kargo / expedisi untuk memastikan barang yang di kirim tidak
mengandung barang berbahaya.
- Pabrik makanan, untuk memastikan bahwa product yang di hasilkan
bebas dari kandungan logam.
Detektor logam secara efektif dapat menembus tanah, kayu dan
bahan non logam. Detektor logam menggunakan prinsip elektromagnetis.
Biasanya, detektor logam terdiri dari :
- Sebuah kotak elektronik,
- Pemancar,
- Antena penerima dan
- Baterai/sumber listrik.
Dengan daya baterai, pemancar menghasilkan medan magnet.
Jika item logam melewati detektor logam, menjadi magnet karena efek
dari medan magnet. Pada menerima tanda elektromagnetik, penerima
mengirim sinyal ke kotak elektronik. Ada amplify untuk memperkuat

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 53


sinyal ini. Ini menghasilkan suara bip, menunjukkan bahwa ada
kontaminasi logam.
Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet
yang membentuk medan electromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada
beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai pemancar gelombang dan
penerima gelombang, dimana pada kondisi standart, gelombang yang
diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang biasa disebut
balance pada metal detector. Deskripsi tersebut bisa digambarkan pada

Gambar 2.46. Prinsip Kerja Metal Detector


Sumber : http://wikipedia.com/metal-detector.html/

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang


yang ada menjadi terganggu dan standart wave analyzer akan
memberitahukan bahwa ada ketidak seimbangan gelombang. Metal
detector memberitahu kita bahwa ada benda bersifat logam yang lewat.
Untuk logam yang mempunyai sifat magnetic metal, medan
electromagnet yang diterima receiver akan bertambah. Sedangkan logam
yang bersifat non magnetic metal, maka medan electromagnet yang
diterima receiver akan berkurang. Yang gampang dan susah dideteksi
metal detector.
Ada 3 hal yang penting untuk menjadi acuan pengguna metal
detector agar kita tidak salah menilai atau menggunakan sebuah metal
detector.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 54


- Jenis metal kontaminan berdasar sifat intrinsic resistance metal.
Semakin besar intrinsic resistance dari metal maka semakin sulit
terdeteksi. Karena itu standar acuan metal kontaminasi sebuah metal
detector harus ada minimal 2 jenis, yaitu metal yang intrinsic
resistance-nya paling kecil seperti Ferrous(Fe/Besi) dan metal yang
intrinsic resistance-nya paling besar seperti Stainless steel (SS) dan
jenis SS yang biasa digunakan adalah SS304 atau SS316.Ukuran
sample kontaminasi metal tersebut pastinya untuk Fe akan lebih kecil
dibandingkan dengan SS.
- Bentuk kontaminasi metal. Standar sample kontaminan metal pada
metal detector adalah berbentuk bola dengan diameter tertentu. Untuk
kontaminan berbentuk wire atau disc (lempengan) hal itu tergantung
dari orientasi saat kontaminan tersebut memasuki metal detector.
- Untuk metal detector yang mempunyai jenis koil melingkar diseluruh
lubangnya (coaxial type), berlaku hal berikut :
Sensitifitas untuk masing masing point sebagai berikut:
1=3=7=9 > 2=8=4=6 > 5

Gambar 2.47. Prinsip Kerja Metal Detector


Sumber : http://wikipedia.com/metal-detector.html/

Point yang paling tidak sensitive adalah point 5.

Jenis detektor logam


Tergantung pada situasinya, berbagai jenis detektor logam
yang tersedia. Sebagai contoh, ada detektor logam khusus untuk
prospeksi emas. Detektor logam khusus untuk berburu barang
peninggalan. Detektor logam di bawah air, detektor koin, dan

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 55


berjalan melalui detektor logam adalah tipe terkemuka lainnya.
Multi-purpose detektor logam juga populer saat ini.

Pengaruh produk yang melewati detector logam


Ketika melewati detektor logam, beberapa bahan makanan
cenderung menghasilkan sinyal walaupun tidak ada logam hadir di
dalamnya. Hal ini dikenal sebagai efek produk. Hal ini terutama
karena faktor termasuk keasaman, kandungan lemak, kadar air,
salinitas dan suhu.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sensitivitas Detektor Logam


- Efek produk
- Ukuran dan jenis kontaminan logam,
- Logam detektor ukuran gawang/aperture

Untuk kerja maksimal, detektor logam harus dilakukan


pemanasan kurang lebih 30 menit setelah power dihidupkan. Untuk
membersihkan unit utama dari detektor logam, dapat menggunakan air
panas yang kurang dari 40 derajat celcius.
Kotoran dan partikel yang ada pada detektor harus sering
dibersihkan. Hal ini juga perlu dilakukan untuk membersihkan ban
berjalan (Belt) conveyor. Gunakan deterjen netral dan sikat plastik
dengan bulu lembut.

g. Kelebihan dan Kekurangan Metal Detector


Kelebihan
Dapat menditeksi barang berbahaya yang mengandung metal
seperti bom rakitan yang dapat dibawa oleh pengunjung suatu
tempat umum, dengan adanya meta detector dapat mencegah hal
hal yang buruk.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 56


Kekurangan
Metal detector hanya dapat menditeksi keberadaan logam saja,
sehingga kurang akurat dalam pemeriksaan keamanan bangunan
Kinerja metal detector kurang baik jika berdampingan dengan
kendaraan dan alat elektronik lainnya, karena dapat mempengaruhi
sensitivitas metal detector.

2.2.5. Visitor Managemen System


a. Pengertian VMS
Saat ini sudah tersedia akses gedung dengan teknologi
modern untuk bangunan dan property yang berfungsi sebagai
pengamanan. Dengan alat yang sudah dirancang dan
diimplementasiakan tentunya sangat membantu dalam hal
meningkatkan keamanan pada gedung dengan konsep real time.

Gambar 2.48. Prinsip Kerja VMS


Sumber : http://wikipedia.com/vms.html/

Salah satunya adalah Visitor Management System yaitu


sebuah sistem yang dipergunakan untuk melakukan management
penerimaan dan pemantauan terhadap pengunjung atau pengunjung,
yang biasanya diterapkan pada bangunan berlantai tinggi, perkantoran,
instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 57


mengurangi resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal,
terorisme, dan tindakan yang bersifat negatif lainnya.
Bentuk Visitor Management System ini, sangat fleksibel
untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan instansi anda,
mulai dengan hanya sistem tunggal mandiri, sampai dengan sistem
yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan teknologi saat ini,
baik berupa internet atau intranet, face recognition, biometrics, dan
lain sebagainya.
Visitor Management System merupakan sebuah cara terbaik
untuk saat ini untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, yang
ditempatkan pada porsi membantu sistem keamanan dan pengamanan
sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi tidak untuk
menggantikan yang sudah ada. Ya, sistem keamanan pada gedung
merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas
keamanan dan kenyamanan pemakai gedung.
Kebutuhan keamanan dan pemantauan terhadap para
pengunjung dan pengunjung gedung bisa dipenuhi salah satunya
dengan mengunakan Visitor Management System.

b. Sistem Kerja VMS


Sistem ini adalah penggabungan kecanggihan teknologi barcode,
OCR scanner dan face recognition.
Pengunjung yang datang (baik seorang maupun
serombongan) akan di capture dengan webcam, dan dengan teknologi
face recognition yang kami miliki resepsionis tidak perlu menyuruh
pengunjung untuk menatap camera webcam, karena teknologi kami akan
dapat sendiri mencari wajah - wajah para pengunjung.
Kartu identitasnya di capture dengan scanner dan kartu
visitornya ditembak dengan barcode, semua-nya hanya memerlukan
waktu kurang dari 20 detik ! Pengunjung yang pulang serahkan kartu
visitor dan ditembak dengan barcode, seketika data pengunjung yang
lengkap akan tersajikan di layar komputer resepsionis. Pada akhir tugas

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 58


resepsionis akan menyerahkan laporan ke pimpinan SATPAM gedung,
dan pada hari itu juga pihak keamanan akan mendapatkan laporan
lengkap, jumlah pengunjung pada hari itu, data pribadi pengunjung
lengkap bahkan dengan gambar wajah dan identitasnya, pengunjung
yang tidak mengembalikan kartu visitor dan berarti tidak mengambil
kartu identitasnya.

Gambar 2.49. ID Card VMS


Sumber : http://wwwpplatformsbcom.indonetwork.co.id/product/
vms-visitor-management-system-3612312

Visitor Management System ini adalah sistem manajemen


pengunjung yang dapat digunakan untuk membantu pengelolaan
pengunjung di suatu gedung agar dapat mempersingkat waktu
pengambilan identitas pengunjung. Sistem ini sudah dipersiapkan
untuk Face Recognition Technology sebagai teknologi masa depan,
sehingga memudahkan untuk pengembangan sistem selanjutnya.
Dengan teknologi ini, pengunjung tidak perlu berdiri dalam
posisi tertentu, sehingga lebih meningkatkan kenyamanan para
pengunjung, Face Recognition juga memungkinkan untuk pengembangan
sistem kearah sistem keamanan jika terhubung dangan database Daftar
Pencarian Orang (DPO) atau Blacklist pengunjung. VMS ini dapat
mengurangi proses input data manual, sehingga operator hanya

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 59


menginput nomor ID Card Visitor saja. Selebihnya data-data secara
otomatis dicapture ke dalam sistem.
Langkah pertama yaitu registrasi pada sistem, yaitu :
- Mengcapture wajah pengunjung dengan Face Recognition
technology, maksudnya program dapat mencari sendiri posisi
wajah pengunjung, tidak perlu memposisikan wajah.
- Pilihan menu pengunjung menyerahkan identitas pengenal : Berupa
KTP atau SIM
- VMS ini mengolah hasil scanner KTP/SIM menjadi teks (Proses
OCR) untuk disimpan dalam Database visitor terdiri dari : No,
Lobby, Jam masuk, Jam pulang, Nama, Alamat, Tujuan Lantai, No
identitas (KTP/SIM), keterangan, wajah pengunjung, wajah
pengunjung di KTP, dll. Sehingga proses semakin mudah dan
cepat karena tidak perlu menulis ulang secara manual.
- Pengisian ID pengunjung (sesuai lantai tujuan).

Alur Pengunjung Datang


- Pengunjung datang oleh operator di capture wajah dan diminta
untuk menyerahkan identitas
- Operator mengcapture identitas pengunjung berdasarkan
jenisnya: SIM, KTP RI, KTP DKI Jakarta, KTP Daerah/ lama
- Operator menyerahkan ID Card Visitor dan menginput Nomor ID
Card - tersebut ke komputer.

Pengunjung Pulang :
- Pengisian ID pengunjung yang akan pulang.
- Menampilkan data pribadi berikut wajahnya pada layar komputer
untuk membantu petugas lobi dalam mengenali pengunjung yang
mengambil identitas pengenal.
- Memberi tanda dan mengisi jam pulang secara otomatis pada
record pengunjung di database apabila ID pengenal telah diambil.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 60


c. Kelebihan dan Kekurangan VMS
Kelebihan
Orang yang dapat memasuki gedung/ruangan terbatas, hanya orang
yang memiliki id card dapat memasukinya, sehingga keamanan
akan terjaga.
Jika terjadi suatu tindak kriminal dapat dilacak dengan cepat.
Tidak dapat dibobol dengan mudah

Kekurangan
Harga yang relatif mahal, paling rumit, dan paling sulit untuk
dipelajari.
Membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi untuk dapat
menjalankan software supaya berjalan dengan stabil.
Hanya diperuntukan bagi perusahaan berukuran besar, dan tidak
cocok untuk perusahaan kecil maupun menengah.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 61


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kita sebagai perancang bangunan perlu pemikiran akan sistem


pelindung dan pengaman pada bangunan yang akan kita rancang sehingga
akan dapat menimalisir dan melindungi terhadap hal hal yang tidak
dinginkan.Dalam memberikan sistem alat pengamanan yang tepat terhadap
bangunan yang nantinya dirancang ,seorang perancang bangunan haruslah
mengetahui akan sistem kerja ,dan fungsional disetiap masing masing alat
sehingga memudahkan dalam penempatan pada ruang nantinya.
Dengan telah merancang sistem pengamanan dan perlindungan
pada bangunan yang akan kita rancang,nantinya akan memberikan
pelayanan perlindungan dan pengaman bagi setiap orang dalam menimalisir
terjadinya tindakan kriminal di dalam bangunan yang akan kita rancang.
Terciptanya kualitas keamanan yang baik harus ada pengawasan
kontrol yang ketat dari aparat petugas keamanan.Adanya pengawasan
kontrol antara kerjasama aparat petugas keamanan,serta pengaplikasian
alat control system security berupa cctv, walk trough metal
detector,handheld metal dtetector,atau sebagainya akan memberikan rasa
peningkatan kualitas keamanan yang baik pada bangunan itu sendiri
Pada umumnya pemberian sistem keamanan terhadap bangunan
merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan
dan kenyamanan bagi pemilik bangunan.Dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan terhadap bangunan ,pemilik bangunan biasanya telah
mengintregasikan security system pada bangunannya dengan mengunakan
alat alat control berbasis teknologi ,yang berupa Visitor Management
System (VMS), Access Control, CCTV, Alarm System, Metal Detector, X
Ray, dan lain lain.
Visitor Management System adalah sebuah system yang
dipergunakan untuk melakukan management tamu atau pengunjung, yang
biasanya diterapkan pada high rise building, perkantoran, instansi umum

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 62


atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi resiko
yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan tindakan
yang bersifat negatif lainya.
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera
video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam
beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak
secara terbuka ditransmisikan.
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan
atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan
sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan
dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang
mengalami kerusakan (penurunan kinerja).

3.2. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
terdapat dalam tugas ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada
para pembaca untuk memberikan kritik saran

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 63


DAFTAR PUSTAKA

Habraken ,N.J(1998).The structure of ordinary : Form and Control in the Built


Enviroment.Cambrigde : The MIT Press.

Lyon,B. (2001). Surveilance Society : Monitoring Everyday Life .Philadephia :


Open University Presss.

Academia. 2014. Spesifikasi Tekniks Pekerjaan Mekanikal Elektrikal.


(http://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_TEKNIS_PEKERJA
AN_MEKANIKAL_ELEKTRIKAL). Diakses pada tanggal 12 Februari
2017.

Anonim. 2015. Manfaat Menggunakan CCTV. (http://onlinecameracctv.blogspot.


com/p/manfaat-menggunakan-cctv.html). Diakses pada tanggal 13
Februari 2017.

Anonim. 2015. Security Product. (http://www.ceia.net/security/product.


aspx?a=HI-PE%20Multi%20Zone). Diakses pada tanggal 13 Februari
2017.

Anonim. 2013. Keunggulan dan Kelemahan CCTV. (http://agenpasangcctv.


blogspot.com/2013/09/keunggulan-kelemahan-cctv.html). Diakses pada
tanggal 13 Februari 2017.

Bandaranet. 2016. Fasilitas Keamanan Bandara. (http://bandara.net/bandara


/fasilitas-keamanan-bandara.html). Diakses pada tanggal 14 Februari
2017.

Hatta. 2012. Peralatan x-ray (https://hatta16.wordpress.com/2012/10/12/peralatan-


x-ray-bandara/). Diakses pada tanggal 15 Februari 2017.

Kalma. 2009. Mengenal CCTV. (https://kalma16.wordpress.com/2009/08/


16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/). Diakses pada tanggal 12
Februari 2017.

Sains Bangunan & Utilitas 2 | 64

Anda mungkin juga menyukai