Anda di halaman 1dari 7

Home News Topic Pengusaha Muda Sukses Indonesia - Reza Nurhilman (AXL)

Pengusaha Muda Sukses Indonesia - Reza


Nurhilman (AXL)
Posted on 31st 2013f March 2013 01:08:53

Pengusaha muda sukses Indonesia merupakan sosok yang melekat pada Reza Nurhilman yang
akrab di panggil "AXL". Kerja keras dan inovasinya yang sangat luar biasa ini
menjadikan produknya menjadi sangat fenomenal dan heboh di Indonesia. Pasar marketing
yang dibidikpun unik dan inovatif, sangatlah mengikuti perkembangan jaman yang
memanfaatkan jejaring sosial twitter untuk media informasi pkeberadaan produknya.

Pengusaha muda yang sukses merupakan impian banyak remaja yang ada di Indonesia.
Semoga kisah perjalanan bisnis Reza Nurhilman bisa menginspirasi kita semua, dan
semakin membakar semangat kita untuk berjual keras di bidang wirausaha. Yang harapan
akhirnya menjadikan terciptanya ribuan pengusaha muda yang mandiri dan mengharumkan
nama bangsa karena bisa membantu peluang pekerjaan bagi rakyat Indonesia. Mari kita
simak selengkapnya kisah perjalanan Reza Nurhilman (AXL) untuk menjadi pengusaha muda
yang sukses.

Reza Nurhilman (AXL)

Tokoh yang Sukses memanfaatkan marketing melalui media Jejaring Sosial


Biodata Owner Maicih :
1) Nama : Reza Nurhilman
2) Panggilan : Axl
3) TTL : Bandung, 29 September 1987
4) Alamat : Jl.Padaringan 40 A, Kompleks KPAD,GegerKalong,
Bandung
5) Pendidikan : SMPN 1 Cimahi 2002
SMAN 2 Bandung 2005
Univ. Kristen Maranatha , Jur Manajemen 2009

Profil Produk

1. Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)


2. Baso Goreng
3. Gurilem
4. Seblak

Profil Bisnis

Dengan Tagline : For Ichiher With Love maicih ingin tampul dekat dengan para
penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa
yang berkualitas.

Awal Usaha :

Dimulai pada pertengahan 2010


Dengan modal 15 juta
Produksi 50 bungkus per hari
Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
Memproduksi level 1 sampai level 5
Dipasarkan dengan cara kelililing

Maicih Masa Kini

Membuat varian sampai level 10


Demand konsumen sangat tinggi
Kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus / hari
Omset per bulan 800 900 Juta ( 30 jt / day )
Memiliki 20-an jenderal as a marketer
Pemasaran di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dll melalui jenderal
Pegawai Produksi yang dimiliki 30-an

Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang
fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang yang penasaran akan cemilan
pedas yang satu ini. Sosok dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau yang
akran disapa Axl. Laki-laki berumur 23 tahun inilah yang menemukan resep keripik dari
seorang nenek-nenek.Axl bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek ) yang memang mempunyai
resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok emak-emak tersebut
bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah
diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Dia pake selalu pakai
ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, biar nyeleneh saja jadi beri nama Maicih.
Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi sekitar 3 tahun lalu di daerah Cimahi.
Menurut Axl, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Keripik
hanya diproduksi saat momen-momen tertentu saja. Sehingga pada tahun 2010.

Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada bagaimana cara dia
berfikir out of the box . hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha
yang ia jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda. Orang
penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan orang di twitter. Axl
suskses karena berkat ketekunan dan keyakinan nya akan bisnis yang ia jalankan.
Menjadi sukses adalah kewajiban dan hak setiap orang. Suskes tidak mungkin datang
sendiri , tetapi melalui sebuah perjuangan yang gigih pantang menyerah. Suatu
kegagalan itu adalah sangat wajar , orang mengalami kegagalan belum berarti dia
menjadi orang yang gagal total, namun sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu yaitu
Keberhasilan.
Strategi Pemasaran

Ini merupakan titik berhasilnya maicih dimana dilakukan dengan strategi pemasaran yang
out of the box. Axl memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini yaitu dengan media
twitter dan Facebook. Axl sengaja membuatn produknya eksklusif agar orang penasaran.
Dia tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan penjual, namun dijual dengan
memanfaatkan media twitter sebagai informasi lokasi dimana para Jenderal ( agen )
maicih mangkal menjajakan dagangannya.

Pemasaran produk ini berbeda dengan kudapan unik kota Bandung lainnya. Calon pelanggan
hanya bisa mengetahui dimana Maicih gentayangan tiap harinya melalui situs
microblogging Twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih
bisa didapatkan. Tim pemasaran Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual
produk Maicih di lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat
keramaian lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai tempat membeli produk
Maicih. Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara pemasaran yang cukup
unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter. Banyak yang penasaran
seperti apa produk Maicih gara-gara membaca kicauan pengguna Twitter yang bersliweran
tiap saat. Dan biasanya mereka yang sudah merasakan kripik setan Maicih pastinya bakal
tericih-icih alias kepedasan.

Yang membuat pemasaran produk ini berbeda dengan produk produk lainnya
Twitter Ma Icih bambangworld.blogspot.com
. Hanya dengan berkampanye lewat social media twitter, Maicih, merek keripik pedas
asal Bandung, berhasil menaklukkan hati para Icihers. Bahkan, tak sedikit dari mereka
yang ingin naik kelas menjadi Jendral Maicih. Efeknya, baru satu setengah tahun,
omzet Maicih menembus Rp 7 miliar per bulan. Bagaimana cara Republik Maicih membuat
kalangan anak muda urban di Tanah Air bisa tericih-icih?

Siapa sih yang gak kenal kenal dengan Maicih? Itu loh, keripik pedas asal
Bandung yang sekarang sedang happening dan tengah digilai-gilai kaum muda. Gak
gaul kalau belum tahu dan nyoba Maicih sampai tericih-icih (tergila-gilared),
demikian diungkapkan para icihers, sebutan untuk para penggemar keripik Maicih. Ruar
biasa memang. Dalam seminggu terakhir misalnya, tak kurang 3800 percakapan di Twitter
membicarakan Maicih.

Ya, salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan atau istilah yang
dilemparkan manajemen Maicih ketika berkomunikasi dengan para calon konsumen dan
pelanggannya melalui Twitter. Ada Emak (nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan
Cucu untuk konsumennya. Kemudian, ada Jendral untuk reseller-nya, Icihers
sebutan gaul penggemar Maicih, Republik Maicih untuk manajemen, hingga istilah
tericih-icih untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.

Sejak diluncurkan akhir Juni 2010 lalu, keripik Maicih memang menjadi salah satu hot
isu dan fenomenal di kalangan anak muda urban, terutama para peselancar dunia maya.
Maklum saja, cara memasarkan keripik Maicih memang beda dengan keripik pedas lainnya
yang notabene sudah lebih dulu beredar di Bandung. Awalnya kami memasarkan tiga
varian Maicih, keripik, seblak, dan gurilem, lewat jaringan pertemanan dan
kekeluargaan, cerita Reza Nurhilman, pemilik sekaligus President Keripik Maicih yang
akrab disapa Axl (baca: Axel).

Melalui jaringan kekerabatan, Axl mencoba menciptakan isu atau word of mouth (WOM).
Salah satunya, dengan tingkat kepedasan keripik. Keripik yang kami jajakan memiliki
tingkat kepedasan yang berbeda. Mulai dari level satu sampai lima, dan langsung ke
level 10 yang tingkat pedasnya paling tinggi, lanjutnya.

Walhasil, dengan diferensiasi seperti itu, produk pun direspon positif oleh lingkar
kekerabatan Axl. Mereka pun tak segan-segan meng-endorse keripik Maicih lewat kicauan
mereka di akun twitter masing-masing. Dua bulan berjalan, permintaan untuk level tiga
dan lima melonjak tajam. Oleh karena itu, produksi keripik pun lebih diperbanyak untuk
dua level tersebut.
Melihat efektivitas kicauan teman-temannya di dunia maya, maka Axl pun memutuskan
untuk fokus hanya berkomunikasi lewat twitter @infomaicih, facebook #maicih, dan situs
www.maicih.co.id. Diterangkan Axl, jumlah follower Maicih saat ini sudah mencapai
lebih dari 354 ribu, sedangkan jumlah fanpage mencapai 49.000-an.

Untuk itu, jangan harap Anda akan menemukan gerai fisik Maicih. Kami memang sengaja
tidak membangun gerai fisik. Dari sisi biaya operasionalnya sangat tinggi. Dan yang
terpenting, gerai fisik tidak mampu menciptakan interaksi antara brand Maicih dengan
konsumen, ungkap Axl beralasan.

Lantas, bagaimana cara Maicih dikomunikasikan dan dijajakan? Rupanya, Maicih punya
sederet jendralsebutan untuk pasukan penjual atau reseller Maicih. Jendral
tersebutlah yang bertugas berkicau di akun twitter mereka masing-masing tentang
lokasi-lokasi mana saja yang bakal disambangi mobil yang membawa keripik Maicih untuk
dijajakan. Dan, tiap harinya lokasi yang disambangi berpindah-pindah, alias nomaden.
Konsep jualan nomaden itu rupanya justru menggelitik rasa penasaran sekaligus memicu
antusiasme konsumen. Dampaknya, tak sedikit anak-anak muda justru menunggu-nunggu
kicauan dari para jendral Maicih plus berharap lokasi kampus atau rumah mereka bisa
disambangi mobil Maicih.
Melalui konsep nomaden itu, urai Axl, Kami ingin mencapai misi pertama kami,
yaitu menciptakan gengsi di dalam diri konsumen kalau bisa mengkonsumsi Maicih.
Bahkan, punya gengsi jika bisa menjadi icihers. Itu artinya, jika belum tahu dan
mencoba Maicih, boleh dibilang mereka belum masuk kategori bergaul.

Kini, misi berikut dari Axl dan kawan-kawan adalah menciptakan gengsi profesi seorang
jendral. Menjadi seorang jendral Maicih jelas tidak mudah. Seleksi dilakukan sangat
ketat. Ada tiga batch yang kami tawarkan kepada para calon jendral, imbuhnya. Ketiga
batch itu dibedakan berdasarkan pembelanjaan keripik Maicih.
Untuk batch pertama, nilai pembelanjaan para jendral minimal Rp 5 juta per minggunya.
Batch dua, nilai pembelanjaan produk Maicih minimal Rp 10 juta per minggunya.
Sementara batch tiga, kategori baru, nilai pembelanjaan minimal Rp 100 juta per
minggunya. Para jendral dibebaskan untuk berinovasi dalam memasarkan produk Maicih,
ungkap Axl.
Selain syarat pembelanjaan, yang terpenting adalah calon jendral Maicih harus datang
ke Bandung untuk interview dan mengikuti Akademi Jendral Maicih. Di sana, calon
jendral di-training seputar team work, inovasi, character building, dan soft skill
lainnya. Pendeknya, para calon jendral harus mampu menjadi Independent Bussiness Owner
(IBO), tegas Axl.

Jangan heran, jika para jendral Maicih dituntut untuk inovatif memikirkan cara-cara
efektif dalam memasarkan keripik Maicih di area mereka masing-masing. Kami tidak men-
support dana sepeser pun untuk para jendral. Mereka sendirilah yang harus mampu
membangun brand Maicih dan memasarkannya di wilayahnya masing-masing, ia menambahkan.
Axl mencontohkan, area Cirebon memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah
Jakarta. Di Cirebon, komunikasi jauh sangat efektif menggunakan medium radio. Maka,
jendral di sana pun bekerja sama dengan sejumlah radio lokal untuk menggelar talkshow
seputar Maicih. Sementara di Jakarta, ketika Axl diundang hadir di salah satu program
Metro TV dan Trans7, permintaan Maicih langsung booming. Beda lagi dengan Bekasi.
Pendekatan di sana justru sifatnya harus personal, tuturnya.

Kerja keras para jendralyang merupakan anak-anak muda kelahiran era 80-anitu tak
percuma. Kini, Maicih sudah sampai seantero Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Bahkan,
Maicih juga sudah menjangkau mancanegara. Sebut saja Jepang dan Singapura. Tak
mengherankan, dengan modal awal yang hanya Rp 15 juta, kini omzet Maicih membengkak.
Per bulan, omzet Maicihyang didapat dari pembelanjaan keripik para jendralsudah
menembus Rp 7 miliar.

Untuk jendral batch dua, tak sedikit pembelanjaan mereka tiap minggunya Rp 200 juta-
Rp 300 juta. Kontribusi tertinggi memang masih di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Jogja, dan Semarang, ia mengaku.
Lantas, berhasilkah Axl pada misi keduanya: membangun gengsi menjadi jendral Maicih?
Jawabannya, jelas berhasil. Ini dibuktikan dengan membludaknya anak-anak muda yang
ingin menjadi jendral Maicih. Dalam sehari, lebih dari seribu orang yang ingin
mendaftar menjadi jendral Maicih. Dan, ada dari kalangan artis muda yang sudah menjadi
jendral Maicih, terang Axl.

Namun, Axl mengaku tidak bisa sembarangan menerima para jendral. Lantaran, di tangan
para jendral-lah reputasi dan nasib brand Maicih digantungkan. Selain reseller, para
jendral juga menjadi endorser sekaligus talker brand Maicih. Oleh karena itu, seleksi
para jendral dilakukan sangat ketat. Selain harus memiliki mindset Independent
Bussiness Owner dan lulus Akademi Jendral Maicih, kami lebih mendahulukan wilayah-
wilayah yang masih kosong pemain dan memiliki potensial market, jelasnya.

Setelah sukses dibincangkan di jejaring sosial serta diliput banyak media elektronik,
cetak, maupun online, diakui Axl, Maicih mulai kedatangan kompetitor. Di daerah
asalnya di Bandung, tak kurang dari 30 brand keripikdengan jenis varian yang serupa
mulai agresif memasarkan produknya.

Oleh karena itu, Axl mengaku, tidak bisa tinggal diam. Dalam waktu dekat, tepat di
awal tahun 2012, diungkapkan Axl, Kami akan re-packaging dan meluncurkan varian baru,
seblak keju. Jika saat ini kemasan Maicih masih terlihat biasa, bahkan terkesan jadul
(jaman dulured), tahun depan akan segera berganti. Untuk re-packaging dan peluncuran
varian baru itu, saat ini Axl dan tim sedang menggodok konsep event-nya.

Tak cukup, Republik Maicih pun akan jauh lebih agresif menjadi pembicara di acara
seminar atau workshop, menjadi narasumber di media elektronik, cetak, maupun online,
hingga menggelar program corporate social responsibility. Bahkan, untuk menunjukkan
bahwa Maicih adalah sang pionir, tak segan-segan Republik Maicih memasang reklame
Maicih di papan bilboard akbar di wilayah Bandung.(Dwi Wulandari Majalah MIX-
MarketingCommunications, Desember 2011)

Hasil pemasaran dari keripik MAICIH

Produk Maicih hasil kerja sama Reza (pemilik keripik MAICIH) dan kawan-kawan bersama
warga setempat. Penduduk di sebuah kampung di Bandung, Jawa Barat, membuat kripik ini
dibantu sejumlah orang. Ibu Ade, ditunjuk Reza menjadi mitra produksi rumahan maicih.
Mereka mencari cara bagaimana mengemas jajaran kampung yang tradisional ini agar bisa
naik kelas. Berkat pemasaran yang dikemas secara professional dengan metode
gentayangan dimana pembeli yang mencari keripik, Ibu Ade merasakan perubahan yang
signifikan. Penjualan yang dahulu hanya 100 biji tapi setelah sekarang sudah bermitra
dengan maicih, sehari sekarang mencapai 2.000 per bungkus. Dalam sebulan omzet yang
dikantongi bisa mencapai Rp 800 juta sampai Rp 900 juta. Di mana sehari saja, bisa
mencapai keuntungan Rp 30 juta.

Cerita Dibalik sukses Maicih

Keripik pedas sering diidentikan dengan makanan kampung. Produk popular ini biasanya
gampang ditemukan di warung dan dijual secara eceran. Namun, ada pula keripik pedas
yang dapat dipesan melalui jejaring sosial Twitter atau Facebook. Reza Nurhilman,
menyulap keripik pedas biasa menjadi keripik pedas yang dicari-cari oleh banyak
konsumen. Dengan brand Maicih, keripik produksi Reza sedang digandrungi oleh
masyarakat Bandung, terutama anak muda.

Nama brand Maicih diambil dari kisah masa lalu yang selalu teringat olehnya, Maicih
itu terlahir waktu saya masih kecil. Biasanya, kalau saya dibawa mama ke pasar, suka
ada ibu-ibu tua pake ciput dengan baju alakadarnya. Setiap belanja dia ngeluarin
dompet, bonus dari toko emas yang ada resletingnya untuk masukin receh. Mama saya
bilangnya itu dompet Maicih.

Ungkapnya.Beberapa tahun lalu, ia ketemu ibu-ibu yang sosoknya menyerupai Maicih dalam
memorinya. Ibu-ibu paruh baya yang pakaiannya tradisional membuat bumbu kripik pedas.
Kemudian ia terinspirasi untuk membuat brand Maicihdan ternyata orang lain sangat
menyukainya, karena nyeleneh dan unik.
Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Pada semua varian dari kripik,
jeblak, gurilem. Dan, selalu habis. Ia mematok harga maicih di daerah Bandung, keripik
level 3-5, gurilam dan jeblak itu Rp11 ribu, untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Di
luar Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18
ribu.
Memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan untuk yang mencobanya. Namun
konsumen tidak perlu khawatir karena dalam komposisi Maicih tidak memakai bahan
pengawet dan bisa awet sampai delapan bulan. Rasa pedas Maicih dari rempah pilihan dan
cabai yang segar. Dan produk ini sangat baik untuk kesehatan, fungsi jantung, dan
detoksifikasi. Keripik Maicih juga enak dimakan pakai nasi, atau dicampur di lotek, mi
rebus. Maicih lebih enak kalau dikombinasikan dengan makanan-makanan lainnya.

Awalnya, pemasaran Maicih melalui teman-teman saja yang bertestimoni di media sosial
twitter. Kemudian ia lebih fokus untuk memasarkannya. Mereka yang sudah merasakan
Maicih punya testimoni masing-masing. Jadi, saya tidak usah capek-capek promosi.
Dengan Twitter, promosi seperti bola salju, terus membesar. Ujarnya. Alasan pemasaran
hanya melalui Twitter dan Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi
gong karena kekuatan marketingnya dibuat orang-orang yang beli Maicih. Orang yang
belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka yang nge-tweet soal Maicih akan dengan
antusias menjelaskan.
Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen harus mengantre
berjam-jam demi mendapatkan keripik superpedas itu. Bahkan, antrean pernah memanjang
hingga satu kilometer. Mereka rela mengantre walau hujan badai. Di setiap kota juga
ngantre. Sekarang Jenderal-jenderal punya fans dan komunitasnya masing-masing.

Waktu awal-awal, ia masih memakai sistem cash on delivery (COD), ia mau mengantar
walau satu bungkus. Waktu itu Ia percaya, Sekarang saya ngejar-ngejar konsumen, tapi
nanti suatu waktu konsumen yang ngejar-ngejar saya. Dan, sekarang terbukti. Karena,
memang pemasaran addicted.
Ia tidak mempunyai karyawan yang banyak, untuk segi pekerja itu sendiri sekitar 10
orang termasuk bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan distribusi. Selebihnya agen,
yang disebut jenderal maicih. Ia membuat bahasa marketing dengan nuansa yang berbeda
supaya lebih menarik. Menurutnya, kalau saya sebutnya, ya ini agen maicih,
sepertinya kurang keren. Kalau disebut agen, seperti agen minyak dan kurang menjual.
Bukan bermaksud mendeskritkan pekerjaan diluaran sana. Disebut jenderal agar value-nya
bertambah, karena produk saya cuma keripik. Kami juga punya menteri perhubungan, yang
megang jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau. Ia seperti ingin membangun
kerajaan sendiri.

Syarat untuk menjadi jenderal orang yang menjadi jenderal dipilih yang memiliki
intelektual baik, dan berkompeten. Dari segi SDM, kami nggak hanya asal menerima
jenderal, tetapi ada proses interview dan training. Kualitas mereka harus yang
terbaik. Jenderal bukan karyawan tapi mitra usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin
usaha. Jadi istilahnya, mereka adalah distributor atau agen resmi yang menjual kripik
Maicih. Jadi bisa dipertanggung jawabkan.

Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai nama maicih dengan cara yang
tidak baik. Banyak konsumen yang dirugikan karena tertipu. Sementara maicih yang asli
itu hanya diinfokan oleh akun twitter @infomaicih dan yang hanya dijual oleh para
jenderal.
Training jenderal seputar caracter building, knowledge, sikap, serta bagaimana
menyikapi bisnis ini ke konsumen. Karena, mereka tidak hanya menjual keripik, tetapi
juga education. Ia sendiri sering sharing knowledge di training. Dengan mengikuti
training mereka akan siap menjadi pengusaha dari segi mental. Mereka tidak hanya jual
beli putus, tapi juga bisa dibilang independent bussiness owner (IBO). Jadi, merasa
sebagai pemilik Maicih di kotanya masing-masing. Dan setiap bulan ia dan para
jenderalnya mengevaluasi penjualannya dengan mengadakan event-event.

Harapan kedepannya, ia ingin pemasaran tidak hanya nasional tetapi go internasional.


Sekarang sudah masuk sampai singapura dan jepang. Tetapi masih sistem kirim,
jendralnya para TKI di sana.
Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni sesuatu harus konsisten
dan antusias. Kita harus yakin dan semangat jika kita mempunyai cita-cita dan tujuan.
Untuk menuju puncak itu memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan,
tapi ketika kita mengejarnya dengan yakin dan percaya, pasti akan tercapai.

Namanya berkibar di dunia maya berkat strategi pemasaran lewat jejaring sosial
Twitter. Ketenaran keripik pedas Maicih menimbulkan rasa penasaran bagi mereka yang
belum mencoba, dan rasa ketagihan bagi mereka yang sudah. Maicih ingin mengangkat
jajanan kampung untuk bisa naik kelas. Bungkus keripiknya saat itu pun masih
sederhana, polos tanpa sablonan logo. Berapa pun jumlah pesanan keripik, ia akan
mengantarnya sendiri. Awalnya, Axl memasarkan keripik pedas Maicih dengan lima level
atau tingkat kepedasan, mulai dari level 1 hingga 5. Setelah dua bulan, tes pasar
menunjukkan bahwa keripik level 3 dan 5 adalah yang paling laris. Kini, dua level
keripik itulah yang diproduksi massal.

Januari 2011, Maicih kembali berinovasi dengan menciptakan keripik Maicih edisi
spesial, level 10. Ada orang-orang yang merasa tertantang, wah, level 5 ternyata
kurang pedas dan mencari yang lebih. Berkat inovasi marketing cerdasnya itu, kini
Maicih diproduksi sekitar 2.000 bungkus per hari untuk semua varian produknya. Ia
memberi harga satu bungkus keripiknya sebesar Rp11 ribu. Axl pun ketiban rezeki, bisa
meraih keuntung an per hari antara Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tentu saja penghasilan
itu lebih besar jika dibandingkan dengan gaji pejabat selevel menteri sekalipun. Mimpi
Axl untuk terus memopulerkan Maicih pun tak tanggung-tanggung. Pemasaran luar kota
akan diprioritaskan. Karena di Bandung sudah cukup happening, jadi kita akan ke luar
kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Kita mengenal Sumedang dengan tahu, Bandung
dengan peuyeum. Axl ingin Bandung juga bisa dikenal sebagai kota asal Maicih.

Pada bulan mei 2011 , tepatnya tanggal 07 mei 2011 maicih melaunching produk
terbarunya yaitu seblak, sejenis krupuk pipih pedas, dengan varian level yang berbeda-
beda. Axl akan terus melakukan inovasinya tetapi dengan tidak meninggalkan ciri khas
mengangkat camilan kelas rendahan menjadi berkelas dan diminati orang banyak.
Kemungkinan pada masa mendatang akan muncul produk-produk lain yang lebih Inovatif
lagi. (Sumber : bambangsulistio.web.id)

Anda mungkin juga menyukai