SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh :
Disusun Oleh :
IKA KUSUMA DEWI
A 420 050 071
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN
Dekan
iii
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
iv
MOTTO
membuat kita semakin dewasa, apabila kita mampu menerima dan menjalaninya
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
? Almamaterku Tercinta
vi
KATA PENGANTAR
penguasa raga dan jiwa ini dan yang telah memberikan keteguhan hati serta
syarat guna mencapai gelar sarjana S-I Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan perhatian,
bantuan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat kepada penulis. Oleh
1. Ibu Dra. Hj. Suparti, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah berkenan
2. Ibu Triastuti Rahayu, S.Si, M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan sabar
vii
4. Dra. Hj. Aminah Asngad., M.Si, selaku dosen penguji III yang telah
5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu
6. Bapak dan Mamah tercinta yang dengan sangat ikhlas memberikan perhatian,
kasih sayang, dukungan, dan untaian doa yang tidak pernah terputus hingga
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tak
Semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapat rid ho dari
menutupi kekurangan dan keterbatasan dari skripsi ini. Oleh karena itu segala
kritik yang membangun dan saran yang bermanfaat selalu penulis harapkan
dengan senang hati agar skripsi ini lebih bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
ABSTRAKSI................................................................................................... xv
B. Pembatasan Masalah............................................................................ 4
D. Tujuan Penelitaan................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
ix
1. Morfologi Jamur Tiram Putih .................................................. 7
8. Penyiraman............................................................................... 14
C. Blotong................................................................................................. 15
D. Kerangka Pemikiran............................................................................. 16
E. Hipotesis............................................................................................... 16
C. Pelaksanaan Penelitian......................................................................... 17
2. Tahap Pelaksanaan......................................................................... 18
D. Rancangan Penelitian........................................................................... 21
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 25
C. Pembahasan.......................................................................................... 29
A. Kesimpulan.......................................................................................... 34
B. Saran..................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Komposisi Gizi Pada Jamur Tiram Putih Segar dalam 100 gram ............. 9
1.2 Komposisi Gizi Pada Jamur Tiram Putih Kering dalam 100 gram ........... 9
4.1 Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih Setelah Panen Pertama............... 25
4.2 Berat Basah (gram) Jamur Tiram Putih Setelah Panen Pertama ................ 26
4.3 Hasil uji Anava Satu Jalur Terhadap Jumlah Badan Buah Jamur Tiram
4.4 Hasil Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Jumlah Badan Buah Jamur
4.5 Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih
4.6 Hasil Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Grafik Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih Setelah Panen Pertama.25
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Perhitungan Anava Satu Jalur Terhadap Jumlah Badan Buah Jamur Tiram
Putih Setelah Panen Pertama.
2. Perhitungan Anava Satu Jalur Terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih
Setelah Panen Pertama.
3. Tabel Nilai Untuk Distribusi F
4. Tabel Nilai Untuk Distribusi T
5. Foto Penelitian
xiv
EFEKTIVITAS PEMBERIAN BLOTONG KERING TERHADAP
PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA
MEDIA SERBUK KAYU
Oleh :
IKA KUSUMA DEWI. A. 420 050 071. Program Studi Pendidikan Biologi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2009.
ABSTRAKSI
Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat
menyediakan makanan sendiri. Oleh karena itu perlu penyediaan sumber makanan
dari luar, misalnya blotong kering. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah pemberian blotong kering dapat meningkatkan produktivitas pertumbuhan
jamur tiram putih dan mengetahui berapa pemberian blotong kering yang paling
efektif untuk meningkatkan produktivitas pertumbuhan jamur tiram putih. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu pemberian blotong kering dengan 5 taraf
perlakuan dan 3 ulangan yaitu pemberian blotong kering 0,01 kg (B1 ), 0,02 kg
(B2), 0,03 kg (B3), 0,04 kg (B4) pada media tanam 1 kg, dan B 0 yaitu media
tanam tanpa blotong kering. Analisis data yang digunakan adalah Anava Satu
Jalur dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan rata -rata
jumlah badan buah jamur tiram putih pada perlakuan B0 5,667 buah, B1 6,667
buah, B2 8,333 buah, B 3 9,667 buah, dan B4 10,333 buah. Rata-rata jumlah badan
buah tertinggi yaitu 10,333 buah (perlakuan B4 ), sedangkan rata-rata berat basah
jamur tiram putih pada perlakuan B0 68,333 gram, B1 73,333 gram, B2 76,667
gram, B 3 81,667 gram, dan B4 91,667 gram. Rata-rata berat basah tertinggi yaitu
91,667 gram (perlakuan B4). Dapat disimpulkan bahwa pemberian blotong kering
pada media serbuk kayu dapat meningkatkan produktivitas pertumbuhan jamur
tiram putih. Pemberian blotong kering yang paling efektif untuk meningkatkan
produktivitas pertumbuhan jamur tiram putih adalah 0,04 kg pada media tanam 1
kg (perlakuan B 4).
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kenaikan rata-rata sebesar 14,2% per tahun, sedangkan produksi kayu bulat
juta m3. Dengan asumsi limbah yang dihasilkan mencapai 61%, maka
diperkirakan limbah kayu yang dihasilkan mencapai lebih dari 5 juta m3.
sebagai inti papan blok dan bahan baku papan partikel. Sedangkan limbah
kayu berupa serbuk kayu pema nfaatannya belum optimal. Pada industri
bahan bakar tungku, dibakar begitu saja tanpa penggunaan yang berarti atau
(Febrianto, 1999).
1
2
media tanam bagi pertumbuhan jamur. Serbuk kayu yang digunakan sebagai
tempat tumbuh jamur mengandung serat organik (selulosa, serat dan lignin).
glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Jamur ada yang
berbagai jenis jamur penyebab penyakit pada manusia dan tanaman, misalnya
berperan dalam pembuatan tempe, tape dan kecap. Jamur lain yang termasuk
kuping, jamur merang, dan jamur tiram. Dari ketiga jenis jamur tersebut
kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.
Jamur tiram putih mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan
dan karbon. Oleh karena itu, diperlukan penambahan pupuk untuk bahan
dan TSP. Tetapi karena harga pupuk mahal, maka dicari alternatif lain
bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula yang masih
blotong digunakan sebagai pengganti pupuk NPK dan TSP (Martina, 2004).
berpengaruh positif terhadap jumlah badan buah dan berat basah jamur
merang dengan pemberian blotong sebanyak 400 gram pada media tanam
sebanyak 2 kg.
penelitian seperti yang dilakukan oleh Ismailiyati tetapi dengan media tanam
B. Pembatasan Masalah
3. Parameter penelitian : Jumlah badan buah dan berat basah jamur tiram
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
produksi jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di alam, zat- zat
nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas
Jamur yang dalam bahasa daerah (Sunda) dikenal dengan sebutan supa
atau dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi atau
cendawan (Sinaga, 2005). Jamur hidup diantara jasad biotik atau mati
dari organisme lain) dan saprofit (organisme yang hidup pada zat organik yang
disebut miselium atau berupa kumpulan benang yang padat menjadi satu,
Tubuh jamur dapat berupa sel-sel yang lepas satu sama lain atau
berupa beberapa sel yang bergandengan dan dapat berupa benang. Sehelai
benang itu disebut hifa. Hifa jamur ada yang bersekat-sekat. Pada umumnya
1987).
6
7
membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur
ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe atau stalk). Pileus
(Nunung, 2001).
tebal, berwarna putih kokoh, bau dan rasa tidak merangsang. Tangkai tidak
ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh dan tidak di pusat, panjang 0,5
4,0 cm. Spora putih sampai ungu muda atau abu-abu keunguan, licin,
tudungnya mencapai 3-15 cm. Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat
berikut:
Kingdom : Mycota
Divisio : Amastigomycota
Classis : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Trycholomataceae
Genus : Pleurotus
Siklus hidup jamur tiram putih hampir sama dengan siklus hidup
d Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora, jika spora sudah
matang atau dewasa akan jatuh dari tubuh buah jamur (Suriawiria,
2006).
Tabel 1.1 Komposisi gizi pada jamur tiram putih segar dalam 100 g
Kandungan Komposisi
Kalori 15 kalori
Protein 3,8 gram
Lemak 0,6 gram
Karbohidrat 0,9 gram
Kalsium 3,0 mg
Zat besi 1,7 mg
Vitamin B 0,1 mg
Vitamin C 5,0 mg
Tabel 1.2 Komposisi gizi pada jamur tiram putih kering dalam 100 g
Kandungan Komposisi
Kalori 128 kalori
Protein 16 gram
Lemak 0,9 gram
Karbohidrat 64,6 mg
Kalsium 51 mg
Zat besi 6,7 mg
Vitamin B 0,1 mg
Sumber: Chang & Miles, 1989
karena didalamnya banyak mengandung zat gizi yang seimbang dan sangat
2007).
2007).
a. Serbuk kayu
b. Bekatul
(Suriawiria, 2006).
c. Kapur
CaCO3 atau kapur bangunan yang biasa disebut dengan mill (Muchroji
d. Air
air maka akan mati karena jamur membutuhkan air dalam jumlah
antara lain:
a. Air
b. Sumber Nutrien
c. Temperatur
2005).
d. Kelembaban
minimal 85% dengan cara penyiraman pada lantai, dinding dan atap
e. Cahaya
harus tetap teduh dan sinar matahari tidak masuk secara langsung ke
f. Nilai Kontaminasi
yang tidak sempurna, bibit yang tidak murni, alat yang kurang bersih
8. Penyiraman
masuk lubang media, jadi yang disiram hanya rumah jamurnya (Anonim,
2005).
dipilih yang benar -benar baik, tidak terlalu lama dalam penyimpanan
dalam susunan, waktu proses dan waktu sterilisasi. Kadar air yang
C. Blotong
Blotong merupakan salah satu limbah produksi gula yang didapat dari
proses pemurnian nira tebu, dimana tingkat pencemarannya paling tinggi yaitu
35% (Setiyono, 1992; Asep, 2008). Penggunaan blotong dari sisa pengolahan
Selain itu juga dapat dipakai atau digunakan sebagai pupuk tanaman karena
banyak mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, gula
yang masih terserap di dalam kotoran itu (Martina, 2004; Rudiono, 2003).
dapat meningkatkan hasil panen karena mengandung unsur hara esensial dan
D. Kerangka Pemikiran
fosfat, khlor dan serat. Setelah jamur tumbuh, jamur siap diproduksi dan
E. Hipotesis
(Pleurotus ostreatus).
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Muhammadiyah Surakarta.
1. Alat
2. Bahan
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
0,56 kg, bekatul 0,056 kg, kapur 0,022 kg dan air 0,3 L. Jumlah
keseluruhan dalam satu plastik polipropilen adalah 1 kg.
2. Tahap Pelaksanaan
0,01 kg
kg
kg
kg
b Sterilisasi
Media tanam disterilkan dengan uap air panas pada suhu 80-
c Pendinginan
35-40C.
media tanam.
Media yang telah berisi bibit jamur selanjutnya ditutup
karena miselium jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu
banyak oksigen.
e Inkubasi
tersebut.
f Seleksi
yang telah disiapkan. Bag log tersebut ditata rebah di atas rak dengan
dibuatkan lubang pada bungkus bag log. Ada dua cara yang biasa
siku terbuka ke arah ujung bag log atau membuat sayatan berbentuk
i Pemanenan
atau pisau tajam. Jamur yang dipanen harus dipotong beserta akarnya
D. Rancangan Penelitian
Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu pemberian blotong kering dengan 5
Keterangan:
B0 : Media tanam 1 kg tanpa blotong (kontrol)
B1 : Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,01 kg
B2 : Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,02 kg
B3 : Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,03 kg
B4 : Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode eksperimen
2. Metode observasi
3. Metode kepustakaan
dari buku-buku atau sumber lain yang dikutip secara langsung maupun
F. Analisis Data
berikut:
(total umum) 2
Faktor korelasi (FK)=
Jumlah semua observasi
JK total = ? Yij2 FK
JK Perlakuan
KT perlakuan =
DB Perlakuan
JK Galat
KT galat =
Db galat
KT perlakuan
5. Mencari F hitung =
KT galat
Sumber Ftabel
variasi db JK KT Fhitung 5%
Perlakuan
Galat
Total
Setelah dilaksanakan analisis data Anova satu jalur, maka dilanjutkan dengan
uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan
- t 5%
2. Menghitung
2 KTG
Sd =
r
BNT 5% = t x Sd
putih (Pleurotus ostreatus) diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.1 dan 4. 2
berikut ini:
Tabel 4.1. Jumlah Badan Buah Jamur T iram Putih Setelah Panen Pertama
Jumlah Badan Buah
Perlakuan Jamur (buah) Jumlah Rata-rata
1 2 3
B0 6 6 5 17 5,667
B1 7 5 8 20 6,667
B2 8 9 8 25 8,333
B3 10 9 10 29 9,667
B4 12 10 9 31 10,333
Keterangan:
B0 = Media tanam 1 kg tanpa blotong kering (kontrol)
B1 = Media tanam 1 kg dengan pe mberian blotong kering 0,01 kg
B2 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,02 kg
B3 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,03 kg
B4 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg
Data tentang jumlah badan buah jamur tiram putih menunjukkan adanya
peningkatan, dengan rata -rata yang ditunjukkan pada gambar 1:
12
10
JumlahBadanBuah
10,333
9,667
8
8,333
6 6,667
5,667
4
0
B0 B1 B2 B3 B4
Perlakuan
Gambar 1. Grafik Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih Setelah Panen
Pertama
25
26
Tabel 4.2. Berat Basah (gram) Jamur T iram Putih Setelah Panen Pertama
Berat Basah Jamur Tiram Putih
Perlakuan (gram) Jumlah Rata-rata
1 2 3
B0 65 20570 70 68,333
B1 75 22075 70 73,333
B2 75 23085 70 76,667
B3 80 24575 90 81,667
B4 100 27585 90 91,667
Keterangan:
B 0 = Media tanam 1 kg tanpa blotong kering (kontrol)
B 1 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,01 kg
B 2 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,02 kg
B 3 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,03 kg
B 4 = Media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg
95,000
90,000
91,667
85,000
80,000 81,667
(gram)
75,000
76,667
70,000 73,333
65,000 68,333
60,000
55,000
50,000
B0 B1 B2 B3 B4
Perlakuan
Gambar 2. Grafik Berat Basah Jamur Tiram Putih Setelah Panen Pertama
Selanjutnya data-data dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 kemudian dianalisis
B. Uji Hipotesis
putih, maka data-data jumlah badan buah dan berat basah jamur tiram put ih
dianalisis dengan anava satu jalur. Data selanjutnya dianalisis dengan uji Beda
1. Uji Anava Satu Jalur untuk Jumlah Badan Buah Jamur Tiram P utih
Tabel 4.3. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Jumlah Badan Buah Jamur
Tiram Putih Setelah Panen Pertama
F tabel
Sumber db JK KT Fhitung
5%
Perlakuan 4 46,400 11,600 10,238 3,48
Galat 10 11,333 1,133
Total 14 57,733
Keterangan : * = signifikan pada taraf signifikansi ? = 5%
? = 5%, yaitu 10,238 > 3,48. Artinya pemberian blotong kering dapat
Tabel 4.4. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Jumlah Badan Buah
Jamur Tiram Putih Setelah Panen Pertama
Rerata Beda Jarak Nyata
No Perlakuan
Hasil 2 3 4 5
1 B0 5,667
2 B1 6,667 1,000
3 B2 8,333 1,666 2,666*
4 B3 9,667 1,334 3,000* 4,000*
5 B4 10,333 0,666 2,000* 3,666* 4,666*
Nilai Baku t0,05 (10) 2,228
Nilai Uji BNT 0,05 1,937
28
dengan pemberian blotong kering 0,04 kg) merupakan perlakuan yang paling
Tabel 4.5. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Berat Basah Jamur Tiram
P utih Setelah Panen Pertama
Ftabel
Sumber db JK KT Fhitung
5%
Perlakuan 4 950,000 237,500 6,196 3,48
Galat 10 383,333 38,333
Total 14 1333,333
Keterangan : * = signifikan pada taraf signifikansi ? = 5%
? = 5%, yaitu 6,196 > 3,48. Artinya pemberian blotong kering dapat
Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Berat Basah Jamur
Tiram Putih Setelah Panen Pertama
Rerata Beda Jarak Nyata
No Perlakuan
Hasil 2 3 4 5
1 B0 68,333
2 B1 73,333 5,000
3 B2 76,667 3,334 8,334
4 B3 81,667 5,000 8,334 13,334*
5 B4 91,667 10,000 15,000* 18,334* 23,334*
Nilai Baku t 0,05 (10) 2,228
Nilai Uji BNT0,05 11,263
Keterangan: * = signifikan pada ? = 0,05
dengan pemberian blotong kering 0,04 kg) merupakan perlakuan yang paling
C. Pembahasan
putih pada setiap perlakuan berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya
Semakin tinggi konsentrasi blotong kering yang diberikan pada media tanam,
semakin tinggi pula jumlah badan buah yang dihasilkan. Blotong kering
mengandung protein kasar, gula, selulosa, bahan organik, khlor, fosfat, dan
serat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur, karena jamur hidup
dengan cara menyerap atau mengambil zat-zat makanan dari organisme lain.
kering) dan B 1 (media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,01 kg)
menunjukkan pertumbuhan badan buah yang kurang baik dengan nilai rata-
rata hanya mencapai 5,667 6,667 buah. Hal ini disebabkan karena
tidak optimal.
perlakuan B0 dan B1. Nilai rata -rata jumlah badan buah jamur tiram putih
kering.
kering 0,03 kg) memiliki nilai rata-rata jumlah badan buah sebesar 9,667
Zat-zat hara makanan dari blotong kering tersebut diserap oleh spora untuk
tumbuh menjadi mise lium dan tumbuh menjadi jamur dewasa (Soenanto,
2001). Hal ini disebabkan karena jamur tiram putih merupakan tumbuhan
untuk menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena itu jamur meme rlukan
Pertambahan jumlah badan buah jamur tiram putih yang paling nyata
pemberian blotong kering 0,04 kg) yang memiliki nilai rata-rata 10,333 buah.
(media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg) dengan nilai
(media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg). Hal ini
31
gula, serat dan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan dengan
Pertumbuhan jamur tiram putih dapat berlangsung dengan optimal jika media
tanam banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh jamur.
dapat diketahui bahwa berat basah jamur tiram putih pada setiap perlakuan
blotong kering, semakin tinggi pula rata-rata berat basah jamur tiram putih
yang dihasilkan.
menunjukkan berat basah jamur tiram putih memiliki nilai yang lebih rendah
dengan nilai rata-rata yaitu hanya mencapai 68,333 g, 73,333 g, dan 76,667g.
Hal ini disebabkan karena kurangnya ketersediaan unsur hara dalam media
kering 0,03 kg), berat basah jamur tiram putih menunjukkan pertumbuhan
yang lebih baik dibandingkan perlakuan B0, B1 , dan B2. Nilai rata-rata berat
basah jamur tiram putih pada perlakuan B 3 mencapai 81,667 g. Hal ini
Pertambahan berat basah jamur tiram putih paling tinggi terjadi pada
fosfat, protein kasar, serat, gula dan lain-lain, sehingga baik bagi
Dari hasil uji anava satu jalur (Tabel 4.5) menunjukkan bahwa
jamur tiram putih. Hasil uji BNT (Tabel 4.6) menunjukkan bahwa perlakuan
yang menghasilkan berat basah jamur tiram putih paling tinggi adalah pada
dengan pemberian blotong kering 0,04 kg). Hal ini disebabkan karena
kandungan fosfat, gula, bahan organik, protein kasar, selulosa, dan serat yang
menjadi lebih tinggi, masa panen lebih panjang dan jamur yang dihasilka n
akan lebih besar dan sukulen. Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram
putih dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu bibit jamur, substrat
A. Kesimpulan
tanam 1 kg.
B. Saran
berikut:
pertumbuhan jamur tiram putih jika diberi blotong kering dengan konsentrasi
3. Dalam budidaya jamur tiram putih perlu adanya perhatian khusus mengenai
faktor -faktor lingkungan seperti kelembaban, air, cahaya, serta kesterilan alat
34
DAFTAR PUSTAKA
Asep Solihin. 2008. Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula Menjadi Pupuk Organik .
Jakarta: Intisari.
Anonim. 2005. Budidaya Jamur Tiram Lebih Mudah dengan Media Murah.
http//www.cybertokoh.com/news/jamur.htm. Diakses Senin, 7 Juli 2008.
Chang dan Miles. 1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. Florida: CRC
Press.
Muchroji dan Cahyana . 2008. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nunung Marlina Djarijah. 2001. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.
Nyoman. 2005. Budidaya Jamur Tiram Lebih Mudah Dengan Media Murah.
http//www.cybertokoh.com/news/jamur.htm. Diakses Senin, 7 Juli 2008.
Pasaribu, T. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Jakarta: PT.
Gramedia.
25
26
Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budi Daya Jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sinaga, Meity Suradji. 2005 . Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Tabel 1. Data Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Ulangan Jumlah
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 (T)
B0 6 6 5 17 5,667
B1 7 5 8 20 6,667
B2 8 9 8 25 8,333
B3 10 9 10 29 9,667
B4 12 10 9 31 10,333
R 43 39 40
R2 1849 1521 1600 4970
? Yij 122
Kuadrat
Ulangan Jumlah
Perlakuan
1 2 3 (T)
B0 36 36 25 289
B1 49 25 64 400
B2 64 81 64 625
B3 100 81 100 841
B4 144 100 81 961
? Yij2 1050 ? T2 3116
Diketahui:
? Yij = 122
?X 122
Yij = = = 8,133
N 15
? R2 = 4970
? T2 = 3116
? Yij2 = 1050
a. Menghitung Derajat Bebas (db)
= 5-1
=4
= 15 5
= 10
(? Yij ) 2
1) Faktor Kuadrat (FK) =
r.t
(122) 2
=
3 .5
14.884
=
15
= 992,267
2) JK Total = ? Yij2 FK
= 1050 992,267
= 57,733
?T2
3) JK Perlakuan = ? FK
r
3116
= ? 992,267
3
= 1038,667 992,267
= 46,400
4) JK Galat = JK Total JK Perlakuan
= 57,733 46,400
= 11,333
Jk Perlakuan
1) KT Perlakuan =
db Perlakuan
46,400
=
4
= 11,600
JK Galat
2) KT Galat =
db galat
11,333
=
10
= 1,133
d. Mencari F Hitung
KT Perlakuan
F =
KT Galat
11,600
=
1,133
= 10,238
Fhitung > Ftabel pada ? = 0,05 dengan db (4,10), yaitu 10,238 > 3,48. Berarti signifikan
yaitu pemberian blotong kering pada media serbuk kayu dapat meningkatkan
II. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Terhadap Jumlah Badan Buah Jamur Tiram
2(KT Galat)
sd =
r
2 (1,133)
=
3
= 0,755333333
= 0,869
2. Menghitung BNT
Nilai t (? =0,05 dan db=10) = 2,228, maka nilai BNT0,05 = 0,869 x 2,228 = 1,937
Jadi perlakuan yang memiliki jumlah badan buah paling tinggi adalah B4 dengan
nilai rata-rata sebesar 10,333 dan nilai beda nyata 4,666 > 1,973 diterima pada taraf
signifikansi 5%..
Lampiran 2
Perhitungan Anava Satu Jalur Terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus) Setelah Panen Pertama
Kuadrat
Ulangan Jumlah
Perlakuan
1 2 3 (T)
B0 4225 4900 4900 42025
B1 5625 5625 4900 48400
B2 5625 7225 4900 52900
B3 6400 5625 8100 60025
B4 10000 7225 8100 75625
? Yij2 93375 ? T2 278975
Diketahui:
? Yij = 1175
?X 1175
Yij = = = 78,333
N 15
? R2 = 460225
? T2 = 278975
? Yij2 = 93375
a. Menghitung Derajat Bebas (db)
=5 1
=4
= 15 5
= 10
(? Yij) 2
1) Faktor Kuadrat (FK) =
r .t
(1175) 2
=
3 .5
1.380.625
=
15
= 92041,667
2) JK Total = ? Yij2 FK
= 93375 92041,667
= 1333,333
?T2
3) JK Perlakuan = ? FK
r
278975
= ? 92041,667
3
= 92991,667 92041,667
= 950,000
4) JK Galat = JK Total JK Perlakuan
= 1333,333 950,000
= 383,333
JK perlakuan
1) KT Perlakuan =
db perlakuan
950,000
=
4
= 237,500
Jk galat
2) KT Galat =
db galat
383,333
=
10
= 38,333
d. Mencari F Hitung
KT Perlakuan
F =
KT Galat
237,500
=
38,333
= 6,196
Fhitung > Ftabel pada ? = 0,05 dengan db (4,10), yaitu 6,196 > 3,48. Berarti signifikan
yaitu pemberian blotong kering pada media serbuk kayu dapat meningkatkan
II. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus)
2(KT Galat)
sd =
r
2 (38,333)
=
3
= 25,55533333
= 5,055
2. Menghitung BNT
Nilai t (? =0,05 dan db=10) = 2,228, maka nilai BNT0,05 = 5,055 x 2,228 = 11,263
Jadi perlakuan yang memiliki berat basah paling baik adalah B4 dengan nilai rata-rata
sebesar 91,667 dengan nilai beda nyata 23,333 > 11,263 diterima pada taraf
signifikansi 5%..
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5. Foto Penelitian
Bahan-bahan Penelitian
Keterangan gambar 9:
A. Skop
B. Timbangan
C. Cincin pralon
D. Karet
E. Temperatur
F. Ember
G. Baskom
H. Plastik polipropilen
Pelaksanaan Penelitian