34
35
3.1.3 Stratigrafi
Daerah penelitian termasuk dalam formasi warukin (TMW) yang terjadi kala
miosen tengah hingga miosen akhir dengan proses tektonik yang sangat kuat
menyebabkan batuan tua tersingkap ke permukaan yang terdiri dari batuan sedimen
klasik berbutir halus, batu lempung, dengan sedikit lanau dan batu pasir serta batubara.
Urut-urutan stratigrafi batuan diloksai penelitian dari umur tertua sampai termuda
(tabel 3.2) antara lain :
1. Batuan basa dan ultramafik (formasi pundak)
2. Batu pasir, batu lanau, dan batu lempung (formasi tanjung)
3. Batu gamping (formasi berai)
4. Batu pasir, batu lanau dan batu lempung (formasi warukin)
5. Endapan alluvial
Tabel 3.14
Stratigrafi Batuan Diloksai Penelitian
Umur Formasi Diskripsi
Kuarter Alluvial Endapan alluvial
MIOSEN WARUKIN Batu pasir dan Batu
AKHIR ATAS lempung
Batu pasir, Batu
MIOSEN WARUKIN
lanau, Batu lempung
TERSIER
TENGAH BAWAH
dan Batubara
Batu gamping,
OLIGOSEN BERAI
Batu lempung
Batu pasir, Batu
EOSEN TANJUNG
lanau, Batu lempung
Batuan lava dan
PALEOSEN PUDAK
Ultrabasa
Sumber : Engineering PT Basudewa Krisna Coal, 2017
36
Gambar 3.2
Klasifikasi Batubara Menurut ASTM Berdasarkan Rank
37
Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar Moisture (air dalam
batubara) kadar moisture ini mengcakup pula nilai free moisture serta total moisture,
ash (debu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon (karbon tertambat) ).
Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan abu (ash)
merupakan kandungan residu non-combustible yang umumnya terdiri dari senyawa-
senyawa silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), karbonat, dan mineral-mineral
lainnya Volatile matters adalah kandungan batubara yang terbebaskan pada temperatur
38
tinggi tanpa keberadaan oksigen.Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat
dalam batubara setelah volatile matters dipisahkan dari batubara.
Salah satu parameter penentu kualitas batubara ialah nilai kalornya, yaitu seberapa
banyak energi yang dihasilkan per satuan massanya. Nilai kalor batubara diukur
menggunakan alat yang disebut bomb kalorimeter.
3.Kadar sulfur
Salah satu cara untuk menentukan kadar sulfur yaitu melalui pembakaran pada suhu
tinggi. Batubara dioksidasi dalam tube furnace dengan suhu mencapai 1350C.
Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen, (N), dan sulfur (S) dalam batubara. Seiring dengan perkembangan
teknologi, analisis ultimat batubara sekarang sudah dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah.
Tabel 3.15
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi
2 lebih dari 30% maka berlaku rumus kerucut terpancung gambar 3.1 dan sebaliknya
apabila selisih luas penampang 1 dan penampang 2 kurang dari 30% maka berlaku
rumus mean area gambar 3.4. Kedua rumus tersebut dapat digambarkan seperti berikut
:
Dimana :
V = Volume
T = Jarak antara S1 dan S2
S1.,S2 =Luas penampang 1 dan penampang 2
42
Dimana ;
V = Volume
L = Jarak antar penampang
S1,S2 = Luas penampang 1 dan 2