Anda di halaman 1dari 10

SUMMARY OF CHAPTER 6

THE MEASUREMENT PERSPECTVE ON DESICION USEFULNESS

OVERVIEW
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan
adalah suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab
memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang
masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu
investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan relevansi laporan keuangan, dengan tidak meninggalkan reliabilitasnya
dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.

ARE SECURITIES MARKET FULLY EFFICIENT


Teori Prospek
Teori Prospek merupakan teori yang dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky
(1979) yang menjelaskan mengenai dasar alternative perilaku terkait dengan teori
keputusan rasional. Pada teori ini, seorang investor yang mempertimbangkan
investasi berisiko akan secara terpisah mengevaluasi gain atau loss. Hal ini
merupakan dampak dari konsep psikologi narrow farming, yang mana individu
menganalisis masalah dalam kondisi yang terisolasi sebagai suatu jalan yang
ekonomis pada usaha pembuatan keputusan. Hasilnya, utilitas individu pada teori ini
terdefinisi melebihi deviasi dari nol untuk prospek yang masih dipertanyakan
dibanding dengan melebihi total kesejahteraan.
Beta
Beta merupakan pengukur volatilitas pengembalian suatu sekuritas terhadap
pengembalian pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga saham tertentu
bila dibandingkan dengan perubahan harga pasar Beta pasar dapat diestimasi dengan
menggunakan data historis sekuritas dan pasar serta dapat diestimasi dengan
menggunakan CAPM. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi
keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap
risiko pasar. Risiko sistematis adalah risiko alamiah/bawaan. Apabila fluktuasi return
suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai
1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko
pasar.Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990,
menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan
sekuritas. Keduanya menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan
(firm size) lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas. Daripada melihat beta,
lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran
risiko. Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan
menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan. Hasil penelitian Fama dan
French ini menjadikan beta mati. Selain beta pasar, ada juga beta lain, yaitu beta
akuntansi dan beta fundamental. Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar
dengan mengganti data return menjadi data laba (earnings). Beta fundamental
dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout,
pertumbuhan aset, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.

Excess Stock Market Volatility


Efisiensi pasar sekuritas berasal dari bukti adanya volatilitas harga saham berlebih di
pasar. Shiller (1981) berpendapat bahwa determinan dari expected return pada pasar
portfolio adalah aggregate expected dividend di semua perusahaan di pasar. Semakin
tinggi aggregate expected dividend maka semakin banyak investor yang akan
berinvestasi di pasar. Jika pasar efisien, perubahan dalam expected return pada pasar
portfolio tidak boleh melebihi perubahan dalam aggrerate expected dividend. Namun,
Shiller juga menemukan bahwa variabilitas indeks pasar saham beberapa kali lebih
besar daripada variabilitas dividen agrerat. Penjelasan lain tentang temuan Shiller,
bahwa dividen sebagian besar bersifat spesifik. Itu bahkan untuk perusahaan dengan
earning yang serupa, dividen berkisar dari nol sampai proporsi signifikan dari earning.
Akibatnya, variabilitas dari dividen di seluruh perusahaan dapat terdiversifikasi dalam
portfolio. Jika demikian, kita tidak akan mengharapkan variabilitas dividen agregat
untuk menjelaskan sebagian besar variabilitas indeks pasar saham, karena komponen
dividen spesifik perusahaan yang besar menyiratkan bahwa komponen dividen di
seluruh ekonomi relatif kecil.
Ball, Sadka, and Sadka (2009) membandingkan variabilitas earning terhadap
variabilitas return pasar saham. Berdasarkan sampel dari perusahaan selama periode
1950-2005, mereka menemukan bahwa proporsi yang signifikan dari variablitas
earnings dijelaskan oleh faktor ekonomi, dimana variabilitas earnings tidak seperti
dividen, tidak dapat terdiversifikasi. Mereka juga menemukan bahwa aggregate
earnings dan return pasar saham sangat berkorelasi, dan variabilitas earning
menjelaskan proporsi yang signifkan dari variabilitas return. Akibatnya, tidak seperti
hasil Shiller untuk dividen, variabilitas indek pasar saham tidak jauh melebihi earning.
Hasil ini lebih konsisten dengan efisiensi pasar sekuritas daripada hasil Shiller.
Stock Market Bubbles
Stock market bubbles, dimana harga saham naik jauh di atas nilai fundamental,
merupakan kasus ekstrim volatilitas pasar. Shiller (2002) menyelidiki bubble
behaviour dengan referansi khusus pada lonjakan harga saham dari perusahaan
teknologi di AS menjelang tahun 2000. Bubbles menurut Shiller berasal dari
kombinasi antara atribusi diri yang bias dan momentum, umpan balik trading yang
positif, dan herd behaviour yang diperkuat oleh prediksi media optimis dari pakar
pasar. Shiller berpendapat bahwa perilaku gelembung dapat berlanjut untuk beberapa
lama dan sulit diperkirakan kapan akan berakhir.
Discussion of Securities Market Efficiency Versus Behavioural Finance
Fama (1998), Mengevaluasi sebagian besar bukti dan menyimpulkan bahwa itu
tidak menjelaskan "gambaran besar". Artinya, meski ada bukti perilaku pasar yang
tidak konsisten dengan efisiensi, tidak ada teori alternatif terpadu yang memprediksi
dan mengintegrasikan bukti anomali. Sebagai contoh, fama menunjukkan bahwa teori
dan bukti dari reaksi berlebihan harga saham terhadap informasi hampir sama
lazimnya dengan tidak bereaksi. Yang dibutuhkan fama untuk memenuhi
kekhawatirannya adalah sebuah teori yang memprediksi kapan pasar akan bereaksi
berlebihan dan kapan tidak bereaksi.
EFFICIENT SECURITIES MARKET ANOMALIES
Kita dapat mempertimbangkan bukti inefisiensi pasar yang lebih spesifik dengan
melibatkan informasi akuntansi keuangan. Namun, ada bukti lain yang menunjukkan
bahwa pasar mungkin tidak merespon informasi akuntansi persis seperti prediksi teori
akuntansi. Sebagai contoh, harga saham mungkin tidak sepenuhnya bereaksi terhadap
informasi laporan keuangan dengan segera, jadi return sekuritas abnormal berlanjut
untuk beberapa saat setelah pelepasan informasi. Dalam statistical, anomali menyiratkan
bahwa return saham berkorelasi secara serial, sedangkan pada pasar efisien korelasi
serial adalah nol. Kasus-kasus yang tampak tidak konsisten dengan efisiensi pasar
sekuritas dsebut anomali pasar sekuritas efisien. Berikut ini ada dua anomali :
1. Post-Announcement Drift (PAD)
Ketika perusahaan mengetahui pendapatan saat ini, isi informasi harus cepat
dicerna oleh investor dan saling terkait dengan harga pasar yang efisien. Bagi
perusahaan yang melaporkan berita baik (GN) dalam pendapatan kuartalan, return
sekuritas abnormal mereka cenderung melayang ke atas (drift upward) atau
beberapa saat setelah pengumuman pendapatan mereka. Demikian pula,
perusahaan yang melaporkan berita buruk (BN) dalam pendapatan maka return
sekuritas abnormal mereka cenderung kebawah untuk periode yang sama. Alasan
yang mungkin untuk PAD yakni : inverstor membatasi perhatian, laporan
keuangan konservatif, efek inflasi pada laporan keuangan, kurangnya ketepatan
waktu dari revisi perkiraan analis, dan investor kurang percaya diri dalam
perkiraan manajemen.
2. Market Response to Accruals
Shan (1996), untuk sampel dari pengumuman pendapatan tahunan selama tahun
1962-1991, memisahkan laba bersih yang dilaporkan dalam arus kas operasi
(CFO) dan komponen akrual. Hal ini dapat dilakukan dengan rumus : Net income
= CFO Net acrruals.
Akrual memiliki ketekunan yang lebih rendah daripada arus kas. Jika pasar
efisien, ERC harus lebih besar, semakin tinggi proporsi CFO terhadap akrual, dan
sebaliknya. Bukti empiris adalah bahwa ERC tidak mencerminkan proporsi CFO
terhadap akrual. Alasan yang mungkin untuk anomali market response to accruals
adalah ketekunan rendah, akrual reliabilitas rendah mungkin dapat diabaikan oleh
investor, dan investor mungkin mengabaikan kemungkinan dari future return
yang rendah untuk pertumbuhan perusahaan.

LIMITS TO ARBITRAGE
Studi menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa pasar sekuritas yang tidak
efisien bisa menimbulkan perilaku investor yang bias. Untuk menghadapai kondisi yang
kompleks, feedback dari investor diperlukan untuk memperbaiki ke-bias-an mereka hal
yang sulit untuk mengubah satu perilaku ketika kerugian dari perilaku bias membuat
salah satu investment decision menjadi bias juga atau mengubah perekonomian ketika
keputusan tersebut dibuat. Kompleksitas ini membuat bias semakin bertumbuh dan tetap
bertahan.
Terdapat beberapa alasan keberlangsungan anomaly disebut limits to arbitrage.
Terdapat biaya yang tidak dapat dihindari oleh investor untuk secara penuh mengeksploit
sebuah anomaly dan dengan cara mengrbitrase. Terdapat dua batasan: transaction costs
dan risks.
Transaction costs termasuk komisi broker. Mungkin juga termasuk bid-ask spread,
semenjak sebuah strategi arbitrase melibatkan pembelian saham dan menjualnya
kembali, atau selling short dan membalinya lagi nanti. Short selling dapat menimbulkan
biaya tambahan. Jika pasar tidak benar-benar liquid, harga saham akan mengalami
kenaikan pada pembelian, dan penurunan dari short sale, menciptakan biaya lain. Waktu
dan usaha juga dibutuhkan, termasuk melanjutkan monitoring pembagian laba, laporan
tahunan, dan harga pasar, mengatasi perilaku yang bias, dan mengembangkan keahlian
yang dibutuhkan.
Alasan lain untuk discourage arbitrage investment adalah risks yang timbul dari
menguragi diversifikasi. Catatan pertama bahwa portfolio berisi saham yang terdapat
mispricing, seperti portfolio yang didesain untuk mengeksploit PAD dan akrual anomaly,
mewakili kebiasaan dari sebuah diversifikasi strategi investasi secara penuh. Bahkan,
investor mencoba untuk mendapatkan return lebih besar.

A DEFENSE OF AVERAGE INVESTOR RATIONALITY


- Dropping Rational Expectation
Dalam teori, tingkah laku dari harga saham sama seperti prediksi rasional investor
memprediksikan perilaku financial yang dapat menghasilkan. Untuk menghadapi
resiko estimasi, rasional investor akan meninjau kembali earning powernya dengan
mengurangi keyakinan bahwa earning yang lebih tinggi simply noise. Rasional
investor lainnya akan bereaksi sama. Penambahan permintaan akan mempercepat
peningkatan harga saham. Kenaikan ini akan lebih rendah dari yang seharusnya
apabila investor yakin dengan power increase. Untuk mengurangi estimasi resiko,
investor akan melihat/mencari tambahan informasi. Untuk setiap informasi, investor
akan meninjau kembali estimasi expected earning power dan akan membeli saham
tambahan.
- Dropping Common Knowledge
Ketika investor membuat keputusan berdasarkan keyakinan mereka mengenai
keyakinan orang lain, daripada berdasarkan informasi yag relevan, keyakinan ini
disebut higher order beliefs. Ketertarikan pada higher order beliefs muncul karena
keyakinan seperti rasional investor bisa membuat perilaku harga saham sama seperti
yag diprediksikan oleh perilaku financial.
Elliot, Krische, and Peecher (EKP; 2010) memprediksikan bahwa ketika earning
management menjadi lebih transparent, analais akan mengharapkan share mispricing
yang lebih ketika transient investor mempunyai pengaruh utama pada harga saham.
Prediksi ini sedikit mengejutkan semenjak satu kekuatan mengharapkan pelaporan
yang lebih transparent akan meningkatkan pembuatan keputusan dan mengurangi
mispricing.

SUMMARY RE SECURITIES MARKET INEFFICIENCIES

Inefficient market price of firm

Efficient market price of firm

Role of financial
reporting

Fundamental value of
firm

Dalam gambar ini, akan dijelaskan tentang bebrapa argumen terkait dengan
ketidaefisienan dari sekuritas pasar. Dalam gambar ini, ditambah lingkaran lagi
didalamnya yang menggambarkan bahwa penurunan informasi yang termasuk dalam
harga saham sesungguhnya ketika pasar tidak efisien secara penuh. Ini berarti harga
saham tidak menggabungkan semua informasi yang tersedia di publik dimana informasi
yang hilang atau bias dalam pasar yang tidak efisien dapat favorable dan unfavorable. Ini
berarti, harga saham dapat lebih rendah maupun lebih tinggi dibanding harga pasar.
Alasan pertama yang mendasari ketidakefisienan dalam lingkaran dalam ini adalah
behavioural finance ( perilaku keuangan ), dimana investor yang perilakunya bias untuk
menggunakan informasi yang tersedia di publik untuk pengambilan keputusan. Alasan
kedua adalah perilaku dari noise traders, dimana akan membuat harga pasar jauh dari
efisiensi pasar yang ideal. Model yang dibuat oleh Brav dan Heaton, Lo, dan Allen,
Morris dan Sin membuat suatu asumsi dari investor yang rasional dimana
menghubungkan ketidakefisienan dengan pembelajaran investor selama periode atau
kepercayaan yang lebih tinggi. Ketidakefisienan ini memiliki peran yang penting dalam
pelaporan keuangan untuk mengurangi ketidakefisienan dengan membuat area antara 2
lingkaran didalam sesekecil mungkin. Dengan laporan keuangan yang berkualitas tinggi
maka akan membantu investor yang rasional untuk belajar selama waktu berjalan.
Conclusions about Securities Market Efficiency and Investor Rationality
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa harga sekuritas dapat menyimpang secara
signifikan dari harga pasar yang efisien, sekuritas pasar sebenarnya dekat dengan
efisiensi penuh dimana akuntan, dan pengatur standar dapat dipandu dengan teori. Dalam
hal ini dapat terkecuali saat likuidasi harga karena pada saat tersebut, investor akan
menjual sekuritas mereka karena membutuhkan uang atau takutnya penurunan harga
dikemudian hari.
Terkait dengan rasionalitas investor, maka teori rasional atau teori perilaku yang
terbaik yang mendasari perilaku pasar sekuritas. Argumen lebih kuat pada model teori
pengambilan keputusan rasional untuk bagi para akuntan dalam memahami kebutuhan
dari investor. Namun, analisis terakhir menunjukkan bahwa keduanya memiliki peranann
yang sama bagi akuntan karena keduanya memiliki maksud yang sama. Dalam hal ini,
pendekatan pengukuran dapat membantu dalam tujuan yang diinginkan.
OTHER REASONS SUPPORTING A MESUREMENT APPROACH

Kegunaan keputusan dalam laporan keuangan dapat ditambah dengan peningkatan


perhatian dalam pengukuran. Investor perlu untuk menilai probabilitas dari kinerja
perusahaan dimasa mendatang dibanding nilai atau biaya historis. Dalam perspektif teori,
ohlson CST menunjukkan bahwa nilai pasar dapat ditunjukkan melalui istilah dalam
laporan laba rugi dan variabel laporan posisi keuangan. Dimana teori CST berlaku untuk
setiap dasar dalam akuntansi, ini menunjukkan bahwa nilai dari perusahaan tergantung
pada variabel dasar akuntansi yang konsisten dengan pendekatan pengukuran.
Peningkatan perhatian pada pengukuran didukung oleh banyak pertimbangan yang
berupa praktek.

THE LOW VALUE RELEVANCE OF FINANCIAL STATEMENT INFORMATION


Relevansi nilai sangat berhubungan dengan konsep kualitas pendapatan, sejak
menggunakan perubahan abnormal pada harga saham saat memperoleh pendapatan
untuk mengukur sejauh mana informasi laporan keuangan dapat membantu investor
untuk memprediksi nilai perusahaan di masa depan.
Untuk memahami relevansi nilai membutuhkan apresiasi terhadap perbedaan antara
statistical significance dan practical significance. Statictical significance mengukur nilai
relevansi seperti R2 dan ERC yang bisa secara signifikan berubah dari 0 berdasarkan akal
statistik, tetapi niali relevansi bisa jadi kecil. Dapat dipastikan security market merespon
pendapatan, tapi pada saat yang bersamaan bisa mengecewakan.
Menurut Lev dan Zarowin (1999) penurunan R2 dan ERC. Penurunan ERC lebih
buruk daripada penurunan R2 karena penurunan R2 terjadi karena adanya dampak
kenaikan seiring waktu dari sumber informasi harga saham. ERC langsung mengukur
nilai relevansi akuntansi.
Biaya historical dan konservatif berarti pendapatan bersih tertinggal saat diakui lebih
memiliki informasi ekonomi yang signifikan, seperti aset tak berwujud yang belum
diakui dan peningkatan pada nilai sekarang.

OHLSONS CLEAN SURPLUS THEORY


- Three Formulae for Firm Value
The Ohlson clean surplus theory menyediakan kerangka yang konsisten dengan
pendekatan ukuran, dengan clean surplus theory menunjukan bagaimana nilai pasar
dari perusahaan bisa di tunjukan melalui istilah neraca fundamental dan komponen
laba rugi. Teori ini berasumsi keadaan ideal dalam pasar modal termasuk
ketidakberesan dividen. Teori ini juga biasa di sebut residual income model. Zero
goodwill menunjukan kasus khusus yang disebut unbiased accounting, semua aset
dan liabilitas dinilai dengan nilai sekarang. Ketika akuntansi tidak bias dan
pendapatan abnormal tidak bertahan, semua nilai perusahaan muncul di neraca
sehingga laba rugi tidak memiliki informasi. Biaya historis atau konservatif untuk
modal aset , book value akan relatif rendah dari nilai sekarang. Ini yang disebut
biased accounting. Biased accounting terjadi saat perusahaan telah menghapus
goodwill.
- Earning Persistence
Formula earning persistence menurut Feltman dan Ohlson (FO):
Oxta = woxt-1a + vt-1 + t
FO menyebutnya earning dynamic. merupakan efek realisasi di periode t terhadap
pendapatan abnormal , dimana mengindikasi efek bebas di awal periode.
Penggunaan model FO dalam ketekunan ada dua. Pertama , dalam kondisi ideal,
semua tindakan tidak ada dalam neraca. Labarugi penting karena menunjukan
pendapatan abnormal saat itu. Kedua, formula menunjukan investor yang ingin
informasi uuntuk membantu menilai ketenkunan pendapatan, terhadap terdapat
informasi performa masa depan perusahaan.
- Estimating Firm Value
FO model dapat digunakan untuk mengestimasi share value perusahaan.
Selanjutnya dapat dibandingkan dengan actual market value, untuk mengindikasi
kemungkinan over/undervaluation, untuk membantu keputusan investasi. Karena
adanya perbedaan antara estimasi dan actual share value, FO model dapat digunakan
dalam membuat keputusan investasi. Untuk mengestimasi firm value dapat dilakukan
pertama dengan net aset di balance sheet pada tanggal valuasi. Selanjutnya
estimasikan expected abnormal earning (unrecorded earning). Estimated firm value
adalah ner aset pada tanggal valuasi expected PV of abnormal earnings.

- Empirical Studies of the Clean Surplus Model


Clean surplus theory dihasilkan oleh banyak emphirical research. Salah satu
aspek dari research ini adalah membandingkan kemampuan prediksi relatif antara
dividend, cash flow, dan residual income model. Pada pembahasan sebelumnya telah
diasumsikan bahwa earnings, cash flow, dan dividen diketahui untuk melengkapi
masa depan perusahaan. Namun pada kenyataannya, umur dari perusahaan dan
pendapatan di masa depan, cash, dan arus dividen tidak diketahui. Sehingga yang
digunakan dalam menggunakan clean surplus untuk mengestimasi firm value dan
terminal value adalah present value dari abnormal earning dalam sisa umur
perusahaan. Masalah utama dalam menerapkan ketiga model ini adalah
memperkirakan jumlah terminal value.
Pada kebanyakan perusahaan besar, ramalan analis menyediakan estimasi earning
di masa depan. Namun, ramalan analis tergantung dari seberapa baik analis tersebut.
Abarbanell dan Bushee menunjukkan fundamental signal tertentu dari current
financial statement, seperti perubahan penjualan, account receivables, inventories,
gross margin, dan capital expenditure, yang dapat meningkatkan prediksi atas
perubahan earning di tahun mendatang. Sedangkan Begley dan Feltham menemukan
bahwa ramalan earning dari analis memberikan manfaat dari perhatian yang besar
kepada potensi infromasi financial statement yang lengkap.
AUDITORS LEGAL LIABILITY
Taktik dalam meningkatkan earning adalah dengan gains trading, atau disebut dengan
cherry picking. Hal ini dapat dilakukan pada investasi portofolio yang dinilai
menggunakan cost basis dan setidaknya ada sekuritas yang nilainya naik. Perusahaan
dapat mengakui gain dengan menjual sekuritas yang meningkat nilainya, selagi menahan
sekuritas yang nilainya turun. Kerugian biasanya tidak diakui.
Auditor banyak mendapat tekanan dari manajemen, untuk merenggangkan
GAAP, sehingga kebutuhan legal capital, target earning, dan/atau ramalan
analis akan bertemu. Dalam perenggangan yang dilakukan adalah menilai aset
pinjaman pada historical cost ketika current values secara substansial kurang,
dan mendukung gain trading. Ada faktor utama yang mendukung kegagalan
saving dan loans semenjak hal tersebut tidak dapat membuat perusahaan
menyembunyikan masalahnya dari pasar, walaupun kondisi keberlanjuan
keuangan mereka memburuk dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian oleh Basu, dia mengukur hubungan antara net income dan
share returns. Ia berargumen bahwa efficient securities market akan
meningkatkan harga saham pada perusahaan yang memiliki performace balik,
dan sebaliknya. Dalam conservative accounting, earning perusahaan yang baik
tidak akan memasukkan unrealized increase pada aset. Namun, earning
perusahaan yang buruk akan memasukkan penurunan atas nilai asetnya.
Hubungan antara share return dan earning akan semakin tinggi pada
perusahaan yang performancenya jelek.

CONCLUSIONS ON THE MEASUREMENT APPROACH TO


DECISION USEFULNESS
Ada beberapa pertanyaan serius yang muncul mengenai rasionalitas investor
dan pasar efisien. Pertama, mungkin tidak pasar sekuritas sepenuhnya efisien
seperti yang dipercayai sebelumnya, perilaku bias investor mungkin
membutuhkan beberapa bantuan untuk menggambarkan implikasi penuh dari
informasi akuntansi untuk return masa depan. Teori perilaku menyarankan
bantuan tersebut mungkin ditawarkan dengan memindahkan beberapa
informasi seperti nilai saat ini dari catatan atas laporan keuangan terhadap
laporan keuangan yang seharusnya.
Pertanyaan fundamental selanjutnya adalah terhadap hal apa investor rata -
rata rasional. Kami berpendapat perilaku sebagian besar harga sekuritas
digunakan untuk menantang rasionalitas dapat dijelaskan dengan perilaku yang
rasional, salah satu asumsi dari ekspektasi rasional dan pengetahuan saat ini.
Pendekatan pengukuran diperkuat dengan pengembangan Ohlon clean surplus
theory, yang menekankan aturan dasar informasi laporan keuangan dalam
menentukan nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai