Anda di halaman 1dari 5

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Magma dapat membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku
di bawah permukaan terbentuklah batuan beku dalam atau batuan beku intrusif.
Sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan bila magma
mencapai permukaan bumi dan membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan
beku ekstrusif.

1.1 Batuan Beku Dalam

Magma yang. membeku di bawah permukaan, pendinginannya sangat lambat


(dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar
dan sempurna, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, karena magma dapat menguak batuan
di sekitarnya, atau menerobos melalui rekahan. Bentuk-bentuk yang memotong
struktur batuan sekitarnya (diskordan) adalah batolit, stock, dyke (korok) dan
jenjang volkanik (volcanic neck). Sedangkan bentuk yang sejajar dengan struktur
batuan sekitarnya (konkordan) adalah sill, lakolit dan lopolit.
Akibat proses geologi, baik gaya endogen maupun gaya eksogen, lapisan
batuan penutupnya tererosi, batuan beku dalam meskipun terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi, dapat tersingkap di permukaan bumi.

1.2 Batuan Beku Luar

Magma yang mencapai permukaan bumi me1alui rekahan atau lubang


kepundan gunungapi, sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan beku luar. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan dinamakan
erupsi linier atau fissure eruption. Pada umumnya magma basaltik yang
viskositasnya rendah, sehingga dapat mengalir di sekitar rekahan, menjadi hamparan
lava basalt atau plateau basalt. Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan
dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava
atau tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik, atau rempah gunungapi.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi. Apabila
membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), sesuai
dengan namanya, bentuknya mirip dengan bantal.

1.3 Tekstur (texture)

Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan:


A. Kristanilitas :
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
B. Granularitas
Gelas (glassy) - tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf);
Afanitik (aphanitic) - (fine grain texture) berbutir sangat halus, hanya dapat
dilihat dengan mikroskop;
Faneritik (phanerific) - (coarse grain texture) berbutir cukup besar, dapat
dilihat tanpa mikroskop;
Porfiritik (porphyritic) - mempunyai dua ukuran kristal yang dominan;
Tekstur gelas terjadi akibat magma membeku dengan cepat, akibatnya tidak
sempat mengkristal atau amorf, seperti obsidian. Afanitik (dari bahasa Yunani
phaneros yang berarti terlihat, dan a berarti tidak) dapat diartikan tidak terlihat.
Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat, terdiri dari
mineral-mineral dengan kristal yang sangat keci1. Di bawah mikroskop dapat
dikenali feldspar dan kuarsa. Misalnya bagian dalam aliran lava.
Faneritik berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini memperlihatkan besar
kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang
besar-besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama, yang
berarti terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Porfiritik beberapa batuan beku
memperlihatkan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal yang besar, bentuknya
sempurna dinamakan fenokris (phenocrysts), sedangkan yang kecil-kecil disebut
matriks atau massa dasar (groundmass). Tekstur semacam ini dinamakan tekstur
porfiritik.
C. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral
yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang
kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk
euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal
yang berbentuk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya (relasi) :
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

1.4 Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku sangat banyak jenisnya, pengelompokan atau klasifikasi


sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur
batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi
mineral bergantung pada unsur kimia magma dan lingkungan kristalisasinya.
Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada tabel 1.1.
Felsik Intermediet Mafik
Ultramafik
(Granitik) (Andesitik) (Basaltik)
Intrusif (faneritik) Granit Diorit Gabro Peridotit
Ekstrusif (afanitik) Ryolit Andesit Basalt -
Kuarsa Hornblende
Komposisi mineral Ca-Feldspar Olivin
K-feldspar Na-Feldspar
utama Piroksen Piroksen
Na-Feldspar Ca-Feldspar
Muskovit
Biotit Olivin
Mineral tambahan Biotit Ca-Feldspar
Piroksen Hornblende
Hornblende
Tabel 1.1. Klasifikasi sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan k o m p o s i s i mineral

Kadar SiO2 makin kecil dan warna batuan makin gelap ke arah kanan
Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang mengkristal paling
dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, karena itu dinamakan mineral
mafik (Mg dan Fe). Kandungan SiO2-nya sangat kecil, sehingga memberikan warna
lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada bagian kiri tabel. Sedangkan batuan
pada bagian kiri lebih banyak mineral-mineral feldspar dan mika (kuarsa), dan
dinamakan batuan felsik, berwarna lebih terang dan pada batuan bagian kanan.

1.5 Struktur Batuan Beku

Meskipun batuan beku terbentuk dari pembekuan magma, namun beberapa


batuan beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy lava, lava
bantal (pillow lava), struktur aliran dan struktur rekahan, serta vesikular dan
amigdaloidal. Blok lava, di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran lava yang
permukaannya sangat kasar, merupakan bongkahan-bongkahan.
Lava ropy, dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava yang
permukaannya halus dan berbentuk seperti pilinan tali. Bagian depannya membulat,
bergaris tengah sampai beberapa meter.
Lava bantal, sesuai dengan namanya, aliran lava ini berbentuk menyerupai
bantal yang tumpang tindih. Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen
marin, sehingga disimpulkan terbentuk di bawah permukaan air.
Struktur aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil garis-garis
dan goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak homogen. Struktur
rekahan, merupakan rekahan-rekahan yang arahnya tegak lurus bidang pendinginan,
dan permukaannya segi enam berbentuk prisma, dinamakan kerak kolom.
Struktur vesikular terjadi akibat keluanya gas-gas yang terlarut dalam magma
karena penurunan tekanan di sekitarnya, atau setelah mencapai permukaan bumi.
Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava. Sedangkan struktur amigdaloid
terjadi apabila rongga-rongga pelepasan gas terisi oleh mineral sekunder, kalsit
misalnya.

1.6 Batuan Beku Asam

Kuarsa adalah mineral yang hanya mengandung silikon dioksida (SiO2) tanpa
ada kandungan aluminium, besi, magnesium, kalsium, sodium atau potasium.
Mineral penting lainnya adalah felspar, seperempat hingga setengah kandungan
silika seperti pada kuarsa digantikan oleh unsur aluminium. Felspar juga
mengandung potasium, sodium atau kalsium, namun tidak mengandung magnesium
dan besi.
Batuan beku intrusif yang bersifat felsik terbagi menjadi granit dan granodiorit,
tergantung pada banyaknya kandungan potasium. Keduanya berwarna terang dan
mengandung mineral kuarsa dan felspar berukuran kristal besar. Batuan beku
ekstrusif yang memiliki komposisi kimia yang sama dengan granit adalah riolit, dan
yang sama dengan granodiorit adalah dasit. Riolit dan dasit, keduanya berwarna
terang dan mineralnya berukuran halus.

Anda mungkin juga menyukai