Anda di halaman 1dari 17

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung

Elia Tiosada 102011337


Adi Haryanto 102012266
Amanda Damayanti Pabisa 102013265
Jean V.C.Tahapary 102014244
Chrissela Michelle Kainama 102014255
Valentina Salim 102015044
Mecky Pasinggih 102015052
Kho, Sisca Veranica Oktaviani 102015100
Mohd Amizul Bin Zakaria 102015199

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

Abstrak
Anatomi, fisiologi, dan histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup.
Anatomi adalah cabang dari biologi dan kedokteran yang mempelajari tentang struktur tubuh
mahluk hidup. Fisiologi manusia adalah ilmu fungsi mekanik, fisik, dan biokimia manusia,
organ, dan sel-sel yang membentuknya. Pada makalah ini akan dibahas tentang jantung,
mekanisme jantung, struktur, darah, pembuluh darah, yang berperan dalam sistem
kardiovaskular ini.

Kata Kunci : jantung, mekanisme jantung, struktur jantung.

Abstract :

Anatomy, physiology, and histology is the study of living things. Anatomy is a branch of
biology and medicine that studies the structure of the living body. Human physiology is the
science of the mechanical function, physical, and human biochemistry, organs, and cells that
make it up. This paper will discuss about the heart, the heart of the mechanism, structure,
blood, blood vessels, that play a role in the cardiovascular system.

Keywords: cardiac, cardiac mechanism, the structure of the heart.

1
Pendahuluan
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-
paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar)
mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.1
Sesuai dengan skenario, sakit di bagian dada kiri diduga karena adanya gangguan di bagian
jantung. Karena itu, struktur dari jantung sendiri perlu diperhatikan, baik secara makroskopis
maupun mikroskopis. Selain berhubungan dengan struktur makro maupun mikro, untuk
mengetahui hubungan sakit tersebut dengan jantung maka penulis akan juga menjelaskan
tentang mekanisme kerja jantung.2

Struktur Jantung
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk
kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada
diaphragma diantara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus yang
disebut perikardium. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri.

Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral, ditutupi oleh
sternum dan cartilage costalis II/III-V/VI. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal.1
Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.1

I. Struktur Makroskopis Jantung

Jantung secara makroskopis yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari beberapa
bagian yaitu perikardium, ruang-ruang jantung, katup-katup pada jantung dan persarafan serta
perdarahan jantung

2
Perikardium
Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan
kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di
atasnya dan dengan tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium serosa melapisis
perikardium fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk
menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan
halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak di antara lapisan
parietalis dan viseralis, yaitu:2 3
1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta
trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan vv.
pulmonalis.
Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan a. thoracalis
interna. Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh n.
phrenicus.2

Ruang-ruang pada Jantung


Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan, atrium sinstrum,
ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium kiri dan
ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri.3
Dinding jantung tersusun atas otot jantung, miokardium, yang di luar terbungkus oleh
perikardium serosum, yang disebut epikardium, dan di bagian dalam diliputi oleh selapis
endothel, disebut endokardium.3

Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan
sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan.
Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava
superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat
katup-katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan
katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan
akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena
sikulasisistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara
3
pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanyaakan mengisi ventrikel
selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya
atrialkick pada disritmia jantung dapatmenurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan
curah ventrikel.

Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempatvena pulmonalis.
Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan
tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam 4 pembuluh paru-paru.
Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri
memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam
ventrikel kiri melalui katup mitralis.

Ventrikel kanan
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventriculare kanan
dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga mendekati
ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut
infundibulum.3
Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium kanan dan
menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-
rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan dikenal
sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas
musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding
ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di antaranya adalah trabecula
septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior. Trabecula
septomarginalis ini membawa fasciculus atriventricularis crus kanan yang merupakan bagian
dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.3
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis yang
dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis
anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis septalis
terletak berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis inferior atau posterior
terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung
bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chorda tendineae. Chorda tendineae
menghubungkan cuspis dengan musculi papilares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi
4
papilares berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan
terbalik waktu tekanan intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses ini, chrdae
tendineae dari satu musculus papilaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.3
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga valvula
semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit 5 jaringan fibrosa yang
meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung melekat pada
dinding arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus pulmonalis.
Tidak ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan dengan cuspis valva
ini; perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis turun masuk ke dalam
ventrikel. Pada pangkal truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus,
dan masing-masing terletak diluar dari setiap cuspis.3
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula semilunaris
kiri) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan kanan). Selama sistolik
ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis oleh darah yang
keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus; cuspis valva
terisi, terletak berhadapan di dalam lumen dan menutup ostium trunci pulmonalis.3

Ventrikel kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri dan
dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal daripada
dinding ventrikel dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk sirkular;
ventrikel dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam
rongga ventrikel dexter. Terdapat trabeculae carneae yang berkembang baik, dua buah
musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian
ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.3,6.
Ventrikel Kanan
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan struktur
valva trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris kanan) dan dua
cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris kiri dan posterior). Di belakang
setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae anterior
merupakan tempat asal arteria coronaria kanan, dan sinus posterior kiri tempat asal arteria
coronaria kiri.3

5
Katup pada Jantung
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda
mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient
ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat
katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik
jantung. Ada 2 jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan
ventrikel dan katup semilunaris,yangmemisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel
yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi
tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
Katup Atrioventrikularis (AV)
Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-daun katup
atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalisyang terletak antara atrium dan
ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup.Katup mitralis yang memisahkan atrium dan
ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari
kedua katup initertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang
disebutkordatendinae. 7

Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris yang
menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan
arteria pulmonalis..2

Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom melalui
plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian
cervicale dan thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal
dari nervus vagus. Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan
6
nodus atrioventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan
serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot
jantung, dan dilatasi arteriae coronariae. Serabut-serabut postganglionik parasimpatis
berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis dan arteriae coronariae.
Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontraksi
jantung dan konstriksi arteriae coronariae. Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf
simpatis membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai
darah ke miokardium terganggu, impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut.
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks
kardiovaskular.3

Perdarahan Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari aorta
ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.3 Arteria
coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus
pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus
atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior
sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria coronaria kiri di
dalam sulcus interventricularis posterior.9 Cabang-cabang arteria coronaria dextra berikut ini
mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan
ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.3
Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria
dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus
aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi
ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.3
Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan kiri
(sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk me-nyediakan suplai darah yang
cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
7
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.3
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri
vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.3,10

II. Struktur Mikroskopis Jantung


a) Epikardium
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial
yang berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat perikardium. Perikardium
merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaputyang membungkus jantung
dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang
berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium.
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang dibentuk oleh lamina viseralis dari
perikardium. Epikardium berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang
bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian
provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus
adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat
terdapat pada subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina
parietalis perikardium juga berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari
jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan
ditutup oleh mesothelium.4
b) Miokardium
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan
pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF
(Atrial Natriuretic Factor kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat
otot yaitu serat kondukdi danserat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan
modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2
nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of HIS dan serat purkinje. Serat
purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak disubendokardial. Sel purkinje
8
mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akanmitokondria dan glikogen
serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral.Serat kontraksi merupakan serat
silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus di sentral.
Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung
banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua seratotot adalah melalu fascia
adherens, macula adherens ( desmosom), dan gap junction.4
c) Endokardium
Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog
dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan
subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana
terdapat tight/occluding junction dan gap junction lapisan subendokardial terdiri dari jaringan
ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.4

Mekanisme Kerja Jantung


I. Aktivitas Listrik jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang
menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis
akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:5
1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial
aksinya.

2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan
kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada potensial
istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-selotoritmik jantung tidak
memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebutmemperlihatkan aktivitas pemacu( pacemaker
activity),yaitu membrane merakasecara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara
potensial-potensialaksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial
aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut,

9
sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensialaksi, yang kemudia menyebar
keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf
apapun.Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi
berikut ini:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara)
vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantungkhusus didasar atrium
kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atriumdan ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel),suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV
dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkastersebut bercabang membentuk berkas
kanan dan kiri yang berjalankebawah melalui spetum, melingkari ujung bilik septum,
melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas hisdan menyebar
keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.5

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggiterletak di


nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan
menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus.5
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yangmenyebar
melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat
potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis,yaitu memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak
menghasilkan sendiri potensial aksi.Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkandiri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel sel pekerja.Kontraksi otot
jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Karena influks pasif Na+
dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap mengalamidepolarisasi dan
bergeser ke arah ambang.Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksisebagai
respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda
dariotot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah
positif. Fase turundisebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi
peningkatan permeabilitas K+akibat pengaktifan saluran K+.Setelah potensial aksi usai,
inaktivasi saluransaluran K+ ini akanmengawali depolarisasi berikutnya. Selsel jantung
10
yang mampu mengalami otortmisitas ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan
serat purkinje.5

II. Mekanisme Pompa Jantung (Siklus Jantung)

Proses-proses mekanisme pada siklus jantung -kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran
darah melalui jantung yang ditimbulkannya- disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas
listrik jantung.5
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan
siklus sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di ventrikel.5
Pembahasan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Selama sebagian besar diastol
ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Karena darah dari sistem vena terus
mengalir ke dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun
kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. Karena berbedaan tekanan ini maka katup
AV terbuka, dan darah menhalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol
ventrikel. Akibatnya pengisian pasif ini, volume ventrikel secara perlahan menungkat bahkan
sebelum atrium mulai berkontraksi. Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai
ambang dan melepaskan muatan. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKG
sebagai gelombang P. Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium, meningkatkan
kurva tekanan atrium dan memerasa lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses
penggabungan eksitasi-kontraksi berlangsung selama jeda singkat antara gelombang P dan
peningkatan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang terjadi secara bersamaan dengan
peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh tambahan volume darah yang dimasulkan ke
ventrikel oleh kontraksi atrium. Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih
tinggi daripada tekanan ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka. Diastol ventrikel berakhir
pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah
tuntas. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir
(VDA), rata-rata sekitar 135ml. Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan ke ventrikel
selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang
akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik akhir adalah
jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini. Setelah eksitasi
11
atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang
ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan ventrikel
selesai, kontaksi atrium sudah berlalu. Kompleks QRS mencerminkan eksitasi ventrikel ini
yang memicu kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel meningkat tajam segera setelah
kompleks QRS, mengisyaratkan awitan sisteol ventrikel. Jeda singkat antara kompleks QRS
dan awitan sistol ventrikel yang sebenarnya adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya
prosaes penggabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel dimulai. Tekanan
ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya perbedaan tekanan ini memaksa katup
AV menutup. Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup,
untuk membuka katup aorta, tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi
tekanan aorta. Karena itu, setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka terdapat
periode singkat ketika ventrikel menjadi suatu ruang tertutup. Karena semua katup tertutup
maka tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel selama waktu ini. Interval ini
dinamai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik. Karena tidak ada darah yang masuk atau
meninggalkan ventrikel maka volume rongga ventrikel tidak berubah, dan panjang serat-serat
ototnya tidak berubah. Selama kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus
meningkat karena volume tidak berubah. Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta,
katup aorta terbuka dan dimulailah ejeksi (penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa
keluar dari masing-masing ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup (IS). Kurva
tekanan aorta meningkat sewaktu darah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih
cepat daripada darah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halus di sebelah
hilir. Volume ventrikel menurun secara bermakna sewakt darah dengan cepat dipompa
keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi
ventrikel.Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurnya selama fase ejeksi. Dalam
keadaan normal, hanya separuh darah di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar
selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika
ejeksi selesai disebut volume sistolin akhir (VSA), yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah
jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalam ventrikel selama siklus ini. Perbedaan
antara volume darah di ventrikel sebelum kontraaksi dan setelah kontraksi adalah jumlah
darah yang diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA VSA = IS. Dalam contoh diatas,
volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan isi sekuncup 70 ml.
Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol ventrikel. Sewaktu
ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta
dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkan gangguan atau takik pada
12
kurva tekanan aorta, takik dikrotik. Tidak ada darah yang keluar dari ventrilel selama siklus
ini, karena katup aorta telah tertutup. Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka,
karena tekanan ventrikel masih melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang
masuk ke ventrikel dari atrium. Karena itu semua katup kembali tertutup untuk waktu yang
singkat, dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume
ringga tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel
terus melemas dan tekanan terus turun. Jika kecepatan denyut jantung meningkat dari 75
menjadi 180 kali per menit, maka durasi diastol berkurang sekitar 75%, dari 500 mdet
menjadi 125 mdet. Hal ini sangat mengurangi waktu yang tersedia untuk relaksasi dan
pengisian ventrikel. Namun, karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi selama awal
diastol maka pada peningkatan kecepatan denyut jantung, musalnya ketika olahraga,
pengisian tidak terlalu terganggu. Namun terdapat batas pada seberapa cepat jantung dapat
berdenyut tanpa mengurangi periode diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan
pengisian ventrikel terganggu. Pada kecepatan jantung yang lebih dari 200 denyut per menit,
waktu diastol menjadi terlalu singkat untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang
memadai. Dengan tidak adekuatnya pengisian maka curah jantung berkurang. Dalam keadaan
normal, kecepatan denyut ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter
nodus AV yang relatif lama mencegah impuls dihantarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.5

III. Enzim Jantung

Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke dalam
darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparate amino transferase (AST)
dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), lactic acid dehydrogenase
(LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infak miokrad akut dapat
membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, penigkatan enzim-enzim ini tidak
terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tetapi juga dapat meningkat apabila ada
kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau usus. Agar pemeriksaam
enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk sel-sel miokardium, enzim dipecahkan atau dijadikan
isoenzim. Misalnya, enzim CK1 terdapat pada otak, paru, vesika urinaria, atau usus; CK2
hanya terdapat pada sel-sel miokardium; CK3 akan terdapat pada seum pasien dalam 48 jam
setelah serangan IM akut transmural. LDH juga dipecahkan agar menjadi spesifik. Sel-sel
13
miokardium kaya dengan LDH1 sehingga kerusakan pada sel-sel miokardium akan membuat.
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic yang meliputi
riwayat,gejala,dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis infrak
miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.
Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak.

Laktat Dehidrogenase
Laktat Dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5).
Masing masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa. Mereka
mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung mengandung lebih banyak LD1,
sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan dengan cara
elektroforesis. Pada infrak miokardium akut kadar LD1 melebihi kadar LD2, sedangkan pada
keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.

Kreatinin Kinase
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda setelah
infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan
dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lain. Kreatinin Kinase (Creatinin Kinase-
CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infrak
miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infrak
miokardium. Gangguan pada jantung selain infrak miokardium akut juga dihubungkan
dengan nilai kadar CK DAN CKMB total yang abnormal. Gangguan tersebut termasuk
perikarditis,miokarditis,dan trauma.
SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase) Merupakan enzim transaminase, yang
berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi
dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.
Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L 21Wanita = s.d. 31 U/L
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis,
infark paru, dan lain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal
jantung kongestif, tumor hati, dan lain-lain.

14
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad (serangan
jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain. SGPT (Serum Glumatik
Pyruvik Transaminase) Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada
dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukan
adanya trauma atau kerusakan hati. Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/L
Wanita = sampai dengan 32 U/L
Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik aktif,
infrak miokrad (serangan jantung).
Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.6

IV. Pompa Jantung


Jantung sebenarnya merupakan 2 pompa yang terpisah. Jantung bagian kanan yang
memompa darah ke paru-paru dan kemudian dibawa menuju ke jantung bagian kiri. Lalu
jantung bagian kiri yang akan memompa darah ke bagian tubuh lainnya. Darah yang
memasuki atrium kanan dari vena besar didorong oleh kontraksi atrium dan mengalir melalui
katup trikuspidalis untuk masuk ke dalam ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan darah
dipompakan melalui katup pulmonalis ke arteri pulmonalis yang kemudian melalui paru-paru
dan terakhir melalui vena pulmonalis masuk kedalam atrium kiri. Dengan kontraksi atrium
kiri darah didorong melalui katup mitralis ke ventrikel kiri, dan dari sini dipompa melalui
katup aorta untuk memasuki aorta dan dialirka melalui sirkulasi sistemik. Kedua atrium
adalah pompa primer yang memaksa sisa darah terakhir masuk kedalam ventrikel yang
bersangkutan sesaat sebelum kontraksi. Sisa darah terakhir yang di pompakan masuk ke
dalam ventrikel ini membuat ventrikel menjadi lebih efisien dalam kerjanya sebagai pompa di
banding kalau tidak mempunyai mekanisme pengisian yang khusus. Namun demikian
ventrikel adalah demikian kuatnya sehingga tetap dapat memompa sejumlah besar darah
walaupun atrium tidak berfungsi. Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya
jantung hanya akan memompa 4-6 liter darah. Selama bekerja berat , jantung mungkin perlu
memompa darah sebanyak 4-7 kali dari jumlah ini.7

15
V. Pemeriksaan EKG
Alat ini merekam aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta membentuk gelombang dan
kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik tersebut di dapat dengan menggunakan elektroda di
kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi EKG merupakan voltmeter yang
merekam aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot jantung.8
Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas system
elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesinelektroda kardiogram dihubungkan
dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap pasangan
koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik
dijantung dari lokasi yang berbeda-enam susunan listrik dari ekstermitas dan enam lead dada
di berbagai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan secara rutin di
semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali adanya deviasi
dari normal.9
Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead bergantung pada
pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi di jantung serta posisi
jantung relative terhadap penempatan elektroda. EKG normal memperlihatkan tiga bentuk
gelombang tersendiri: gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T. (huruf-huruf tersebut
tidak menyatakan hal khusus kecuali urutan gelombang. Eithoven sekedar menggunakan
alphabet tengah ketika member nama gelombang-gelombang tersebut).
EKG normal menunjukkan:9

Gelombang P : dihasilkan oleh kontraksi atrium, selama 0,10 detik


Kompleks QRS : dihasilkan oleh kontraksi ventrikel, berlangsung sampai 0,09 detik
Gelombang T : dihasilkan oleh relaksasi ventrikel
Interval PR : waktu yang dibutuhkan impuls untuk melalui berkas ventrikel

Kesimpulan
Sakit pada dada kiri seperti pada skenario dipengaruhi oleh mekanis kerja jantung yang
mencakup aktivitas listrik jantung, siklus jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada
jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro maupun mikro jantung dan dapat diketahui
dengan pemeriksaan EKG.

16
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.228-230
2. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-12
4. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006.h.115-20
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.333-
47.
6. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes kardiologi.
Jakarta: Erlangga. 2005.h.138.
7. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia; 2009.h.151-3.
8. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG: pedoman praktis. Jakarta: EGC; 2009.h.7-8
9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9.

17

Anda mungkin juga menyukai