Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEMASANGAN STENT BY PCI PADA TN.

S DENGAN
OLD MIOKARD INFARK DI RUANG CATHLAB
DI RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA

Disusun oleh
KELOMPOK II
Budi Santosa, AMK
Rida, AMK
ETI Zumarni, SKep.
Wiwik Sulistyaningih, AMK

PELATIHAN KEPERAWATAN KARDIOLOGI DASAR V


RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PEMASANGAN STENT BY PCI PADA TN. S DENGAN


OLD MIOKARD INFARK DI RUANG CATHLAB
DI RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA

Telah disahkan oleh:

1. Agus Joko P, S.Kep,Ns


:
Pembimbing Lapangan

2. MUJIATUN, S. Kep, Ns :
Pembimbing Kelompok II

3. SANTOSA, AMK :..


Pembimbing Kelompok II
1. OMI (OLD MIOCARD INFARK) DENGAN TINDAKAN PEMASANGAN
STENT

2. TINJAUAN TEORY

a. PENGERTIAN
Cronik Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel sel tubuh akan
nutrient dan oksigen secara adequate. Hal ini mengakibatkan peregangan ruanng
jantung (dilatasi)guna menampung darah lebih banyak untuk dipopakan keseluruh
tubuh yang kemudian mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.

OMI (old miocard infark)


Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo;1997). Sumbatan terjadi oleh karena oleh karena
adanya aterosklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah
ke jaringan otot jantun aliran darah ke arteri bagian distal (Hudak&Gallo;1997).
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri - arteri besar dab sedang dimana
lesi lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding
arteri. Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai darah ke otot jantung.

Angioplasty koroner dan stenting

Pengobatan pada kelainan pembuluh darah koroner dengan cara mengembangkan


kateter yang ujungnya ada balonnya dan dilanjutkan dengan pemasangan stent.

Pasang ring jantung umumnya lebih dikenal dengan nama pasang stent atau cincin
pada organ jantung.

Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari kawat-kawat
seperti jala yang ditempatkan pada pembuluh darah koroner di jantung. Tujuan dari
pemasangan ring jantung adalah untuk membuka pembuluh darah yang menyempit
dan mempertahankannya sehingga otot-otot jantung mendapatkan kembali suplai
darah yang cukup.

b. PATOFISIOLOGI
Penyebab sumbatan tidak diketahui. Diperkirakan adanya penyempitan arteri
koronaria yang disebabkan karena penebalan dari dinding pembuluh darah,
vasospasme, emboli atau trombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah
pada arteri koronaria menyebabkan suplay oksigen yang menuju ke jantung
berkurang, jantung yang kekurangan oksigen akan mengubah metabolisme yang
bersifat aerob menjadi anaerob, perubahan ini menyebabkan penurunan
pembentukan fosfat yang berenergi tinggi dimana hasil akhir dari metabolisme
anaerob ini berupa asam laktat, apabila berlangsung lebih dari 20 menit akan terjadi
ischemia jantung yang meningkat, sehingga akan menyebabkan nyeri dada yang
hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut terjadi shock kardiogenik.

Hemodinamik mengalami perubahan yang menyebabkan berkurangnya curah


jantung. Meningkatkan tekanan ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga dapat
menimbulkan kelebihan cairan dalam tubuh. Perubahan hemodinamik ini bila
berlangsung lama akan menyebabkan jaringan rusak bahkan kematian pada otot
jantung. (Farissa.2012).

Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik
infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah,
hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap,
dinding arteri menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.

Mekanisme nyeri pada AMI

Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan
juga merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau
enzim proteolitik sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot
jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian
dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri.
Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :

Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga


menghasilkan frekuensi denyut jantunglebih dari normal (takikardi).

Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.


Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai
cairan di saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa
mual / muntah.

Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium
kanan meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.

PATHWAY
c. TUJUAN

Tujuan dilakukan pemasangan stent atau ring

Perlu diketahui bahwa pasang ring jantung merupakan sebuah prosedur untuk
memperlebar pembuluh darah koroner pada bagian jantung yang tersumbat dan
menyempit bukan untuk menghilangkan plak penyumbatan atau thrombus pada
dinding pembuluh darah kita.

Hal ini dimaksudkan untuk membuka atau memperlebar pembuluh darah yang
mengalami sumbatan menuju jantung jantung supaya jantung dapat kembali
menerima asupan darah dan oksigen yang cukup. Pasang ring jantung diperlukan
saat pembuluh darah koroner menyempit, dalam keadaan demikian maka dibutuhkan
sebuah penyanggah supaya pembuluh darah terbuka dan aliran darah serta oksigen
dapat lancar mengalir ke otot jantung. Oleh karenanya ring jantung diperlukan untuk
membuka pembuluh darah supaya lebih lebar lagi.

Pemasangan ring jantung ini bertujuan untuk memastikan pembuluh darah arteri
coroner tetap terbuka, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya serangan
jantung. Akan tetapi tidak semua sumbatan pembuluh darah arteri dapat diperbaiki
dengan pemasangan ring jantung, tergantung dari lokasi sumbatan dan besar
kecilnya lumen pembuluh darah.

d. KOMPLIKASI
Komplikasi yang ditemuka dibagi menjadi komplikasi mayor dan komplikasi
minor.
1. Komplikasi mayor
Komplikasi utama meliputi reoklusi akut, miokard infark baru, perdarahan
hebat diselangkangan kaki, tamponade jantung akibat pecah atau robeknya
dinding arteri koroner atau jantung dan kematian
2. Komplikasi minor
Oklusi cabang pembuluh koroner, ventrikel/atrium aritmia, bradikardi,
hipotensi, perdarahan, artei thrombus, emboli koroner. Kehilangan darah yang
parah dan membutuhkan tranfusi, iskemia pada etremitas tempat penusukan
femoral sheath, penurunan fugsi ginjal karena media kontras, embolik sistemik
dan hematoma diselangkangan,, hematoma retroperitoneal, pseudoaneurisma,
fistula AV
Selain biaya yang sangat mahal, operasi pasang ring jantung juga memiliki resiko
atau efek samping seperti beberapa contoh yaitu tekanan darah yang menurun,
terjadinya pembekuan darah serta reaksi tertentu pada bahan yang dipakai ketika
memasang ring.Resiko yang paling besar kedua adalah apabila stent atau ring
tersebut pecah

Reaksi alergi terhadap obat-obatan yang digunakan, bahan ring jantung, atau zat
kontras yang digunakan dokter. Perdarahan atau dapat juga terbentuk bekuan darah
di tempat dimasukannya kateter. Kerusakan katup jantung Kerusakan pembuluh
darah Serangan jantung Gangguan ginjal Detak jantung yang tidak teratur.

e. MASALAH YANG MUNCUL


Nyeri
Sesak nafas
Mual
Intoleransi aktifitas

f. PENATALAKSANAAN
- Aspilet 1x80 mg
- Clopidogrel1x75 mg
- ISDN 3x 5 mg 1amp/8 jam
- Atorvastatin 1x40 mg
- Lanzoprasole 30mg 1-0-0
- Injexi furosemid

3. TINJAUAN KASUS
a. Identitas
Nama : Tn Suwarno
Tgl Lahir : 07-091960
No RM : 1805118
Alamat : RT 06/III Bakulan, kemangkon, Purbalinga
b. Diagnosa Medis : CHF CF III, OMI ANTERIOR DAN IMFERIOR, RECENT
MCI ANTERIOR, HIPERTENSI STG II, DISPEPSIA
Indikasi dilakukan tindakan
Berdasarkan rekaman ECG
Terlampir
Hasil echo
- LV dilatasi
- Fungsi Sistolik LV menurun dengan EF 47%
- Fungsi sistolik RV menurun, TAPSE 15
- Hipokinetik di segmen mid basal inferolateral, mid basal anterior
- Katup katup baik
Hasil laborat
Hb : 15,3 g/dl
Leukosit : 9.18 10^3
GDS : 101MG/DL
Natrium : 137 mmol/l
Kalium : 3,53mmol/l
Klorida : 100 mmol/l
PPT : 13,3 detik
APTT : 29.7 detik BUN : 16 mg/dl
Creatinin : 1.37 mg/dl
HbsAg : negative
Hasil CORONER ANGIOGRAFI
LM : Normal
LAD : Proksimal Stenosis 70%- 90%
LCx : Proksimal Stenosis 30%
RCA : Mid sebelum AM stenosis 90%

c. Persiapan tindakan
1. Persiapan pasien
1.1 Laboratorium : darah rutin, elektrolit, ureum, kreatunin, APTT, PTT, Hbs Ag
1.2 Pemeriksaan EKG
1.3 RO Dada
1.4 Echo kardiografi
1.5 Treadmil test (tidak selalu)\
1.6 Persetujuan tindakan
1.7 Cukur di daerah akses tusukan
1.8 I.v Line di tangan kiri
1.9 Tunda makan
2. Persiapan alat
2.1 steril set yang isinya
- bengkok
- kom kecil untuk betadin
- kom sedang untuk kontras
- kom besar untuk air
2.2 Nacl 0.9% 500 ml + ufh 500 unit
2.3 Spuit 20 ml 2 buah
2.4 Spuit 10 ml 2 buah
2.5 Spuit 3 ml 1 buah
2.6 Wire
2.7 Tranfusi set makro 1 buah
2.8 Infus set makro 1 buah
2.9 Tiger cath no 5 F 1 buah
2.10 Guide cath JL 3.5/6F 1 buah
2.11 Guide cath JR 3.5/6 1 buah
2.12 Guide wire
2.13 Konektor panjang 1 buah
2.14 Konektor pendek 1 buah
2.15 Inddeflator 1 buah
2.16 Linen set steril isi duk dan baju steril
2.17 Handscoon steril
2.18 Sheat radial 6 F
2.19 Sheat femoral 6F bila perlu
2.20 Elektroda
2.21 Kontras
2.22 Balon sesuai ukuran
2.23 Stent sesuai ukuran
2.24 Lidokain 2% sesuai kebutuhan
2.25 UFH sesuai kebutuhan
2.26 Nitrogliserin sesuai kebutuhan
2.27 Treway jejer 3

d. Proses Pelaksanaan coronari angiografi


1. Cek list keselamatan pasien
2. Pastikan edukasi ulang oleh dokter yang akan melakukan tindakan
3. Pastikan informed consent sudah ditandatangani pasien/keluarga pasien
4. Masuk ruang cath lab
5. Pasang bed sidemonitor
6. Tindakan dilakukab oleh dokter SPJP didampingi oleh 1 perawat cathlab, 1
perawat sirkulator dan 1 radiografer
7. Pasien ditidurkan di meja operasi
8. Pasien diselimuti dengan selimut/ duk steril ada lubang untuk akses artery
9. Olesi betadin sekitar akses/ arteri radial kanan, semprot dengan alkohol dan di
lap dengan kasa depres
10. Pemberian anastesi lokal di sekitar arteri radialis dengan lidocain 2%
11. Pemasangan aksses arteri radialis
12. Pemberian heparin 5000 units
13. Pemberian nitrogliserin 200mcg
14. Memasukan wire dilanjutkan dengan memasukan cateter advanced, tiger 5F ke
Asenden Aorta dilanjutkan melihat dari berbagai sudut arteri coronary.
15. Setelah mendapatkan hasil dan persetujuan keluarga untuk pemasangan stent
16. Dilakukan dilatasi di lesi/ lokasi yang akan dipasang stent yaitu di proksimal
LAD, Proksimal LCx dan Mid RCA. Perawatan akses arteri radialis.
17. Setelah selesai dilakukan tindakan
18. Pasien diobservasi diluar kamar operasi dan di pasang bed side monitor denngan
hasil HR: 57. RR: 18 TD: 130/90 mmhg
e. Hasil Tindakan Pemasangan
1. Target lesi I di LAD
Diawali kanulasi dengan GC JL 3.5/6 F, wiring dengan GW ASAHI SION
BLUE 0.014, ujung wire diletakan didistal LAD. Predilatasi dengan balon
maverick 2.0/20 mm di proksimal mid LAD, diinflate pada tekanan 12 14
atm. Dilanjutkan pemasangan stent DES BIOMETRIX 2.7/20 mm di proximal-
mid LAD, dideploi pada tekanan 10 atm, reinflate pada tekaan 15 atm intrasent.
Evaluasi LCA grafi tidak didapatkan residual stenosis, trombus maupun diseksi
koroner. TIMI 3 flow.
2. Target lesi II di RCA
Diawali canulasi dengan GC JR 3.5/6 F, wiring dengan GW ASAHI SION
BLUE 0.014, ujung wire diletakan di distal RCA. Predilatasi dengan balon
Maverick 2.0/20 mm di mid RCA, diinflate pada tekanan 14 atm. Dilanjutkan
pemasangan stent DES BIOMATRIX 3.0/36 mm di mid RCA.dideploy pada
tekanan 8 atm, reinflate pada tekanan 12 atm intrasent. Evaluasi RCA grafi
tampak spasme di distal stent, diputuskan diberikan NTG 200 mcg intrakoroner.
Evaluasi RCA grafi tidak didapatkan residual stenosis, trombus maupun diseksi
koroner. TIMI 3 flow.
f. Kesimpulan
CAD 2 VD PCI 1 DES LAD, 1 DES RCA
g. Daftar pustaka
Buku Pelatihan Keperawatan Kardiologi Dasar RSUP dr Sarjito Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai