Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

K3 DAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH
WIWID VIRLIA (DBD 114 127)

DOSEN
NENY FIDAYANTI, S.T., M.Si.

KEMENTERIAN RISET , TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970

TENTANG

KESELAMATAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
1. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
2. Bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya;
3. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien;
4. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja;
5. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-
undang yang, memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik
dan teknologi.

Mengingat :
1. Pasal-pasal 5, 20 dan 27 Undang-undang Dasar 1945;
2. Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang nomor 14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1969 nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
nomor 2912).

Menetapkan:
Undang-undang Tentang Keselamatan Kerja;

UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003

TENTANG

KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
1. Bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur,
yang merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja
mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan tujuan pembangunan;
3. Bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan
pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja
dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan:
4. Bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin
hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta
perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap
memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha;
5. bahwa beberapa undang-undang di bidang ketenagakerjaan dipandang
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan
ketenagakerjaan, oleh karena itu perlu dicabut dan/atau ditarik kembali;
6. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, b, c,
d, dan e perlu membentuk Undang-undang tentang Ketenagakerjaan;

Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28, danPasal 33
ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Menetapkan :
Undang-undang tentang ketenagakerjaan.
UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1973

TENTANG

PENGATURAN DAN PENGAWASAN

KESELAMATAN KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:
a. Bahwa pertambangan mempunyai fungsi yang penting dalam
pembangunan ekonomi nasional dan pertahanan negara, sehingga perlu
diadakan pengaturan lebih lanjut tentang pengawasan keselamatan
kerja dibidang pertambangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 16
Undang-undang nomor 44 Prp. Tahun 1960 Undang-undang No. 11
Tahun 1967;

b. bahwa Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengatur Keselamatan


Kerja secara umum termasuk bidang pertambangan yang menjadi tugas
dan tanggungjawab Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi;

c. bahwa untuk memperlancar pelaksanaan usaha-usaha pertambangan


yang merupakan proses yang terus-menerus, membutuhkan peralatan
yang khusus dan menghadapi kemungkinan biaya yang mempunyai
tingkat berulangnya kecelakaan yang begitu besar dan khas, dianggap
perlu untuk mengadakan penyelenggaraan pengawasan keselamatan
kerja yang lebih efisien dan efektif;
d. bahwa Departemen Pertambangan telah mempunyai personil dan
peralatan yang khusus untuk menyelenggarakan pengawasan
keselamatan kerja dibidang pertambangan;

e. bahwa karenanya perlu diadakan ketentuan tentang pengaturan dan


pengawasan keselamatan kerja dibidang pertambangan antara Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi dan Menteri Pertambangan.

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945;

2. Undang-undang No. 44 Prp. Tahun 1960 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1960 No. 133; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2070);

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1967 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2831);

4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1969 Nomor 55;

5. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1970 Nomor 1; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1969


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 60;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2916);

7. Mijn Polite Reglement (Staatsblad 1930 Nomor 341)


Menetapkan:
Peraturan pemerintah tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan
kerja dibidang pertambangan.

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

NOMOR: 555.K/26/M.PE/1995

TENTANG

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERTAMBANGAN


UMUM MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang:
a. bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973
pengaturan keselamatan kerja di bidang pertambangan menjadi
kewenangan Menteri Pertambangan dan Energi;
b. bahwa sesuai dengan kemajuan teknologi pertambangan semua ketentuan
keselamatan kerja di bidang pertambangan yang termuat dalam Mijn
Politie Reglement (MPR) 1930 Nomor 341, sudah tidak dapat
dipertahankan lagi, oleh karena itu perlu ditinjau kembali;
c. bahwa peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sifatnya sangat teknis
dan memuat aturan rinci yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan
teknologi, maka pengaturannya cukup diatur dengan suatu Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi.

Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 (Lembaran Negara Tahun 1967
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 (Lembaran Negara Tahun 1970
Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2981);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun
1969 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2916) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1992
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3510);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 (Lembaran Negara Tahun
1973 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3003);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 (Lembaran Negara Tahun


1980 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3174);

6. Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 tanggal 17 Maret 1993.

Menetapkan :
Keputusan menteri pertambangan dan energi tentang keselamatan dan
kesehatan kerja pertambangan
UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1997

TENTANG

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
1. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan
Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang
bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan Wawasan
Nusantara;
2. bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk
memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan
Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang
terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi
masa kini dan generasi masa depan;
3. bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk
melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang
serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;
4. bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup harus
didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran
masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum
internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup;
5. bahwa kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan
pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang demikian rupa sehingga
pokok materi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3215) perlu disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;
6. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada huruf a, b, c, d, dan e di
atas perlu ditetapkan Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;

Mengingat :
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) Undang Undang
Dasar 1945;

Menetapkan :
Undang-Undang Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai