Kelompok: 4
Fakultas Teknik UI
Depok 2016
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
I.1. Uraian Umum .................................................................................................................. 1
I.2. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................................... 1
BAB II SOAL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
II.1. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 1 ...................................................................... 2
Soal 1 ................................................................................................................................. 2
Soal 2 ................................................................................................................................. 3
Soal 3 ................................................................................................................................. 3
Soal 4 ................................................................................................................................. 4
Soal 5 ................................................................................................................................. 6
Soal 6 ................................................................................................................................. 6
II.2. SOAL DAN PEMBAHASAN TOPIK 2 ....................................................................... 7
Soal 1 ................................................................................................................................. 7
Soal 2 ................................................................................................................................. 8
Soal 3 ................................................................................................................................. 9
Soal 4 ............................................................................................................................... 10
Soal 5 ............................................................................................................................... 12
Soal 6 ............................................................................................................................... 14
Soal 7 ............................................................................................................................... 15
II.3. SOAL HITUNGAN ..................................................................................................... 17
Soal 1 ............................................................................................................................... 17
Soal 2 ............................................................................................................................... 18
Soal 3 ............................................................................................................................... 19
Soal 4 ............................................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengolahan data penentuan variabel-variabel kurva kalibrasi ... 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema rancang bangun baterai mikroalga .. 2
Gambar 2. Mekanisme reaksi mikroalga sebagai elektrolit baterai . 2
Gambar 3. Diagram Sel Baterai Zn-Pb . 4
Gambar 4. Diagram Sel Baterai Sederhana .. 5
Gambar 5. Rangkaian Potensiometri pada Sel Elektrokimia 8
Gambar 6. Skema susunan peralatan pada analisis potensiometri 11
Gambar 7. Adisi Standar 13
Gambar 8. Adisi Sampel 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Mempelajari prinsip kerja baterai sebagai sel elektrokimia beserta reaksi yang terjadi.
2. Menentukan beda potensial yang ditimbulkan dari suatu baterai.
3. Mempelajari mekanisme kerja sel baterai mikroalga.
4. Mempelajari kelebihan penggunaan baterai mikroalga dibanding baterai konvensional
dalam hal dampak lingkungan.
5. Mempelajari kemampuan alga dalam menyerap logam.
6. Mempelajari prinsip dasar potensiometri untuk menganalisis kandungan zat.
7. Mengusulkan metode analisis kandungan logam beserta prinsip dan instrumentasinya.
8. Melakukan perhitungan untuk menentukan konsentrasi zat yang dianalisis melalui
kurva kalibrasi.
1
BAB II
Soal 1
Bagaimana Anda menjelaskan mekanisme kerja sel baterai mikroalga tersebut?
2
Pada proses fotosintesis yang terjadi pada mikroalga dihasilkan oksigen (O2),
proton, dan elektron. Sesuai dengan prinsip sel volta, elektron yang dihasilkan dari proses
fotosintesis tersebut dialirkan menuju anoda pada sel baterai alga, yang kemudian
digunakan untuk menginduksi elektron yang ada pada anoda, sehingga elektron pada
anoda lepas dan menimbulkan arus listrik.
Soal 2
Dapatkah Anda menjelaskan mengapa penggunaan alga ini menghasilkan baterai
yang ramah lingkungan?
Berbeda dengan baterai komersial biasa yang apabila dibuang dapat menghasilkan
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), baterai mikroalga tidak menghasilkan
limbah logam yang berbahaya, karena larutan elektrolit yang seharusnya berisikan cairan
logam telah digantikan dengan pasta mikroalga yang merupakan zat organik.
Limbah baterai biasa adalah B3, sedangkan limbah baterai alga adalah organik.
Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik
seperti dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan industri. Limbah organik mudah
membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-potongan
kayu, dan sebagainya.
Di sisi lain, alga yang dibuang ke perairan akan masih bertahan hidup dan
melakukan respirasi. Akan tetapi, jumlah alga yang berlebihan akan menyebabkan
dampak lingkungan pula, seperti eutrofikasi. Eutrofikasi dimulai dari banyaknya jumlah
alga yang mengapung di perairan. Alga-alga ini akan menghalangi sinar matahari yang
bisa diserap oleh tanaman di bawah air atau dekomposer yang membutuhkan sinar
matahari. Akibatnya, banyak tanaman dan dekomposer yang mati dan menghentikan
sirkulasi oksigen pada perairan tersebut. Makhluk hidup lainnya, seperti ikan, akan
kesulitan bernapas sehingga akan mati juga. Proses berantai ini dapat mematikan satu
ekosistem dengan hanya jumlah alga yang terlalu banyak.
Soal 3
Dapatkah Anda menggambar sel baterai tersebut? Dapatkah Anda menjelaskan
peran lempengan-lempengan logam di atas?
3
Gambar 3. Diagram Sel Baterai Zn-Pb
Pada sel elektrokimia di atas, logam Zn menjadi anoda (elektroda negatif) tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi dan logam Pb menjadi katoda (elektroda positif) tempat
berlangsungnya reaksi reduksi. Daerah anoda dan katoda pada prinsipnya dapat terbentuk
bila pada permukaan logam atau campuran terdapat perbedaan potensial atau energi
bebas dari titik yang satu terhadap yang lain di sekitarnya. Apabila dalam reaksi logam
tersebut menerima ion sehingga membentuk logam yang muatannya berkurang maka
logam tersebut mengalami reduksi sehingga logam tersebut dikatakan sebagai katoda.
Sebaliknya apabila logam tersebut saat bereaksi melepas ionnya (selalu elektron yang
bergerak) maka setelah reaksi logam tersebut membentuk unsur logam yang sama dengan
ditambah lepasnya elektron untuk diterima logam yang satu lagi.
Sel elektrokimia untuk reaksi di atas dapat dinotasikan ke dalam penulisan sel
elektrokimia sebagai berikut :
Zn Zn2+ Pb2+ Pb
Lempengan logam yang terdapat pada skema adalah elektroda. Elektroda
merupakan konduktor yang menghantarkan arus listrik pada rangkaian, dari suatu media
ke media lain, biasanya dari sumber energi ke material (Louis, 2010). Elektroda dapat
berwujud kawat, batang, pelat, yang umumnya tersusun atas logam, namun juga dapat
tersusun atas material non logam yang dapat menghantarkan listrik. Peran elektroda
adalah sebagai penghubung antara reaksi kimia dengan aliran listrik. Melalui reaksi
oksidasi dan reduksi pada elektroda, terjadi transfer elektron sehingga energi kimia dapat
diubah menjadi energi listrik.
Soal 4
Reaksi apa yang terjadi sewaktu lempengan seng dan batang timbal dimasukkan
ke dalam gelas dan kedua elektroda tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga?
4
Gambar 4. Diagram Sel Baterai Sederhana
Baterai merupakan sel galvani yang terdiri atas setidaknya dua setengah sel, yakni
sel reduksi dan sel oksidasi. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda,
terjadi reaksi reduksi. Oksidasi pada anoda akan melepas elektron, yang selanjutnya
mengalir menuju katoda yang menyerap elektron untuk menjalani reaksi reduksi.
Sel baterai Zn-Pb adalah salah satu contoh sederhana yang digunakan untuk
memahami lebih lanjut reaksi yang terjadi pada baterai. Pada sel ini, logam Zn bertindak
sebagai anoda sementara logam Pb bertindak sebagai katoda. Hal ini didasari oleh Zn
yang merupakan reduktor yang lebih kuat dibanding Pb menurut data potensial reduksi.
Elektrolit yang digunakan adalah campuran ZnSO4 dengan PbSO4.
Reaksi yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut.
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e (pada anoda)
Reduksi : Pb2+(aq) + 2e Pb(s) (pada katoda)
Reaksi sel : Zn(s) + Pb2+(aq) Zn2+(aq) + Pb(s)
Pada anoda, logam Zn akan teroksidasi menjadi ion Zn2+ yang menuju larutan dan
melepas elektron. Elektron selanjutnya bergerak melalui kawat menuju katoda. Pada
katoda, ion Pb2+ akan tereduksi menjadi logam Pb dengan menyerap elektron.
5
Soal 5
Apakah Anda dapat memperkirakan besarnya tegangan potensial dalam sel
tersebut?
Dalam bidang elektrokimia terdapat perbedaan antara sel galvani dan sel
elektrolisis yaitu berhubungan dengan reaksi spontan dan tidak spontan. Sel galvani
secara umum terjadi reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis terjadi reaksi tidak
spontan. Reaksi spontan artinya reaksi elektrokimia tidak menggunakan energi atau
listrik dari luar, sedangkan reaksi tidak spontan yaitu reaksi yang memerlukan energi atau
listrik. Suatu sel elektrokimia dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan, dapat
diperkirakan dari nilai potensial sel atau E sel. Jika potensial sel bernilai positif, maka
reaksi redoks berlangsung spontan. Sebaliknya jika potensial sel bernilai negatif maka
reaksi tidak berlangsung spontan.
Nilai E sel (tegangan potensial sel) ditentukan dengan rumus berikut.
Diketahui:
Esel Zn = -0.76
Esel Cu = -0.13
Jawab:
Esel = E(reduksi) - E(oksidasi) = -0.13 (-0.76) = 0.63 V
Besarnya tegangan potensial sel dapat juga dihitung dengan menggunakan
persamaan Eosel reaksi, dengan langkah sebagai berikut.
Soal 6
Sewaktu sel tersebut dihubungkan dengan voltmeter terbaca pengukuran sebesar
0,529 V. Bagaimana penjelasan Anda tentang adanya perbedaan potensial antara
hasil eksperimen dengan hasil teoritis?
Pengendalian eksperimen perlu dijaga dari faktor faktor yang mempengaruhi
kemurnian hasil eksperimen. Faktor-faktor ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara
hasil eksperimen dan hasil teoritis. Faktor-faktor yang berpeluang mempengaruhi hasil
eksperimen terdapat pada subjek yang menjadi sampel penelitian, proses penelitian, alat
eksperimen dan alat pengumpulan data pada saat eksperimen berlangsung. Pengendalian
6
penelitian eksperimen dilakukan dengan cara membuat kondisi yang sama yang
diperkirakan dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Faktor yang mempengaruhi
eksperimen meliputi:
Faktor alat
Faktor perhitungan
Faktor lingkungan
Faktor kemurnian larutan
Soal 1
Bagaimana Anda menjelaskan kemampuan alga dalam menyerap logam pada
bacaan di atas?
Alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana, mengandung klorofil,
dengan ukuran yang berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel tunggal) sampai
sangat besar dan multiseluler. Tubuh alga relatif tidak mengalami diferensiasi dan tidak
ada akar atau daun sejati.
Berdasarkan berbagai penelitian diketahui bahwa berbagai spesies alga dari habitat
perairan terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan
alga merah (Rhodophyta), baik itu makroalga maupun mikroalga, dalam keadaan hidup,
biomassa mati, maupun biomassa terimmobilisasi memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi ion logam (biosorpsi). Kemampuan menyerap tersebut dimiliki karena di
dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan ion logam.
Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril, imazadol,
sulfat, dan sulfonate yang terdapat dalam dinding sel alga yang dapat membentuk
koordinasi kompleks dengan ion logam. Dinding sel sebagian besar biosorben terdiri dari
lipid, polisaksida, protein.
7
Penyerapan logam berat dengan sel hidup ini terbatas dikarenakan oleh akumulasi ion
yang menyebabkan racun terhadap mikroorganisme. Passive uptake atau biosorpsi.
Proses ini terjadi ketika ion logam berat mengikat dinding sel dengan dengan cara
berbeda. Pertama, pertukaran ion dimana ion monovalent dan divalent seperti Na, Mg,
dan Ca pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat. Dan kedua adalah formasi
kompleks antara ion-ion logam berat dengan functional groups seperti carbonyl, amino,
thiol, hydroxyl, prospate yang berada pada dinding sel. Proses biosorpsi bersifat bolak
balik dan cepat serta lebih efektif dengan kehadiran pH tertentu.
Soal 2
Jika dalam suatu tim riset ilmiah Anda diputuskan untuk menggunakan
potensiometri untuk mengukur kandungan logam dalam air secara instrumental,
apa yang dapat Anda jelaskan mengenai metode tersebut?
Potensiometri adalah suatu metode kuantitatif analisis ion berdasarkan pengukuran
beda potensial dari elektroda-elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan
dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel potensiometri. Sel potensiometri merupakan
sel elektrokimia yang terdiri dari dua setengah sel elektroda yang tercelup dalam larutan
elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya. Metode ini digunakan untuk menentukan
nilai potensial elektroda, konsentrasi suatu ion, pH suatu larutan, titik akhir titrasi, dan
nilai Kp, Kc, dan Ksp dalam reaksi kimia. Berikut merupakan salah satu rangkaian
metode potensiometri dengan menggunakan Zn dan Ag.
8
spesies dalam suatu campuran kesetimbangan, karena kesetimbangan tidak
dikacaukan oleh pengukuran yang dilakukan.
b. Titrasi Potensiometri
Metode ini dilakukan untuk mengukur voltase dari elektroda ion selektif dalam
suatu volume dari suatu sampel yang relatif besar dengan menambahkan sedikit
volume dari suatu standar. Setelah campuran tersebut stabil, akan didapatkan
nilai voltase.
d. Potensiometri adisi sampel
Metode adisi sampel digunakan ketika hanya sejumlah kecil sampel yang
tersedia dan untuk sampel dengan konsenrasi yang relatif tinggi. Pengukuran
dilakukan pada kekuatan ion standar dan slop elektroda yang dihasilkan akan
lebih sesuai dibandingkan dengan adisi standar.
Soal 3
Dalam teknik potensiometri, digunakan berbagai jenis elektroda. Dapatkah Anda
menjelaskan tentang penggunaan berbagai jenis elektroda tersebut?
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau
media non logam dari sebuah sirkuit. Kegunaan elektroda yaitu untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Dalam potensiometri, secara umum terdapat dua jenis
elektroda yang digunakan, yaitu elektroda pembanding/ acuan dan elektroda indikator.
9
1. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)
Elektroda kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang ditutupi
dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida /Komel (Hg2Cl2) dan kalium klorida
(KCl). Setengah sel elektrode kalomel dapat ditunjukan sebagai berikut:
KCl || Hg2Cl2 (satd), KCI (x M) | Hg
Elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode, SCE) biasanya banyak
digunakan oleh para pakar kimia analitik karena banyak tersedia di pasaran dan
konsentrasi klorida tidak mempengaruhi harga potensial elektroda.
Soal 4
Laboratorium di tempat Anda memiliki sebuah pH meter/ volt meter, sebuah
elektroda standar kalomel jenuh serta berbagai elektroda indikator untuk
beberapa jenis kation. Dapatkah Anda menjelaskan usulan tentang metode analisis
untuk menentukan kandungan logam dalam air dengan menggunakan peralatan
10
yang ada? Lengkapi dengan informasi yang cukup jelas, baik dari segi
instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode analisis ini.
Pada analisis kandungan logam dalam limbah, metode yang paling tepat untuk
diusulkan adalah metode potensiometri langsung. Salah satu alasannya adalah karena
metode potensiometri langsung dapat dilakukan relatif mudah dengan alat-alat yang
tersedia di laboratorium
Langkah awal praktis yang dilakukan adalah menyiapkan segala peralatan yang
dibutuhkan untuk analisis. Larutan standar yang diketahui konsentrasinya harus
ditentukan dan disiapkan. Selanjutnya, elektroda referensi dan elektroda indikator
dipasang masing-masing sebagai anoda dan katoda. Kedua elektroda dihubungkan
dengan voltmeter atau potensiometer untuk diukur potensialnya. Variasi terhadap
konsentrasi larutan standar perlu dilakukan untuk mendapatkan deret hubungan antara
konsentrasi dengan potensial. Selanjutnya, dilakukan pengujian sampel air limbah yang
mengandung logam berat. Dengan cara yang sama, elektroda dipasang dan potensial
diukur kembali. Dengan kalkulasi lebih lanjut yang mengacu pada hubungan antara
konsentrasi dan potensial pada pengukuran larutan standar, konsentrasi dari logam pada
larutan uji dapat ditentukan.
11
Voltmeter digunakan untuk mengukur nilai E (voltase) dari sistem pada percobaan
potensiometri. Pada dasarnya alat tersebut dapat dipakai, namun untuk tujuan
analisis hasil yang diperoleh kurang baik, karena alat ini umumnya tidak dilengkapi
pengatur impedansi yang tinggi. Pada analisis potensiometri, arus listrik harus dijaga
tetap nol. Untuk mendapatkan kondisi ini maka pada alat volmeter harus dipasang
tahanan yang tinggi, sehingga potensial yang terukur relatif stabil. Alat pengukur
potensial jenis ini biasanya dirancang khusus oleh pabrik maupun ahli elektro. Alat
ini lebih sering disebut sebagai potensiometer.
b. Elektroda Referensi
Elektroda referensi merupakan elektroda yang digunakan sebagai pembanding yang
diketahui nilai potensialnya dan tetap konstan agar potensial sampel dapat langsung
diketahui. Elektroda referensi yang digunakan adalah elektroda kalomel jenuh (SCE/
Saturated Calomel Electrode).
c. Elektroda Indikator
Elektroda indikator adalah elektroda yang merespon ion secara spesifik, sehingga
nilai potensialnya bergantung kepada aktivitas ion yang diukur. Pada analisis
kandungan logam berat, digunakan beberapa jenis elektroda indikator, karena
jumlah logam yang dianalisis lebih dari satu. Masing-masing elektroda indikator
merepresentasikan analisis satu jenis logam.
d. Tabung Tempat Analit
Analit biasanya ditempatkan dalam tabung dari kaca atau plastik polimer. Hal ini
tergantung pada macam analit dan jenis pelarutnya. Besar kecilnya tabung
tergantung dari jumlah/ volume analit.
Soal 5
Bagaimana Anda menjelaskan tentang yang Anda baca di beberapa literatur
bahwa bila menggunakan teknik potensiometri langsung perlu penambahan
senyawa penjaga kekuatan ion dalam larutan atau TISAB (Total Ionic Strength
Adjustment Buffer), dan untuk apa dilakukan teknik penambahan larutan standar
atau larutan sampel tak diketahui (standard addition atau sample addition method)?
TISAB
Total Ionic Strengh Adjustment Buffer adalah larutan penyangga yang dapat
meningkatkan kekuatan ionik suatu larutan menjadi relatif lebih tinggi. Larutan ini
memiliki kekuatan ionik yang relatif tinggi dimana ion ionnya adalah ion ion asing
sehingga tak akan terukur potensial selnya dan tak akan mengganggu proses analisis.
Larutan ini berfungsi untuk menghilangkan perbedaan ionik dari dua larutan sehingga
penting dalam pengukuran Potensiometri langsung dan dapat mengontrol pH larutan.
Total Ionic Strengh Adjustment Buffer dapat digunakan untuk menyamakan suatu
larutan sehingga memiliki tingkat kekuatan ionik yang sama dengan cara menambahkan
12
larutan TISAB kedalam kedua larutan standar dan alrutan sampel secara ekuivalen
sehingga didapatkan larutan larutan baru yang memiliki tingkat kekuatan ionik yang
sama. Jika kedua larutan standar diberikan perlakuan dalam penambahan TISAB secara
ekuivalen, maka konsenterasi kedua larutan tidak perlu lagi dicari konsenterasinya.
Selain itu, TISAB juga berfungsi agar nilai potensial jungsi menjadi lebih stabil sehingga
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran serta dapat menghilangkan ion ion
pengganggu dari larutan sampel.
Adisi Standar
Pada adisi standar, potensial sampel diukur dan direkam menggunakan ISE.
Sampel kemudian dibagi-bagi dalam beberapa labu (Vflask) dengan volume yang sama
(Vu) menggunakan pipet. Kemudian, sedikit volume larutan standar (Vs) konsentrat
ditambahkan ke dalam labu-labu tersebut (kecuali labu pertama) dengan peningkatan
volume. Dengan menggunakan larutan standar konsentrat, volume standar yang
ditambahkan pada sampel tidak mengubah volume sampel secara signifikan namun dapat
memudahkan perhitungan. Kemudian, potensial elektrode dihitung kembali, yang mana
perbedaan potensial (E ditemukan).
13
Gambar 8. Adisi Sampel
Soal 6
Bila Anda menggunakan metode sample addition pada teknik potensiometri,
bagaimana Anda menjelaskan cara penentuan konsentrasi logam pada sampel?
(Jelaskan juga penurunan persamaannya)
Pada prinsipnya, semua penambahan adisi memiliki dasar yang sama, yaitu
mengukur potensial pada volume sampel (25-100 ml; pada adisi standar) dan volume
standar (pada adisi sampel) dengan menambahkan sedikit-sedikit volume standar (atau
sampel; 1-10 ml) kemudian membaca ulang potensial setelah dicampurkan.
Pada adisi sampel, sedikit volume sampel (Vu) ditambahkan ke dalam volume
standar (Vs) yang dikonstankan.
ISE dengan slope (S), konsentrasi C, dan volume total labu Vo,
1
= + ,
2
+
dimana = , sehingga
+
+
= 10
+
+ = ( + )10
Kemudian, bagi persamaan dengan adisi sampel dengan tanpa adisi sampel,
2
( + )10 +
1 =
10
( + ) 21
10 = 1 +
21 1
( + )10 = +
dengan:
Cu = konsentrasi sample yang tidak diketahui
Cs = konsentrasi ion dalam larutan standar
Vu = volume larutan sampel yang digunakan
Vs = volume larutan standar yang digunakan
E1 = potensial sel terukur tanpa ada larutan sample
14
E2 = potensial sel terukur setelah ada tambahan larutan sample
S = slope elektroda (yang diukur dengan menggunakan larutan standar)
C1 dan C2 = aktivitas ion yang sama dengan konsentrasinya
Soal 7
Jika Anda memperoleh data logam Cr dari laboratorium sebagai berikut:
Metode adisi standar dilakukan dengan menghitung potensial dalam sebuah sampel
yang memiliki volume yang relatif besar (misal : 200 ml) lalu menambahkan standar
yang lebih kecil volumenya (misal: 1 10 ml) lalu melihat dalam beberapa saat potensial
baru yang terbentuk. Standar addition harus digunakan kapanpun ketika kandungan
sampel mengubah sensitivitas analitik dari metode yang digunakan.
Perhitungan yang digunakan dalam metode standar addition ada 2 bentuk, standar
adisi dengan volume bervariasi dan volume konstan. Namun, akan dijelaskan tentang
standar adisi dengan volume bervariasi.
Dalam metode ini kita memiliki sejumlah besar volume yang tidak diketahui untuk
sejumlah kecil larutan standar yang ditambahkan.
15
Untuk ion selektif elektoda dengan Esel = besar potensial sel yang diperoleh, K =
konstanta slope S (dari grafik plot potensial elektrode vs konsentrasi) dan ion analit
dengan konsentrasi C,
E = K +Slog C
Oleh karena itu, dari data yang diperoleh mengenai volume larutan, kita dapat
memperoleh nilai konsentrasinya, dimana nilai mr dari Cr2+ adalah 52.
16
Tabel Data variabel grafik Esel pada sumbu y dan log [C] pada sumbu x
160
140 Grafik E sel vs Log [Cr]
120
100
80
60
E sel
40
20
0
-20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-40
-60
Log [Cr]
Soal 1
Bagaimana Anda membuat 500 mL larutan H2SO4 0.25 M yang berasal dari asam
sulfat pekat 21.8% (w/w) dengan densitas 1.1539 g/mL di laboratorium?
Alternatif 1
1,1539 1000 21,8 H2SO4 1 H2SO4
Molaritas H2SO4 pekat= 100 = 2,566M
98 H2SO4
17
0,25 H2SO4
Mol H2SO4 yang dibutuhkan = 0,5 = 0,125 mol H2SO4
1 larutan
1000
Volume larutan H2SO4 pekat yang dibutuhkan = 0,125 H2SO4 2,566 H2SO4 =
48,71 mL larutan H2SO4 pekat
Alternatif 2
1000 % 10001,15390,218
Molaritas H2SO4 pekat = = = 2,566 M
98
1 1 = 2 2
Untuk membuat larutan H2SO4 0,25 M sebanyak 500 mL, wadah yang paling tepat
digunakan adalah labu ukur 500 mL. Sebelum memasukkan H2SO4 pekat ke dalam labu
ukur, dimasukkan akuades sedikit terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan karena H2SO4
pekat sangat korosif, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada labu ukur bila terkena
kontak langsung. Setelah labu ukur diisi sedikit akuades, H2SO4 pekat sebanyak tepat
48,71 mL dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian akuades ditambahkan hingga
menyentuh batas 500 ml dari labu ukur. Terakhir, labu ukur dikocok secara melingkar
sehingga larutan tercampur rata.
Soal 2
Tentukan konsentrasi larutan KMnO4 bila perubahan warna terjadi sewaktu 43.31
mL larutan tersebut dititrasi oleh larutan garam Na2C2O4 yang berasal dari
padatanny seberat 0.2121 gram. Diketahui berat formula Na2C2O4 adalah 134
g/mol.
Penyusunan Reaksi Redoks
Na2C2O4 5
=
4 2
18
Na2C2O4
Na2C2O4 = 5
4 4 2
0,2121
134 / 5
=
0,04331 4 2
2 0,2121
4 = = ,
5 134 0,04331
Soal 3
Bagaimana Anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:
Ag/AgCl(jenuh/s), HCl (0,02 M)/ KCl (jenuh), Hg2Cl2(jenuh)/Hg(l)
a. Ag|AgCl(jenuh)
Reaksi pada Anoda : 2Ag(s) 2Ag+(aq) +2 e E= -0.8
Rekasi pada Katoda : Cl2(g) + 2e 2Cl (aq)
-
E= 1.36
Net Reaksi : Ag(s) + Cl2(g) 2Ag (aq) + 2Cl (aq) Eo= 0.56
+ -
= 2.93 0.140 = .
c. Hg2Cl2(jenuh)||Hg(l)
Reaksi pada Anoda : Cl2(g) 2Cl+(aq) +2 e E= 1.78
Rekasi pada Katoda : 2Hg (aq) + 2e 2Hg(l)
+
E= 0.9
Net Reaksi : Cl2(g) + 2Hg (aq) 2Hg(l) + 2Cl (aq) Eo= 0.268
+ +
[ +]^2
=
[ +]^2
19
Karena ln (1)= 0, karena konsentrasi dari Hg+ dan Cl+ adalah sama maka potensial selnya
adalah sama dengan potensial standard yaitu 0.268 V.
Soal 4
Untuk sel berikut ini, bagaimana Anda tentukan besarnya konstanta
kesetimbangan 2Ag+ + Cu == 2 Ag + Cu 2+
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) +2 e E= -0.34
Katoda : 2Ag+(aq) + 2e 2Ag(s) E= 0.8
Reaksi Sel : Cu(s) + 2Ag+(aq) 2Ag(s) + Cu2+(aq) Eo= 0.46
0.0592
=
0.0592
0.46 =
2
= 15.54
Kc = 3.46 x 1015
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang diperoleh dari pemicu dengan topik elektrokimia dan potensiometri
meliputi:
1. Baterai adalah suatu sel galvani yang terdiri atas anoda, katoda, dan larutan elektrolit.
Ketika terjadi reaksi, elektron pada anoda akan mengalir menuju katoda dan
menimbulkan arus listrik.
2. Potensial listrik dapat diukur secara eksperimental menggunakan voltmeter, dan secara
teoritis menggunakan prinsip selisih potensial reduksi katoda dan anoda.
3. Pemanfaatan mikroalga sebagai pengganti baterai dilakukan dengan menerapkan pasta
mikroalga sebagai elektrolit dan elektron hasil fotosintesis sebagai elektron dalam sel
elektrokimia.
4. Limbah mikroalga adalah limbah organik yang mudah terurai sehingga tidak berbahaya
bagi lingkungan.
5. Alga dapat menyerap karena mengandung gugus fungsi yang dapat membentuk
kompleks dengan logam.
6. Potensiometri adalah suatu metode analisis kuantitatif ion berdasarkan pengukuran
beda potensial dari elektroda-elektroda yang dapat mengukur konsentrasi larutan.
7. Dalam menentukan kandungan logam dalam limbah, dilakukan pengukuran potensial
menggunakan potensiometer, elektroda indikator, dan elektroda acuan. Selanjutnya,
data potensial dibandingkan dengan data hubungan potensial dan konsentrasi dari
larutan standar.
8. Perhitungan konsentrasi melalui analisis potensiometri menerapkan hukum Nernst dan
prinsip regresi linier melalui kurva kalibrasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Danzer, Klaus. Guidelines For Calibration In Analytical Chemistry . 1998 [ONLINE] Tersedia:
http://www.chemometry.com/Index/Links%20and%20downloads/Papers/Danzer,%20P
AC,%2070%20(1998)%20993.pdf (diakses 29 September 2016)
Kenkel, John. 2003. Analytical Chemistry For Technicians, Third Edition. Florida : CRC
Press Publishing.
Underwood dan Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi 5. Diterjemahkan oleh: Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
22