Anda di halaman 1dari 25

PEMICU 1

TOPIK: ELEKTROKIMIA DAN POTENSIOMETRI

Kelompok: 4

1 Adream Bais Junior (1506673164)


2 Anisa Uswatun Hasanah (1506673315)
3 Billi (1506724575)
4 Chantika Putri Febianty Coan (1506673321)
5 M. Novaldy Sangadji (1506673151)

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik UI

Depok 2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
I.1. Uraian Umum .................................................................................................................. 1
I.2. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................................... 1
BAB II SOAL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
II.1. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 1 ...................................................................... 2
Soal 1 ................................................................................................................................. 2
Soal 2 ................................................................................................................................. 3
Soal 3 ................................................................................................................................. 3
Soal 4 ................................................................................................................................. 4
Soal 5 ................................................................................................................................. 6
Soal 6 ................................................................................................................................. 6
II.2. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 2 ....................................................................... 7
Soal 1 ................................................................................................................................. 7
Soal 2 ................................................................................................................................. 8
Soal 3 ................................................................................................................................. 9
Soal 4 ............................................................................................................................... 10
Soal 5 ............................................................................................................................... 12
Soal 6 ............................................................................................................................... 14
Soal 7 ............................................................................................................................... 15
II.3. SOAL HITUNGAN ..................................................................................................... 17
Soal 1 ............................................................................................................................... 17
Soal 2 ............................................................................................................................... 18
Soal 3 ............................................................................................................................... 19
Soal 4 ............................................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengolahan data penentuan variabel-variabel kurva kalibrasi ... 16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema rancang bangun baterai mikroalga .. 2
Gambar 2. Mekanisme reaksi mikroalga sebagai elektrolit baterai . 2
Gambar 3. Diagram Sel Baterai Zn-Pb . 4
Gambar 4. Diagram Sel Baterai Sederhana .. 5
Gambar 5. Rangkaian Potensiometri pada Sel Elektrokimia 8
Gambar 6. Skema susunan peralatan pada analisis potensiometri 11
Gambar 7. Adisi Standar 13
Gambar 8. Adisi Sampel 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Uraian Umum


Baterai merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan. Seiring
dengan kemajuan teknologi, kebutuhan akan baterai meningkat dengan pesat. Peningkatan
kebutuhan ini menimbulkan suatu masalah yang didasari bahwa baterai menghasilkan
limbah B3 yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup. Peningkatan produksi yang
tidak diimbangi dengan penanggulangan limbah harus dihentikan untuk menjamin
keselamatan organisme di bumi pada masa yang akan datang. Dalam mengatasi
permasalahan ini, perlu alternatif pengganti baterai konvensional yang ramah lingkungan,
salah satunya adalah alga. Aplikasi penggunaan alga sebagai sumber energi perlu
memperhatikan prinsip kerja baterai sebagai sel elektrokimia. Bagaimana baterai dapat
menghasilkan arus listrik perlu dipelajari, dikembangkan, dan disesuaikan dengan
alternatif yang ramah lingkungan.

Aktivitas manusia yang semakin kompleks meningkatkan intensitas pencemaran


lingkungan. Pencemaran dapat terjadi pada lingkungan manapun dengan zat pencemar
yang beraneka ragam. Salah satu zat pencemar yang menjadi isu penting adalah logam
berat. Dewasa ini, logam berat telah banyak mencemari lingkungan terutama lingkungan
perairan. Hal ini akan menurunkan kualitas lingkungan dan membahayakan kehidupan
makhluk hidup di dalamnya. Untuk mengatasi limbah logam berat, alga dapat digunakan
karena memiliki kemampuan menyerap logam. Sebelum dilakukan aplikasi lebih jauh,
perlu dikenali cara mengidentifikasi adanya kandungan logam berat pada lingkungan
perairan. Salah satu metode yang paling efektif dalam menganalisis kandungan ini adalah
dengan potensiometri. Secara sederhana, potensiometri dapat menentukan konsentrasi zat
melalui beda potensial yang ditimbulkan suatu sel elektrokimia.

I.2. Tujuan Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari pemicu ini meliputi:

1. Mempelajari prinsip kerja baterai sebagai sel elektrokimia beserta reaksi yang terjadi.
2. Menentukan beda potensial yang ditimbulkan dari suatu baterai.
3. Mempelajari mekanisme kerja sel baterai mikroalga.
4. Mempelajari kelebihan penggunaan baterai mikroalga dibanding baterai konvensional
dalam hal dampak lingkungan.
5. Mempelajari kemampuan alga dalam menyerap logam.
6. Mempelajari prinsip dasar potensiometri untuk menganalisis kandungan zat.
7. Mengusulkan metode analisis kandungan logam beserta prinsip dan instrumentasinya.
8. Melakukan perhitungan untuk menentukan konsentrasi zat yang dianalisis melalui
kurva kalibrasi.

1
BAB II

SOAL DAN PEMBAHASAN

II.1. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 1

Soal 1
Bagaimana Anda menjelaskan mekanisme kerja sel baterai mikroalga tersebut?

Gambar 1. Skema rancang bangun baterai mikroalga

Pemanfaatan mikroalga sebagai baterai ramah lingkungan menggunakan prinsip


kerja sel volta. Prinsip baterai mikroalga ini adalah mengganti bahan elektrolit pada
baterai biasa dengan pasta dari mikroalga. Pasta mikroalga merupakan kumpulan
mikroalga hasil kultivasi mikroalga yang berbentuk cairan kental. Wadah baterai botol
film dan elektroda baterai terdiri dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Elektroda positif
berasal dari tembaga (Cu) dan elektroda negatif berasal dari seng (Zn). Kedua elektroda
tersebut dipasangkan sebuah kabel, dan kabel tersebut dihubungkan ke benda yang akan
dinyalakan. Pasta mikroalga akan berperan sebagai elektrolit. Kemudian multimeter
digunakan untuk mengukur daya listrik yang dihasilkan dari mikroalga dan benda yang
dinyalakan akan menjadi indikator adanya listrik.

Gambar 2. Mekanisme reaksi mikroalga sebagai elektrolit baterai

2
Pada proses fotosintesis yang terjadi pada mikroalga dihasilkan oksigen (O2),
proton, dan elektron. Sesuai dengan prinsip sel volta, elektron yang dihasilkan dari proses
fotosintesis tersebut dialirkan menuju anoda pada sel baterai alga, yang kemudian
digunakan untuk menginduksi elektron yang ada pada anoda, sehingga elektron pada
anoda lepas dan menimbulkan arus listrik.

Soal 2
Dapatkah Anda menjelaskan mengapa penggunaan alga ini menghasilkan baterai
yang ramah lingkungan?
Berbeda dengan baterai komersial biasa yang apabila dibuang dapat menghasilkan
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), baterai mikroalga tidak menghasilkan
limbah logam yang berbahaya, karena larutan elektrolit yang seharusnya berisikan cairan
logam telah digantikan dengan pasta mikroalga yang merupakan zat organik.

Limbah baterai biasa adalah B3, sedangkan limbah baterai alga adalah organik.
Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik
seperti dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan industri. Limbah organik mudah
membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-potongan
kayu, dan sebagainya.

Limbah alga dapat dimanfaatkan sebagai bioenergi yang menghasilkan energi.


Penelitian menunjukkan alga mampu menghasilkan hingga 60% biomassa dalam bentuk
minyak. Mikroalga mampu menghasilkan biomassa dalam jumlah besar dan minyak
yang dapat digunakan baik dalam kolam tingkat tinggi atau alga foto-bioreaktor. Minyak
ini dapat dialihkan menjadi biodiesel yang dapat dijual untuk automobile. Biomassa
dapat digunakan untuk memproduksi biogas menjadi metana untuk menghasilkan listrik.

Di sisi lain, alga yang dibuang ke perairan akan masih bertahan hidup dan
melakukan respirasi. Akan tetapi, jumlah alga yang berlebihan akan menyebabkan
dampak lingkungan pula, seperti eutrofikasi. Eutrofikasi dimulai dari banyaknya jumlah
alga yang mengapung di perairan. Alga-alga ini akan menghalangi sinar matahari yang
bisa diserap oleh tanaman di bawah air atau dekomposer yang membutuhkan sinar
matahari. Akibatnya, banyak tanaman dan dekomposer yang mati dan menghentikan
sirkulasi oksigen pada perairan tersebut. Makhluk hidup lainnya, seperti ikan, akan
kesulitan bernapas sehingga akan mati juga. Proses berantai ini dapat mematikan satu
ekosistem dengan hanya jumlah alga yang terlalu banyak.

Soal 3
Dapatkah Anda menggambar sel baterai tersebut? Dapatkah Anda menjelaskan
peran lempengan-lempengan logam di atas?

3
Gambar 3. Diagram Sel Baterai Zn-Pb

Pada sel elektrokimia di atas, logam Zn menjadi anoda (elektroda negatif) tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi dan logam Pb menjadi katoda (elektroda positif) tempat
berlangsungnya reaksi reduksi. Daerah anoda dan katoda pada prinsipnya dapat terbentuk
bila pada permukaan logam atau campuran terdapat perbedaan potensial atau energi
bebas dari titik yang satu terhadap yang lain di sekitarnya. Apabila dalam reaksi logam
tersebut menerima ion sehingga membentuk logam yang muatannya berkurang maka
logam tersebut mengalami reduksi sehingga logam tersebut dikatakan sebagai katoda.
Sebaliknya apabila logam tersebut saat bereaksi melepas ionnya (selalu elektron yang
bergerak) maka setelah reaksi logam tersebut membentuk unsur logam yang sama dengan
ditambah lepasnya elektron untuk diterima logam yang satu lagi.

Sel elektrokimia untuk reaksi di atas dapat dinotasikan ke dalam penulisan sel
elektrokimia sebagai berikut :
Zn Zn2+ Pb2+ Pb
Lempengan logam yang terdapat pada skema adalah elektroda. Elektroda
merupakan konduktor yang menghantarkan arus listrik pada rangkaian, dari suatu media
ke media lain, biasanya dari sumber energi ke material (Louis, 2010). Elektroda dapat
berwujud kawat, batang, pelat, yang umumnya tersusun atas logam, namun juga dapat
tersusun atas material non logam yang dapat menghantarkan listrik. Peran elektroda
adalah sebagai penghubung antara reaksi kimia dengan aliran listrik. Melalui reaksi
oksidasi dan reduksi pada elektroda, terjadi transfer elektron sehingga energi kimia dapat
diubah menjadi energi listrik.

Soal 4
Reaksi apa yang terjadi sewaktu lempengan seng dan batang timbal dimasukkan
ke dalam gelas dan kedua elektroda tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga?

4
Gambar 4. Diagram Sel Baterai Sederhana

Baterai adalah sebuah sel listrik di mana di dalamnya berlangsung proses


perubahan energi kimia menjadi energi listrik karena adanya kontak antara suatu materi
dengan materi lain (Vyard, 2005). Secara garis besar, baterai memiliki tiga bagian, yaitu
anoda, katoda, dan elektrolit. Anoda adalah elektroda negatif pada baterai sementara
katoda adalah elektrolida positif. Katoda dan anoda akan disambungkan dengan
rangkaian untuk menghasilkan arus listrik.

Baterai merupakan sel galvani yang terdiri atas setidaknya dua setengah sel, yakni
sel reduksi dan sel oksidasi. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda,
terjadi reaksi reduksi. Oksidasi pada anoda akan melepas elektron, yang selanjutnya
mengalir menuju katoda yang menyerap elektron untuk menjalani reaksi reduksi.
Sel baterai Zn-Pb adalah salah satu contoh sederhana yang digunakan untuk
memahami lebih lanjut reaksi yang terjadi pada baterai. Pada sel ini, logam Zn bertindak
sebagai anoda sementara logam Pb bertindak sebagai katoda. Hal ini didasari oleh Zn
yang merupakan reduktor yang lebih kuat dibanding Pb menurut data potensial reduksi.
Elektrolit yang digunakan adalah campuran ZnSO4 dengan PbSO4.
Reaksi yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut.
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e (pada anoda)
Reduksi : Pb2+(aq) + 2e Pb(s) (pada katoda)
Reaksi sel : Zn(s) + Pb2+(aq) Zn2+(aq) + Pb(s)

Pada anoda, logam Zn akan teroksidasi menjadi ion Zn2+ yang menuju larutan dan
melepas elektron. Elektron selanjutnya bergerak melalui kawat menuju katoda. Pada
katoda, ion Pb2+ akan tereduksi menjadi logam Pb dengan menyerap elektron.

5
Soal 5
Apakah Anda dapat memperkirakan besarnya tegangan potensial dalam sel
tersebut?
Dalam bidang elektrokimia terdapat perbedaan antara sel galvani dan sel
elektrolisis yaitu berhubungan dengan reaksi spontan dan tidak spontan. Sel galvani
secara umum terjadi reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis terjadi reaksi tidak
spontan. Reaksi spontan artinya reaksi elektrokimia tidak menggunakan energi atau
listrik dari luar, sedangkan reaksi tidak spontan yaitu reaksi yang memerlukan energi atau
listrik. Suatu sel elektrokimia dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan, dapat
diperkirakan dari nilai potensial sel atau E sel. Jika potensial sel bernilai positif, maka
reaksi redoks berlangsung spontan. Sebaliknya jika potensial sel bernilai negatif maka
reaksi tidak berlangsung spontan.
Nilai E sel (tegangan potensial sel) ditentukan dengan rumus berikut.

Esel = E(reduksi) - E(oksidasi), dengan


E reduksi = nilai potensial elektroda standar pada elektroda yang mengalami reduksi.
E oksidasi = nilai potensial elektroda standar pada elektroda yang mengalami oksidasi.
Berikut alternatif perhitungan berdasarkan rumus di atas.

Diketahui:
Esel Zn = -0.76
Esel Cu = -0.13

Jawab:
Esel = E(reduksi) - E(oksidasi) = -0.13 (-0.76) = 0.63 V
Besarnya tegangan potensial sel dapat juga dihitung dengan menggunakan
persamaan Eosel reaksi, dengan langkah sebagai berikut.

Katode : Pb2+(aq) + 2e- > Pb(s) Eo = - 0.13 V


Anode : Zn(s) > Zn2+(aq) + 2e- Eo = + 0,76 V +
Reaksi sel: Zn(s) + Pb2+(aq) > Zn2+(aq) + Pb(s) Eosel = + 0,63 V

Soal 6
Sewaktu sel tersebut dihubungkan dengan voltmeter terbaca pengukuran sebesar
0,529 V. Bagaimana penjelasan Anda tentang adanya perbedaan potensial antara
hasil eksperimen dengan hasil teoritis?
Pengendalian eksperimen perlu dijaga dari faktor faktor yang mempengaruhi
kemurnian hasil eksperimen. Faktor-faktor ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara
hasil eksperimen dan hasil teoritis. Faktor-faktor yang berpeluang mempengaruhi hasil
eksperimen terdapat pada subjek yang menjadi sampel penelitian, proses penelitian, alat
eksperimen dan alat pengumpulan data pada saat eksperimen berlangsung. Pengendalian

6
penelitian eksperimen dilakukan dengan cara membuat kondisi yang sama yang
diperkirakan dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Faktor yang mempengaruhi
eksperimen meliputi:

Faktor alat
Faktor perhitungan
Faktor lingkungan
Faktor kemurnian larutan

II.2. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 2

Soal 1
Bagaimana Anda menjelaskan kemampuan alga dalam menyerap logam pada
bacaan di atas?
Alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana, mengandung klorofil,
dengan ukuran yang berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel tunggal) sampai
sangat besar dan multiseluler. Tubuh alga relatif tidak mengalami diferensiasi dan tidak
ada akar atau daun sejati.

Berdasarkan berbagai penelitian diketahui bahwa berbagai spesies alga dari habitat
perairan terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan
alga merah (Rhodophyta), baik itu makroalga maupun mikroalga, dalam keadaan hidup,
biomassa mati, maupun biomassa terimmobilisasi memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi ion logam (biosorpsi). Kemampuan menyerap tersebut dimiliki karena di
dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan ion logam.
Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril, imazadol,
sulfat, dan sulfonate yang terdapat dalam dinding sel alga yang dapat membentuk
koordinasi kompleks dengan ion logam. Dinding sel sebagian besar biosorben terdiri dari
lipid, polisaksida, protein.

Biosorpsi adalah proses penyerapan logam dengan menggunakan biomassa yang


tidak aktif atau mati dan mudah didapat untuk memisahkan logam berat dari larutan
encernya dalam air. Biosorben yang digunakan dapat berasal dari bakteri, alga, jamur,
ragi, dan tanaman. Biomassa mati mengikat ion logam secara adsorpsi pada permukaan
selnya dengan kapasitas yang besar dibandingkan dengan pertukaran ion.

Umumnya, penyerapan ion logam berat oleh Cyanobacteria dan mikroorganisme


terdiri atas dua mekanisme yang melibatkan proses active uptake (bioakumulasi) dan
passive uptake (biosorpsi). Active uptake dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup.
Mekanisme ini secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses
metabolism dan sekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari energy yang
terkandung dan sensitivitasnya terhadap pH, suhu, kekuatan ikatan ion, cahaya, dll.

7
Penyerapan logam berat dengan sel hidup ini terbatas dikarenakan oleh akumulasi ion
yang menyebabkan racun terhadap mikroorganisme. Passive uptake atau biosorpsi.
Proses ini terjadi ketika ion logam berat mengikat dinding sel dengan dengan cara
berbeda. Pertama, pertukaran ion dimana ion monovalent dan divalent seperti Na, Mg,
dan Ca pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat. Dan kedua adalah formasi
kompleks antara ion-ion logam berat dengan functional groups seperti carbonyl, amino,
thiol, hydroxyl, prospate yang berada pada dinding sel. Proses biosorpsi bersifat bolak
balik dan cepat serta lebih efektif dengan kehadiran pH tertentu.

Soal 2
Jika dalam suatu tim riset ilmiah Anda diputuskan untuk menggunakan
potensiometri untuk mengukur kandungan logam dalam air secara instrumental,
apa yang dapat Anda jelaskan mengenai metode tersebut?
Potensiometri adalah suatu metode kuantitatif analisis ion berdasarkan pengukuran
beda potensial dari elektroda-elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan
dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel potensiometri. Sel potensiometri merupakan
sel elektrokimia yang terdiri dari dua setengah sel elektroda yang tercelup dalam larutan
elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya. Metode ini digunakan untuk menentukan
nilai potensial elektroda, konsentrasi suatu ion, pH suatu larutan, titik akhir titrasi, dan
nilai Kp, Kc, dan Ksp dalam reaksi kimia. Berikut merupakan salah satu rangkaian
metode potensiometri dengan menggunakan Zn dan Ag.

Gambar 5. Rangkaian Potensiometri pada Sel Elektrokimia

Terdapat 4 macam potensiometri, yaitu potensiometri langsung, titrasi


potensiometri, potensiometri adisi standa, dan potensiometri adisi sampel.
a. Potensiometri langsung

Potensiometri langsung adalah pengukuran tunggal terhadap potensial suatu


eksperimen untuk menetapkan aktivitas ion dalam larutan tersebut. Pengukuran
potensiometri langsung sangat berguna untuk menetapkan aktivitas suatu

8
spesies dalam suatu campuran kesetimbangan, karena kesetimbangan tidak
dikacaukan oleh pengukuran yang dilakukan.
b. Titrasi Potensiometri

Analisis sistem titrasi potensiometri pada prinsipnya menggabungkan antara


pengukuran potensial dan volume titran.
c. Potensiometri adisi standar

Metode ini dilakukan untuk mengukur voltase dari elektroda ion selektif dalam
suatu volume dari suatu sampel yang relatif besar dengan menambahkan sedikit
volume dari suatu standar. Setelah campuran tersebut stabil, akan didapatkan
nilai voltase.
d. Potensiometri adisi sampel

Metode adisi sampel digunakan ketika hanya sejumlah kecil sampel yang
tersedia dan untuk sampel dengan konsenrasi yang relatif tinggi. Pengukuran
dilakukan pada kekuatan ion standar dan slop elektroda yang dihasilkan akan
lebih sesuai dibandingkan dengan adisi standar.

Soal 3
Dalam teknik potensiometri, digunakan berbagai jenis elektroda. Dapatkah Anda
menjelaskan tentang penggunaan berbagai jenis elektroda tersebut?
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau
media non logam dari sebuah sirkuit. Kegunaan elektroda yaitu untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Dalam potensiometri, secara umum terdapat dua jenis
elektroda yang digunakan, yaitu elektroda pembanding/ acuan dan elektroda indikator.

Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektroda


pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel
yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang
sedang selidiki.. Pasangan elektroda pembanding adalah elektrode indikator (working
electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki
(Rot dan Blaschke,1988).
Syarat elektroda pembanding adalah:

a. Mematuhi persamaan Nersnt


b. Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
c. Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
d. Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
e. Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal

Jenis elektroda pembanding yang lazim digunakan adalah sebagai berikut.

9
1. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)
Elektroda kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang ditutupi
dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida /Komel (Hg2Cl2) dan kalium klorida
(KCl). Setengah sel elektrode kalomel dapat ditunjukan sebagai berikut:
KCl || Hg2Cl2 (satd), KCI (x M) | Hg
Elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode, SCE) biasanya banyak
digunakan oleh para pakar kimia analitik karena banyak tersedia di pasaran dan
konsentrasi klorida tidak mempengaruhi harga potensial elektroda.

2. Elektroda perak / perak klorida


Elektroda perak / perak klorida merupakan electrode yang terdiri dari suatu elektroda
perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI.
Setengah sel elektroda perak dapat ditulis :
KCl | | AgCI (satd), KCI (xM) | Ag
Biasanya elektroda ini terbuat dari suatu larutan jenuh atau 3,5 M KCI yang harga
potensialnya dalah 0,199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 25o C. Kelebihan
elektroda ini dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi sedangkan elektroda
kalomel tidak.

Elektroda indikator adalah suatu elektroda yang potensial elektrodanya bervariasi


terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur. Elektroda indikator harus memenuhi
beberapa syarat antara lain harus memenuhi sensitivitas terhadap konsentrasi analit.
Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin
dengan yang diramalkan dengan persamaan Nernst, sehingga perbedaan yang kecil dari
konsentrasi analit akan memberikan perbedaan tegangan.
Elektroda indikator secara umum dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Elektroda indikator logam


Elektroda logam adalah elektroda yang dibuat dengan menggunakan lempengan
logam atau kawat yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Elektroda logam
dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first kind), elektroda jenis
kedua (second kind), elektroda jenis ketiga (third kind), elektroda redoks
2. Elektroda indikator membran
Elektroda indikator ini biasanya peka/sensitif terhadap satu jenis ion saja. Tegangan
yang ditimbulkan bergantung pada banyaknya ion dalam larutan yang mengenai
permukaannya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah atau konsentrasi ion dalam larutan

Soal 4
Laboratorium di tempat Anda memiliki sebuah pH meter/ volt meter, sebuah
elektroda standar kalomel jenuh serta berbagai elektroda indikator untuk
beberapa jenis kation. Dapatkah Anda menjelaskan usulan tentang metode analisis
untuk menentukan kandungan logam dalam air dengan menggunakan peralatan

10
yang ada? Lengkapi dengan informasi yang cukup jelas, baik dari segi
instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode analisis ini.
Pada analisis kandungan logam dalam limbah, metode yang paling tepat untuk
diusulkan adalah metode potensiometri langsung. Salah satu alasannya adalah karena
metode potensiometri langsung dapat dilakukan relatif mudah dengan alat-alat yang
tersedia di laboratorium

Potensiometri langsung merupakan suatu pengukuran tunggal dari sebuah potensial


sel untuk menentukan aktivitas ion yang bersangkutan atau yang ingin diketahui. Teknik
ini hanya memerlukan pengukuran potensial sebuah indikator elektron ketika dicelupkan
dalam larutan yang mengandung konsentrasi tidak diketahui dan diketahui dari sebuah
analit.

Langkah awal praktis yang dilakukan adalah menyiapkan segala peralatan yang
dibutuhkan untuk analisis. Larutan standar yang diketahui konsentrasinya harus
ditentukan dan disiapkan. Selanjutnya, elektroda referensi dan elektroda indikator
dipasang masing-masing sebagai anoda dan katoda. Kedua elektroda dihubungkan
dengan voltmeter atau potensiometer untuk diukur potensialnya. Variasi terhadap
konsentrasi larutan standar perlu dilakukan untuk mendapatkan deret hubungan antara
konsentrasi dengan potensial. Selanjutnya, dilakukan pengujian sampel air limbah yang
mengandung logam berat. Dengan cara yang sama, elektroda dipasang dan potensial
diukur kembali. Dengan kalkulasi lebih lanjut yang mengacu pada hubungan antara
konsentrasi dan potensial pada pengukuran larutan standar, konsentrasi dari logam pada
larutan uji dapat ditentukan.

Gambar 6. Skema susunan peralatan pada analisis potensiometri


Instrumentasi dalam analisis kandungan logam melalui potensiometri langsung
meliputi voltmeter, elektroda referensi, dan elektroda indikator, dan tabung analit.
a. Voltmeter

11
Voltmeter digunakan untuk mengukur nilai E (voltase) dari sistem pada percobaan
potensiometri. Pada dasarnya alat tersebut dapat dipakai, namun untuk tujuan
analisis hasil yang diperoleh kurang baik, karena alat ini umumnya tidak dilengkapi
pengatur impedansi yang tinggi. Pada analisis potensiometri, arus listrik harus dijaga
tetap nol. Untuk mendapatkan kondisi ini maka pada alat volmeter harus dipasang
tahanan yang tinggi, sehingga potensial yang terukur relatif stabil. Alat pengukur
potensial jenis ini biasanya dirancang khusus oleh pabrik maupun ahli elektro. Alat
ini lebih sering disebut sebagai potensiometer.
b. Elektroda Referensi
Elektroda referensi merupakan elektroda yang digunakan sebagai pembanding yang
diketahui nilai potensialnya dan tetap konstan agar potensial sampel dapat langsung
diketahui. Elektroda referensi yang digunakan adalah elektroda kalomel jenuh (SCE/
Saturated Calomel Electrode).
c. Elektroda Indikator

Elektroda indikator adalah elektroda yang merespon ion secara spesifik, sehingga
nilai potensialnya bergantung kepada aktivitas ion yang diukur. Pada analisis
kandungan logam berat, digunakan beberapa jenis elektroda indikator, karena
jumlah logam yang dianalisis lebih dari satu. Masing-masing elektroda indikator
merepresentasikan analisis satu jenis logam.
d. Tabung Tempat Analit

Analit biasanya ditempatkan dalam tabung dari kaca atau plastik polimer. Hal ini
tergantung pada macam analit dan jenis pelarutnya. Besar kecilnya tabung
tergantung dari jumlah/ volume analit.

Soal 5
Bagaimana Anda menjelaskan tentang yang Anda baca di beberapa literatur
bahwa bila menggunakan teknik potensiometri langsung perlu penambahan
senyawa penjaga kekuatan ion dalam larutan atau TISAB (Total Ionic Strength
Adjustment Buffer), dan untuk apa dilakukan teknik penambahan larutan standar
atau larutan sampel tak diketahui (standard addition atau sample addition method)?
TISAB
Total Ionic Strengh Adjustment Buffer adalah larutan penyangga yang dapat
meningkatkan kekuatan ionik suatu larutan menjadi relatif lebih tinggi. Larutan ini
memiliki kekuatan ionik yang relatif tinggi dimana ion ionnya adalah ion ion asing
sehingga tak akan terukur potensial selnya dan tak akan mengganggu proses analisis.
Larutan ini berfungsi untuk menghilangkan perbedaan ionik dari dua larutan sehingga
penting dalam pengukuran Potensiometri langsung dan dapat mengontrol pH larutan.
Total Ionic Strengh Adjustment Buffer dapat digunakan untuk menyamakan suatu
larutan sehingga memiliki tingkat kekuatan ionik yang sama dengan cara menambahkan

12
larutan TISAB kedalam kedua larutan standar dan alrutan sampel secara ekuivalen
sehingga didapatkan larutan larutan baru yang memiliki tingkat kekuatan ionik yang
sama. Jika kedua larutan standar diberikan perlakuan dalam penambahan TISAB secara
ekuivalen, maka konsenterasi kedua larutan tidak perlu lagi dicari konsenterasinya.
Selain itu, TISAB juga berfungsi agar nilai potensial jungsi menjadi lebih stabil sehingga
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran serta dapat menghilangkan ion ion
pengganggu dari larutan sampel.

Larutan sampel terkadang memiliki matriks-matriks tertentu yang mempengaruhi


kurva kalibrasi, dinamakan sebagai efek matriks. Efek matriks adalah kombinasi
komponen matriks dalam sampel, selain pada analyte, yang dianggap sebagai
pengganggu dan dapat menurunkan tingkat akurasi sehingga efek matriks perlu dihitung
serta dipertimbangkan. Contohnya adalah kekuatan ion berpengaruh pada aktivitas ion
pada analyte.
Efek matriks dapat dihitung dengan memaksimalkan kurva kalibrasi pada ISE
potensiometri langsung, baik dengan ISAB maupun tanpa ISAB. Namun, ketika dalam
suatu larutan sampel terdapat matriks kompleks yang tidak diketahui, metode ISE dengan
penambahan adisi sangat diperlukan.

Adisi Standar
Pada adisi standar, potensial sampel diukur dan direkam menggunakan ISE.
Sampel kemudian dibagi-bagi dalam beberapa labu (Vflask) dengan volume yang sama
(Vu) menggunakan pipet. Kemudian, sedikit volume larutan standar (Vs) konsentrat
ditambahkan ke dalam labu-labu tersebut (kecuali labu pertama) dengan peningkatan
volume. Dengan menggunakan larutan standar konsentrat, volume standar yang
ditambahkan pada sampel tidak mengubah volume sampel secara signifikan namun dapat
memudahkan perhitungan. Kemudian, potensial elektrode dihitung kembali, yang mana
perbedaan potensial (E ditemukan).

Gambar 7. Adisi Standar

Adisi Sampel (Sample Addition)


Semua teknik penambahan adisi memiliki prinsip yang sama, begitu juga dengan
adisi sampel. Perbedaannya dengan adisi standar adalah sedikit volume sampel (Vu) yang
ditambahkan ke dalam volume standar (Vs) yang dikonstankan.

13
Gambar 8. Adisi Sampel

Soal 6
Bila Anda menggunakan metode sample addition pada teknik potensiometri,
bagaimana Anda menjelaskan cara penentuan konsentrasi logam pada sampel?
(Jelaskan juga penurunan persamaannya)
Pada prinsipnya, semua penambahan adisi memiliki dasar yang sama, yaitu
mengukur potensial pada volume sampel (25-100 ml; pada adisi standar) dan volume
standar (pada adisi sampel) dengan menambahkan sedikit-sedikit volume standar (atau
sampel; 1-10 ml) kemudian membaca ulang potensial setelah dicampurkan.

Pada adisi sampel, sedikit volume sampel (Vu) ditambahkan ke dalam volume
standar (Vs) yang dikonstankan.
ISE dengan slope (S), konsentrasi C, dan volume total labu Vo,
1
= + ,
2

+
dimana = , sehingga
+

+
= 10
+

+ = ( + )10

Kemudian, bagi persamaan dengan adisi sampel dengan tanpa adisi sampel,
2
( + )10 +
1 =

10

( + ) 21
10 = 1 +

21 1
( + )10 = +

dengan:
Cu = konsentrasi sample yang tidak diketahui
Cs = konsentrasi ion dalam larutan standar
Vu = volume larutan sampel yang digunakan
Vs = volume larutan standar yang digunakan
E1 = potensial sel terukur tanpa ada larutan sample
14
E2 = potensial sel terukur setelah ada tambahan larutan sample
S = slope elektroda (yang diukur dengan menggunakan larutan standar)
C1 dan C2 = aktivitas ion yang sama dengan konsentrasinya

Soal 7
Jika Anda memperoleh data logam Cr dari laboratorium sebagai berikut:

Volume larutan Cr standar (750 mg/L)mL Potensial selmV


200 -35.6
100 -17.8
50 0.4
25 16.8
12.5 34.9
6..25 52.8
3.125 70.4
1.563 89.3
0.781 107.1
0.391 125.5
0.195 142.9
Bagaimana menentukan kemiringan kurva kalibrasi yang merupakan ukuran
respons elektroda ion selektif yang digunakan?
Elektroda ion selektif (ISE) merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menentukan secara kuantitatif dari ion-ion, molekul-molekul atau spesi-spesi tertentu,
karena elektroda tersebut merupakan elektrokimia yang akan berubah secara reversibel
terhadap perubahan keaktifan dari spesi-spesi yang diukur. ISE menggunakan membran
sebagai sensor. Setiap ISE terdiri dari elektroda referensi yang dicelupkan dalam larutan
referensi yang terdapat materi tidak reaktif seperti kaca atau plastik. Membran dalam
suatu ISE membran dapat berupa cairan ataupun kristal. Elektroda membran cair dalam
bidang biologi terapan, biasanya elektroda ion selektif (ISE) etidium (Eth+).

Metode adisi standar dilakukan dengan menghitung potensial dalam sebuah sampel
yang memiliki volume yang relatif besar (misal : 200 ml) lalu menambahkan standar
yang lebih kecil volumenya (misal: 1 10 ml) lalu melihat dalam beberapa saat potensial
baru yang terbentuk. Standar addition harus digunakan kapanpun ketika kandungan
sampel mengubah sensitivitas analitik dari metode yang digunakan.

Perhitungan yang digunakan dalam metode standar addition ada 2 bentuk, standar
adisi dengan volume bervariasi dan volume konstan. Namun, akan dijelaskan tentang
standar adisi dengan volume bervariasi.

Dalam metode ini kita memiliki sejumlah besar volume yang tidak diketahui untuk
sejumlah kecil larutan standar yang ditambahkan.

15
Untuk ion selektif elektoda dengan Esel = besar potensial sel yang diperoleh, K =
konstanta slope S (dari grafik plot potensial elektrode vs konsentrasi) dan ion analit
dengan konsentrasi C,
E = K +Slog C

Untuk mencari nilai kemiringan/slope (m), kita dapat memperolehnya dengan


membuat grafik hubungan antara Esel dan log [Cr], yang selanjutnya akan diperoleh
persamaan garisnya. Pada kurva, Esel berada di sumbu y dan log C berada di sumbu x.
Log C merupakan nilai logaritma dari konsentrasi kation Cr 2+, untuk memperolehnya
harus mencari terlebih dahulu nilai konsentrasi Cr2+ . Yaitu dengan menggunakan rumus:

=

C = konsentrasi kation Cr2+
mgv = berat tiap 1 liter larutan (gr)
V = Volume (L)
Mr = berat molekul

Oleh karena itu, dari data yang diperoleh mengenai volume larutan, kita dapat
memperoleh nilai konsentrasinya, dimana nilai mr dari Cr2+ adalah 52.

Tabel 1. Pengolahan data penentuan variabel-variabel kurva kalibrasi

V x Mr (gr C= mgv/(V xMr) Log [C] (log


V (mL)
mL/mol) (mol/L) mol/L)
200 10400 0.072115385 -1.141972076
100 5200 0.144230769 -0.84094208
50 2600 0.288461538 0.539912085
25 1300 0.576923077 0.238882089
12.5 650 1.153846154 0.062147907
6.25 325 2.307692308 0.363177902
3.125 162.5 4.615384615 0.664207898
1.563 81.276 9.22781633 0.965098942
0.781 40.612 18.46744804 1.266406886
0.391 20.332 36.88766476 1.566881162
0.195 10.14 73.96449704 1.869023308

Setelah memperoleh nilai log C, persamaan grafik dapat dibuat. Grafik


menunjukkan suatu hubungan antara Esel dan log C:

16
Tabel Data variabel grafik Esel pada sumbu y dan log [C] pada sumbu x

Esel (mV) Log [C] (log mol/L)


-35.6 -1.141972076
-17.8 -0.84094208
0.4 -0.539912085
16.8 -0.238882089
34.9 0.062147907
52.8 0.363177902
70.4 0.664207898
89.3 0.965098942
107.1 1.266406886
125.5 1.566881162
142.9 1.869023308

160
140 Grafik E sel vs Log [Cr]
120
100
80
60
E sel

40
20
0
-20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

-40
-60
Log [Cr]

II.3. SOAL HITUNGAN

Soal 1
Bagaimana Anda membuat 500 mL larutan H2SO4 0.25 M yang berasal dari asam
sulfat pekat 21.8% (w/w) dengan densitas 1.1539 g/mL di laboratorium?
Alternatif 1
1,1539 1000 21,8 H2SO4 1 H2SO4
Molaritas H2SO4 pekat= 100 = 2,566M
98 H2SO4

17
0,25 H2SO4
Mol H2SO4 yang dibutuhkan = 0,5 = 0,125 mol H2SO4
1 larutan

1000
Volume larutan H2SO4 pekat yang dibutuhkan = 0,125 H2SO4 2,566 H2SO4 =
48,71 mL larutan H2SO4 pekat
Alternatif 2
1000 % 10001,15390,218
Molaritas H2SO4 pekat = = = 2,566 M
98

1 1 = 2 2

0,25 0,5 = 2,566 2


V2 = 48,71 mL
Volume larutan H2SO4 pekat yang dibutuhkan = 48,71 mL
Prosedur Pengenceran

Untuk membuat larutan H2SO4 0,25 M sebanyak 500 mL, wadah yang paling tepat
digunakan adalah labu ukur 500 mL. Sebelum memasukkan H2SO4 pekat ke dalam labu
ukur, dimasukkan akuades sedikit terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan karena H2SO4
pekat sangat korosif, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada labu ukur bila terkena
kontak langsung. Setelah labu ukur diisi sedikit akuades, H2SO4 pekat sebanyak tepat
48,71 mL dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian akuades ditambahkan hingga
menyentuh batas 500 ml dari labu ukur. Terakhir, labu ukur dikocok secara melingkar
sehingga larutan tercampur rata.

Soal 2
Tentukan konsentrasi larutan KMnO4 bila perubahan warna terjadi sewaktu 43.31
mL larutan tersebut dititrasi oleh larutan garam Na2C2O4 yang berasal dari
padatanny seberat 0.2121 gram. Diketahui berat formula Na2C2O4 adalah 134
g/mol.
Penyusunan Reaksi Redoks

Oksidasi : C2O42- 2CO2 + 2e (X5)

Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O (X2)

Redoks : 5C2O42- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O (Reaksi Ion)

5Na2C2O4+2 KMnO4+8 H2SO4 10CO2+2MnSO4+5Na2SO4+K2SO4+8H2O

Na2C2O4 5
=
4 2

18
Na2C2O4
Na2C2O4 = 5
4 4 2
0,2121
134 / 5
=
0,04331 4 2

2 0,2121
4 = = ,
5 134 0,04331

Soal 3
Bagaimana Anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:
Ag/AgCl(jenuh/s), HCl (0,02 M)/ KCl (jenuh), Hg2Cl2(jenuh)/Hg(l)
a. Ag|AgCl(jenuh)
Reaksi pada Anoda : 2Ag(s) 2Ag+(aq) +2 e E= -0.8
Rekasi pada Katoda : Cl2(g) + 2e 2Cl (aq)
-
E= 1.36
Net Reaksi : Ag(s) + Cl2(g) 2Ag (aq) + 2Cl (aq) Eo= 0.56
+ -

Besar potensial E= 0.56 V

b. HCl (0.02M) || KCl (jenuh)


Reaksi pada Anoda : 2K(s) 2K+(aq) +2e E= 2.93
Rekasi pada Katoda : 2H+(aq) + 2e H2(g) E= 0
Net Reaksi : 2K(s) + 2H+(aq) 2K+(aq) + H2(g) Eo= 2.93 V

Aplikasi hukum Nernst


[ +]^2
=
[ +]^2

8,314 . 298 [ 4.83]


= 2.93
1.96500 [0.02]

= 2.93 (0.0256 x 5.48)

= 2.93 0.140 = .

c. Hg2Cl2(jenuh)||Hg(l)
Reaksi pada Anoda : Cl2(g) 2Cl+(aq) +2 e E= 1.78
Rekasi pada Katoda : 2Hg (aq) + 2e 2Hg(l)
+
E= 0.9
Net Reaksi : Cl2(g) + 2Hg (aq) 2Hg(l) + 2Cl (aq) Eo= 0.268
+ +

[ +]^2
=
[ +]^2

19
Karena ln (1)= 0, karena konsentrasi dari Hg+ dan Cl+ adalah sama maka potensial selnya
adalah sama dengan potensial standard yaitu 0.268 V.

Soal 4
Untuk sel berikut ini, bagaimana Anda tentukan besarnya konstanta
kesetimbangan 2Ag+ + Cu == 2 Ag + Cu 2+
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) +2 e E= -0.34
Katoda : 2Ag+(aq) + 2e 2Ag(s) E= 0.8
Reaksi Sel : Cu(s) + 2Ag+(aq) 2Ag(s) + Cu2+(aq) Eo= 0.46

0.0592
=

0.0592
0.46 =
2
= 15.54

Kc = 3.46 x 1015

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh dari pemicu dengan topik elektrokimia dan potensiometri
meliputi:

1. Baterai adalah suatu sel galvani yang terdiri atas anoda, katoda, dan larutan elektrolit.
Ketika terjadi reaksi, elektron pada anoda akan mengalir menuju katoda dan
menimbulkan arus listrik.
2. Potensial listrik dapat diukur secara eksperimental menggunakan voltmeter, dan secara
teoritis menggunakan prinsip selisih potensial reduksi katoda dan anoda.
3. Pemanfaatan mikroalga sebagai pengganti baterai dilakukan dengan menerapkan pasta
mikroalga sebagai elektrolit dan elektron hasil fotosintesis sebagai elektron dalam sel
elektrokimia.
4. Limbah mikroalga adalah limbah organik yang mudah terurai sehingga tidak berbahaya
bagi lingkungan.
5. Alga dapat menyerap karena mengandung gugus fungsi yang dapat membentuk
kompleks dengan logam.
6. Potensiometri adalah suatu metode analisis kuantitatif ion berdasarkan pengukuran
beda potensial dari elektroda-elektroda yang dapat mengukur konsentrasi larutan.
7. Dalam menentukan kandungan logam dalam limbah, dilakukan pengukuran potensial
menggunakan potensiometer, elektroda indikator, dan elektroda acuan. Selanjutnya,
data potensial dibandingkan dengan data hubungan potensial dan konsentrasi dari
larutan standar.
8. Perhitungan konsentrasi melalui analisis potensiometri menerapkan hukum Nernst dan
prinsip regresi linier melalui kurva kalibrasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Danzer, Klaus. Guidelines For Calibration In Analytical Chemistry . 1998 [ONLINE] Tersedia:
http://www.chemometry.com/Index/Links%20and%20downloads/Papers/Danzer,%20P
AC,%2070%20(1998)%20993.pdf (diakses 29 September 2016)

Harley, David (DePauw University). 2000.Modern Analytical Chemistry. North America :


The McGraw-Hill Companies, Inc

Kenkel, John. 2003. Analytical Chemistry For Technicians, Third Edition. Florida : CRC
Press Publishing.

Klopo, Wit. 2015. Titrasi Potensiometri. [ONLINE] Tersedia:


http://www.academia.edu/5607235/TITRASI_POTENSIOMETRI. (Diakses 30
September 2016).

Louis. 2010. What is an Electrode. [ONLINE] Tersedia: http://www.wisegeek.org/what-is-an-


electrode.htm. (Diakses18 September 2016).
Makalah Potensiometri [ONLINE] Tersedia: http://www.slideshare.net/AimCanser/kel-
03potensiometri (Diakses 23 September 2016).
Skoog, Holler, dan Crouch. 2007. Principles of Instrumental Analysis. Edisi 6. Belmont:
Thomson Brooks/Cole.

Sulistyani, Nindya. Makalah Potensiometri-1. [ONLINE] Tersedia:


https://www.academia.edu/6076818/70357997-makalah-potensiometri-1 (Diakses 1
Oktober 2016]
Suyanta. 2013. Potensiometri. Yogyakarta: UNY Press.

Vyard, P. 2005. How Do Batteries Work. [ONLINE] Tersedia:


http://www.qrg.northwestern.edu/projects/vss/docs/power/2-how-do-batteries-
work.html. (Diakses 18 September 2016).

Underwood dan Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi 5. Diterjemahkan oleh: Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai