EFUSI PLEURA
A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum
pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan
eksudat ( Pedoman Diagnosis danTerapi / UPF ilmu penyakit paru, 1994, 111).
Efusi pleura adalah jumlah cairan ion purulen yang berlebihan dalam rongga pleura,
antara lain visceral dan parietal. ( tucker : 1998 : 265 )
Efusi pleura adalah akumulas cairan didalam rongga pleura ( Al-segaf : 1995 :
143 )
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam
pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis.
Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit
yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita (Hood Alsaggaff, 1995).
Dari berbagai definisi diatas maka efusi pleura adalah akumulasi cairan yang
berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi
paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan
membatasi peregangan paru selama inhalasi.
b. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, efusi dibagi menjadi unilateral dan bilateral.
1. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya.
2. Akan tetapi efusi yang bilateral bisa ditemukan juga pada penyakit-penyakit dibawah ini :
Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus
systemic, tumor dan tuberkulosis.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Sinar tembus dada
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan
seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi daripada bagian medial.
Bila permukaannya horizontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam
rongga tersebut yang dapat berasal dari luar atau dari dalam paru-paru itu sendiri.
Hal lain yang bisa terlihat dalam foto dada efusi pleura adalah terdorongnya
mediastinum pada sisi yang berlawanan dengan cairan. Namun, bila terdapat
atelektasis pada sisi yang bersamaan dengan cairan, mediastinum akan tetap pada
tempatnya.
b) Torakosintesis
Aspirasi cairan pleura berguna sebagai sarana untuk diagnosis maupun terapeutik.
Pelaksanaan sebaiknya dilakukan pad posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian
paru-paru di sela iga IX garis axila posterior dengan memakai jarum abocath nomor
14 atau 16. pengeluaran cairan sebaikna tidak lebih dari 1000-1500 cc pada setiap
kali aspirasi. Aspirasi banyak sekaligusakan menimbulkan pleura shock (hipotensi)
atau edema paru-paru. Edema paru-paru terjadi karena paru-paru terlalu cepat
mengembang.
c) Biopsi pleura
Pemerikasaan histologis satu atau beberapa contoh jaringan pleura dapat
menunjukkan 50-75% diagnosis kasus pleuritis tuberkulosis atau tumor pleura. Bila
hasil biopsi pertama tidak memuaskan dapat dilakukan biopsi ulangan. Komplikasi
biopsi adalah pneumothoraks, hemotoraks, dam penyabaran infeksi atau tumor pada
dinding dada.
d) Pemeriksaan tambahan :
Bronkoskopi, scanning isotop, torakoskopi.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanan tergantung pada penyakit yang mendasari terjasinya efusi pleura.
Aspirasi cairan menggunakan jarum dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan pleura,
apabila jumlah cairan banyak dapat dilakukan pemasangan drainase interkostalis atau
pemasangan WSD. Efusi pleura yang berulang mungkin memerlukan tambahan
medikamentosan atau dapat dilakukan tidakan operatif yaitu pleurodesis, dimana kedua
permukaan pleura ditempelkan sehingga tida ada lagi ruangan yang akan terisi oleh cairan.
Daftar pustaka
Smeltzer,dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 1995. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6. EGC;
Jakarta
Engram,Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I. Kedokteran EGC:
Jakarta
Gibson, John. 1995. Anatomi Dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. EGC ; Jakarta
Tjokronegoro, Arjatmo, dkk. 1994 . Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI
Susan Martin Tucker.1998. Standar Perawatan Pasien. EGC ; Jakarta
Marrilyn. E. Doengus. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC ; Jakarta
Price, Sylvia A,dkk. ( 1995 ). Patofisiologi. Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
http://www.sentrapromosi.com/.../asuhan-keperawatan-askep-efusi-pleura-laporan-
pendahuluan.html
http://maidun-gleekapay.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan-klien-dengan-efusi.html
http://drlizakedokteran.blogspot.com/.../cairan-di-paru-efusi-pleura.html
http://3rr0rists.com/medical/efusi-pleura.html
http://yenibeth.wordpress.com/2008/07/24/askep-efusi-pleura/
http://dewabenny.blogspot.com/2008/01/efusi-pleura.html