Anda di halaman 1dari 13

Struktur serta Mekanisme Kerja Jantung

Elia Tiosada 102011337


Adi Haryanto 102012266
Amanda Damayanti Pabisa 102013265
Jean V.C.Tahapary 102014244
Chrissela Michelle Kainama 102014255
Valentina Salim 102015044
Mecky Pasinggih 102015052
Kho, Sisca Veranica Oktaviani 102015100
Mohd Amizul Bin Zakaria 102015199

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

Abstrak

Jantung merupakan organ terpenting didalam tubuh manusia, cara kerja jantung tanpa kita sadari dan
tidak dapat kita kendalikan. Jantung berperan penting dalam peredaran darah didalam tubah manusia,
dimana fungsi jantung yaitu sebagai pemompa yang memompakan darah ke paru-paru atau biasa disebut
sirkulasi pulmonal, dan memompakan darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut sirkulasi sistemik. Namun
saat jantung mengalami gangguan maka kerja jantung untuk memompakan aliran darah dapat terganggu.

Kata Kunci : Jantung, Sirkulasi Pulmonal, Sirkulasi Sistemik, Gangguan pada Jantung.

Abstract
The heart is the most important organ in the human body, the workings of the heart without us knowing
and we can not control. Heart plays an important role in blood circulation in the human, where the function
of the heart is a pump that pumps blood to the lungs or commonly called the pulmonary circulation, and to
pump blood throughout the body or so-called systemic circulation. But when the heart is impaired, the work
of the heart to pump blood flow can be disrupted.
Keywords : Cardiac, Pulmonary Circulation, Systemic Circulation, Disorders of the Heart.

1
Pendahuluan

Jantung adalah sebuah rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh
kontraksi berirama yang berulang. Jantung berperan dalam sistem peredaran darah, ukuran jantung manusia
kurang lebih sebesar kepalan tangan. Jantung merupakan satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan
endothelium dan terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Jantung hampir sepenuhnya
diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel
pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih
longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan
memompa konstan jantung.
Jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi
dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang
dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi
kanan & kiri dan bilik kanan & kiri. Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik
harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih
besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung
di sambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis
atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitral
atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).1

Struktur Makroskopik Jantung

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak dirongga toraks (dada) dalam
ruang mediastinum dan dibungkus oleh jaringan ikat yang dinamakan pericardium. berat jantung orang
dewasa (250-300) gram. Pada laki-laki 300 gram dan pada wanita 250 gram dan ukuran mediastinum (8-10)
cm. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung
berukuran kirang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul.2

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (torax) sekitar garis tengah antara
sternum di sebelah anterior dan vertebra di sebelah posterior. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae
3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis mid sternum. Jantung terletak di
atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis
dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh
pembuluh darah yang keluar dari jantung, yaitu aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior.2

Pada jantung terdapat 2 lapisan. Perikardium parietalis atau lapisan fibrosa yang tersusun dari serabut
kolagen yaitu lapisan luar yang melekat pada sternum dan selaput paru. Perikardium viseralis atau
2
pericardium serosum yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang
juga disebut epikardium. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang
berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa. Pericardium juga membungkus
struktura yang keluar dari jantung, yaitu aorta, truncus pulmonalis, v. cava superior, vv. pulmonales, dan
sinus obliquus pericardii.2

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1. Lapisan luar disebut epikardium atau pericardium


Pericardium adalah kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung. Pericardium merupakan
kantong berlapis dua, kedua lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur satu sama lain dengan
bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan permukaannya. Jumlah cairan yang ada
normal sekitar 20 ml. Pada dasar jantung (tempat pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf
memasuki jantung) kedua lapisan terus berlanjut. Terdapat lapisan lemak di antara myocardium dan
lapisan pericardium di atasnya.3
2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium
Myocardium membentuk bagian terbesar dinding jantung. Myocardium tersusun dari serat -
serat otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain oleh cabang - cabang
muscular. Serat mulai berkontraksi pada embrio sebelum saraf mencapainya, dan terus berkontraksi
secara ritmis bahkan bila tidak memperoleh inervasi.3
3. Lapisan dalam disebut endokardium
Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua sisinya.
Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat lapisan jaringan ikat, licin dan mengkilat.3

Ruangan Jantung

Pada jantung terdapat beberapa ruangan yang terbentuk yaitu ruangan yang terbentuk diantara lapisan
pericaridium parietal dan visceral disebut capitas pericardii, didalam ruangan ini terdapat cairan pelumas
yang berfungsi untuk memperkecil gesekan didalam jantung, kemudian ruangan antara v.cava superior,
v.cava inferior, dan v. pulmonalis kanan dan kiri disebut sinus obliquus pericardii. Sedangkan ruangan yang
terbentuk antara aorta dan truncus pulmonalis disebut sinus transfersus pericardii.

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang
yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Di ujung jantung terdapat apex cordis.

1. Atrium Dextra (kanan)


Atrium dextra berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Pada atrium dextra terdapat penanda diluar dan penanda didalam atrium. Penanda luar atrium disebut
auricula sedangkan pada bagian dalam disebut ostium. Darah pada atrium kanan mengalir melalui

3
penanda didalam atrium yaitu melalui ostium v. kava superior dari atas jantung, ostium v. kava
inferior dari bawah jantung dan sinus koronarius dari jantung itu sendiri. Ostium v.cava superior
bermuara pada bagian posterior dari sinus venarum, lubangnya mengahadap ke inferior dan aterior
sehingga darah tidak akan langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra. Ostium ini tidak
mempunyai valvula. Ostium v.cava inferior, mempunyai valvula yang disebut valvula v.cava
inferior. Valvula ini terjadi peninggian lipatan endocardium yang melekat pada sisi ventral dan
sinistra tepi ostium v.cava inferior. Sinus coronarius, bermuara pada atrium dextra diantara v.cava
inferior dan foramen atrioventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari
substansia otot jantung. Mempuyai katub yaitu valvula sinus coronarius yang akan menutup jika
atrium dextra berkontraksi sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sinus coronarius. Foramina
venarum minimarum, muara dari vv.cordis minimae yang langsung bermuara ke dalam dextra.
Sedangkan penanda pada luar atrium menonjol ke bagian kiri v. kava superior dan menjadi
aurikula dekstra, auricular berbentuk seperti daun telinga. Batas antara auricular dan atrium dari luar
ditandai oleh sulcus terminalis. Sulcus terminalis ini berhubungan dengan bagian rigi disebelah
dalam atrium yang disebut crista terminalis. Permukaan di dalam atrium terdapat susunan otot yang
berbentuk seperti mata sisir disebut mm.pectinati. pada atrium terdapat dinding yang kasar dan yang
halus, mm.pectinati inilah yang membentuk dinding yang kasar pada atrium, sedangkan batas antara
dinding yang halus dan yang kasar adalah crista terminalis. atrium dextra berada pada bagian kanan
jantung dan terletak sebagian besar di belakang sternum, antara atrium kanan dan ventrikel kanan
dipisahkan oleh katup trikuspidalis.4

2. Ventrikel Dextra (kanan)


Ventrikulus dexter menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis). Tebal
dinding ventrikulus dexter adalah 1/3 tebal dinding ventrikulus sinister. Dinding ini tebal di bagian
basis dan semakin tipis kearah apex. Ventrikel kanan menerima darah dari antrium kanan melalui
melalui katup triskupid. Bagian tepi daun katup melekat pada korda tendinea yang akhirnya melekat
ke m.papilaris. muskulus ini merupakan proyeksi kelompok otot dinding ventrikel. Ventrikel kanan
membentuk sebagian besar sisi depan jantung. Pada ventrikel kanan terdapat infundibulum yaitu
traktus aliran keluar yang berdinding halus. Katup pulmonal terletak dibagian puncak infundibulum.
Katup ini terdiri atas daun katup semilunaris. Darah mengalir melalui katup dan maju ke
a.pulmonalis melalui trunkus pulmonalis dan mangalami pertukaran oksigen dan karbondioksida di
paru-paru. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada chordae tendineae (tali jaringan ikat tipis).4

3. Atrium Sinistra (Kiri)


Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis.
Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Pada septum interatriorum terdapat
4
cekungan yang tepinya dibatasi oleh peninggian yang mengelilingi valvula foramen ovalis sisa dari
septum primum yang bersatu menutupi lubang foramen ovale pada waktu bayi lahir. Sedangkan,
auricula sinistra berbentuk panjang, sempit dan lebih melengkung dibangdingkan dengan dextra. Di
dalam permukaannya terdapat rigi muscular yang disebut mm.pectinati. Atrium kiri memiliki
dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri
melalui katup mitral atau katup bikuspidalis.4

4. Ventrikel Sinistra (Kiri)


Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun strukturnya
sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk memompa darah teroksigenasi dengan tekanan tinggi
melalui sirkulasi sistemik. Proyeksi trabekula karnea dari dinding dengan m.papilaris melekat ke tepi
daun katup mitral melalui korda tendinea. Vesibulummadalah bagian berdinding halus dari ventrikel
kiri yang terletak di bawah katup aorta yang merupakan valvula semilunaris.4

Katup Jantung

Jantung diperlengkapi sejumlah katup untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah. Terdapat
empat katub utama jantung. Katup atrioventrikular (AV) kanan trikuspidalis, katup atrioventrikular (AV)
kiri bikuspidalis, katup aorta, dan katup pulmonal. Katup AV kanan-kiri masing-masing terletak diantara
atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri. Sementara itu dua katup lainnya (katup aorta dan katup
pulmonal) terletak di pertemuan di mana arteri besar meninggalkan ventrikel. Kedua katup ini dikenal
sebagai katup semilunar karena memiliki tiga buah daun katup yang masing-masing mirip kantung dangkal
berbentuk bulan sabit.5
Katup AV kanan-kiri membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam ventrikel selama pengisian
ventrikel (ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel) tetapi mencegah aliran balik darah dari
ventrikel ke dalam atrium sewaktu pengosongan ventrikel (ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan
atrium). Katup AV kanan disebut juga katup trikuspid (tri artinya tiga), karena terdiri dari tiga daun katup.
Sementara katup AV kiri disebut bikuspid atau nama lainnya katup mitral karena memiliki dua daun katup.
Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh genjel fibrosa tipis kuat, jaringan tipe tendinosa, yitu korda tendinea,
yang mencegah katup terbalik. Korda tendinea mencegah katup AV membuka kearah yang berlawanan ke
dalam atrium untuk dipaksa oleh tekanan ventrikel yang tinggi.5
Sementara itu katup aorta dan pulmonalis, dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan
masing-maing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis, sewaktu kontraksi dan pengosongan
ventrikel. Penutupan terjadi ketika ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta
dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel.5

5
Struktur Mikroskopik Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu epikardium, miokardium dan endokardium. Lapisan
epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat dan merupakan lamina
viseralis pericardium serosum. Miokardium terdiri dari sel otot jantung yang berkontraksi untuk memompa
darah. Endokardium merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung, tersusun dari
lapisan endothelial yang terletak diatas jaringan ikat, lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung
dengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.6

Lapisan miokardium pada ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium. Sebaliknya lapisan endokardium
atrium jantung lebih tebal disbanding ventrikel jantung. Lapisan miokardium ventrikel kiri jantung lebih
tebal disbanding ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang
menjadi salah satu penggerak system impuls konduksi jantung, yang membuat jantung bisa berdetak.
Endokardium adalah homolog dengan tunika intima vena. Dibatasi oleh endotel, ia terletak pada lapisan
subendotel dari jaringan penyambung jarang yang tipis. Yang menghubungkan miokardium dan lapisan
subendotel adalah lapisan subendokardial dari jaringan penyambung yang mengandung vena, nervus dan
cabang-cabang sistem penghantar impuls.6

Arteri Besar

Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding
arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut
jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan
mengadakan rekoil saat diastol. Dinding arteri terdiri dari Tunika intima yang merupakan lapisan dalam
yang berhubungan dengan darah terdiri dari jaringan endothelium, kemudian Tunika media yang merupakan
lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot polos yang bersifat elastis, kemudian Tunika adventisia
merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat yang berfungsi untuk menguatkan arteri. Tunika
intima diperdarahi oleh darah yang mengalir di pembuluh darah, sedangkan Tunika media dan Tunika
adventisia diperdarahi oleh vasa vasorum. Rata-rata tebal dinding arteri adalah 2 mm dengan diameternya
kurang lebih 1 cm, rata-tata 2,5 cm. contohnya pada A.carotis communis, A.iliaka.6

Arteri Sedang

Arteri sedang berfungsi membagi darah ke organ yang membutuhkannya. Pada arteri sedang terdiri dari
Tunika intima, Tunika media dan Tunika adventisia, namun pada arteri sedang juga terdapat Tunika elastika
interna dan Tunika elastika eksterna pada keduanya terlihat jelas, namun yang sangat jelas yaitu Lamina
elastika interna. Rata-rata tebal dinding arteri sedang yaitu 1 mm dengan diameter 0,5 mm 1 cm, rata-rata
0,4 mm. contohnya pada A. brachialis, A. ulnaris, dan A. femoralis.6

6
Arteriol Besar
Arterio dapat didefinisikan sebagai pembuluh system arteri dengan diameter lumen kurang dari 0,3 mm,
meskipun membedakan arteri muscular kecil dengan arteriol besar agak dipaksakan. Tunika intima sangat
tipis dan terdiri atas lapisan endotel, sedikit jaringan penyokong kolagen dan lamina elastika interna
tipis.Tunika media hampir seluruhnya terdiri atas sel otot polos dalam 6 lapis kosentris. Tunika adventisia
mungkin setebal tunika media dan menyatu dengan jaringan kolagen sekitar. Tidak ada lamina elastika
eksterna.6

Arteriol Kecil
Tunika media masing-masing terdiri atas 2 lapis sel otot polos. Yang tampak dari tunika intima adalah
inti dari sel endotel gepeng. Adventisia secara berangsur menyatu dengan jaringan penyokong sekitar.
Jaringan penyokong berdekatan dengan sejumlah akson simpatis mengandung vesikel dan sebuah sel
penyokong schwann. Lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan kolagen longgar disekitarnya. 6

Metarteriol

Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling kecil, letaknya diantara arteriol dengan kapiler.
Metarteriol berfungsi sebagai sfingter untuk mengatur aliran darah kedalam kapiler. Pada metarteriol
terdapat otot polos tunggal, satu dengan yang lainnya terdapat jarak.6

Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan
diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler
memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil
metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Kapiler terdiri dari 3 tipe : fenestrated (berpori),
muscular (continue), sinusoid (discontinue).7

Venula

Berjalan menyertai arteriol dengan variasi diameter lumen antara 10 sampai 50m. Dindingnya hanya
terdiri atas tunika intima. Lapisan endotelnya utuh, seperti lamina basalnya. Sel-sel jaringan ikat belum
berdiferensiasi, yaitu perisit, terletakdi dalam lamina basal: mereka sangat bercabang-cabang dan cabangnya
meninggalkan lamina basal dan berhubungan dengan sel-sel endotel. Tidak ada tunika media dan adventisia
pada venula.7

Vena

Tunika intima terdiri atas lapisan endotel. Didalam vena tidak dipenuhi darah, endotel ini meungkin melipat-
lipat. Tunika media itu tipis bila dibandingkan dengan arteri dan terdiri atas 2 atau lebih lapis serat otot
7
polos yang tersusun melingkar. Tunika adventisia adalah lapis paling tebal dari dinding pembuluh dan terdiri
atas serat kolagen tebal tersusun memanjang yang menyatu dengan jaringan kolagen.7

Vena Besar

Vena besar juga memiliki ketiga tunika, tetapi tunika adventisianya adalah yang paling berkembang di
antara macam-macam pembuluh darah. Mereka dilapisi endotel utuh. Tunika medianya mungkin tidak ada
atau jumlahnya tidak banyak susunannya sama seperti vena biasa. Tunika adventisianya tebal dan terdiri atas
otot polos longitudinal, serat-serat kolagen dan elastin.7

Mekanisme Kerja Jantung

Jantung memompa darah dengan cara berkontraksi dan relaksasi secara bergiliran antara atrium dan
ventrikel. Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan juga periode diastol
(relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Atrium
akan berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan ventrikel. Kontraksi terjadi akibat penyebaran
eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau
tahapan relaksasi dari otot jantung. Darah yang datang dari pembuluh balik vena akan masuk ke dalam
atrium, hal ini akan tekanan atrium menjadi sedikit lebih tinggi dari ventrikel. Perbedaan tekanan
menyebabkan katup AV terbuka dan darah mengalir langsung dari atrium ke ventrikel, namun hal ini hanya
mengisi ventrikel sebanyak 70% dari total kapasitas ventrikel oleh karena itu atrium kemudian akan
berkontraksi untuk mengosongkan serambinya dan mengisi penuh ventrikel selama diastole ventrikel,
akibatnya volume ventrikel meningkat. Untuk melakukan hal ini atrium akan menerima impuls atau
rangsangan dari simpul sino-auricle (simpul SA) yang menyebabkan depolarisasi atrium dan atrium akan
berkontraksi. Selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap lebih tinggi dari ventrikel sehingga katup AV
tetap terbuka. Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel dan berakhirnya pengisian ventrikel.
Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume distolik terakhir (EDV) sekitar 1,35
ml. Setelah pengosongan atrium, impuls berjalan melalui nodus atrio ventrikular (nodus AV) dan sistem
penghantar khusus untuk merangsang ventrikel, secara bersamaan terjadi kontraksi atrium. Pada saat
pengaktifan ventrikel terjadi, maka kontraksi atrium telah selesai.8

Ketika kontraksi ventrikel dimulai maka tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium. Perbedaan takanan
ini mendorong katup AV tertutup. Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup,
tekanan ventrikel harus terus meningkat dan melebihi tekanan aorta untuk membuka katup aorta. Saat semua
katup tertutup tidak ada darah yang keluar dan masuk ventrikel, keadaan ini disebut kontraksi
isovolumentrik. Pada saat tekanan ventrikel naik maka darah akan beredar keseluruh tubuh melalui aota
yang tekanannya lebih kecil dibandingkan ventrikel. Akan terlihat gembulan pembuluh darah yang disebut
windkessel vessel pada pembulu darah akibat dorongan ventrikel. Ketika sistol ventrikel, tidak seluruh darah

8
akan mengalir ke dalam aorta melainkan ada sebagian darah yang mengalir ke arah ventrikel. Aliran yang
mengalir ke ventrikel akan dipantulkan oleh katup yang tertutup dan kemudian mengalir kembali
ke arah perifer membentuk gelombang dirotic notch. Selanjutnya akan terjadi periode relaksasi selama
sekitar 0.4 detik. Saat itu, atrium dan ventrikel sama-sama relaksasi. Ketika detak jantung makin cepat, yang
berubah adalah periode relaksasinya yang semakin pendek, sementara durasi sistol atrial dan ventrikular
tidak banyak berubah. Jumlah darah yang dipomp keluar dari masing-masing ventrikel pada setiap
kontraksi disebut stroke volume. Stroke volume sebesar 70 ml, maka jumlah darah yang dipompakan
ventrikel tiap menit sebesar 4900 ml yang disebut cardiac output (curah jantung). Kurva tekanan aorta
meningkat sewaktu darah dipaksa masuk kedalam aorta dari ventrikel lebih cepat daripada arah yang
mengalir kedalam pembuluh-pembuluh.

Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua bunyi jantung utama dalam stateskop. Bunyi
jantung utama bernada rendah, lembut dan relatif lama sering disebut bunyi LUB. Bunyi jantung kedua
memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam seperti dikatakan sering berbunyi DUP. Bunyi
disebabkan getaran yang terbentuk dalam dinding vetrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup dan
bukan oleh katup itu sendiri. Bila ventrikel berkontraksi, akan terdengar suara yang dihasilkan oleh
penutupan katup AV. Getaran suara tersebut terdengar bernada rendah dan berlangsung relatif lama yang
dikenal sebagau bunyi jantung pertama. Bunyi yang berkaitan dengan penutupan katup semilunaris dikenal
sebagai bunyi jantung dua. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan
ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung satu menandakan awal sistol ventrikel.
Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan
turun dibawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung dua menandakan
permulaan diastole ventrikel.8

Selain bunyi jantung satu dan dua terdapat bunyi jantung tuga dan empat. Bunyi jantung tiga bernada
rendah dan dalam keadaan normal terdengar 0,015 sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung dua, terjadi
akibat getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar pada anak sampai
dewasa muda. Bunyi jantung satu, bunyi jantung dua bersama-sama bunyi jantung tiga memberi suara derap
kuda (gallop rhythm). Bila bunyi jantung tiga terdapat pada orang tua dengan intensitas yang keras
(protodiastolic gallop) menandakan keadaan jantung memburuk. Protodiastolic gallop yang terdengar di
apeks menunjukkan perubahan pada ventrikel kiri. Protodiastolic gallop yang terdengar di dekat ujung
sternum menunjukkan perubahan ventrikel kanan.

Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit (bukan
jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama satu periode waktu, volume darah yang mengalir
melalui sikulasi paru sama dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Karena itu curah
9
jantung dari masing-masing ventrikel normalnya sama, meskipun dari denyut per denyut dapat terjadi variasi
ringan. Dua penentu curah jantung adalah kecepatan jantung (denyut per menit) dan isi sekuncup (volume
darah yang dipompa per menit). Kecepatan jantung rerata selama istirahat adalah 70 denyut per menit,
ditentukan oleh ritmisitas nodus SA, isi sekuncup rerata selama istirahat adalah 70 mL per denyut,
menghasilkan curah jantung rerata 4900 mL/menit, atau mendekati lima liter per menit :9

Curah jantung = Kecepatan jantung x isi sekuncup


= 70 denyut/menit x 70 mL/denyut
= 4900 mL/menit ~ 5 liter/menit
Karena volume darah total rerata adalah 5 hingga 5,5 liter, masing-masing paruh jantung setiap menit
memompa setara dengan seluruh volume darah. Dengan kata lain, setiap menit ventrikel kanan normalnya
memompa 5 liter darah melalui paru, dan ventrikel kiri memompa 5 liter melalui sirkulasi sistemik. Dengan
kecepatan ini setiap paruh jantung akan memompa sekitar 2,5 juta liter darah hanya dalam setahun. Ini
dinamakan curah jantung curah jantung dalam keadaan istirahat. Selama olahraga, curah jantung dapat
meningkat menjadi 20 hingga 25 liter per menit dan bahkan bisa lebih lagi pada atlet. Perbedaan antara
curah jantung saat istirahat dan volume maksimal darah yang dapat dipompa oleh jantung permenit disebut
cadangan jantung.

Nodus SA adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang tertinggi.
Ketika nodus SA mencapai ambang, terbentuk suatu potensial aksi yang menyebar keseluruh jantung,
memicu jantung untuk berkontraksi, atau berdenyut. Hal ini terjadi sekitar 70 kali per menit,
menghasilkan kecepatan jantung rerata 70 denyut per menit. Jantung disarafi oleh kedua divisi system saraf
autonom, saraf parasimpatis ke jantung terutama menyarafi atrium, khususnya nodus SA dan AV,
persyarafan parasimpatis ventrikel tidak banyak. Saraf simpatis jantung juga menyarafi atrium, termasuk
nodus SA dan AV, serta banyak menyarafi ventrikel.9

Sistem Saraf Autonom

Pengaruh system saraf parasimpatis pada nodus SA adalah mengurangi kecepatan jantung. Dalam
berbagai mekanisme yang berbeda dari penurunan aktivitas cAMP biasanya, asetilkolin memperlambat
denyut jantung terutama dengan meningkatkan permeabilitas K+ sel pemacu di nodus SA melalui
peningkatan dengan reseptor kolinergik muskarinik yang digabungkan secara langsung dengan kanal K+
yang diatur oleh ACh oleh protein G. kerja ini dapat memperkuat pembukaan kanal K+ ini. Akibatnya,
kecepatan pembukaan potensial aksi spontan berkurang melalui efek ganda :

1. Meningkatkan permeabilitas K+ menyebabkan hiperpolarisasi membran nodus SA karena lebih


banyak ion K+ yang positif meninggalkan sel daripada normal sehingga bagian dalam menjadi lebih

10
negative. Karena dimulai lebih jauh dari ambang, potensial istirahat memerlukan waktu lebih lama
untuk mencapai ambang.
2. Meningkatnya permeabilitas K+ yang diinduksi oleh stimulus vagus juga melawan penurunan
otomatis permeabilitas K+ yang berperan dalam pembentukan potensial pemacu. Efek kontra ini
mengurangi kecepatan depolarisasi spontan nodus SA, memperlama waktu yang diperlukan untuk
bergeser ke ambang. Asetilkolin, dengan menghambat jalur cAMP, juga menekan pergerakan Na +
dan Ca+ kedalam masing-masing melalui kanal If dank anal tipe-T, yang semakin memperlambat
depolarisasi menuju ke ambangnya. Karena itu nodus SA lebih jarang mencapai ambang dan
melepaskan muatan, dan mengurangi frekuensi denyut jantung.9

Stimulus parasimpatis mengurangi eksitabilitas nodus AV, memperlama transmisi impuls ke ventrikel
bahkan lebih lama daripada jeda lazim di nodus AV. Efek ini ditimbulkan oleh meningkatnya permeabilitas
K+ yang menyebabkan hiperpolarisasi membrane sehingga inisiasi eksitasi dinodus AV tertunda. Stimulasi
parasimpatis pada sel kontraktil atrium memperpendek fase plateu potensial aksi dengan mengurangi arus
masuk lambat yang dibawa oleh Ca2+. Akibatnya, kontraksi atrium melemah. System parasimpatis tidak
banyak berefek pada kontraksi ventrikel karena jarangnya persarafan parasimpatis di ventrikel jantung.
Karena itu jantung bekerja lebih santai dibawah pengaruh parasimpatis dimana organ jantung lebih jarang
berdenyut, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel menjauh, dan kontraksi atrium lebih lemah. Efek-
efek ini sesuai karena system parasimpatis mengontrol kerja jantung pada situasi tenang dan rileks ketika
tubuh tidak membutuhkan peningkatan curah jantung.

Sebaliknya system saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau olahraga
ketika dibutuhkan peningkatan aliran darah, meningkatkan kerja jantung. Efek utama stimulus simpatis
pada nodus SA adalah percepatan depolarisasi sehingga ambang lebih cepat tercapai. Pada sel pemacu,
kecepatan depolarisasi meningkat akibat dari pergerakan masuknya Na+ dan Ca+ yang lebih banyak melalui
kanal If dan Ca+ tipe T yang diperkuat. Pergerakan yang lebih cepat menuju ke ambang dibawah pengaruh
simpatis ini mengizinkan potensial aksi yang lebih sering dan pergerakan denyut jantung yang lebih cepat.
Stimulus simpatis pada nodus AV mengurangi jeda nodus AV dengan meningkatkan kecepatan hantaran
akibat meningkatnya arus Ca2+ masuk yang berjalan perlahan. Demikian juga, stimulus simpatis
mempercepat penyebaran potensial aksi keseluruh jalur hantaran khusus.9

Di sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang memiliki banyak ujung saraf simpatis, stimulus simpatis
meningkatkan kekuatan kontraksi sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan memeras keluar lebih banyak
darah. Efek ini ditimbukan dengan meningkatkan permeabilitas Ca2+ melalui pembukaan kanal Ca2+ tipe-L
yang lebih lama. Peningkatan influks Ca2+ yang terjadi memperkuat kontraksi dengan mengintensifkan
partisipasi Ca2+ dalam penggabungan eksitasi-kontraksi. Stimulasi simpatis tidak hanya meningkatkan
kecepatan kontraksi dengan mengizinkan influks Ca2+ yang lebih banyak kedalam sel melalui kanal Ca2+

11
tipe-L tetapi juga mempercepat relaksasi dengan meningkatkan pompa Ca2+ aktif didalam reticulum
sarkoplasma yang mengeluarkan Ca2+ dari sitosol. Karenanya efek keseluruhan stimulus simpatis pada
jantung adalah meningkatkan efektivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan jantung,
mengurangi penundaan antara kontraksi atrium dan ventrikel, mengurangi waktu hantar keseluruh jantung,
meningkatkan kekuatan kontraksi, dan mempercepat proses relaksasi sehingga lebih banyak waktu yang
tersedia untuk pengisian.

Hukum Frank-Starling Jantung

Panjang otot rangka dapat bervariasi sebelum kontraksi karena penempatan posisi bagian-bagian tulang
tempat otot tersebut melekat, tetapi otot jantung tidak melekat ke tulang apapun. Penentu utama panjang
serat otot jantung adalah derajat pengisian diastol. Analoginya adalah balon yang diisi air, semakin banyak
air yang anda masukkan, balon tersebut semakin besar dan semakin teregang. Demikian pula, semakin besar
pengisian diastol, semakin besar VDA, dan semakin tergang jantung. Semaki teregang jantung, semakin
besar panjang awal serat otot sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan peningkatan kekuatan
pada kontraksi selanjutnya sehingga isi sekuncup juga meningkat. Hubungan intrinsik antara VDA dan isi
sekuncup ini dikenal sebagai hokum frank-starling jantung. Secara sederhana, hokum ini menyatakan bahwa
jantung dalam keadaan normal memompa keluar darah sewaktu sistol sebanyak volume darah yang kembali
padanya sewaktu diastol, peningkatan aliran balik vena meningkatkan isi sekuncup.9

Kesimpulan

Jantung sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, namun pada beberapa kasus jantung dapat
mengalami kerusakan yang mengakibatkan kematian, namun pada beberapa kasus juga jantung dapat
berdebar tapi bukan karena terjadi kerusakan. Hal ini disebabkan karena aktivitas dari kerja saraf simpatis
yang meningkat sehingga membuat jantung lebih aktif bekerja dan aliran dalah lebih meningkat.

12
Daftar Pustaka

1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramedia;2007


2. Brown S. Sinopsis anatomi. Jakarta: Penerbit Hipokrates; 2005.h.15-47
3. Wati WW, Kindangen K. Buku Ajar Anatomi Fakultas Kedokteran. Jakarta: Universitas Kristen
Krida Wacana; 2010.h.14-30.
4. Slone E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC;2004
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.
6. Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku Ajar dan Atlas Wheather Histology Fungsional. Jakarta:
EGC; 1995.h.140-51
7. Craigmyle MBL. Atlas Berwarna Histology. Jakarta: EGC; 1990.h.45-52.
8. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11. Jakarta: EGC; 2007.h.124.
9. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2014.h.325-366

13

Anda mungkin juga menyukai