1 : 66 73 ISSN 2252-5416
Anterior Corneal Astigmatism after Phacoemulsification with 2,7 Millimeter Clear Corneal
Incision to Anterior Corneal Astigmatism
(E-mail: fajar_ferdian95@yahoo.com)
ABSTRAK
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh fakoemulsifikasi dengan insisi kornea temporal ukuran 2,75 mm
terhadap astigmat kornea anterior. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional
dengan studi prospektif pada 32 pasien katarak senilis Fakoemulsifikasi dilakukan dengan insisi
kornea temporal ukuran 2,75 mm dan menggunakan lensa acrylic foldable (Alcon tipe SN60WF) di
Klinik Mata Celebes Eye Center ORBITA Makassar selama periode Maret 2014 Juli 2014.
Penentuan nilai astigmat kornea anterior dilakukan dengan pengukuran keratometri sebelum
fakoemulsifikasi, hari pertama dan hari ketujuh setelah fakoemulsifikasi. Terjadi perubahan rerata
nilai astigmat kornea anterior setelah fakoemulsifikasi dengan insisi kornea temporal ukuran 2,75
mm dimana sebelum fakoemulsifikasi nilai astigmat kornea sebesar 0,920 D, pada hari pertama nilai
astigmat kornea meningkat menjadi 1,044 D dan hari ketujuh nilai astigmat kornea menurun menjadi
0,775 D. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata nilai astigmat
kornea pada hari pertama dengan hari ketujuh setelah fakoemulsifikasi dengan insisi kornea
temporal ukuran 2,75 mm. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai astigmat
sebelum fakoemulsifikasi dengan hari pertama serta hari ketujuh setelah fakoemulsifikasi dengan
insisi kornea temporal ukuran 2,75 mm.
ABSTRACT
Cataract is the leading cause of blindness worldwide. The objective of this study was to evaluate the
effect of phacoemulsification with 2.7mm clear corneal incision to anterior corneal astigmatism.
This study used research observational design with prospective study in 32 senile cataract patients.
Phacoemulsification were conducted with 2.7mm clear corneal incision and using acrylic foldable
lens (Alcon type SN60WF) in Celebes Eye Center eye clinic in Makassar within period March 2014
until July 2014. Determination of anterior astigmatism were done by keratometry evaluation, before,
day one after, and day seven after phacoemulsification. Mean value changes were occurred for
anterior corneal astigmatism after phacoemulsification with 2.7mm clear corneal incision whereas
before phacoemulsification, the corneal astigmatism was 0.902D, day one after phacoemulsification
the corneal astigmatism increased to 1.044D, and at day seven corneal astigmatism decreased to
0.775D. The study found that there was a significant difference between mean value of corneal
astigmatism in day one to day seven after phacoemulsification with 2.7mm clear corneal incision.
However, there was no significant difference between astigmatism before phacoemulsification with
day one and day seven after phacoemulsification with 2.7mm clear corneal incision.
66
Katarak Senilis, Fakoemulsifikasi, Insisi Kornea Temporal ISSN 2252-5416
67
Fajar Ferdian ISSN 2252-5416
68
Katarak Senilis, Fakoemulsifikasi, Insisi Kornea Temporal ISSN 2252-5416
berpasangan bila data berdistribusi secara lebih rendah daripada hari pertama
normal dengan varians yang sama. dengan nilai p<0,05.
Sedangkan data lainnya akan meng- Perbandingan jenis astigmat
gunakan Wilcoxon Signed Rank Test. sebelum fakoemulsifikasi dengan hari
Untuk data kategorikal akan digunakan pertama setelah fakoemulsifikasi, Ter-
uji McNemar untuk menilai adanya dapat perubahan jenis astigmat yang
perubahan berdasarkan waktu peng- signifikan, dimana persentase ATR yang
ukuran, Pengelolaan data dan uji statistik berubah menjadi WTR sebesar 39,3%
dilakukan dengan menggunakan perang- sedangkan WTR menjadi ATR sebesar
kat lunak SPSS; dan 2) Penilaian hasil uji 3,6% dengan nilai p<0,01 (Tabel 1).
hipotesis. Penilaian hasil uji hipotesis Perbandingan jenis astigmat sebe-
dinyatakan sebagai berikut : a) tidak lum fakoemulsifikasi dengan hari ketujuh
bermakna bila p > 0,05.; b) bermakna setelah fakoemulsifikasi, Terdapat peru-
bila p < 0,05; dan c) sangat bermakna bahan jenis astigmat yang signifikan,
bila p < 0,01. dimana persentase ATR yang berubah
menjadi WTR sebesar 50% sedangkan
HASIL WTR menjadi ATR sebesar 7,1 %
Telah dilakukan penelitian observa- dengan nilai p<0,01 (Tabel 2).
sional dengan pendekatan studi pros- Perbandingan jenis astigmat hari
pektif untuk menilai astigmat kornea pertama dengan hari ketujuh setelah
anterior sebelum dan setelah fakoe- fakoemulsifikasi dimana tidak ditemukan
mulsifikasi pada penderita katarak adanya perubahan yang signifikan antara
dengan insisi kornea temporal ukuran jenis astigmat dengan nilai p>0,01 (Tabel
2,75 mm di klinik mata Celebes Eye 3).
Center/ORBITA Makassar selama Perbandingan nilai astigmat menurut
periode Maret sampai dengan Juli 2014. jenis astigmat dimana pada astigmat
Jumlah sampel yang diperoleh pada WTR tidak ditemukan adanya perbedaan
penelitian sebesar 35 mata dengan jumlah yang signifikan antara rerata nilai
pasien 32 orang. Berdasarkan umur astigmat sebelum dan setelah fakoe-
bervariasi antara 46 92 tahun dengan mulsifikasi sedangkan pada astigmat
rerata 65 10 tahun. Untuk jenis kelamin ATR terdapat perbedaan yang signifikan
subyek laki-laki sebanyak 21 orang antara rerata nilai astigmat hari pertama
(65,6%) dan perempuan 11 orang dengan hari ketujuh setelah fakoe-
(34,4%). Rerata astigmat kornea sebesar mulsifikasi dimana nilai astigmat pada
0,92 0,6 D dan rerata keratometri yang hari ketujuh lebih rendah dibandingkan
flat 43,71 + 1,65 serta rerata keratometri hari pertama dengan nilai p<0,01 (Tabel
yang steep 44,02 1,64. 4).
Berdasarkan hasil penelitian Perbandingan antara rerata nilai
memperlihatkan perbandingan rerata nilai visus menurut jenis astigmat. Pada
astigmat kornea sebelum fakoemul- astigmat ATR didapatkan perbedaan
sifikasi dengan hari pertama dan hari yang signifikan antara rerata nilai visus
ketujuh setelah fakoemulsifikasi. Tidak sebelum fakoemulsifikasi dengan hari
ada perbedaan antara rerata nilai astigmat pertama dan hari ketujuh setelah
kornea anterior sebelum fakoemulsifikasi fakoemulsifikasi, Rerata nilai visus hari
dengan hari pertama dan hari ketujuh pertama lebih baik daripada visus
setelah fakoemulsifikasi dengan nilai sebelum fakoemulsifikasi dengan nilai p
p>0,05. Tetapi terdapat perbedaan yang <0,01. Rerata nilai visus hari ketujuh
signifikan antara rerata nilai astigmat hari lebih baik dibandingkan visus hari
pertama dengan hari ketujuh dimana pertama setelah fakoemulsifikasi dengan
rerata nilai astigmat kornea hari ketujuh nilai p<0,05.
69
Fajar Ferdian ISSN 2252-5416
70
Katarak Senilis, Fakoemulsifikasi, Insisi Kornea Temporal ISSN 2252-5416
Pada astigmat WTR tidak ada perbedaan Pada mata normal, permukaan
yang signifikan antara rerata nilai visus kornea yang melengkung teratur akan
sebelum fakoemulsifikasi dengan rerata memfokuskan sinar pada satu titik. Pada
nilai visus pada hari pertama dan hari astigmat, pemantulan sinar tidak
ketujuh setelah fakoemulsifikasi dengan difokuskan pada satu titik di retina. Sinar
nilai p>0,05 (Tabel 5) pada astigmat direfraksikan tidak sama
pada semua arah sehingga pada retina
PEMBAHASAN tidak didapatkan satu titik fokus refraksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian sinar dapat terfokus pada
terdapat perbedaan yang bermakna antara bagian depan retina sedang sebagian
rerata nilai astigmat kornea pada hari sinar lain difokuskan di belakang retina
pertama dengan hari ketujuh setelah (Vaughan,2009).
fakoemulsifikasi dengan insisi kornea Astigmat adalah suatu keadaan
temporal ukuran 2,75 mm. Tetapi tidak asferis dari kelengkungan kornea atau
terdapat perbedaan yang bermakna antara lensa dimana meridian yang tidak sama
nilai astigmat sebelum fakoemulsifikasi mengakibatkan berkas cahaya difokuskan
dengan hari pertama serta hari ketujuh lebih dari satu titik. Astigmat dapat
setelah fakoemulsifikasi dengan insisi terjadi karena perubahan bentuk kornea
kornea temporal ukuran 2,75 mm. Terjadi yang sferis menjadi asferis, dimana
perubahan rerata nilai astigmat kornea semakin lonjong bentuk kornea maka
anterior setelah fakoemulsifikasi dengan semakin tinggi astigmat mata tersebut.
insisi kornea temporal ukuran 2,75 mm Penyebab umum astigmat adalah
dimana sebelum fakoemulsifikasi nilai kelainan bentuk kornea. Lensa kristalina
astigmat kornea sebesar 0,920 D, pada juga dapat berperan untuk timbulnya
hari pertama nilai astigmat kornea astigmat. Astigmat paling sering
meningkat menjadi 1,044 D dan hari disebabkan oleh terlalu besarnya
ketujuh nilai astigmat kornea menurun lengkung kornea pada salah satu
menjadi 0,775 D. bidangnya. Astigmat setelah operasi
71
Fajar Ferdian ISSN 2252-5416
katarak dapat terjadi bila jahitan terlalu dan 88,6% pada kelompok usia > 71
erat (Khurana, 2005). tahun.
Permukaan kornea (terutama bagian Pada nilai astigmat kecil, gejalanya
anterior) mungkin merupakan penyebab hanya terasa pandangan yang kabur.
astigmat terbesar pada mata. Tetapi Kelainan astigmat sebesar 1-2 dioptri
bukan merupakan satu-satunya penyebab. akan menyebabkan penurunan tajam
Pada satu penelitian di sekolah anak-anak penglihatan sampai level 20/30-20/50,
menemukan bahwa tingkat refraksi sedangkan astigmat sebesar 2-3 dioptri
astigmat dan astigmat pada kornea berhubungan dengan tajam penglihatan
hampir sama besar tetapi refraksi sebesar 20/70-20/100. Tapi terkadang
astigmat lebih dominan oblique (76% pada astigmat yang tidak dikoreksi,
dari 6-7 tahun; 59% dari 12-13 tahun), menyebabkan sakit kepala atau kelelahan
sedangkan astigmat kornea lebih do- mata, dan mengaburkan pandangan ke
minan with the rule (80% dari umur 6-7 segala arah. Pada anak-anak, keadaan ini
tahun; 82% dari umur 12-13 tahun) sebagian besar tidak diketahui, oleh
(Gudmundsdottir et al., 2005). karena mereka tidak menyadari dan tidak
Penderita astigmat sebagian besar mau mengeluh tentang kaburnya
adalah WTR. Insisi yang ditempatkan pandangan mereka (Istiantoro, 2008).
pada kornea akan menyebabkan Karena sebagian besar astigmat
pendataran pada arah yang berhadapan disebabkan oleh kornea, maka dengan
dengan insisi tersebut. Artinya, jika mempergunakan keratometer, maka
melakukan insisi dari temporal cenderung derajat astigmat dapat diketahui.
menyebabkan pendataran pada aksis Keratometer adalah alat yang diper-
horizontal kornea, dimana hal ini akan gunakan untuk mengukur jari-jari
mengakibatkan induksi astigmat WTR. kelengkungan kornea anterior. Kera-
Sebaliknya jika melakukan insisi kornea tometer digunakan untuk memperkirakan
dari superior cenderung mengakibatkan kekuatan refraksi dari kornea. Kornea
induksi ATR. Induksi astigmat bergan- bagian sentral dapat dimisalkan sebagai
tung dari panjangnya insisi, yaitu suatu cermin sferis yang cembung yang
semakin panjang insisi akan semakin mempunyai kekuatan yang kuat sekitar
besar induksi astigmat (Soekardi, 2004). 250 dioptri.
Proporsi astigmat WTR pada kornea Perubahan astigmat kornea pada
bagian anterior biasanya akan berkurang, setelah operasi katarak dapat diketahui
sebaliknya untuk astigmat ATR akan dengan mengukur jari jari kelengkungan
bertambah seiring waktu. Pada kornea kornea anterior, meridian vertikal dan
bagian posterior akan sebagian besar horizontal, sebelum dan sesudah operasi.
menggambarkan astigmat ATR di semua Keratometer digunakan untuk mengukur
kelompok umur. Ada suatu gambaran dua meridian utama kornea. Perbedaan
yang signifikan tentang astigmat ATR antara kedua hasil pengukuran ini adalah
berhubungan dengan meningkatnya usia keratometri astigmat Apabila yang terjadi
baik pada kornea bagian anterior maupun astigmat regular maka kedua meridian
total keseluruhan (rerata perubahan -0,18 akan pependikular satu sama lain.
dan -0,16 D selama 5 tahun) dan astigmat Evaluasi rutin kurvatura kornea sebelum
WTR pada permukaan posterior kornea dan setelah operasi membantu ahli bedah
(rerata perubahan 0,0222 D selama 5 untuk mengevaluasi pengaruh tehnik
tahun) Berdasarkan pertambahan usia, insisi dan penjahitan terhadap astigmat
telah dilakukan observasi pada per- (Liesegang et al., 2008).
mukaan anterior dan posterior kornea. Retinoskopi strik adalah suatu alat
Pada kornea bagian posterior proporsi untuk menentukan kelainan refraksi
astigmat WTR dan ATR adalah 0% dan sferis-silinder secara objektif, untuk
98,3% pada umur 21-30 tahun serta 9,1% mengetahui apakah astigmat yang terjadi
72
Katarak Senilis, Fakoemulsifikasi, Insisi Kornea Temporal ISSN 2252-5416
73