Anda di halaman 1dari 20

SOAL DAN JAWABAN

ASSIGNMENT 1

Hilda received an assignment from her thermodynamics course instructor who asked
students to derive the equation to calculate the efficiency of a Carnot engine:

𝑻𝑪
𝜼= 𝟏−
𝑻𝑯

Could you also do Hilda’s assignment? Hilda learned that the high temperature source
could be a combustion chamber where mixture of air and coal could react and reach
temperature of 700 K. What is the value of the Carnot engine efficiency calculated by
Hilda?

Jawaban

Sebelum menurunkan rumus efisiensi siklus Carnot, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan siklus Carnot. Siklus Carnot adalah proses termodinamika yang dialami
oleh zat kerja (working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses
isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama yang terjadi pada temperatur
lebih tinggi (𝑇) ), zat mengalami ekspansi dan menyarap kalor. Proses isotermal kedua, yang
terjadi pada temperatur rendah (𝑇* ), zat mengalami kompresi dan melepas kalor. Sebelum
menurunkan rumus efisiensinya, harus diuraikan terlebih dahulu usaha-usaha yang dilakukan
mesin Carnot pada masing-masing dari keempat prosesnya.

Gambar 1. Ilustrasi Siklus Carnot Gambar 2. Diagram PV pada Siklus Carnot


(Sumber: bisakimia.com) (Sumber: fisikastudycenter.com)

Usaha yang Dilakukan pada Keempat Proses Siklus Carnot:


• Proses 1: Ekspansi Isotermal. Silinder ditempatkan pada panas temperatur tinggi yaitu
TH. Panas dikonduksi melewati bagian bawah silinder dan gas diserap panas. Kita menyebut
panas ini Qin. Sebagai akibat penambahan panas, gas berekspansi, menekan piston keatas.
Proses ini melakukan beberapa kerja. Kita menyebut proses ini ekspansi isotermal karena
temperatur tetap konstan dan volume meningkat. Usaha yang dilakukan sama untuk PDV.
23 23
𝑑𝑉
𝑊, = - 𝑝. 𝑑𝑉 = - 𝑛𝑅𝑇)
24 24 𝑉
𝑉9
= 𝑛𝑅𝑇) 𝑙𝑛
𝑉,

• Proses 2: Ekspansi Adiabatik. Gas melanjut ke ekspansi, tapi karena panas tidak ada
yang masuk atau keluar, ini terjadi ekspansi adiabatik. Tekanan di dalam silinder menekan
ke nilai terendahnya. Uasaha dilanjutkan bekerja oleh sistem selama proses ini.

𝑑𝑄 = 𝑑𝑈 + 𝑑𝑊
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑄 = 0
FG
𝑊9 = − - 𝑑𝑈 = − - 𝑛𝑐2 𝑑𝑇
FH

= −𝑛𝑐2 (𝑇* − 𝑇) )

• Proses 3: Kompresi Isotermal. Silinder tiba-tiba ditempatkan ke temperatur rendah.


Panas keluar yang kita sebut Qout, mengalir dari silinder ke dalam panas buangan. Sistem
kehilangan panas, volume menurun, dan gas dikompres secara isotermal.

𝑉L
𝑊K = 𝑛𝑅𝑇* 𝑙𝑛
𝑉K
• Proses 4: Kompresi Adiabatik. Silinder akan dikembalikan ke keadaan awal. Panas tidak
bisa masuk atau keluar, sehinngga sistem mengalami kompresi adiabatik kembali ke
keadaan awal.
FH
𝑊L = − - 𝑑𝑈 = − - 𝑛𝑐2 𝑑𝑇
FG
= 𝑛𝑐2 (𝑇) − 𝑇* )

Efisiensi Siklus Carnot

Kinerja dari suatu siklus termodinamika dapat diukur melalui efisiensi. Siklus Carnot
merupakan siklus paling efisien dengan adanya asumsi bahwa tidak terjadi panas yang terbuang
melalui proses seperti gesekan, serta asumsi bahwa tidak terjadi konduksi panas antar
komponen-komponen mesin dengan temperatur yang berbeda. Efisiensi siklus Carnot
didefinisikan sebagai perbandingan antara energi keluaran dan energi masukan.
𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑊
𝜂= =
𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑄UV

𝑊 = 𝑊, + 𝑊9 + 𝑊K + 𝑊L

𝑉9 𝑉L
= 𝑛𝑅𝑇) 𝑙𝑛 + 𝑛𝑐2 (𝑇) − 𝑇* ) + 𝑛𝑅𝑇* 𝑙𝑛 + 𝑛𝑐2 (𝑇) − 𝑇* )
𝑉, 𝑉K
𝑉9 𝑉L
𝑊 = 𝑛𝑅 W𝑇) 𝑙𝑛 + 𝑇* 𝑙𝑛 X
𝑉, 𝑉K

𝑉9
𝑄UV = 𝑊, = 𝑛𝑅𝑇) 𝑙𝑛
𝑉,
𝑉 𝑉
𝑊 𝑛𝑅 Y𝑇) 𝑙𝑛 𝑉9 + 𝑇, 𝑙𝑛 𝑉L Z
, K
𝜂= =
𝑄UV 𝑉9
𝑛𝑅𝑇) 𝑙𝑛 𝑉
,

Karena proses II dan proses IV merupakan proses adiabatik, maka:

𝑇9 *2⁄[ 𝑉K
W X =
𝑇K 𝑉9
*2 ⁄[
𝑇* 𝑉L
W X =
𝑇L 𝑉,

Kemudian karena T1=TH dan T3=T4, maka:

𝑉K 𝑉9
=
𝑉L 𝑉,

Efisiensi siklus Carnot menjadi:

𝑉 𝑉
𝑛𝑅 Y𝑇) 𝑙𝑛 𝑉9 − 𝑇* 𝑙𝑛 𝑉9 Z
, ,
𝜂=
𝑉
𝑛𝑅𝑇) 𝑙𝑛 𝑉9
,
𝑇) − 𝑇*
𝜂=
𝑇)
𝑻𝑪
𝜼=𝟏−
𝑻𝑯

Diketahui:

𝑇) = 700 𝐾

Ditanya:
Efisiensi Carnot 𝜂?

Asumsi:

𝑇* = 25°𝐶 = 298 𝐾 (suhu ruang)

Jawab:

𝑇*
𝜂 =1−
𝑇)
298 𝐾
𝜂 =1−
700 𝐾
𝜂 = 57,4 %

Jadi, efisiensi mesin Carnotnya adalah 57,4 %.

ASSIGMENT 2

The Ranque-Hilsch vortex tube is a device that receives a gas stream (say at 10 bar and
295 K) and divides it into two streams with equal pressure of 1 bar. There is no
mechanical work and heat transfer involved in the operation of this device. Show by using
the first and the second law of thermodynamics, that maximum temperature difference
between the two outlet streams is 501 K. Hint: largest temperature difference can be
obtained only if gas expansion is a reversible process. Assume ideal gas behavior and use
Cp gas of 30kJ/(kmol.K).

Jawaban

Diketahui:

P1 = 10 bar

T1 = 295 K

P2 = P3 = 1 bar

∆T =501K

Cp = 30 kJ/(kmol.K)

Asumsi :

W=0

Q=0

Steady state; Open system

Isentropik (reversible)

Diminta: Membuktikan
Jawab:

Gambar 3. System Boundary Tabung Vortex


(Sumber: Oliver, 2008)

Persamaan umum pada tabung vortex:

𝑈j9
𝑈n9 𝑈o9
𝑚̇j kℎj + + 𝑍j m + 𝑄̇ + 𝑊̇ = 𝑚̇n kℎn + + 𝑍n m + 𝑚̇o kℎo + + 𝑍o m
2 2 2

Neraca massa sistem

𝑚p2 = q 𝑚, − q 𝑚r
U s

0 = 𝑚, − (𝑚9 + 𝑚K )

𝑚, = 𝑚9 + 𝑚K = 2𝑚̇

Neraca Energi Sistem (Hukum Termodinamika I)

𝑑𝐸p2 𝑣9 𝑣9
̇ + q 𝑚̇U kℎU + U + 𝑔𝑧U m − q 𝑚̇s kℎs + s + 𝑔𝑧s m
= 𝑄̇p2 − 𝑊p2
𝑑𝑡 U 2 U 2

0 = 2𝑚̇ℎ, − 𝑚̇(ℎ9 + ℎK )

2𝑚̇ℎ, = 𝑚̇(ℎ9 + ℎK )

2ℎ, = ℎ9 + ℎK

F3 Fz
F4
2- 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = - 𝐶𝑝 𝑑𝑇 + - 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Fwxy
Fwxy Fwxy

∆T = T2 – T3 =501K

T2 = 510K + T3
2𝐶𝑝{𝑇, − 𝑇|s} ~ = 𝐶𝑝{𝑇9 − 𝑇|s} ~ + 𝐶𝑝{𝑇K − 𝑇|s} ~

2 ∗ 295 − 2𝑇|s} = 𝑇9 − 𝑇|s} + 𝑇K − 𝑇|s}

590 = 𝑇9 + 𝑇K

Hukum Termodinamika II

𝑑𝑈 = 𝑑𝑄|s2 − 𝑃𝑑𝑉

Entalpi:
𝐻 = 𝑈 + 𝑃𝑉
𝑑𝐻 = 𝑑𝑈 + 𝑃𝑑𝑉 + 𝑉𝑑𝑃

𝑑𝐻 = 𝑑𝑄|s2 − 𝑃𝑑𝑉 + 𝑃𝑑𝑉 + 𝑉𝑑𝑃

𝑑𝐻 = 𝑑𝑄|s2 + 𝑉𝑑𝑃
Untuk gas ideal:
𝑑𝐻 = 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
𝑑𝐻 = 𝑑𝑄|s2 + 𝑉𝑑𝑃
𝑅𝑇
𝐶𝑝 𝑑𝑇 = 𝑑𝑄|s2 + 𝑑𝑃
𝑃

𝐶𝑝 𝑑𝑄|s2 𝑅𝑇
𝑑𝑇 = + 𝑑𝑃
𝑇 𝑇 𝑃𝑇
𝑑𝑄|s2 𝐶𝑝 𝑅𝑇
= 𝑑𝑆 = 𝑑𝑇 − 𝑑𝑃
𝑇 𝑇 𝑃𝑇
Entropi (𝑑𝑆)
F …
𝑑𝑇 𝑑𝑃
∆𝑆 = - 𝐶𝑝 −𝑅-
F„ 𝑇 …„ 𝑃

Untuk Cp konstan:

𝑇 𝑃
∆𝑆 = 𝐶𝑝 ln − 𝑅 𝑙𝑛
𝑇r 𝑃r

Dari persamaan di atas, pada sistem ini tidak terjadi perubahan entropi, maka:
𝑇9 𝑃9 𝑇K 𝑃K
0 = 𝐶𝑝 ln − 𝑅 ln + 𝐶𝑝 ln − 𝑅 ln
𝑇, 𝑃, 𝑇, 𝑃,

𝑃9 𝑃K
0 = 𝐶𝑝(ln 𝑇9 − ln 𝑇, ) − 𝑅 ln + 𝐶𝑝(ln 𝑇K − ln 𝑇, ) − 𝑅 ln
𝑃, 𝑃,

𝑃K 𝑃9
0 = 𝐶𝑝(ln 𝑇9 + ln 𝑇K ) − 2 𝐶𝑝(ln 𝑇, ) − 𝑅 (ln + ln )
𝑃, 𝑃,

1
0 = 30 (ln 𝑇9 + ln 𝑇K ) − 2 ∙ 30 ln 295 − 2 ∙ 8.314 ln
10

0 = 30 (ln 𝑇9 + ln 𝑇K ) − 60 ln 295 + 16.628 ln 10

302.931 = 30 ln 𝑇9 𝑇K

𝑙𝑛𝑇9 𝑇K = 10.098

𝑇9 𝑇K = 24294.372

24294.372
𝑇9 =
𝑇K

Diketahui bahwa 𝑇9 + 𝑇K = 590

24294.372 𝐾 9
+ 𝑇K = 590 𝐾
𝑇K
𝑇K 9 − 590 𝑇K 𝐾 + 24294.372𝐾 9 = 0
𝑇K = 545.461𝐾 ; 𝑇K = 44.539𝐾

Karena T2 merupakan suhu pada keluaran udara panas dan T3 merupakan suhu pada keluaran
udara dingin, maka T2 > T3

Digunakan nilai 𝑇K = 44.539𝐾

24294.372 𝐾 9
𝑇9 = = 545.461𝐾
44.539 𝐾

𝑇9 − 𝑇K = 545.461 𝐾 − 44.539 𝐾 = 500.992 𝐾 ≅ 501𝐾

Sehingga terbukti bahwa perbedaan temperature maksimum sebesar 501K

ASSIGNMENT 3
Superheated steam pada 40 bar dan 360℃ dengan 𝑚̇ = 11 𝑘𝑔/𝑠 dibagi menjadi 2 aliran.
Aliran yang pertama masuk ke turbin dengan efisiensi isentropis 90% dan menghasilkan kerja
shaft sebesar 2.24MW, sedangkan aliran ke dua masuk ke throttiling valve. Steam keluar dari
valve dan turbin ke mixing chamber dan masuk condenser dimana steam menjadi saturated
liquid pada 198.3℃. Tentukan:
a. T keluar mixing chamber
b. 𝑚̇ melalui valve
c. Tentukan 4 states yang ada pada diagram h-s
Q terhadap lingkungan, ∆𝑃,dan ∆𝐾diabaikan, begitu juga dengan ∆𝑃 pada valve dan
condenser.

DIKETAHUI
ηT = 0.9 wT = 2.24 𝑀𝑊

𝑃, = 40 𝑏𝑎𝑟 = 4 𝑀𝑃𝑎
ℎ, = 3117.52 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑚̇ , = 11 𝑘𝑔/𝑠
𝑇, = 360℃ 𝑇• = 198.3℃

DITANYA
a. T6?
b. 𝑚̇K ?
c. Menentukan 4 titik yang ada pada proses di diagram h-s.

ASUMSI:
a. Pada Turbin
𝑄 − 𝑊 = ∆𝐾 + ∆𝑃 + ∆𝐻
𝑊 = −∆𝐻
b. Pada Valve
𝑄 − 𝑊 = ∆𝐾 + ∆𝑃 + ∆𝐻
∆𝐻 = 0
c. Pada Mixing Chamber
𝑄 − 𝑊 = ∆𝐾 + ∆𝑃 + ∆𝐻
∆𝐻 = 0
d. Condenser sangat ideal dimana hanya mengubah fasa. Condenser diasumsikan
bekerja secara isobarik. 𝑋• = 0

ANALISIS:
a. 2.24 MW merupakan besar daya apabila turbin memiliki efisiensi isentropis 90%
b. Pada throttling valve, ℎK = ℎ–
c. Pada splitter, ℎ, = ℎ9 =, ℎK
d. Pada condenser, 𝑃— = 𝑃• , ℎ˜— = ℎ™— , dan ℎ˜• = ℎ™•
e. Pada valve dan condenser, 𝑃L = 𝑃– = 𝑃—
f. Keadaan 1 superheated steam
g. Keadaan 7 saturated liquid dengan 𝑋• = 0

NERACA MASSA:
̇
𝑚̇ , = 𝑚̇ — = 𝑚̇ • … (1)
𝑚̇ 9 = 𝑚̇ L , 𝑚̇ K = 𝑚– ̇ …̇ (2)
𝑚̇ , = 𝑚̇ K + 𝑚̇ 9 …̇ (3)
𝑚̇ — = 𝑚̇ L + 𝑚̇ – …̇ (4)

TINJAU TURBIN:
𝑊 = −∆𝐻
𝑊 = 𝑚̇9 (ℎ9 − ℎL )
𝑊›pœ•›ž = 𝑚̇9 (ℎ9 − ℎL )
2240 𝑘𝐽/𝑠 = 𝑚̇9 (ℎ9 − ℎL )
2240 𝑘𝐽/𝑠
ℎL = − ℎ9 … (5)
𝑚̇9

TINJAU MIXING CHAMBER:


∆𝐻 = 0
𝑚̇L ℎL + 𝑚̇– ℎ– = 𝑚̇— ℎ— , masukkan (2) dan (1)
𝑚̇9 ℎL + 𝑚̇– ℎ– = 𝑚̇, ℎ— , masukkan (5)
𝑘𝐽
2240 𝑠
𝑚̇9 Ÿ − ℎ9 + 𝑚̇– ℎ– = 𝑚̇, ℎ—
𝑚̇9
¡¢
2240 £
− 𝑚̇9 ℎ9 + 𝑚̇– ℎ– = 𝑚̇, ℎ— , masukkan (2) dan karena ℎK = ℎ– , maka
¡¢
2240 £
− 𝑚̇9 ℎ, + 𝑚̇K ℎK = 𝑚̇, ℎ— , masukkan (3)
¡¢
2240 £
− (𝑚̇, − 𝑚̇K )ℎ, + 𝑚̇K ℎK = 𝑚̇, ℎ—
¡¢
2240 £
− 𝑚̇, (ℎ, − ℎ— ) + 𝑚̇K (ℎ, − ℎK ) = 0, karena ℎK = ℎ,
𝑘𝐽 𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑚̇, ℎ, − 2240 𝑠 Y11 𝑠 × 3117.52 𝑘𝑔Z − 2240 𝑠 𝑘𝐽
ℎ— = = 𝑘𝑔
= 2913.88 … (6)
𝑚̇, 11 𝑘𝑔
𝑠

Masukkan kembali ke persamaan


𝑚̇L ℎL + 𝑚̇– ℎ– = 𝑚̇— ℎ— , masukkan (4)
𝑚̇L ℎL + (𝑚̇— − 𝑚̇L ) ℎ– = 𝑚̇— ℎ—
𝑚̇L (ℎL − ℎ– ) + 𝑚̇— ℎ– = 𝑚̇— ℎ— , masukkan (2)
𝑚̇9 (ℎL − ℎ– ) + 𝑚̇— ℎ– = 𝑚̇— ℎ— , masukkan (5)
2240 𝑘𝐽/𝑠
𝑚̇9 ¥W − ℎ9 X − ℎ– ¦ + 𝑚̇— ℎ– = 𝑚̇— ℎ—
𝑚̇9
2240 𝑘𝐽/𝑠 − 𝑚̇9 (ℎ9 + ℎ– ) + 𝑚̇— ℎ– = 𝑚̇— ℎ—
−𝑚̇— ℎ— + 𝑚̇— ℎ– + 2240 𝑘𝐽/𝑠
𝑚̇9 =
(ℎ9 + ℎ– )
𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝑔 𝑘𝐽
W−11 𝑠 × 2913.88 𝑘𝑔X + W11 𝑠 × 3117.52 𝑘𝑔X + 2240 𝑘𝐽/𝑠
𝑚̇9 =
𝑘𝐽 𝑘𝐽
(3117.52
𝑘𝑔 + 3117.52 )
𝑘𝑔
𝑚̇9 = 0.71 𝑘𝑔/s …(7)

Masukkan (7) ke (3)


𝑚̇ , = 𝑚̇ K + 𝑚̇ 9
𝑘𝑔 𝑘𝑔
11 = 𝑚̇ K + 0.71
𝑠 𝑠
𝑘𝑔
10.3 = 𝑚̇ K
𝑠

Dengan begini, didapatkan besar besaran yang ada pada komponen sistem, dengan begitu kita
dapat mencari nilai h dan s untuk diplotkan pada grafik h-s

TITIK 1 (superheated) TITIK 4 (superheated)


𝑃, = 40 𝑏𝑎𝑟 = 4 𝑀𝑃𝑎 (berlaku isentropis terhadap titik 2)
𝑚̇ , = 11 𝑘𝑔/𝑠 𝑚̇ L = 0.8 𝑘𝑔/𝑠
𝑇, = 360℃ 𝑃L = 1.5538 𝑀𝑃𝑎 ≈ 1.6 𝑀𝑃𝑎
ℎ, = 3117.52 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑠L,U£sVœ|¨oU£ = 6.61948 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾
𝑠, = 6.61948 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 Maka didapatkan dari grafik
ℎL,U£sVœ|¨oU£ = 2891.39 𝑘𝐽/𝑘𝑔
TITIK 2 (superheated) Sedangkan, ℎL,›pœ•›ž didapatkan dengan
𝑃9 = 40 𝑏𝑎𝑟 = 4 𝑀𝑃𝑎 𝑊›pœ•›ž 𝑚̇9 (ℎ9 − ℎL )
𝑚̇ 9 = 0.8 𝑘𝑔/𝑠 0.9 = =
𝑊U£sVœ|¨oU£ 𝑚̇9 (ℎ9 − ℎL£ )
𝑇9 = 360℃
ℎ9 = 3117.52 𝑘𝐽/𝑘𝑔 ℎL = ℎ9 − 0.9(ℎ9 − ℎL£ )
𝑠9 = 6.61948 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 3117.52 − 0.9 W3117.52 − 2891.39 X
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
TITIK 3 (superheated) = 2914 𝑘𝐽/𝑘𝑔,
𝑃K = 40 𝑏𝑎𝑟 = 4 𝑀𝑃𝑎 lalu cek grafik untuk mendapatkan
𝑚̇ K = 10.2 𝑘𝑔/𝑠 𝑘𝐽
𝑠L,›pœ•›ž = 6.6636 .𝐾
𝑇K = 360℃ 𝑘𝑔
ℎK = 3117.52 𝑘𝐽/𝑘𝑔 TITIK 5 (berlaku isentalpik terhadap titik 3,
𝑠K = 6.61948 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 masih di superheated steam)
𝑚̇ – = 10.2 𝑘𝑔/𝑠
ℎ– = 3117.52 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑃– = 1.5538 𝑀𝑃𝑎 ≈ 1.6 𝑀𝑃𝑎
𝑠– = 7.0239 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾

TITIK 6
𝑚̇ — = 11 𝑘𝑔/𝑠
ℎ— = 2913.88 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑃— = 1.5538 𝑀𝑃𝑎 ≈ 1.6 𝑀𝑃𝑎
Dilakukan interpolasi terhadap T dan S
𝑇— = 250℃
𝑠— = 6.8657 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾

TITIK 7
𝑚̇ • = 11 𝑘𝑔/𝑠
𝑇• = 198.3℃
ℎ• = 852.45 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑠• = 2.3309 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾
𝑃• = 1.5538 𝑀𝑃𝑎
DIJAWAB

a. T6 = 250℃
b. 𝑚̇K = 10.2 𝑘𝑔/𝑠
c. Di bawah ini merupakan grafik h-s yang berlaku untuk superheated steam dan pada
quality diatas 50%. Apabila diplot-kan pada grafik, maka titik 1 sampai 6 akan ada pada
posisi di bawah ini.

ASSIGNMENT 4
1,2,3
Rankine cycle to generate electricity... 5

Your new assignent is about rankine cycle, an important cyclic process in the application
of electrical power generation. The following pictures are the only leads that you received
from your thermodynamics instructor.
6
4

Gambar 4. Ilustrasi Siklus Rankine Gambar 6. Diagram Ts pada Siklus Rankine


(Sumber: http://sounak.com/vapour-combined-power-cycle.html) (Sumber: chegg.com)
Having a good textbook on chemical engineering thermodynamics you are confident that
you will learn the fundamental of rankine cycle. What you need to do are as follows:

a) Explain what happens to the working fluid as it moves along the cycle
Jawaban
Gambar yang diberikan adalah gambar siklus rankine ideal. Sesuai dengan titik 1-2-3-4 pada
gambar, berikut penjelasan mengenai yang terjadi pada fluida.
• Proses 1-2 (Alat: Pompa)
Fluida dari kondisi 1 akan dipompa (dikompres) menjadi kondisi 2. Hal ini berarti
adanya peningkatan tekanan. Proses berlangsung isentropik (reversibel) dan
adiabatik untuk siklus ideal. Akan tetapi dalam dunia nyata tidak ada yang ideal, jika
tidak ideal maka proses ini tidak berlangsung secara isentropik maupun adiabatik.
Fasa fluida tetap sama yaitu kondisi 1 liquid dan kondisi 2 tetap liquid. Pompa
digunakan karena fasa fluida adalah cair.
• Proses 2-3 (Alat: Boiler)
Setelah fluida dipompa, fluida berada dalam keadaan 2. Fluida yang berada dalam
fasa liquid ini akan di proses di boiler yaitu dipanaskan sehingga fluida menjadi
saturated vapor/superheated steam (fasa uap). Dengan kata lain terjadi perpindahan
kalor ke fluida. Proses berlangsung secara isobar untuk siklus ideal. Untuk siklus
yang tidak ideal, terdapat pressure drop sehingga tekanan keluaran boiler lebih
rendah dari yang masuk.
• Proses 3-4 (Alat: Turbin)
Fluida yang kini ada dalam keadaan 3 (saturated vapor atau superheated steam) akan
mengalami ekspansi dalam turbin menjadi keadaan 4, di mana fluida berada dalam
quality. Kalor yang dimiliki fluida akan menyuplai energi untuk turbin yang akan
menghasilkan kerja untuk menggenerasi listrik. Pada siklus rankine ideal, proses ini
terjadi secara adiabatik dan isentropik (reversibel), sementara nonideal tidak terjadi
secara adiabatik maupun isentropik.
• Proses 4-1 (Alat: Condenser)
Fluida yang kini dalam keadaan 4 (quality) akan didinginkan hingga fasa uapnya
semua berubah menjadi fasa liquid, kembali menjadi keadaan 1 sekaligus menutup
siklus. Artinya akan terjadi perpindahan kalor dari fluida. Dalam kondisi siklus
ideal, proses ini akan terjadi secara isobar. Untuk siklus yang tidak ideal, terdapat
pressure drop sehingga tekanan keluaran condenser lebih rendah dari yang masuk.

Using steam as your working fluid and the following data: saturated vapor enters the
turbine at 8.0 MPa, saturated liquid exits the condenser at 0.008 MPa, and, the net power
generated by the cycle is 100 MW. Use 0.75 for turbine and pump efficiency. Determine
the following quantities assuming non-ideal:
b) The thermal efficiency
c) The back work ratio
d) The mass rate of steam (kg/h)
e) The rate of the heat transfer, qin, into the working fluid as it flows through the
boiler in MW
f) The rate of the heat transfer, qout, from the condensed steam as it flows through
the condenser in MW
g) The mass flow rate of condenser cooling water, in kg/h, if the cooling water
entering the condenser at 15°C

Jawaban
Diketahui:
Tekanan awal masuk turbin: 8 Mpa
Tekanan keluar condenser: 0.008 Mpa
𝑊p©pžs = 100 𝑀𝑊
Efisiensi: 75%
Suhu awal cooling water: 15°C
Pencarian Data-data yang Diperlukan untuk Penghitungan:
Untuk memudahkan, kami menggunakan gambar sistem yang lebih jelas. Memang agak
berbeda dengan di pemicu tapi sebenarnya sama saja.

Gambar 7. Ilustrasi Soal


(Sumber: Moran, 2006)
Asumsi:
• Steady State (tidak ada perubahan atau akumulasi massa dan energi, 𝑚̇U =𝑚̇s =𝑚̇)
• Arahan dari instruktur PBL bahwa nonidealisme untuk pressure drop pada boiler dan
condenser tidak diperhitungkan dalam penghitungan (constant pressure)
• Efisiensi turbin dan pompa 75% (𝜂 = 75% 𝑎𝑡𝑎𝑢 0.75)
• Perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan karena pengaruhnya yang tidak
signifikan (sangat kecil) dan kurangnya data
Kondisi-kondisi yang ada:
• Kondisi 1 adalah kondisi working fluid yang akan masuk ke turbin setelah melalui
proses di boiler.
𝑃, = 8.0 Mpa (Saturated Vapor)
Derajat kebebasan: 1.
Dengan saturated steam table, dapat dicari properties steam saat 8.0 Mpa :
𝑇, = 295℃
𝑣˜, = 0.001385 𝑚K /𝑘𝑔 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated vapor
𝑣™, = 𝑣, = 0.023531 𝑚K /𝑘𝑔
ℎ˜, = 1317 𝑘𝐽/𝑘𝑔 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated vapor
ℎ™, = ℎ, = 2758.6 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑠˜, = 3.2077 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated vapor
𝑠™, = 𝑠, = 5.7448 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
• Kondisi 2 adalah kondisi working fluid yang akan di kondensasi di condenser, setelah
keluar dari turbin. Kondisi fluida adalah dalam quality (nampak jelas dalam diagram
T-s).
𝑃9 = 0.008 Mpa (Quality)
Derajat kebebasan: 1.
Dengan bantuan saturated steam table, selanjutnya mencari properties air saat 0.008
Mpa:
𝑇9 = 41.51℃
Dalam kondisi ideal, proses yang terjadi dari kondisi 1 ke 2 adalah isentropik
𝑠9,Uns›ž = 𝑠, = 5.7448 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
𝑠˜9,Uns›ž = 0.5925 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
𝑠™9,Uns›ž = 8.2274 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
ℎ˜9,Uns›ž = 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎ™9,Uns›ž = 2576.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Untuk mencari entalpi spesifik ideal maka dicari dulu quality air untuk P dan T di
atas.
𝑠9,Uns›ž = 𝑠˜9,Uns›ž + 𝑥(𝑠™9,Uns›ž − 𝑠˜9,Uns›ž )
5.7448 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾 = 0.5925 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾 + 𝑥(8.2274 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾 − 0.5925 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾)
𝑥 = 0.675
Setelah didapat fraksi massa uap untuk fluida dalam kondisi 2, bisa dicari entalpi
spesifiknya dalam kondisi ideal
ℎ9,Uns›ž = ℎ˜9,Uns›ž + 𝑥(ℎ™9,Uns›ž − ℎ˜9,Uns›ž )
ℎ9,Uns›ž = 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔 + 0.675(2576.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔 )
ℎ9,Uns›ž = 1795.44 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Akan tetapi karena tidak ideal, maka entropi berubah sesuai keefisiensian mesin.
- Turbin
Asumsi tunak berarti tidak ada akumulasi, tidak ada kalor yang diberi maupun
keluar turbin. Neraca menjadi:
𝑑𝐸p2 𝑉U 9 𝑉s 9
= 𝑄̇p2 − 𝑊̇p2 + q 𝑚̇U kℎU + + 𝑔𝑧U m − q 𝑚̇s (ℎs + + 𝑔𝑧s )
𝑑𝑡 2 2
U s
𝑊̇p2 = 𝑚̇ℎ, − 𝑚̇ℎ9 = 𝑚̇(ℎ, − ℎ9 )
𝑊̇œ•|«UVs
= ℎ, − ℎ9
𝑚̇
Kita bisa mendapatkan entalpi spesifik pada kondisi dua:
𝑊̇œ•|«UVs
𝑚̇ ℎ, − ℎ9
𝜂= =
𝑊̇œ•|«UVs,Uns›ž ℎ, − ℎ9,Uns›ž
𝑚̇
2758.6 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − ℎ9
0.75 =
2758.6 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 1795.44 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎ9 = 2036.23 𝑘𝐽/𝑘𝑔
• Kondisi 3 adalah kondisi di mana working fluid telah terkondensasi menjadi saturated
liquid, adapun untuk proses kondensasi ini digunakan cooling water. Air yang keluar
dari kondenser akan dipompa. Proses di kondenser ini terjadi secara isobar.
𝑃K = 0.008 Mpa (Saturated liquid)
Derajat kebebasan: 1.
Dengan saturated steam table, dapat dicari properties steam saat 0.008 Mpa :
𝑇K = 41.51℃
𝑣˜K = 𝑣K = 0.0010085 𝑚K /𝑘𝑔
𝑣™K = 18.099 𝑚K /𝑘𝑔 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated liquid
ℎ˜K = ℎK = 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎ™K = 2576.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated liquid
𝑠˜K = 𝑠K = 0.5925 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
𝑠™K = 8.2274 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾 -> Tidak digunakan karena kondisi saturated liquid
• Kondisi 4 adalah kondisi fluida setelah dipompa dan akan masuk ke boiler untuk
dijadikan fasa uap kembali. Setelah dipompa tekanannya adalah 8 MPa (kembali ke
semula)
𝑃L = 8 Mpa (Compressed Liquid/Subcool)
Dalam kondisi ideal, proses yang terjadi dari kondisi 3 ke 4 adalah isentropik
𝑠L,Uns›ž = 𝑠K = 0.5925 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝐾
Derajat kebebasan: 2.
Untuk mencari properties lainnya, bisa menggunakan cara seperti saat menganalisis
kondisi 2:
Dengan bantuan steam table atau kalkulator subcool, properties lain dapat dicari:
𝑇L,Uns›ž = 41.8℃
ℎL,Uns›ž = 182.1 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Akan tetapi karena tidak ideal, maka entropi berubah sesuai keefisiensian mesin.
- Pompa
Tidak ada kalor yang keluar masuk pompa, hanya ada kerja dari pompa
terhadap sistem. Neraca energinya:
𝑑𝐸p2 𝑉U 9 𝑉s 9
̇ ̇
= 𝑄p2 − 𝑊p2 + q 𝑚̇U kℎU + + 𝑔𝑧U m − q 𝑚̇s (ℎs + + 𝑔𝑧s )
𝑑𝑡 2 2
U s
𝑊̇p2 = 𝑚̇ℎK − 𝑚̇ℎL = 𝑚̇(ℎK − ℎL )
𝑊̇*¬
= ℎK − ℎL
𝑚̇
Karena itu adalah kerja yang dibutuhkan oleh fluida maka kerja yang
dilakukan pompa adalah kebalikannya.
𝑊̇o•jo
= ℎL − ℎK
𝑚̇
Kita bisa mendapatkan entalpi spesifik pada kondisi 4:
𝑊̇o•jo
𝑚̇ ℎL − ℎK
𝜂= =
𝑊̇o•jo,Uns›ž ℎL,Uns›ž − ℎK
𝑚̇
ℎL − 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
0.75 =
182.1 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎL = 225.56 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Untuk menghitung entalpi spesifik juga dapat digunakan definisi kerja
𝑊̇o•jo
𝜂= 𝑚̇
𝑊̇o•jo,Uns›ž
𝑚̇
̇
𝑊o•jo 𝑣K (𝑝L − 𝑝K )
=
𝑚̇ 𝜂
𝑊̇o•jo 𝑊̇o•jo
= ℎL − ℎK → ℎL = + ℎK
𝑚̇ 𝑚̇
Akan didapat hasil yang sama saja, bedanya tidak dibutuhkan kalkulator subcool
karena semua data sudah ada.
Ditanya:
a) 𝜂œ®s|j›ž , b) 𝑏𝑤𝑟, c) 𝑚̇, d) 𝑞UV , e) 𝑞¨•œ , f) 𝑚̇p¨¨žUV±²›œs|

Jawab:
b) Efisiensi termal (𝜂œ®s|j›ž ) didefinisikan sebagai perbandingan antara energi yang
masuk ke boiler terhadap yang terkonversi menjadi kerja (kerja siklus). Kerja siklus
adalah kerja net (kerja yang keluar yaitu dari turbin dikurangi kerja yang masuk yaitu
ke pompa)
𝑊̇œ•|«UVs 𝑊̇o•jo
𝑚̇ − 𝑚̇ ℎ, − ℎ9 − ℎL + ℎK
𝜂œ®s|j›ž = =
𝑄̇) ℎ, − ℎL
𝑚̇
2758.6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 2036.23 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 225.56 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 + 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
=
2758.6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 225.56 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔
𝜂œ®s|j›ž = 0.265 = 26.5%
c) 𝑏𝑤𝑟 adalah back work ratio yaitu perbandingan antara kerja yang masuk yaitu ke
pompa dibanding yang keluar yaitu dari turbin.
𝑊̇o•jo
𝑚̇ ℎL − ℎK 225.56 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑏𝑤𝑟 = = =
𝑊̇œ•|«UVs ℎ, − ℎ9 2758.6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 2036.23 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔
𝑚̇
𝑏𝑤𝑟 = 0.0716 = 7.16%
d) Laju alir massa steam yang masuk ke turbin
Untuk mencari ini bisa menggunakan data kerja siklus
𝑊̇p©pžs = 100 MW = 3.6 × 10µ 𝑘𝐽/ℎ𝑟
𝑊̇p©pžs 𝑊̇œ•|«UVs 𝑊̇o•jo
= − = ℎ, − ℎ9 − ℎL + ℎK
𝑚̇ 𝑚̇ 𝑚̇
3.6 × 10µ 𝑘𝐽⁄ℎ𝑟
𝑚̇ =
2758.6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 2036.23 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 225.56 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 + 173.85 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔
𝑚̇ = 536784,66 𝑘𝑔/ℎ𝑟 = 5.4 × 10L 𝑘𝑔/ℎ𝑟
e) 𝑞UV , kalor masuk adalah kalor yang masuk ke boiler yaitu 𝑄̇)
Setelah dipompa fluida berada dalam keadaan 4. Disini fluida dipanaskan kembali
menjadi uap dan keluar dalam keadaan 1 sebelum akhirnya masuk kembali ke turbin
dan memberi kerja untuk turbin. Tidak ada kerja dalam sistem ini. :
𝑑𝐸p2 𝑉U 9 𝑉s 9
= 𝑄̇p2 − 𝑊̇p2 + q 𝑚̇U kℎU + + 𝑔𝑧U m − q 𝑚̇s (ℎs + + 𝑔𝑧s )
𝑑𝑡 2 2
U s
−𝑄̇p2 = 𝑚̇ℎL − 𝑚̇ℎ, = 𝑚̇(ℎL − ℎ, )

𝑄̇)
= ℎ, − ℎL
𝑚̇

𝑄̇) = 536784,66 𝑘𝑔⁄ℎ𝑟 (2758.6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 225.56 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔) = 1359697015 𝑘𝐽/ℎ𝑟

1 𝑀𝑊
𝑄̇) = 1359697015 𝑘𝐽/ℎ𝑟 × = 377.69 𝑀𝑊
3600000 𝑘𝐽/ℎ𝑟

f) 𝑞¨•œ , kalor masuk adalah kalor yang keluar ke condenser yaitu 𝑄̇*
Setelah dari turbin, fluida masuk ke condenser di mana terjadi perpindahan kalor dari
uap kondisi 2 ke air pendingin dari cooling tower. Karena kalor yang lepas maka terjadi
kondensasi menjadi kondisi 3. Tidak ada kerja. Neracanya menjadi:

𝑑𝐸p2 𝑉U 9 𝑉s 9
̇ ̇
= 𝑄p2 − 𝑊p2 + q 𝑚̇U kℎU + + 𝑔𝑧U m − q 𝑚̇s (ℎs + + 𝑔𝑧s )
𝑑𝑡 2 2
U s

𝑄̇p2 = 𝑚̇ℎ9 − 𝑚̇ℎK = 𝑚̇(ℎ9 − ℎK )


𝑄̇*
= ℎ9 − ℎK
𝑚̇
𝑄̇* = 𝑚(̇ℎ9 − ℎK ) = 536784,66 𝑘𝑔/ℎ𝑟 (2036.23 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
= 999697015 𝑘𝐽/ℎ𝑟

𝑘𝐽 1 𝑀𝑊
𝑄̇* = 999697015 × = 277.69 𝑀𝑊
ℎ𝑟 3600000 𝑘𝐽
ℎ𝑟
g) Untuk mencari 𝑚̇p¨¨žUV±²›œs| , sistem yang dilihat adalah sistem condenser. Cara kerja
condenser mirip dengan heat exchanger.
Beberapa asumsi yang digunakan:
• Tidak ada heat loss dari sistem ke lingkungan (efisiensi 100%)
• Tekanan cooling water adalah tekanan ruang 1 atm
• Tidak ada perubahan energi kinetik maupun potensial
• Suhu akhir cooling water tidak diketahui, padahal dibutuhkan, jadi digunakan
informasi dari contoh soal 8.2 buku Moran, 2006 karena soalnya mirip. Suhu
keluar cooling water adalah 35°C
Berikut diagram dan analisis termodinamikanya.

Cooling Water In

T1=15°C, P1=1.01325 bar

hin=63.08 kJ/kg

CONDENSER
Steam in Steam out
ℎ9 = 2036.23 𝑘𝐽/𝑘𝑔 ℎK = 173.85 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Cooling Water out

T1=35°C, P1=1.01325 bar

hout=146.73 kJ/kg

Sistem adalah condenser, tunak. Tidak ada kerja.

𝑑𝐸𝑐𝑣 𝑉𝑖 2 𝑉𝑒 2
= 𝑄̇𝑐𝑣 − 𝑊̇𝑐𝑣 + , 𝑚̇𝑖 /ℎ𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 5 − , 𝑚̇𝑒 (ℎ𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
𝑑𝑡 2 2
𝑖 𝑒

Sehingga menjadi:
0 = 𝑚̇ℎ9 + 𝑚p¨¨žUV±²›œs| ℎUV − 𝑚̇ℎK − 𝑚p¨¨žUV±²›œs| ℎ¨•œ
𝑚̇(ℎK − ℎ9 ) 536784,66 𝑘𝑔/ℎ𝑟(173.85 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 − 2036.23 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
𝑚p¨¨žUV±²›œs| = =
ℎUV − ℎ¨•œ 63.08 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 146.73 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑚p¨¨žUV±²›œs| = 11950950,57 𝑘𝑔/ℎ𝑟 = 1.2 × 10• 𝑘𝑔/ℎ𝑟
h) Explain why the efficiency of the Carnot heat engine is higher than the typical
efficiency value of an actual heat engine (<0,4)?

Jawaban

Efisiensi Carnot heat engine lebih besar daripada efisiensi actual heat engine karena
pada Carnot heat engine proses yang berlangsung adalah proses reversible, sedangkan pada
actual heat engine terjadi proses irreversible. Pada proses reversible, sistem akan dikembalikan
ke keadaan semula, sehingga perubahan pada entropi sistem adalah nol.
Mengenai efisiensi kerja yang dapat dilakukan dengan energi yang diterima, diagram
entropi suhu pada siklus Carnot menunjukkan bahwa tidak akan ada cara untuk mendapatkan
lebih banyak kerja yang dilakukan untuk masukan energi yang diterima. Akibatnya semua
energi dialihkan ke sistem dari reservoir panas ke dingin dimana usaha dapat bekerja.

Dalam sistem yang nyata (irreversible) perubahan entropi akan positif, beberapa
masukan energi akan berubah menjadi energi internal dalam memanaskan bagian-bagian
sistem, energi hilang akibat gesekan, kalor yang lepas ke lingkungan sekitarnya, ataupun hal-
hal yang membuat proses menjadi irreversible dan efisiensi akan berkurang

Jika membandingkan siklus Carnot dengan siklus Rankine, siklus Carnot adalah siklus
ideal dengan penggunaan beberapa asumsi, seperti piston silinder tanpa gesekan, proses
isentropik (tidak ada perubahan entropi), dan terjadinya proses adiabatik dengan silinder
bertindak sebagai sumber panas dimana suhu didalamnya konstan selama penyerapan dan
pelepasan panas. Tetapi pada siklus Rankine yang menggunakan uap sebagai fluida kerja,
merupakan proses pembangkit tenaga uap nyata. Dimana terdapat proses politropik yang
membuat siklus ini memiliki entropi positif, sehingga terjadinya kehilangan panas. Oleh sebab
itu efisiensi siklus rankine lebih rendah dibandingkan dengan siklus Carnot.

Sebagai tambahan, pertambahan kalor pada temperatur konstan akan memberi kerja
lebih banyak dibanding pertambahan kalor pada temperatur yang berubah. Pada siklus carnot,
penambahan kalor (boiler) (titik 2) terjadi pada suhu yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan siklus rankine sehingga kerja yang dihasilkan pun lebih banyak dan lebih efisien.

a) b)
Gambar 8. a) Siklus Rankine b) Carnot

(Sumber: Moran, 2006)

Siklus Carnot adalah siklus ideal dan siklus Rankine adalah siklus nyata

Anda mungkin juga menyukai