Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu dari pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian nasional dimana seluruh atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan, ikut berperan dalam menghasilkan
barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat. Selain itu, BUMN juga semakin berperan dalam hal
sebagai pelopor dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh swasta,
pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar dan turut
membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi, serta sebagai salah stau sumber
penerimaan Negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan
hasil privatisasi.

Semakin besarnya peranan BUMN sebagai bagian dari sistem perekonomian


nasional menunjukkan betapa pentingnya kedudukan BUMN sekarang ini. Untuk itu,
maka perlulah kita untuk memahami bagaimana proses pendirian, peran dalam
perekonomian, kelebihan dan kelemahan, serta pembubaran BUMN.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan BUMN ?


2. Apa dasar hukum yang mendasari pendirian BUMN ?
3. Bagaimana proses pendirian, peran BUMN dalam perekonomian, kelebihan
dan kelemahan serta pembubaran pada BUMN ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dan bentuk dari BUMN


2. Mengetahui dasar hukum pendirian BUMN
3. Mengetahui proses pendirian, peran BUMN dalam perekonomian, kelebihan
dan kelemahan serta pembubaran yang terdapat pada BUMN

Sistem Ekonomi Indonesia 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. DASAR HUKUM

1. Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3587).
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286).
4. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4297).

B. PENGERTIAN BUMN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang dimiliki
oleh Negara. BUMN didirikan oleh Negara, dalam hal ini pemerintah, untuk
mengelola asset (kekayaan) Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Misalnya bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalam bumi dikelola Negara
untuk kepentingan rakyat banyak. Jadi, BUMN dapat diartikan sebagai badan usaha
yang modalnya dikuasai oleh Negara. Dalam pelaksanaannya, BUMN dikelola
berdasarkan kebijakan departemen terkait sesuai bidang yang menjadi hajat Negara.
Misalnya listrik, gas, air dan telekomunikasi. BUMN ini didirikan berdasarkan pasal
33 ayat (2) UUD 1945.

Pasal 33 ayat (2) berbunyi, Cabang-cabang produksi yang penting bagi


Negara dan yang menguasasi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Pasal
tersebut dapat dijelaskan bahwa Negara berhak mengelola kegiatan produksi yang

Sistem Ekonomi Indonesia 2


menguasai hajat hidup orang banyak. Pengelolaannya bertujuan untuk pemerataan
kesejahteraan masyarakat.

C. BENTUK-BENTUK BUMN

Pada awal berdirinya BUMN di Indonesia, masyarakat mengenal 3 (tiga)


macam bentuk BUMN, yaitu perusahaan jawatan (Perjan), Perusahaan Umum
(Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero). Setelah Indonesia dilanda krisi
moneter tahun 1997, digulirkan wacana tentang program restrukturiasi. Tujuannya
untuk menyehatkan kinerja BUMN sehingga makin efisien, transparan dan
profesioal. Akhirnya, BUMN yang berbentuk Perjan diubah menjadi Perum atau
Persero.

1. Perusahaan Umum (Perum)


Perum dapat diartikan sebagai bentuk umum BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki Negara. Modal dalam Perum ini tidak terbagi atas saham-
saham dari investor. Tujuan utama dari Perum adalah memberikan pelayanan
kepada publik atas pengadaan barang dan jasa dengan harga terjangkau. Untuk
menjaga kelangsungan usahanya, Perum juga berorientasi pada keuntungan.
Kegiatan usahanya meliputi semua kegiatan ekonomi, seperti konsumsi, produksi
dan distribusi.

Ciri ciri Perusahaan Umum (Perum)


a. Kegiatan usahanya ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat (public), terutama pengadaan barang dan jasa (public) dengan
harga terjangkau, tetapi juga berusaha untuk mendapatkan keuntungan.
b. Badan usaha ini berstatus sebagai badan hukum yang berbentuk perusahaan
Negara
c. Proses pedirian perum diajukan menteri kepada presiden. Oleh karena itu,
menteri berwenang dalam mengatur kebijakan sesuai ketentuan.
d. Perum memiliki nama dan kekayaan sendiri serta dapat mengadakan
perjanjian dan hubungan dengan badan usaha lain.
e. Adanya undang-undang yang mengatur organisasi, tugas, wewenang,
tanggung jawab serta pengawasan Perum.

Sistem Ekonomi Indonesia 3


f. Modal seluruhnya dimiliki oleh Negara dari kekayaan yang dipisahkan.
Akan tetapi, Perum juga dapat mencari modal tambahan dari pihak ketiga.
Dana tambahan tersebut dapat berasal dari kredit dalam negeri, luar negeri
maupun obligasi.
g. Perum memiliki struktur organisasi yang terdiri dari menteri, direksi, dan
dewan pengawas. Dalam perum, menteri menyelenggarakan bimbingan dan
pengawasan atas jalannya perusahaan. Perum ini dikelola Negara dengan
pegawainya berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

2. Perusahaan Perseroan (Persero)


Perusahaan Peseroan (Persero) ini berbeda dengan Perusahaan Umum
(Perum). Perum modalnya berasal dari kekayaan negara, sedangkan Persero
modalnya berasal dari saham-saham yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh
Negara. Negara memiliki saham atas Persero minimal 51 persen walaupun Negara
memiliki saham-saham tersebut, Perseroan tidak mendapatkan fasilitas Negara.

Ciri-ciri Perusahaan Perseroan (Persero)


a. Tujuan didirikannya Persero untuk mencari keuntungan dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat (public).
b. Modal Persero terdiri atas saham-saham. Saham ini dapat diperjual belikan
di pasar modal, terutama bagi Persero yang telah go public.
c. Pendiriannya diajukan menteri kepada Presiden. Dengan demikian,
pelaksanaan pendirian dilakukan menteri berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
d. Dalam operasionalnya, pemerintah berwenang sebagai pemegang saham.
Oleh karea itu, hubungan perjanjian dengan pihak luar diatur dalam hukum
perdata.
e. Seperti bentuk PT pada umumnya, kekuasaan tertinggi terletak pada rapat
umum pemegang saham (RUPS). Fungsi RUPS dalam Persero yaitu
memegang wewenang yang ada dalam perusahaan dan RUPS ini memiliki
wewenang untuk menggati komisaris, direksi dan kebijakan yang berkaitan

Sistem Ekonomi Indonesia 4


dengan organisasi perseroan, hak dan kewajiban para pemegang saham,
pengeluaran saham baru, serta pembagian atau pengunaan laba.
f. Untuk menjalankan usahanya, Persero memiliki perangkat organisasi,
diantaranya RUPS, direksi, dan komisaris. Pegawainya berstatus pegawai
negeri sipil (PNS).

Tetapi tidak selamanya usaha yang dilakukan Persero akan menuai


keberhasilan. Ada saatnya Persero mengalami penurunan kinerja. Akan tetapi,
penurunan kinerja yang terus-menerus tentu akan membuat Negara rugi. Oleh
karena itu, Negara menawarkan jalan keluar berupa privatisasi sebagai upaya
perbaikan kerja. Privatisasi merupakan usaha penjualan sebagian atau seluruh
saham Persero kepada pihak lain demi peningkatan kualitas. Usaha privatisasi
tidak bisa dilakukan secara sembarangan sehingga merugika Negara. Privatisasi
diprioritaskan bagi Persero yang usahanya kompetitif dan teknologinya cepat
berubah. Contoh BUMN yang telah diprivatisasi adalah PT. Indosat Tbk, yang
pada akhir tahun 2002 sahamnya sebesar 41,94 persen telah dijual kepada STT
(Singapore Technologies Telemedia).

Walaupun privatisasi BUMN diperlukan, ada beberapa Persero yang tidak


bisa diubah kepemilikannya, yaitu :
1. Persero yang berdasarkan perundang-undangan berlaku harus berbentuk
BUMN.
2. Persero yang bergerak di bidang keamanan dan pertahanan Negara.
3. Persero yang memiliki tugas khusus untuk melayani kepentingan
masyarakat.
4. Persero yang kegiatannya mengelola sumber alam Indonesia.

D. PENDIRIAN BUMN

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik


Negara, maksud dan tujuan didirikannya BUMN dalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan


penerimaan Negara pada khususnya.

Sistem Ekonomi Indonesia 5


2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

Pendirian BUMN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun


2005, dimana dalam Peraturan Pemerintah tersebut setidaknya memuat :

1. Penetapan pendirian BUMN


2. Maksud dan tujuan didirikan BUMN
3. Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan
dalam rangka pendirian BUMN

Yang dimaksud pendirian BUMN meliputi :

1. Pembentukan Perum atau Persero baru


Dalam hal pendirian Persero ini haruslah dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perseroan terbatas. Khusus
untuk pendirian Perum, Peraturan Pemerintah tersebut memuat pula anggaran
dasar Perum bersangkutan dan penunjukan Menteri selaku wakil pemerintah
sebagai pemilik modal.
2. Perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN
Dalam hal pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi
pemerintah menjadi BUMN, maka dalam peraturan pemerintah tentang
pendirian BUMN yang dimaksud, dimuat ketentuan bahwa seluruh atau
sebagian kekayaan, hak dan kewajiban unit instansi pemerintah tersebut beralih
menjadi kekayaan, hak dan kewajiban BUMN yang didirikan.
3. Perubahan bentuk badan hukum BUMN
4. Pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan Perum.

Sistem Ekonomi Indonesia 6


Dari hal diatas, maka dapat dilihat bahwa pendirian BUMN tidak hanya
dilakukan dengan membentuk Persero atau Perum yang baru, tetapi juga dapat
dilakukan dengan ketiga cara lain di atas. Pendirian BUMN dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan mengenai tata cara penyertaan modal dalam rangka
pendirian BUMN.

Di dalam pendiriannya BUMN haruslah memiliki anggaran dasar. BUMN


memiliki tempat kedudukan di dalam wilayah Indonesia, dimana ketentuan mengenai
tempat kedudukan BUMN tersebut diungkapkan didalam anggaran dasar. Begitu
juga dengan jangka waktu berdirinya BUMN juga tercantum di dalam anggaran
dasarnya. Berikut rincian apa saja yang termuat dalam anggaran dasar baik untuk
Persero maupun Perum.

a. Anggaran dasar Persero memuat sekurang-kurangnya :


1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan
3. Jangka waktu berdirinya Perseroan
4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor
5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk
tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai
nominal setiap saham
6. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS
8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi
dan Dewan Komisaris
9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

b. Anggaran dasar Perum memuat sekurang-kurangnya:


1. Nama dan tempat kedudukan
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
3. Jangka waktu berdiri
4. Besarnya modal

Sistem Ekonomi Indonesia 7


5. Susunan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Pengawas serta
komposisi Dewan Pengawas
6. Tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Direksi
dan Dewan Pengawas
7. Tata cara penyelenggaraan rapat Direksi dan rapat Dewan Pengawas
8. Tata cara penggunaan laba
9. Ketentuan-ketentuan lain menurut Peraturan Pemerintah ini.

Dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar Persero maka perubahan anggaran
dasar tersebut harus ditetapkan dalam RUPS dan acara mengenai perubahan
anggaran dasar tersebut harus dicantumkan dalam panggilan RUPS secara jelas. Atas
perubahan anggaran dasar tersebut haruslah memperolaeh persetujuan dari Menteri.

Dalam hal terjadi perubahan anggran dasar Perum, inisitif pengusulan atas
perubahan anggran dasar ini dapat berasal dari Menteri Teknis maupun dari Menteri
BUMN.

1. Jika usulan atas perubahan anggaran dasar Perum ini berasal dari Menteri
BUMN maka usulan ini langsung disampaikan kepada presiden disertai dengan
dasar pertimbangan yang telah dikaji bersama dengan menteri teknis atau dapat
juga dalam pengkajian ini menyertakan Menteri/Pimpinan lembala lain apabila
hal ini dianggap perlu.
2. Jika usulan atas perubahan anggaran dasar ini berasal dari Menteri Teknis maka
usulan ini harus disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri untuk kemudian
dilakukan pengkajian atas usulan tersebut yang dikoordinaskan oleh Menteri .
Jika usulan tersebut dianggap layak maka, selanjutnya usulan tersebut akan
disampaikan kepada Presiden.

Keterlibatan Menteri Teknis dalam proses perubahan anggaran dasar Perum


diperlukan sehubungan dengan terjadinya perubahan kebijakan sektoral di tempat
BUMN melakukan kegiatan usaha, adanya kewajiban pelayanan umum (public
service obligation) serta peraturan perundang-undangan yang mengharuskan
dilakukan perubahan anggaran dasar Perum.

Sistem Ekonomi Indonesia 8


Yang dimaksud dengan perubahan anggaran dasar Perum yang berkaitan
dengan perubahan modal dilakukan berdasarkan ketentuan mengenai tata cara
penambahan penyertaan modal Negara pada BUMN adalah ketentuan yang diatur
dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan Pasal 4 Undang-undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Penulisan / penentuan nama untuk Persero atau Perum tidaklah bisa dilakukan
sTecara sembarangan. Atas penulisan nama ini pun sudah diatur dalam PP No. 45
ahun 2005. Ketentuan mengenai penulisan nama Persero maupun Peru mini
dimaksudkan untuk membedakan mana yang merupakan perusahaan milik Negara
dan mana yang merupakan perusahaan milik swasta. Berikut aturan penulisan nama
baik untuk Persero maupun Perum.

1. Penulisan nama Persero dilakukan sebagai berikut:


a. Dalam hal penulisan nama Persero dilakukan secara lengkap, maka
didahului dengan perkataan Perusahaan Perseroan (Persero), diikuti
dengan singkatan PT dan kemudian diikuti dengan nama perusahaan
b. Dalam hal penulisan nama Persero dilakukan secara singkat, maka kata
(Persero) dicantumkan setelah singkatan PT dan nama perusahaan.

2. Nama Perum didahului dengan perkataan Perusahaan Umum (Perum) atau


dapat disingkat Perum yang dicantumkan sebelum nama perusahaan.

E. PERAN BUMN DALAM PEREKONOMIAN

1. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat


Salah satu tujuan pendirian BUMN adalah melayani kepentingan
masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BUMN menyediakan barang
dan jasa dengan harga terjangkau dan kualitas yang tinggi. Kegiatan usahanya
dipusatkan pada pengelolaan sektor-sektor vital, seperti telekomunikasi,
sumber daya alam, jalan tol, air dan bahan bakar. Usaha yang dijalankan
BUMN inilah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sistem Ekonomi Indonesia 9


2. Menjaga Keseimbangan Perekonomian
Dalam menjalankan usahanya, BUMN juga melakukan kerjasama dengan
badan usaha lainnya. Hubungan mitra kerja ini dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada prinsipnya BUMN melakukan
produksi dan distribusi sumber daya ekonomi yang menguasai hajat hidup
orang bayak. Sepintas, BUMN dapat dikatakan memonopoli usaha-usaha
tersebut. Hal ini dilakukan karena BUMN mengemban tugas sesuai pasal 33
ayat (2) UUD 1945.

3. Menjadi Sumber Penerimaan Negara


Dalam membangun atau memperbaiki fasilitas publik, seperti : jalan,
jembatan, atau saluran air. Biaya pembangunan tersebut berasal dari
pembayaran pajak dan laba atas kinerja BUMN untuk membiayai
pembangunan nasional.

4. Mencegah Munculnya Monopoli Pihak Swasta


Monopoli merupakan salah satu usaha yang ditentang keberadaannya
dalam dunia usaha, baik itu oleh pemerintah maupun pengusaha sendiri.
Keberadaannya dapat merugikan pengusaha lainnya dan masyarakat. Adanya
monopoli membuat tingkat persaingan usaha menjadi tidak sehat. Akhirnya,
kondisi perekonomian menjadi buruk yang berakibat menurunnya
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk
mencegah terjadinya praktik monopoli ini. Usaha yang ditempuh pemerintah
di antaranya dengan mendirikan BUMN dan melakukan pengawasan usaha.
Tindaka ini dilakukan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adanya persaingan usaha atas bidang-bidang yang dibutuhkan masyarakat
dapat mencegah timbulnya monopoli uasaha.

F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUMN

1. Kelebihan BUMN
BUMN sebagai perusahaan milik Negara memilik kelebihan sebagai berikut :

Sistem Ekonomi Indonesia 10


a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
terutama pada barang dan jasa vital.
b. Mencegah monopoli yang dilakukan pihak swasta sehingga merugikan
masyarakat.
c. Modal usaha cukup besar karena pemiliknya Negara. Modal besar
menjamin berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan.
d. Fasilitas dan sarana sangat mendukung dan memadai karena disediakan
oleh Negara.
e. Kelangsungan usaha terjamin karena resiko ditanggung pemerintah.
Selain itu, pengelolaannya diselenggarakan pemerintah.

2. Kelemahan BUMN
Setiap usaha pasti memiliki kelemahan, begitu pun dengan BUMN yang
memiliki kelemahan sebagai berikut :
a. Terjadinya penyelewangan dana operasional akibat kurangnya
pengawasan dari Negara.
b. Pengelolaan kurang profesional sehingga menimbulakan terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

G. PEMBUBARAN BUMN

Sebagaimana pendiriannya, pembubaran BUMN juga ditetapkan dengan


Peraturan Pemerintah. Untuk pembubaran Persero, pembubarannya harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan dan prinsip prinsip yang diatur didalam peraturan
perundang undangan yang mengatur tentang Perseroan Terbatas.

Pembubaran Perseroan terjadi :

1. Berdasarkan keputusan RUPS


Usulan atas pembubaran Persero yang didasarkan pada keputusan RUPS
dapat diajukan baik oleh Menteri BUMN maupun Menteri Teknis :

a. Dalam hal usulan atas pembubaran BUMN ini diajukan oleh Menteri
BUMN, maka usulan ini disampaikan kepada Presiden disertai dengan

Sistem Ekonomi Indonesia 11


dasar pertimbangan yag telah dikaji bersama dengan Menteri Keuangan.
Pengkajian atas rencana pembubaran Persero ini juga dapat mengikutkan
Menteri Teknis, Menteri lain, dan/atau pimpinan instansi lain yang
dianggap perlu dengan ataupun tanpa menggunakan konsultan
independen.
b. Dalam hal usulan atas pembubaran BUMN ini diajukan oleh Menteri
Teknis, maka sebelum usulan ini disampaikan kepada Presiden maka
usulan pembubaran Persero tersebut disampaikan dulu kepada Menteri
BUMN untuk selanjutnya dilakukan pengkajian yang dikoordinasikan
oleh Menteri BUMN.

Pembubaran Perseroan tidak mengakibatkan Perseroan kehilangan status


badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban
likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. Sejak saat pembubaran maka
dalam setiap surat yang dikeluarkan oleh Perseroan dicantumkan kata dalam
likuidasi di belakang nama Perseroan. Pembubaran Perseroandimulai sejak
saat yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

2. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir
Secara hukum, jika jangka waktu berdirinya sebagaimana tercantum
dalam anggaran dasar Perseroan maka dilakukan pembubaran Perseroan. Dan
paling lambat 30 hari setelahnya, RUPS sudah harus menunjuk likuidator.

3. Berdasarkan penetapan pengadilan


Selain menetapkan Pembubaran Persero, pengadilan juga melakukan
penunjukan likuidator untuk Persero yang dibubarkan tersebut. Pengadilan
Negeri dapat membubarkan Perseroan atas :

a. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan Perseroan melanggar


kepentingan umum atau
b. Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-
undangan

Sistem Ekonomi Indonesia 12


c. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat
hukum dalam akta pendirian.
d. Permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris
berdasarkan alasan.
e. Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan

4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang


telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup
untuk membayar biaya kepailitan.

5. Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam
keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

6. Karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan


melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pembubaran Perum dapat terjadi karena hal hal berikut, antara lain :

1. Ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah berdasarkan usulan Menteri


2. Jangka waktu berdiri yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir

Paling lambat 1 tahun sebelum jangka waktu berdirinya Perum berakhir


sebagaimana tertera dalam anggaran dasar Perum maka Menteri dapat mengajukan
usulan perpanjangan jangka waktu berdirinya Perum kepada Presiden. Namun jika
usulan itu tidak ditetapkan oleh Presiden hingga waktu berdirinya Perum berakhir
maka pada tanggal itu Perum bubar. Namun, jika Menteri tidak melakukan pengajuan
perpanjagan Perum maka Menteri mengajukan Rancangan Peraturan Pemerintah
mengenai Pembubaran Perum kepada Presiden .

1. Penetapan pengadilan
Pengadilan dapat membubarkan Perum dimana permohonan kejaksaan
dalam rangka pembubaran Perum didasarkan pada alasan kuat bahwa Perum
melanggar kepentingan umum.Dalam penetapan pengadilan ini juga ditetapkan
pula penunjukan likuidator.

Sistem Ekonomi Indonesia 13


2. Dicabutnya putusan pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga sebab harta pailit
Perum tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan
3. Perum dalam keadaan tidak mampu membayar (insolven) sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepailitan.

Sistem Ekonomi Indonesia 14


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Persero dan Perum
sebagai bentuk dari BUMN yang merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki tujuan umum yaitu untuk
memajukan kesejahteraan rakyat.

Karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN
tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan
Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan
Pembubaran BUMN. Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini maka dalam rangka
pengelolaan BUMN tidak boleh menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah tersebut begitu juga aturan hukum yang mengatur tentang
BUMN ini sebagaimana telah disebutkan dalam Bab 2 Pembahasan bagian A.
mengenai Dasar Hukum.

Sistem Ekonomi Indonesia 15


DAFTAR PUSTAKA

Feryanto, Agung. 2008. Mengenal Badan Usaha di Indonesia. Klaten : Cempaka Putih
Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga
Undang Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan,


Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.

Sistem Ekonomi Indonesia 16


ANALISIS JURNAL

Nama Jurnal : Privatisasi BUMN dalam kebijakan anggaran


Halaman : 1 3
Judul : Privatisasi Bumn Dalam Kebijakan Anggaran
Nama Peneliti : Devri Radistya
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui bagaimana privatisasi sebagai salah satu
sumber pembiayaan dalam defisit anggaran
Metodelogi Penelitian : metode kepustakaan dan internet

Oleh :

Kelompok 7

Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya,


kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan,
memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan
saham oleh masyarakat.

Kebijakan Defisit Anggaran yang dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk


mempercepat pertumbuhan ekonomi harus dibiayai atau didukung oleh sumber-sumber
pembiayaan anggaran seperti money financed (pencetakan uang) dan bond financed
(menerbitkan bond atau obligasi negara). Selain sumber pembiayaan-pembiayaan
tersebut, privatisai BUMN dapat juga dilakukan dengan cara pemindahan kepemilikan
aset-aset milik negara kepada swasta dan asing. Tujuan dari privatisasi saat ini dilakukan
untuk menutup defisit APBN.

Jadi, dalam penerapannya privatisasi ini masih banyak perbedaan pandangan di


kalangan masyarakat. Masyarakat yang setuju dengan kebijakan berpendapat bahwa
privatisasi perlu dilakukan agar kinerja BUMN meningkat dikarenakan para investor baru
dengan pemegang kekuasaan terbesar akan menempatkan manager-manager yang akan
bekerja secara efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja BUMN. Sedangkan
masyarakat yang tidak setuju, mereka berpendapat bahwa sumber pembiayaan Defisit
Negara harus ditutup dari sumber lain, bukan dari hasil BUMN dan apabila setiap

Sistem Ekonomi Indonesia 17


tahunnya BUMN dijual untuk menutup Defisit Negara (APBN) dikhawatirkan masa yang
akan datang BUMN tidak akan ada lagi.

Saat ini Indonesia menggunakan motode initial public Offering (IPO), strategic
sales (SS) serta employee and management buy out (EMBO) dalam privatisasi. Initial
public offering (IPO) melalui pasar saham mempunyai kelemahan, terutama berkaitan
dengan daya serap pasar modal. Apabila pasar modal tidak mampu menyerap jumlah
saham yang ditawarkan, harga yang diperoleh rendah sehingga dapat merugikan negara.
Strategic sales (SS) merupakan penjualan saham kepada mitra strategis dengan alasan-
alasan tertentu. Alasan yang digunakan pemerintah adalah harga yang ditawarkan
investor biasanya lebih tinggi daripada harga pasar. Selain itu, adanya komitmen investor
(dalam bentuk kontrak tertulis) untuk mengembangkan perusahaan, baik dari sisi alih
teknologi, perluasan jaringan pemasaran, maupun pendanaan untuk investasi.
Kelemahannya, metode SS dianggap kurang transparan dalam proses seleksi investor dan
tidak memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk membeli saham. BUMN yang
dijual dengan cara tersebut, antara lain, PT Socfindo (2001), PT WNI (2002), dan PT
Indosat (2002). Employee and mangement buy out (EMBO) merupakan penjualan saham
kepada karyawan dan manajemen perusahaan. Tujuan penjualan saham BUMN dengan
cara ini, antara lain, memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan pengoptimalan
kemampuan SDM serta loyalitas karyawan.

Diantara tiga metode privatisasi BUMN yang sering digunakan, yang dianggap
relatif sesuai dengan kondisi BUMN saat ini adalah penawaran saham BUMN kepada
umum dan pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan. Pasalnya, dengan metode
penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu berarti akan ada pemusatan
kepemilikan pada satu atau sekelompok pihak swasta saja. Hal ini kurang sesuai dengan
jiwa demokrasi ekonomi yang menghendaki pemerataan kesejahteraaan.

Sistem Ekonomi Indonesia 18


ANALISIS JURNAL

Nama Jurnal : Dampak Privatisasi BUMN Bagi Masyarakat Ekonomi Indonesia

Halaman : 1 10
Judul : Dampak Privatisasi Bumn Bagi Masyarakat Ekonomi Indonesia
Nama Peneliti : Djoko Kristianto

Tujuan Penelitian : untuk melakukan analisis dalam rangka mencari bentuk


privatisasi BUMN yang mampu mendatangkan manfaat bagi pemerintah dan
masyarakat Indonesia, serta mencari strategi privatisasi yang dapat diterima oleh
berbagai pihak, tertutama pihak-pihak yang terkait dengan BUMN

Metodelogi Penelitian : metode kepustakaan dan internet

Oleh :

Kelompok 7

Pada tahun 1998 bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi yang


mengakibatkan dampak kemiskinan, pengangguran yang semakin tidak terselesaikan.
Maka pemerintah Indonesia mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan dua
tujuan utama yang bersifat ekonomi dan bersifat social yang sehingga diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun kenyataannya dalam kurun waktu secara
umum belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Sampai dengan saat ini
Pemerintah Indonesia masih harus berjuang untuk menanggulangi krisis ekonomi,
berbagai upaya telah dilakukan pemerintah misalnya perubahan Angaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa BUMN adalah aset negara yang harus
tetap dipertahankan kepemilikannya oleh pemerintah, walaupun tidak mendatangkan
yang lebih baik bagi negara dan masyarakat Indonesia. Penolakan terhadap privatisasi
BUMN, terutama privatisasi terhadap investor asing. Pelaksanaan privatisasi hendaknya
dicari strategi-strategi agar pelaksanaan privatisasi tidak menimbulkan resistensi terhadap
pihak terkait.

Sistem Ekonomi Indonesia 19


Di era mendatang, BUMN dihadapkan akan memperebutkan pasar yang ada di
dalam negeri, dengan mengantisipasi peluang dan ancaman di pasar global sehingga
mampu menjaring dan melayani konsumen dengan kualitas pelayanan yang lebih baik,
menciptakan produk yang berkualitas.

Dengan demikian Privatisasi yang telah dilaksanakan selama ini pada


kenyataannya mengalami banyak hambatan. Pengambilan keputusan yang dilakukan
pemerintah berkaitan dengan proses privatisasi dinilai kurang transparan dan tidak
mengacu kepada suatu sistem dan prosedur yang jelas.

Jadi, privatisasi yang dapat mendatangkan manfaat bagi pemerintah dan


masyarakat Indonesia adalah privatisasi yang mampu meningkatkan kinerja BUMN,
mampu mendorong BUMN untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam
pengelolaan BUMN, mampu meningkatkan akses ke pasar internasional, mampu
mendorong terjadinya ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu mendorong terjadinya
perubahan budaya kerja, serta mampu menghasilkan dana untuk menutup defisit APBN.

Sistem Ekonomi Indonesia 20

Anda mungkin juga menyukai