Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar
diperlukan. Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus.
Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat
digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik. Tetrasiklin adalah zat anti mikroba
yang diperolah denga cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina,
atau denga fermentasi.

Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang


Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan
antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu
penemuan antibiotika penting. Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama
ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens.
Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dariStreptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri
dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari
spesies Streptomyces lain.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah antibiotika tetrasiklin ?
2. Apa struktur molekul tetrasiklin ?
3. Bagaimana sifat dan mekanisme kerja tetrasiklin ?
4. Apa efek samping tetrasiklin ?
5. Apa manfaat dari tetrasiklin ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah antibiotika tetrasiklin
2. Untuk mengetahui struktur molekul tetrasiklin
3. Untuk mengetahui sifat dan mekanisme kerja tetrasiklin
4. Untuk mengetahui efek samping tetrasiklin
5. Untuk mengetahui manfaat dari tetrasiklin

Antibiotic tetrasiklin Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Antibiotika Tetrasiklin


Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang
Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan
antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu
penemuan antibiotika penting. Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama
ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens.
Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dariStreptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri
dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari
spesies Streptomyces lain.
P rotection for its fermentation and production was also first issued in
1950.Pada tahun 1950, Profesor Harvard Robert Woodward menentukan struktur
kimia Terramycin, nama merek untuk anggota keluarga tetrasiklin; paten
perlindungan untuk fermentasi dan produksi juga pertama kali diterbitkan pada
tahun 1950. A research team of seven scientists at , in collaboration with
Woodward, participated in the two-year research leading to the discovery .
Alasan mengapa disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 ("tetra-
") hidrokarbon cincin ("-cycl-") derivasi ("-ine) yang merupakan subclass
dari poliketida yang memiliki kerangka octahydrotetracene-2-karboksamida.

2. Struktur Molekul Tetrasiklin


Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok tetrasiklin mempunyai kerangka
dasar karbon dari naftasen C-18 yang terhidrogenasi secara parsial, oleh karena itu
disebut juga kerangka hidronaftasen. Beberapa senyawa yang termasuk kelompok
tetrasiklin tercantum pada gambar berikut.

Antibiotic tetrasiklin Page 2


Struktur kimia golongan tetrasiklin
R1 R2 R3 R4 Nama senyawa
H H H H 6-Deoksi-6-dimetiltetrasiklin
H OH H H 6-dimetiltetrasiklin
H OH CH3 H Tetrasiklin (akromisin)
Cl OH H H 7-kloro-6- dimetiltetrasiklin
H OH CH3 OH 5-hidroksitetrasiklin (oksi-tetrasiklin, teramisin)
Cl OH CH3 H 7-klorotetrasiklin (klor-tetrasiklin, aureomisin)

Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga cara deklorrinasi
klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi. Tetrasiklin
merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau
garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl
tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil
sehingga cepat berkurang potensinya.
Di antara senyawa-senyawa tetrasiklin tersebut di atas, yang termasuk
tetrasiklin alam ialah tetrasiklin atau akromisin, oksitetrasiklin atau teramisin dan
klortetrasiklin atau auromisin. Sedangkan 6-dimetiltetrasiklin dan 7-kloro-6-
dimetiltetrasiklin kedua-duanya dihasilkan oleh turunan mikroba yang semula
berasal dari Streptomyces Aureus. Kedua senyawa yang terakhir ini sangat sukar
diuraikan baik oleh asam maupun basa, sehingga berguna untuk pengobatan
secara oral.
Dari struktur senyawa-senyawa tetrasiklin seperti tertera pada gambar di atas,
terlihat bahwa perbedaan antara tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin
masing-masing terletak pada adanya atom klor pada C-7 (cincin D) dan gugus
hidroksi pada C-4 (cincin A) dari kerangka hidronaftasen.
3. Biosintesis dan Reaksi-Reaksi Pokok Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah senyawa-senyawa yang termasuk golongan poliketida.
Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa tertrasiklin berasal dari delapan unit
malonil-koenzim A, seperti ditunjukkan oleh gambar.

Antibiotic tetrasiklin Page 3


Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar, malonamoil-koenzim A bertindak
sebagai inisiator untuk polimerisasi delapan molekul malonil-koenzim A
menghasilkan suatu poliketida-amida yang linier. Poliketida-amida ini selanjutnya
direka menghasilkan tetrasiklin, melalui serentetan reaksi sederhana dan
berlangsung secara bertahap. Melalui rangkaian reaksi ini, dihasilkan senyawa-
senyawa antara yang utama, seperti pret etramid dan 6-metilpretetramid, yang
mengandung semua atom karbon yang diperlukan pada hasil-hasil akhir.
Tetrasiklin dari deret 6-dimetil, seperti 6-demetiltetrasiklin dan 7-kloro-6-
deametiltetrasiklin, diturunkan dari pretetramid. Sedangkan, tetrasiklin, deret 7-
klorotetrasiklin, dan deret 5-hidrositetrasiklin diturunkan dari 6-metilpretetramid.
Biosintesis tetrasiklin bermula dari karboksilasi asetil-KoA membentuk
malonil-KoA dengan enzim asetil-KoA karboksilase. Malonil-KoA kemudian
bereaksi dengan 2-oksosuksinamat menghasilkan malonamoil-KoA. 2-
oksosuksinamat merupakan hasil dari transaminasi asparagin dengan enzim asam
okso-asparagin transaminase. Malonamoil-KoA kemudian dikonversi lebih lanjut
menjadi 4-hidroksi-6-metilpretetramida melalui 6-metilpretetramida. Senyawa
inilah yang akan diubah menjadi 4-dedimethylamino-4-okso-anhidrotetrasiklin,
yang merupakan intermediat dalam menghasilkan klorotetrasiklin dan tetrasiklin.
4. Sifat Fungsi dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin
1. Sifat kimiawi tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam
natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan
garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin
sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya. Golongan tetrasiklin adalah
suatu senyawa yang bersifat amfoter sehingga dapat membentuk garam baik
dengan asam maupun basa. Sifat basa tetrasiklin disebabkan oleh adanya radikal
dimetilamino yang terdapat didalam struktur kimia tetrasiklin, sedangkan sifat
asamnya disebabkan oleh adanya radikal hidroksi fenolik.
Tetrasiklin harus disimpan di tempat yang kering, terlindung dari cahaya.
Tetrasiklin apabila bereaksi dengan logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Fe ) maka

Antibiotic tetrasiklin Page 4


akan membentuk kompleks yang inaktif sehingga tetrasiklin tidak boleh diminum
bersama dengan susu dan obat-obat antasida.
Obat ini dalam bentuk kering bersifat stabil, tidak demikian halnya bila
antibiotika ini berada dalam larutan air. Untuk tetrasiklin sediaan basah perlu
ditambahkan buffer. Dalam larutan tetrasiklin yang biasa digunakan untuk injeksi
mengandung buffer dengan pelarut propylen glikol pada pH 7,5, dapat tahan 1
tahun pada suhu kamar sampai 45C. Bila pH lebih tinggi dari 7,5 maka tingkat
kestabilan tetrasiklin akan menurun.
2. Kegunaan Tetrasiklin
Kegunaan klinis tetrasiklin dalam kedokteran hewan yaitu:
Hewan Kecil
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan
oleh kuman gram positif maupun gram negatif, terutama pada penyakit saluran
pernafasan, perkencingan, leptospirosis (penyakit manusia dan hewan dari kuman
dan disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel
hewan yang terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel
darah putih kucing menurun dengan drastis).
Hewan besar
Antibiotika ini hampir selalu diberikan untuk mengatasi berbagai penyakit
pada hewan besar, hal ini mungkin disebabkan karena sifat obat yang mempunyai
spectrum luas. Dalam kasus lapangan antibiotika ini biasa digunakan untuk
mengatasi penyakit-penyakit seperti metritis, pneumonia, mastitis, enteritis,
leptospirosis, shipping fever, listeriosis, anaplasmosis, penyakit jembrana dan
antraks.
Untuk babi
Dapat digunakan untu mengatasi penyakit seperti radang usus, paru, dan
lain-lain. Dalam dosis rendah klortetrasiklin juga ditemukan tercampur dalam
pakan.

Antibiotic tetrasiklin Page 5


Untuk unggas
Biasa digunakan untuk mengatasi penyakit pada unggas seperti CRD,
sinusitis, infeksi PPLO dan erysipelas. Dalam banyak pakan ayam juga ditemukan
kadar tetrasiklin dengan dosis rendah.
Penggunaan topikal
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi radang infeksi pada kulit, biasanya
sediaan tetrasiklin dikemas dalam bentuk salep 1%. Dapat digunakan untuk
mengobati penyakit mata seperti opthalmik, selain itu dapat juga digunakan untuk
mengatasi pink eye.
3. Mekanisme Kerja Tetrasiklin
Tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein.
Hal ini dilakukan dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S sehingga t-
RNA tidak menempel pada ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya
amino asetil RNA. Antibiotik ini dilaporkan juga berperan dalam mengikat ion Fe
dan Mg. Meskipun tetrasiklin dapat menembus sel mamalia namun pada
umumnya tidak menyebabkan keracunan pada individu yang menerimanya.
Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif;
pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transport aktif. Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan
menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.
a. Efek Antimikroba
Pada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama (sebab mekanismenya
sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dan aktivitas masing-masing derivat
terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi
obat ini. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat
bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.
b. Farmakokinetik
Absorpsi
Sekitar 30-80% tetrasiklin diserap dalam saluran cerna. Doksisiklin dan
minosiklindiserap lebih dari 90%. Absorpsi sebagian besar berlangsung di
lambung dan usus halus. Adanya makanan dalam lambung menghambat

Antibiotic tetrasiklin Page 6


penyerapan, kecuali minosiklin dan doksisiklin. Absorpsi dihambat dalam derajat
tertentu oleh pH tinggi dan pembentukan kelat yaitu kompleks tetrasiklin dengan
suatu zat lain yang sukar diserap seperti aluminium hidroksid, garam kalsium dan
magnesium yang biasanya terdapat dalam antasida, dan juga ferum. Tetrasiklin
diberikan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Distribusi
Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam
jumlah yang bervariasi. Dalam cairan cerebrospinal (CSS) kadar golongan
tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak
tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan
tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang
serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin
menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI dalam kadar yang relatif tinggi.
Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin dan minosiklin daya
penetrasinya ke jaringan lebih baik.
Ekskresi
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan
melalui empedu. Pemberiaan per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin
diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam
empedu mencapai kadar 10 kali kadar dalam serum. Sebagian besar obat yang
diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat
ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila
terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan
mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui
tinja.
5. Efek samping Tetrasiklin
Efek samping dalam penggunaan tetrasiklin diantaranya yaitu:
1. Perusakan warna pada gigi
Tetrasiklin mengandung gugus-gugus hidroksil, dimana gugus tersebut akan
membentuk ikatan bila dikombinasikan dengan Ca++ sebagai unsur-unsur
pembentuk gigi. Tetrasiklin dapat mengikat kalsium secara irreversible, kemudian

Antibiotic tetrasiklin Page 7


berikatan dengan kristal hidroksiapatit baik di dentin maupun enamel. Juga,
mempunyai kemampuan membentuk kompleks atau ikatan dengan kristal
hidroksiapatit dalam gigi sehingga mengakibatkan terbentuknya
senyawa orthocalcium phosphat complex yang tertimbun pada gigi dan
menyebabkan perubahan warna pada gigi. Dentin ditunjukkan sebagai jaringan
yang paling sulit untuk berubah warna daripada enamel jika melalui plasenta.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perubahan warna pada gigi.
Faktor-faktor tersebut antara lain struktur kimia dari senyawa tetrasiklin, dosis
yang digunakan, lamanya pemakaian dan masa pembentukan gigi.
Faktor utama penyebab dari perubahan warna pada gigi anak akibat tetrasiklin
adalah pemberian obat dalam masa pembentukan gigi, baik gigi sulung maupun
gigi permanen. Pada masa pembentukan gigi, struktur gigi yang sedang
mengalami kalsifikasi seperti kalsium akan diikat oleh tetrasiklin secara
irreversible. Kemudian ikatan tersebut mengikat hidroksi apatit dalam struktur
gigi yang sedang erupsi. Ikatan ini nantinya akan menetap pada dentin dan enamel
sehingga mengakibatkan perubahan warna pada gigi.
2. Merapuhkan gigi dan melubangi gigi
Pemakaian tetrasiklin yang terus-menerus menyebabkan email gigi tidak
terbentuk sempurna, dan permukaan gigi tidaklah halus dan rata. Gigi menjadi
sulit dibersihkan, dan plak menempel dengan kuat sehingga gigi mudah
berlubang.
3. Gangguan pencernaan
Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi. Diantaranya
seperti mual, muntah, diare, nyeri menelan , iritasi kerongkongan. Efek samping
yang jarang terjadi termasuk : kerusakan hati, pankreatitis, gangguan darah,
fotosensitif, reaksi hipersensitif (ruam, dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-
johnson, urtikaria, angioedema, anafilaksis, carditis). Sakit kepala dan gangguan
penglihatan dapat terjadi dan dapat menjadi penanda peningkatan tekanan dalam
kepala dan segera hentikan pengobatan bila ini terjadi.

Antibiotic tetrasiklin Page 8


6. Manfaat Tetrasiklin Untuk penyakit
Ini adalah beberapa contoh penyakit yang dapat di obati dengan golongan
tetrasiklin :
1. Infeksi Klamidia
Limfogranuloma venereum.
Untuk penyakit ini golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama. Pada
infeksi akut diberikan terapi selama 3-4 minggu dan untuk keadaan kronis
diberikan terapi 1-2 bulan. Empat hari setelah terapi diberikan bubo mulai
mengecil.
Psikatosis
Pemberian golongan tetrasiklin selama beberapa hari dapat mengatasi gejala
klinis. Dosis yang digunakan ialah 2 gram per hari selama 7-10hari atau 1 gram
per hari selama 21 hari.
Trakoma
Pemberian salep mata golongan tetrasiklin yang dikombinasikan dengan
doksisiklin oral 2 x 100 mg/hari selama 14 hari memberikan hasil pengobatan
yang baik.
2. Infeksi Basil
Bruselosis
Pengobatan dengan golongan tetrasiklin memberikan hasil baik sekali untuk
penyakit ini. Hasil pengobatan yang memuaskan biasanya didapat dengan
pengobatan selama 3 minggu. Untuk kasus berat, seringkali perlu diberikan
bersama streptomisin 1gram sehari IM.
Tularemia
Obat pilihan utama untuk penyakit ini sebenarnya ialah streptomisin, tetapi terapi
dengan golongan tetrasiklin juga memberikan hasil yang baik.
Kolera
Doksisiklin dosis tunggal 300 mg merupakan antibiotik yang efektif untuk
penyakit ini. Pemberian dapat mengurangi volume diare dalam 48 jam.
berikut ini contoh obat yang mengandung tetrasiklin antara lain :

Antibiotic tetrasiklin Page 9


1. Conmycin
Komposisi : Tetracycline HCL
Indikasi : Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin
Dosis : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu.
Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.
Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
Kontra Indikasi : Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak
<12 tahun.
Efek samping : Anoreksia, mual, muntah, diare, gossitis, disfagia,
enterokolitis, lesi inflamasi, ruam makulopapular dan eritematosa, fotosensitif.
2. Corsamycin
Komposisi : Oxytetracycline HCl
Indikasi : Bronkitis akut dan kronis termasuk pencegahan eksaserbasi
akut, bronkopneumonia dan atipikal pneumonia disebabkan oleh mikoplasma
pneumonia, bronkiektasis terinfeksi, bronkiolitis, otitis media, angina vincenti,
infeksi traktus urinatius, uretritis non-GO, infeksi bakteri pada trakusGI dan
biliaris, infeksi jaringan lunak, infeksi pasca persalinan (endometritis), meningitis
dan endokarditis, akne vulgaris, GO dan sifilis yang tidak sesuai dengan penisilin.
Granuloma inguinal dan khankroid, bruselosis, kolera, amubasis, tifus dan Q-
fever, psikatosis dan limfogranuloma venereum, trakoma.
Dosis : Dewasa 250-500mg tiap 6 jam selama 5-10 hari (untuk
kebanyakan infeksi). Infeksi nafas seperti eksaserbasi akut bronkitis dan
pneumonia karena mikoplasma 500 mg 4 x/hr. Profilaksis infeksi saluran
respiratorius 250 mg 2-3 x/hr. GO dan sifilis, bruselosis total dosis 2-3 g/hr.
Penggunaan Obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan.
Kontra Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal. Hamil, anak < 7 tahun.

Antibiotic tetrasiklin Page 10


Efek samping : Gangguan GI, gatal di anus dan vulva. Perubahan warna gigi
dan hipoplasia pada anak, hambatan pertumbuhan tulang sementara. Dosis tinggi:
uremia.

Antibiotic tetrasiklin Page 11


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :
Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar
diperlukan.
Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus
Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat
digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga cara deklorrinasi
klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi.
Alasan mengapa disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 ("tetra-
") hidrokarbon cincin ("-cycl-") derivasi ("-ine) yang merupakan subclass
dari poliketida yang memiliki kerangka octahydrotetracene-2-
karboksamida.
2. Saran
Antibiotik Tetrasiklin tidak dianjurkan untuk infeksi ringan atau infeksi
akibat virus, maka dari itu tidak bisa digunakan untuk sembarang infeksi.

Antibiotic tetrasiklin Page 12


DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Fauzi.dkk. 2014. ISO Indonesia. Jakarta: PT. ISFI Penerbit

Khoo, Eileen.dkk. 2014. MIMS Petunjuk Konsultasi Indonesia. Jakarta: Medidata


Indonesia

Antibiotic tetrasiklin Page 13

Anda mungkin juga menyukai