ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. DS: - Gangguan ventilasi Ventilasi spontan pasien kembali Manajemen ventilasi mekanik :
DO: spontan berhubungan efektif setelah dilakukan tindakan Tempatkan klien pada posisi
Pasien terpasang ET no 8 Fr dengan factor metabolik keperawatan selama 5x24 jam semi fowler
Pernafasan suport ventilator dengan kriteria: Periksa koneksi ventilator
Mode ventilator: P-SIMV, Pernafasan pasien kembali secara teratur
rate 18x/mnt, PS 10 mmHg, spontan tanpa ventilator Monitor aturan ventilator
PEEP 68mmHg, FiO2 80% RR: 16-22 x/mnt secara rutin termasuk suhu
HR: 60-100 x/mnt dan humidifikasi udara
SpO2: 95%-100% Monitor penurunan volume
Pasien tidak sianotik ekspirasi dan peningkatan
Tidak ada penggunaan otot tekanan inspirasi
bantu nafas Monitor aktivitas yang
meningkatkan konsumsi
oksigen (demam, nyeri)
Monitor gejala yang
menunjukan peningkatan
pernafasan (peningkatan
denyut nadi dan pernafasan,
tekanan darah)
15
Monitor perkembangan
pasien sesuai dengan
pengaturan ventilator
Monitor sekresi paru
(jumlah, warna dan
konsistenasi)
Fisioterapi dada
Tingkatkan asupan cairan
dan nutrisi secara adekuat
Tingkatkan pengkajian untuk
kriteria penyapihan
Beri perawatan mulut secara
rutin
Dokumentasi perubahan
pengaturan ventilator
2. DS: pasien menunjukkan angka 3 Nyeri akut berhubungan Nyeri pasien berkurang setelah Manajemen nyeri:
dengan metode VAS dengan agen injuri fisik: dilakukan tindakan keperawatan Kaji tingkat nyeri pasien
DO: operasi selama 3x24 jam dengan kriteria: secara berkala (lokasi,
Skala nyeri 3 (0-10) Skala nyeri VAS 2 (0-10) karakteristik, durasi,
Pasien menangis saat Pasien tampak rileks frekuensi, intensitas)
perawatan luka daerah Pasien bisa beristirahat Beri informasi mengenai
16
operasi nyeri (pengertian dan
penyebab nyeri)
Kendalikan faktor
lingkungan yang
mempengaruhi respon pasien
terhadap nyeri (misal: suhu,
cahaya, bising)
Kurangi faktor pencetus
yang meningkatkan nyeri
(misal: ketakutan, kelelahan)
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik
Anjurkan istirahat yang
adekuat untuk membantu
menurunkan tingkat nyeri
3. DS: - Resiko infeksi Pasien mampu mempertahankan Kontrol infeksi:
DO: berhubungan dengan diri secara efektif terhadap faktor Ganti peralatan perawatan
Terpasang ET no 6,5 Fr prosedur infasif. resiko infeksi setelah dilakukan pasien setiap hari atau bila
Terpasang infus Asering di tindakan keperawatan selama 3x24 kotor
tangan kanan jam dengan kriteria: Batasi jumlah pengunjung
Terpasang drain WSD, Suhu: 36-37,5 C Cuci tangan sebelum dan
17
Substernal, Intrapericard, Hasil laborat Lekosit darah sesudah melakukan kegiatan
DC 4.500-11.000 perawatan pasien
Luka operasi bersih dan kering Ganti IV line dan balutan
Area tusukan infus tidak ada luka oprasi secara berkala
tanda plebitis Berikan terapi antibiotik
Diit adekuat sesuai program dokter
Ukur suhu pasien tiap 4 jam
Lakukan kultur jika
diperlukan
Tingkatkan intake nutrisi dan
cairan yang tepat
Motivasi pasien untuk
istirahat cukup
4. DS: - Defisit perawatan diri Pasien dapat memenuhi kebutuhan Monitor kemampuan
DO: Kebutuhan ADL pasien berhubungan dengan ADL secara optimal setelah perawatan dir secara mandiri
dibantu perawat keterbatasan aktivitas dilakukann tindakan keperawatan Monitor kebutuhan psien
selama 3x24 jam dengan kriteria: terkait kebersihan diri
Mulut bersih Berikan lingkungan
Area genetalia dan anus bersih terapeutik (hangat dan
Kulit bersih tertutup)
Pasien dapat beraktivitas Berikan peralatan pribadi
ringan pasien
18
Berikan bantuan sampai
pasien mampu melakukan
perawtan mandiri
Motivasi pasien melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan
19
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan ventilasi spontan Senin, Tgl 03-04-2017: Senin, tgl 03-04-2017:
berhubungan dengan factor Jam 10.00: Jam 11.05:
metabolik menempatkan klien pada posisi semi fowler S : Tidak terkaji (pasien terintubasi)
memeriksa koneksi ventilator secara teratur O: A :pasien terpasang ventilator, mode PSIMV 18, PS 8
memonitor aturan ventilator PEEP 6, FiO2 40%, suhu humidifikasi 30 , cuff
memonitor tanda vital tidak bocor, mulut bersih,sekret sedikit dan encer
memonitor perkembangan pasien sesuai B: pergerakan dada simetris, RR 20x/mnt, SpO2 99%
eny HCO3: 36
SaO2: 98%
jam 10.00:
C: TD 107/53 mmHg, suhu 36,8 C, HR 70 x/mnt,
mengambil darah arteri untuk pemeriksaan
irama jantung sinus rytme
AGD
D: kesadaran Compos mentis, GCS:E 4-V T-M6, pupil
3+/3+, skala nyeri: 3
mely
A : masalah belum teratasi
20
jam 11.00: P : lanjutkan rencana perawatan
memonitor seting ventilator Monitor tanda vital
memonitor tanda vital Pertahankan terapi oksigen
mengelola infus pasien
memberikan diit sesuai program
mengelola terapi pasien: dewi
dewi
21
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan rencana perawatan
Monitor tanda vital
Pertahankan terapi oksigen
dika
Jam 14.40:
S : Tidak terkaji (pasien terintubasi)
O: A: pasien terpasang ventilator, mode T-Piece dengan
jam 14.30: O2: 8 lt/mnt,cuff tidak bocor
memonitor ventilator B: pergerakan dada simetris, RR 16x/mnt, SpO2 100%
memonitor tanda vital dan nyeri C: TD 112/60 mmHg, suhu 36,5 C, HR 82 x/mnt,
mengatur posisi semifowler irama jantung sinus rytme
D: kesadaran Compos mentis, GCS:E 4-VT-M6, pupil
3+/3+, skala nyeri3
mely A:masalah belum teratasi
P: lanjutkan rencana perawatan
Monitor tanda vital
Pertahankan terapi oksigen
mely
22
Selasa, 27-9-2016
Jam 12.00:
S : Tidak sesak nafas
Selasa, 27-9-2016 O: A: pernafasan spontan (pasien extubasi j.05.00), pasien
Jam 08.00: tidak cianotik.
mengatur posisi semi fowler B: pergerakan dada simetris, RR 18x/mnt, SpO2 100%
memotivasi pasien untuk bernafas dalam hasil AGD jam 09.30:
dan rileks pH: 7,47
memonitor tanda vital pO2: 217,1
mengelola oksigen binasal 3 lt/mnt sesuai pCO2: 47
program BE: 10,9
HCO3: 35
mengambil darah arteri untuk pemeriksaan sinus rytme, terpasang infus Asering 20cc/jam,
dika 3+/3+
A: masalah teratasi
23
memonitor tanda vital
memberikan diit sesuai program
dika
2. Nyeri akut berhubungan dengan Senin, Tgl 26-9-2016: Senin, tgl 26-9-2016
agen injuri fisik: operasi Jam 08.00: Jam 14.00:
mengkaji skala dan lokasi nyeri S : Tidak terkaji (pasien terintubasi)
mengelola terapi paracetamol 500mg/ iv O: skala nyeri 3
menjelaskan pada pasien penyebab nyeri Pasien tampak menyeringai,menunjuk daerah operasi,
memberi posisi nyaman Pasien bisa istirahat tidur siang.
A : masalah teratasi sebagian
dewi P : lanjutkan rencana keperawatan
jam 12.00:
menganjurkan pasien istirhat tidur
24
memonitor skala nyeri mely
mely
Selasa, 27-9-2016
Jam 08.00: Selasa, 27-9-2016
mengkaji lokasi dan skala nyeri Jam 14.00:
memotivasi pasien untuk bernafas dalam S : pasien mengatakan sakit daerah operasi mulai
dan rileks berkurang
memberikan terapi pasien: paracetamol O: skala nyeri 3
500mg/iv Pasien tampak rileks. Pasien bisa istirahat tidur siang.
mely
jam 12.00: Dika
dika
jam 16.00:
Selasa, 27-9-2016
mengkaji lokasi dan skala nyeri pasien
Jam 20.30 :
25
mengajarkan teknik distraksi dengan S : pasien mengatakan sakit berkurang
membaca buku cerita O: skala nyeri 3
Pasien tampak rileks. Pasien bisa istirahat.
mengelola terapi obat: paracetamol A : masalah teratasi sebagian
500mg/iv P : lanjutkan rencana keperawatan
eni
dewi
jam 19.00:
memonitor skala nyeri
mengajurkan pada pasien untuk istirahat
tidur
dewi
Rabu, 28-9-2016
Jam 09.00: Rabu, 28-9-2016
mengkaji lokasi dan skala nyeri Jam 09.20:
memberi reinforcement positif S : pasien mengatakan lebih enak,nyeri di area luka oprasi
pasien pindah Melati berkurang banyak
O: skala nyeri 2, ekspresi wajah rileks,pasien
mely kooperatif,pasien bisa tidur malam
26
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien
mely
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Senin, Tgl 26-9-2016: Senin, tgl 26-9-2016
prosedur infasif. Jam 08.00: Jam 14.00:
mengganti alat tenun dan baju pasien S:-
merawat luka post operasi O: suhu: 36,7 C,luka operasi bersih dan kering,tidak ada
menggunakan teknik aseptic sebelum dan tanda-tanda infeksi, infus tidak plebitis,meropenem
sesudah tindakan injeksi masuk.Diit pasien bisa masuk @150cc,pasien
jam 10.00:
melepas WSD dika
mengukur suhu
mengambil sampel untuk kultur darah dan
sputum
mely
jam 12.00:
27
memberikan diit cair sesuai program
memonitor pemberian cairan infus asering
20 cc/jam
dewi
jam 14.00:
mengukur suhu pasien
memonitor tanda-tanda infeksi
memotivasi istirahat
dika
dika
mely
28
jam 12.00:
memberikan diit cair sesuai program
memonitor tanda infeksi
mengukur suhu
jam 20.00:
eni
memberikan terapi antibiotik sesuai
program: Meropenem 1gr/iv
mengukur suhu
menganjurkan istirahat tidur
29
eni
menggunakan teknik aseptik sebelum dan Pasien menghabiskan diit sumsum porsi
Mely
4. Defisit perawatan diri berhubungan Senin, Tgl 26-9-2016: Senin, tgl 26-9-2016
dengan keterbatasan aktivitas Jam 08.00: Jam 14.00:
memonitor kemampuan perawatan diri S : tidak terkaji (pasien terintubasi)
pasien secara mandiri O: diit masuk lewat NGT,personal hygiene pasien
30
memonitor kebutuhan pasien terkait terpenuhi (kulit,mulut bersih)
kebersihan diri A : masalah teratasi sebagian
dewi
Selasa, 27-9-2016
Jam 08.00: Selasa, 27-9-2016
31
Membantu pasien memenuhi kebutuhan P : lanjutkan rencana keperawatan
nutrisi
Mely
mely
Jam 10.00:
Memonitor kemampuan aktivitas pasien
Mendekatkan keperluan pasien
Dika
Jam 12.00:
Menyuapi pasien
Memotivasi pasien untuk aktivitas ringan
Mely
jam 16.00:
Membantu pasien memenuhi kebutuhan Selasa, 27-9-2016
32
Dewi
eni
jam 18.00:
Memonitor kemampuan pasien memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri
Mendekatkan keperluan pasien
eni
Rabu, 28-9-2016
Jam 08.00: Rabu, 28-9-2016
Membantu pasien memenuhi kebutuhan Jam 09.30:
perawatan diri: personal hygiene S : pasien mengatakan badan segar, lebih enak
Berikan lingkungan terapeutik (hangat dan O: pasien sudah mandi sengan bantuan minimal
tertutup saat mandi) Pasien makan habis porsi bubur sumsum
Membantu pasien memenuhi kebutuhan Pasien dapat minum sendiri
nutrisi A : tujuan tercapai
pasien pindah Melati I P : pertahankan kondisi pasien
mely
33
mely
Senin,26 -09-20016
5. Gangguan komunikasi verbal Jam.09.00 Senin,26-09-2016
berhubungan dengan terpasang ET mengkaji kemampuan komunikasi pasien Jam 14.00
DS : memotivasi pasien untuk menyampaikan S:-
DO : Pasien terpasang ET no 6,5 keluhannya O : Pasien terpasang ET no 6,5 pasien berkomunikasi
Pasien berkomunikasi dengan menyiapkan alat untukberkomunikasi dengan isyarat
isyarat memberi pujian ketika pasien mau A : masalah belum teratasi
menyampaikan keluhannya P : lanjut intervensi
eni
Eni
Selasa,27-09-2016
Jam10.00 Selasa,27-09-2016
34
P : Pertahankan kondisi pasien
dewi
BAB IV
KESIMPULAN
Atrial Septal Defect merupakan penyakit jantung bawaan dimana terdapat lubang pada sekat atau septum interatrial yang
memisahkan atrium kiri dan kanan yang terjadi karena kegagalan fusi septum interatrial semasa janin.
Penatalaksanaan pada pasien ASD bisa dengan tindakan intervensi non bedah yaitu dengan pemasangan Amplatzer Septal
Occluder ( ASO ).Tetapi dengan kondisi tertentu pasien ASD harus dilakukan tindakan operasi.Yang mana post tindakan operasi ini
memerlukan perawatan di ruang intensif untuk manajemen airway pasien dan juga masa pemulihan yang relatif lama.
Asuhan keperawatan pada Nn. F post ASD closure di ruang ICU RSUP DR.Sardjito dilakukan selama 3 hari,yaitu tanggal 26-
28 September 2016 dan didapatkan 5 diagnosa keperawatan yaitu :
1.Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan factor metabolic.
2.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik: operasi
3.Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.
4.Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas
5.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan ET
35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,masalah ventilasi dan komunikasi verbal teratasi 2 x 24 jam,nyeri dan defisit self
care teratasi 3 x 24 jam,resiko infeksi teratasi sebagian setelah 3 x 24 jam karena saat pindah ruangan pasien masih terpasang infus.
Untuk mengatasi semua masalah pasien diperlukan kerjasama yang profesional antar semua disiplin ilmu juga peran serta
keluarga dan pasien untuk mematuhi semua anjuran dari tim kesehatan yang ada.
36