Anda di halaman 1dari 10

BAB III

GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

3.1 Keadaan Geologi


3.1.1 Litologi
Secara umum litologi pada daerah Kecamatan kintap kabupaten tanah laut
berupa endapan alluvial yaitu batuan pasir, batu lanau, batu lempung dan terdapat
batubara
Tabel 3.13
Lithologi PT. ASSALAM Coal (Lampiran)
hole id North east elevation max depth depth from depth to lithology
DHS01 311411 9579768 137,5 50 0 2 soil
clay
2 16,7 stone
16,7 25,44 co
25,44 43,25 claystone
43,25 44,85 co
44,85 50 claystone

3.1.2 Struktur Geologi


Struktur geologi yang ada diwilayah penelitian telah mengalami kegiatan
geologi yang cukup kompleks, Gejala struktur geologi ditunjukan dengan adanya
tampak perlipatan, sesar, kekar dan intrusi. Kearah barat daya timur laut yang
merupakan arah struktur paling utama pada umumnya terdapat struktur sesar dan
lipatan. Struktur sesar dicirikan dari adanya breksi sesar, milonit serta kontak batuan
yang menunjukan adanya gejala tektonik. Struktur lipatan ditunjukan dengan adanya
singklin dan antiklin yang diperlihatkan oleh perubahan arah kemiringan (dip) lapisan
batuan dengan kisaran kemiringan (dip) antara 10o sampai dengan 40o.

34
35

3.1.3 Stratigrafi
Daerah penelitian termasuk dalam formasi warukin (TMW) yang terjadi kala
miosen tengah hingga miosen akhir dengan proses tektonik yang sangat kuat
menyebabkan batuan tua tersingkap ke permukaan yang terdiri dari batuan sedimen
klasik berbutir halus, batu lempung, dengan sedikit lanau dan batu pasir serta batubara.
Urut-urutan stratigrafi batuan diloksai penelitian dari umur tertua sampai termuda
(tabel 3.2) antara lain :
1. Batuan basa dan ultramafik (formasi pundak)
2. Batu pasir, batu lanau, dan batu lempung (formasi tanjung)
3. Batu gamping (formasi berai)
4. Batu pasir, batu lanau dan batu lempung (formasi warukin)
5. Endapan alluvial

Tabel 3.14
Stratigrafi Batuan Diloksai Penelitian
Umur Formasi Diskripsi
Kuarter Alluvial Endapan alluvial
MIOSEN WARUKIN Batu pasir dan Batu
AKHIR ATAS lempung
Batu pasir, Batu
MIOSEN WARUKIN
lanau, Batu lempung
TERSIER

TENGAH BAWAH
dan Batubara
Batu gamping,
OLIGOSEN BERAI
Batu lempung
Batu pasir, Batu
EOSEN TANJUNG
lanau, Batu lempung
Batuan lava dan
PALEOSEN PUDAK
Ultrabasa
Sumber : Engineering PT Basudewa Krisna Coal, 2017
36

3.2 Keadaan Endapan


3.2.1 Pembentukan Batubara
Menurut Undang-undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara
alamiah dari sisa-sisa tumbuhan

Sumber : perencanaan sequence penambangan, Said Fairus, 2015

Gambar 3.2
Klasifikasi Batubara Menurut ASTM Berdasarkan Rank
37

Terbentuknya batubara melalui dua tahap yaitu, tahap biokimia dan


termodinamika. Pada tahap biokimia terjadinya perubahan senyawa pembentuk
batubara yang kompleks dari tumbuhan yang tumbang sehingga terjadinya
pembusukan, penumpukan dan pemadatan selanjutnya menjadi gambut. Sedangkan
pada tahap termodinakamika, adanya pengaruh tekanan dan temperatur yang akan
merubah gambut menjadi lignite sub bituminous bituminous dan selanjutnya
menjadi antrasit. Proses perubahan yang terjadi tidak terlepas juga dari waktu dan
keadaan geologi, klasifikasi batubara dapat dilihat pada gambar 3.3 diatas.

Ditinjau dari cara tempat terbentuknya, batubara dibedakan menjadi batubara


ditempat (insitu) dan batubara yang bersifat apungan (Drift). Teori Insitu mengatakan
bahwa bahan-bahan pembentuk batubara, terbentuknya di tempat dimana tumbuh-
tumbuhan asal itu berada. Teori Drift menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk
batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat dimana tumbuhan semula hidup
dan berkembang, dengan demikian tumbuhan yang telah mati mengalami proses
transportasi oleh media air dan terakumulasi di suatu tempat dan selanjutnya tertutup
oleh batuan sedimen dan mengalami proses coalification.

3.2.2 Sifat dan Kualitas Batubara

1.Analisis proksimat batubara (coal proximate analysis)

Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar Moisture (air dalam
batubara) kadar moisture ini mengcakup pula nilai free moisture serta total moisture,
ash (debu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon (karbon tertambat) ).
Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan abu (ash)
merupakan kandungan residu non-combustible yang umumnya terdiri dari senyawa-
senyawa silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), karbonat, dan mineral-mineral
lainnya Volatile matters adalah kandungan batubara yang terbebaskan pada temperatur
38

tinggi tanpa keberadaan oksigen.Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat
dalam batubara setelah volatile matters dipisahkan dari batubara.

2.Nilai kalor batubara (coal calorific value)

Salah satu parameter penentu kualitas batubara ialah nilai kalornya, yaitu seberapa
banyak energi yang dihasilkan per satuan massanya. Nilai kalor batubara diukur
menggunakan alat yang disebut bomb kalorimeter.

3.Kadar sulfur

Salah satu cara untuk menentukan kadar sulfur yaitu melalui pembakaran pada suhu
tinggi. Batubara dioksidasi dalam tube furnace dengan suhu mencapai 1350C.

4.Analisis ultimat batubara (coal ultimate analysis)

Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen, (N), dan sulfur (S) dalam batubara. Seiring dengan perkembangan
teknologi, analisis ultimat batubara sekarang sudah dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah.

Kualitas batubara PT. ASSALAM Coal di Lampiran C.2.

3.2.3 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara


Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan
dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya
berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi
geologi atau tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi.
Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian
kelayakan dinyatakan layak. Pembagian kelas-kelas sumberdaya batubara berdasarkan
tingkat keyakinan geologi antara lain :
39

1. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource), Sumberdaya batubara


tereka adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi.
2. Sumberdaya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource), Sumberdaya batubara
tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan
3. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resoured), Sumberdaya batubara
terukur adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.
4. Cadangan batubara terkira (probable coal reserve), cadangan batubara terkira
adalah sumberdaya tertunjuk dan sebagian semberdaya terukur, tetapi berdasarkan
kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajianya
dinyatakan layak.
5. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve), cadangan batubara terbukti
adalah sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakanya semua
faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajianya dinyatakan layak.

Tabel 3.15
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi

(SNI 5015-2011, 1-8 : 13


40

3.2.4 Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara


Beberapa prinsip dalam perhitungan sumberdaya dan cadangan :
1. Perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara didasarkan pada data-data
yang aktual secara objektif.
2. Hasil penaksiran seminimal mungkin mengandung random error. Artinya
dapat mencerminkan kondisi dan karakter geologi.
3. Metode perhitungan cadangan yang digunakan harus memberikan hasil yang
dapat dikaji ulang.
4. Metode perhitungan cadangan bergantung pada tujuan dan metode
penambangan. apakah dalam rangka long term atau short term mine planning.
Perhitungan global umumnya untuk long term mine planning atau pra-studi
kelayakan. Perhitungan lokal dilakukan dalam rangka studi kelayakan atau
short term mine planning. Perhitungan sumberdaya atau cadangan umumnya
berdasarkan susunan 2 atau 3 dimensi assay sampel.

Perhitungan sumberdaya batubara yang ada di area pit 8 menggunakan software


minescape dengan metode penampang vertikal (konvensional). Metode ini
menggambarkan kodisi endapan batubara pada masing-masing penampang dengan
cara membuat irisan-irisan penampang melintang memotong endapan batubara yang
akan dihitung kemudian menghitung luas dari masing-masing penampang tersebut.
Setelah luasan telah diketahui, maka volume dan tonase batubara dihitung dengan
rumus perhitungan satu penampang, dua penampang dan atau tiga penampang.
Sementara tonnase batubara dihitung dengan cara volume batubara dikalikan dengan
density batubara. Yang dipakai adalah 1.35 ton/m3.

Dalam perhitungan volume batubara menggunakan dua penampang dengan


asumsi volume batubara dihitung pada area diantara dua penampang tersebut dengan
menggunakan rumus kerucut terpancung (frustum) dan rumus mean area yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan kedua rumus ini adalah perbedaan dimensi atau satuan
luas tiap penampang, apabila perbedaan atau selisih luas penampang 1 dan penampang
41

2 lebih dari 30% maka berlaku rumus kerucut terpancung gambar 3.1 dan sebaliknya
apabila selisih luas penampang 1 dan penampang 2 kurang dari 30% maka berlaku
rumus mean area gambar 3.4. Kedua rumus tersebut dapat digambarkan seperti berikut
:

Sumber : Cadangan Bahan Galian Harry Boedioetomo


Gambar 3.3
Model Kerucut Terpancung

V= (1 + 2 + 1 2) ............................................................................ 3.1
3

Dimana :
V = Volume
T = Jarak antara S1 dan S2
S1.,S2 =Luas penampang 1 dan penampang 2
42

Sumber : Cadangan Bahan Galian Harry Boedioetomo


Gambar 3.4
Model Mean Area
S1+S2
V= .......................................................................................................... 3.2
2

Dimana ;
V = Volume
L = Jarak antar penampang
S1,S2 = Luas penampang 1 dan 2

Contoh perhitungan sumber daya batubara pada PT. Assalam Coal


(Perhitungan menggunakan Microsoft excel dan perhitungan manual) pada lampiran
C1-C5.
43

3.2.5 Alasan Pemilihan Metode Perhitungan


Pemilihan metode perhitungan sumberdaya cadangan batubara PT. Assalam
Coal didasarkan atas keadaan batubara tersebut, dimana batubara yang terdapat di PT.
Assalam Coal memiliki beberapa variasi kemiringan, penentuan tersebut didasarkan
atas :
1. Kemiringan bangun ruang geometri (batubara) lebih dari 30 menggunakan
rumus perhitungan frustum,
2. Kemiringan bangun ruang geometri (batubara) kurang dari dari 30 atau datar
menggunakan rumus mean area.
Perhitungan yang dilakukan oleh PT. Assalam Coal dilakukan secara manual dan
menggunakan Microsoft excel (Mainscape).

Anda mungkin juga menyukai