Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering dihadapkan kepada individu
dengan persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan. Seorang individu dalam
proses perkembangannya akan melewati tahap-tahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik.
Masa melewati tahap-tahap ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu.
Oleh karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan
problem tersebut. Maka muncul sebuah solusi yang kemudian akan sedikit memberikan
bantuan berupa pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami problem-
problem tersebut.
Dalam dunia psikologi, dikenal istilah "konseling" dan "psikoterapi" sebagai
bentuk aktifitas pemberian bantuan psikologis kepada seorang individu yang memerlukannya.
Dalam prakteknya, istilah "konseling" sendiri tidak bisa dilepaskan dengan istilah
"psikoterapi". Jika dilihat eksistensinya, konseling merupakan salah satu bantuan profesional
yang sejajar dengan, misalnya, psikiatris, psikoterapi, kedokteran, dan penyuluhan sosial.
Dengan demikian, walaupun pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi
tentunya memiliki karakteristik, intensitas dan teknik yang berbeda dalam menangani
problem-problem individu tetapi antara konseling dan psikoterapi memiliki kesamaan dan
keterkaitan yang sangat erat sebagai bagian dari aktifitas pemberian bantuan psikologis
kepada seorang klien (individu).

1.2 RUMUSANMASALAH
1. Apa yang dimaksud dan psikoterapi?
2. Apa saja tahap-tahap psikoterapi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud psikoterapi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pokok dan tahap-tahap psikoterapi.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Untuk memberikan informasi mengenai psikoterapi.
2. Untuk memberikan informasi mengenai ciri-ciri pokok dan tahap-tahap psikoterapi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PSIKOTERAPI
A. Definisi Psikoterapi
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau
perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi
mental, atau terapi pikiran.
Sedangkan definisi umum psikoterapi yaitu serangkaian metode berdasarkan ilmu-
ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.
Psikoterapi merupakan suatu interaksi sistematis antara pasien dengan terapis yang
menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam
tingkah laku, pikiran dan perasaan pasien agar membantu pasien mengatasi tingkah laku
abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang
individu.
Selain definisi diatas, ada berbagai definisi psikoterapi yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya :
1. Hariyanto (2010) : Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda
menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani
masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang
mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai
karier baru atau akan mengalami perceraian.
2. Wolberg (1954) : psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap
masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama
membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah
atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola
perilaku yang terhambat.
3. Whitaker dan Malone (1953) : psikoterapi adalah semua upaya untuk mempercepat
pertumbuhan manusia sebagai pribadi
4. Oxford English Dictionary : perkataan psychotherapy tidak tercantum, tetapi ada perkataan
"psychotherapeutic" yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan
mempergunakan teknis psikologis untuk melakukan intervensi psikis.

2
Dengan demikian perawatan menggunakan teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara
umum menggunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang
mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

B. Ciri-ciri Pokok Psikoterapi


Ada tiga ciri utama psikoterapi, antara lain:
1. Dari segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut
kode etik psikoterapi.
2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah
psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada (afektif, kognitif,
perilaku/kebiasaan).
3. Dari segi tindakan : seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu
psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya (data yang diperoleh melalui proses
assessment-wawancara, observasi, tes, dsb).
Selain itu, dari beberapa definisi yang ada dapat dikemukakan ciri-ciri psikoterapi,
antara lain:
1. Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara kline dan terapis.
Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan
tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis.
2. Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta
menyusun interaksi teraupetik.
3. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-
perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani
kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau
semua ciri dari fungsi psikologis ini.
4. Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah, dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok
pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal,
seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau
skizofrenia. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani
hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak
3
cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan
karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi
dianggap sebagai sarana untuk memperoleh petumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi
adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka
untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.
5. Psikoterapi membutuhkan interaksi-interaksi verbal. Bagaimanapun juga, psikoterapi adalah
bentuk-bentuk interaksi antara klien yang melibatkan pembicaraan. Terapis mendengar
dengan teliti apa yang dialami dan diusahakan oleh pasien untuk disampaikan oleh
psikoterapis. Psikoterapi juga melibatkan komunikasi-komunikasi nonverbal. Seorang terapis
yang terampil, seharusnya peka terhadap isyarat-isyarat nonverbal dari pasien dan peka
terhadap gerak isyarat yang mungkin menunjukkan perasaan-perasaan atau konflik-konflik
yang mendasar. Terapis juga harus menyampaikan empati melalui kata-kata dan juga gerak
isyarat nonverbal, seperti mengadakan kontak mata dan bersandar kedepan (kursi) untuk
menunjukkan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien.

C. Tujuan Psikoterapi
a. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.
Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif
(memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat
sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk
menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
b. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang
mendalam.
Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan
pelepasan dari ketegangan).
c. Membantu klien mengembangkan potensinya.
Klien diharapkan dpt. Mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari
fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien
akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
d. Mengubah kebiasaan.
Tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti
kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
e. Mengubah struktur kognitif individu. Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia
sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif individu
4
dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi (kegiatan atau proses untuk
memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
f. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
g. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).
h. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
Terapi kelompok merupakan dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk
meningkatkan hubungan antar pribadi ini.
i. Mengubah lingkungan social individu. Terutama terapi yang diperuntukan untuk anak-anak.
j. Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
kesadaran tubuh.
Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi
untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
k. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas diri.
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara
berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah
dengan pendekatan psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan tujuan psikoterapi
antara lain :
a. Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
b. Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
c. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
d. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
e. Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
f. Mengembangkan potensi klien.
g. Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
h. Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
i. Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
j. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
k. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
l. Membantu penyembuhan penyakit fisik.
m. Meningkatkan kesadaran diri.
n. Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
o. Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

5
D. Tahap-Tahap Psikoterapi
Setelah mengatahui tujuan Psikoterapi perlu mengetahui tahapan-tahapan dalam
Psikoterapi, yaitu :
1. Wawancara
Terapis akan mengetahui keluhan atau permasalahan klien. Dalam tahap ini perlu
dikemukakan :
Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien.
Apa yang akan dilakukan oleh terapis
Apa yang diharapkan klien
Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang dihadapi klien.
Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan klien
bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa ini klien akan lari sebelum mulai. Terapi tidak akan
berjalan seperti yang diharapkan.
Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien.
Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan.
Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan dan
berapa lama.
Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam terapi. Apa yang dapat dijanjikan
terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien
Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah dialami terapis untuk
kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan hasil penelitian tentang efektivitas
pendekatan yang digunakan terapis.
Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama
apa yang diungkapkan oleh klien. Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis.
Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dan klien yang mendengarkan.
Terapis banyak memberikan nasehat dan klien hanya mendengarkan saja. Kalau sampai
terjadi seperti ini berarti bukan merupakan proses psikoterapi tetapi konsultasi.
2. Proses Terapi
Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Supaya terjadi komunikasi yang
mengalir dengan baik perlu dilakukan hal-hal sbb:
Mengkaji pengalaman klien
Menggali pengalaman masa lalu
Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini

6
Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman
klien
3. Tindakan Psikoterapi
Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir. Hal-hal yang perlu
dilakukan terapis dan klien, yaitu :
Terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi
berlangsung.
Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti.
4. Mengakhiri Terapi
Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak
melanjutkan terapi. Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi
menolong kliennya, ia mungkin dirujuk. Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum
pengakhiran terapi, hal ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri
tanpa bantuan terapis. Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus
dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien.

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada hakekatnya antara konseling dan psikoterapi memiliki pengertian yang sama,
yaitu memberikan bantuan kepada seseorang agar timbul perubahan pada diri individu
tersebut ke arah yang positif, keduanya saling berkaitan dalam proses pemberian bantuan.
Dengan kata lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien
untuk suatu perubahan tingkah (behavioral change), kesehatan mental positif (positive mental
health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness),
dan pembuatan keputusan (decision making).
Sedangkan jika dilihat dari pelaksanaannya, baik konseling maupun psikoterapi,
menggunakan landasan teori dari beberapa landasan filosofis tentang perilaku. Namun,
psikoterapi membutuhkan langkah-langkah yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan
konseling. Sementara jika dilihat dari landasan operasionalnya, konseling lebih didasarkan
pada permasalahan-permasalahan pandangan hidup, permasalahan penyesuaian diri, lebih
pada pelaksanaan bimbingan dan arahan melalui penanaman pengertian tentang falsafah
hidup, pendidikan dan pemahaman lingkungan. Sedangkan psikoterapi didasarkan pada
aspek-aspek psikopatologi, penyakit-penyakit kejiwaan yang lebih spesifik, dan
membutuhkan langkah-langkah "pembedahan-jiwa" secara lebih spesifik. Konseling
menyangkut permasalahan kejiwaan umum yang cenderung bersifat preventif, sedangkan
psikoterapi sudah menyangkut permasalahan kejiwaan yang spesifik dan cenderung bersifat
kuratif.

SARAN
Hendaknya para praktisi konseling maupun psikoterapi lebih jeli dalam
membedakan antara ranah konseling dan psikoterapi sehingga tidak terjadi kekacauan
dalam menentukan penanganan masalah individu. Dengan menelaah terlebih dahulu
intensitas masalah klien, hendaknya konselor dan terapis lebih tepat dalam mengambil
tindakan untuk individu yang mengalami masalah. Ada baiknya dalam menangani
masalah individu terlebih dulu menggunakan konseling, jika masalah-masalah individu
tersebut tidak mampu terpecahkan, maka dapat dialihtangankan pada proses
psikoterapi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nashruddin Hilmi, M.Pd.I.. 2012. Pengertian Bimbingan Psikologi; Bimbingan, Konseling


dan Psikoterapi. http://nashruddinhilmi.blogspot.com/2012/01/pengertian-
bimbingan- psikologi.html. 30 November 2013.

Karunia Tri Utami. 2013. Perbedaan Psikologi konseling dengan Psikoterapi. http://karunia-
triutami.blogspot.com/2013/04/perbedaan-psikologi-konseling-dengan.html. 30
November 2013.

Yesi Mariati. 2013. Perbedaan Konseling dan Psikoterapi. http://yesimariati.blogspot.com


/2013/04/persamaan-dan-perbedaan-konseling-dan.html. 30 November 2013.

Akhmad Harum. __________. Konseling,Definisi Konseling,Konseling dan Psikoterapi dan


Profesi yang Berkaitan.http://bukunnq.wordpress.com/konselingdefinisi-konseling
konseling-dan-psikoterapi-dan-profesi-yang-berkaitan/. 30 November 2013.

__________. 2011. Teknik-Teknik Dalam Konseling Dan Psikoterapi.


http://tanjungbunut .blogspot.com/2011/05/teknik-teknik-dalam-konseling-dan.html.
30 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai