Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

RESEARCH BASED LEARNING (RBL)


TERMODINAMIKA 1

MESIN STIRLING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termodinamika 1

Oleh :

Irvan Damianysah 102216060


Muhammad Yuda P. 102216035
Hasrin 102216061
Damarwasa Iman P. 102216013
Rico Christian 102216029
Alfi Fikri Siddiq 102216049
Khalis Nur Khibatullah 102216048
Adrian Milleniardo 102216028

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA

2017
1. LATAR BELAKANG

Isu kenaikan harga dan kelangkaan bahan bakar memaksa para ilmuwan
memikirkan cara pembuatan mesin yang hemat bahan bakar. Sistem engine yang
banyak digunakan sejumlah pabrik dalam menjalankan mesin sekarang ini dinilai
banyak pihak kurang efisien dan boros bahan bakar. Selain itu juga menyebabkan
polusi udara yang memicu pemanasan global (Sinar Harapan, 2001).

Dalam usaha meningkatkan konversi yang bisa didapat dari perubahan


energi panas menjadi kerja, mesin stirling memiliki potensi untuk mencapai
efisiensi tertinggi dari semua mesin kalor, secara teori sampai efisiensi maksimal
mesin Carnot, meskipun dalam prakteknya usaha ini masih dibatasi oleh berbagai
sifat-sifat non-ideal baik itu dari fluida kerjanya maupun bahan dari mesin itu
sendiri, seperti gesekan, konduktivitas termal dan titik lebur.

Mesin stirling dapat dioperasikan melalui berbagai sumber panas, seperti


tenaga matahari, kimia, nuklir maupun sumber panas lainnya. Dibandingkan
dengan mesin pembakaran internal, mesin Stirling memiliki potensi untuk lebih
efisien, lebih tenang, dan lebih mudah perawatannya.

Mengingat mesin stirling ini sangat berpotensi untuk dikembangkan, maka


sebagai mahasiswa mesin sangat perlu untuk diketahui tentang apa itu mesin
stirling dan bagaimana prinsip kerjanya. Olehnya itu, melalui laporan ini penulis
mencoba untuk mengkaji lebih jauh tentang mesin strilling berdasarkan Research
Based Learning (RBL) yang telah kami buat dan sumber literature yang ada.
2. TUJUAN
a. Mengaplikasikan pengetahuan termodinimka 1 yang telah dipelajari
b. Mengetahui prinsip kerja mesin stirling
c. Membuat mesin stirling sederhana

3. TEORI DASAR

Gambar 3.1 Skema Kerja Mesin Stirling

Mesin Striling pertama kali ditemukan oleh Robert Stirling dari Skotlandia
pada tahun 1816. Secara tradisional mesin stirling diklasifikasikan ke dalam mesin
pembakaran eksternal, meskipun panas bisa didapatkan dari sumber selain
pembakaran seperti tenaga matahari maupun nuklir. Mesin stirling beroperasi
melalui penggunaan sumber panas eksternal dan heat sink eksternal, masing-
masing dijaga agar memiliki perbedaan temperatur yang cukup besar.

Mesin Stirling adalah mesin pembakaran eksternal yang menggunakan


udara atau gas sebagai fluida kerjanya dan bekerja berdasarkan prinsip peredaran
termodinamika. Mesin stirling merupakan salah satu mesin kalor yang unik karena
nilai efisiensi teoritisnya mendekati nilai efisiensi teoritis maksimum. Mesin
stirling bekerja karena adanya ekspansi gas ketika dipanaskan dan kompresi gas
ketika didinginkan. Jadi pada mesin stirling, gas hanya disusutkan dan kemudian
dikembangkan dengan pemanasan dari luar.

Prinsip kerja mesin stirling adalah menggunakan perubahan tekanan dan


volume pada gas dalam sistem tertutup. Gas pada sistem disentuh pada reservoir
panas sehingga sistem menyerap panas. Panas yang didapat akan disimpan pada
regenerator. Panas yang dihasilkan menyebabkan volume gas bertambah. Karena
sistem ini merupakan sistem tertutup maka tidak ada gas yang keluar dan
mengakibatkan perubahan tekanan yang cukup besar. Tekanan yang dihasilkan ini
digunakan untuk menggerakan piston. Sementara itu, gas penggerak menyusup
keruanagn yang dingin, dengan melepas panas pada saat yang bersamaan. Karena
suhu berkurang maka volume gas kembali ke keadaan awal. Lalu keadaan tersebut
terjadi berulang secara periodik.

Siklus Stirling terdiri atas empat tahap termodinamika antara lain:

Gambar 3.2 Siklus Mesin Stirling


1. Poin 1-2, Isothermal Perluasan.

Udara berekspansi secara isothermal, pada temperatur konstan T1 dari v1 ke


v2. Kalor yang diberikan sumber eksternal diserap selama proses.

Kerja yang dilakukan selama proses 1-2 :

𝑣2
𝑣2
𝑤1−2 = ∫ 𝑝 𝑑𝑣 = 𝑚𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑣1
𝑣1

2. Poin 2-3, Isokhorik.

Udara lewat melalui regenerator dan didinginkan pada volume konstan ke


temperatur T3. Pada proses ini kalor dibuang ke generator.

Kerja ygang dilakukan selama proses 2-3 :

𝑊2−3 = − ∫ 𝑑𝑢
2

𝑇3

= −𝑚𝑐𝑣 ∫ 𝑑𝑇
𝑇2

= −𝑚𝑐𝑣 (𝑇2 − 𝑇3 )

= 𝑚𝑐𝑣 (𝑇3 − 𝑇2 )

3. Poin 3-4, Isothermal Kompresi

Udara dikompresi secara isotermal di dalam tabung dari V3 ke V4. Lagi kalor
dibuang oleh udara.

Kerja yang dilakukan selama proses 3-4 :


𝑣4
𝑣4
𝑊3−4 = ∫ 𝑝 𝑑𝑣 = 𝑚𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑣3
𝑣3

4. Poin 4-1, Isokhorik.

Udara dipanaskan pada volume konstan ke temperatur T1 dengan melewatkan


udara ke regenerator dalam arah yang berlawanan dengan proses 2-3. Pada proses
ini kalor diserap oleh udara dari regenerator.

Kerja yang dilakukan selama proses 4-1 :

𝑊4−1 = − ∫ 𝑑𝑢
4

𝑇1

= −𝑚𝑐𝑣 ∫ 𝑑𝑇
𝑇4

= −𝑚𝑐𝑣 (𝑇4 − 𝑇1 )

= 𝑚𝑐𝑣 (𝑇3 − 𝑇2 )

Sehingga kerja total system adalah :

𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊1−2 + 𝑊2−3 + 𝑊3−4 + 𝑊4−1

𝑣2 𝑣4
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚𝑅𝑇 𝑙𝑛 + 𝑚𝑐𝑣 (𝑇3 − 𝑇2 ) + 𝑚𝑅𝑇 𝑙𝑛 − 𝑚𝑐𝑣 (𝑇3 − 𝑇2 )
𝑣1 𝑣3

𝑣2 𝑣4
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚𝑅𝑇12 𝑙𝑛 + 𝑚𝑅𝑇34 𝑙𝑛
𝑣1 𝑣3

Ada beberapa tipe mesin sirling, yaitu:

a. Mesin Stirling alfa, yaitu meesin stirling yang berisi kekuatan dua piston
dalam silinder yang terpisah, satu berada didingin dan satunya berada
dipanas. Silinder panas terletak di dalam suhu tinggi penghantar panas
(silinder yang dibakar) dan silinder dingin terletak di dalam displacer suhu
rendah. Jenis mesin ini memiliki rasio power-to-volume tinggi, namun
memiliki masalah teknis karena apabila suhu piston tinggi biasanya panas
akan merambat ke pipa pemisah silinder . Dalam prakteknya, piston ini
biasanya membawa isolasi yang cukup besar untuk bergerak jauh dari zona
panas dengan mengorbankan beberapa ruang mati tambahan.
b. Mesin Stirling beta, yaitu mesin stirling yang memiliki piston daya
tunggal yang diatur dalam silinder yang sama pada poros yang sama
sebagai displacer piston. Silinder Piston displacer yang cukup longgar
hanya berfungsi untuk antar jemput gas panas dari silinder panas ke silinder
dingin. Ketika silinder dipanaskan gas mendorong dan memberikan piston
kekuatan. Ketika piston terdorong ke dingin (titik bawah) silinder mendapat
momentum dari mesin, dan ditingkatkan dengan roda gila. Tidak seperti
jenis alfa, jenis beta tidak akan menyebabkan isolator (pipa pemisah jika
dalam bentuk alfa) menjadi panas.
c. Mesin Stirling gamma, yaitu mesin stirling yang mirip mesin stirling beta,
di mana piston tenaga sudah terpasang di dalam silinder yang terpisah
samping silinder piston displacer, tapi masih terhubung ke roda gila sama.
Gas dalam dua silinder dapat mengalir bebas karena mereka berada dalam
satu tubuh. Konfigurasi ini menghasilkan rasio kompresi lebih rendah,
tetapi mekanis ini cukup sederhana dan sering digunakan didalam mesin
Stirling multi-silinder.
4. ALAT DAN BAHAN

Gunting

Korek Api

Palu

Cutter

Kayu Lem Korea


Paku
Balon

Kawat
Tali Tembaga

Lilin
Tutup Cat

Daftar Pengeluaran

Steelwol : Rp. 17.000,00

Balon : Rp. 20.000,00 +

Total : Rp. 37.000,00


5. LANGKAH PEMBUATAN MESIN STIRLING
1. Bagian atas kaleng dipotong agar bagian atas kaleng terbuka.
2. Kawat dibentuk dengan ukuran sesuai pada gambar 5.1

Gambar 5.1 Ukuran kawat


3. Steelwol dibentuk seperti kaleng dengan ketinggian ¾ dari kaleng.
4. Kawat tembaga dikaitkan pada Steelwol.
5. Balon dipotong bagian bawahnya, kemudian disisipkan kertas karton
seukuran diameter kaleng 2 buah untuk bagian atas (luar dan dalam) balon.
6. Kertas karton dilem agar merekat pada balon, setelah itu bagian tenah
kertas karton dilubangi sebagai tempat kawat tembaga keluar dari dalam
kaleng.
7. Flywheel dibuat menggunakan bekas tutup cat yang sudah ditambah
pemberat.
8. Semua komponen dirangkai seperti gambar 5.2
Gambar 5.2 Rangkaian Stirling Engine
9. Bagian bawah kaleng dibakar menggunakan lilin ± 1 menit.
10. Flywheel diputar sebentar agar membantu mesin berjalan.
6. CARA KERJA MESIN STIRLING

Mesin stirling yang kami buat adalah mesin stirling tipe beta. Cara kerjanya
adalah sebagai berikut:

1 2 3 4

Gambar 6.1 Cara Kerja Mesin Stirling Tipe Beta

1. Piston tenaga (abu-abu atas) telah mengkompresi gas, piston displacer (abu-abu
bawah) telah bergerak sehingga sebagian besar gas panas masuk kedalam silinder
panas.
2. Gas yang dipanaskan meningkatkan tekanan dan mendorong Piston tenaga ke
batas terjauh (titik bawah).
3. Piston displacer sekarang bergerak ke titik puncak, dan mengirim gas panas ke
silinder dingin.

4. Gas didinginkan dan sekarang dikompresi oleh pinton tenaga dengan momentum
dari roda gila. Langkah Ini membutuhkan energi yang lebih sedikit, karena
tekanannya turun ketika didinginkan.
7. PEMBAHASAN

Gambar 7.1 Mesin Stirling yang berhasil dibuat

Mesin stirling ini menggunkan lilin sebagai pemanas ekternalnya. Panas


yang dihasilkan dari pembakaran lilin ini akan menyebabkan di bagian bawah
kaleng menjadi resevoir panas, sedangkan bagian menjadi resevoir dingin. Panas
yang dihasilkan dari lilin akan menyebabkan volume gas pada kaleng bertambah.
Dikarenakan sistem ini merupakan sistem tertutup maka tidak ada gas yang keluar
dari kaleng sehingga perubahan tekanan yang terjadi di dalam kaleng cukup besar.
Tekanan yang dihasilkan ini digunakan untuk menggerakan piston yang terbuat dari
steelwol. Sementara itu, gas penggerak menyusup ke ruanagan yang dingin, dengan
melepas panas pada saat yang bersamaan. Karena suhu berkurang maka volume gas
kembali ke keadaan awal. Siklus ini akan terus berlanjut selama lilin belum habis.

Daftar Pustaka
1. Kusuma, Julius Indra. 2013. Prinsip Kerja Mesin Stirling
2. Reynolds, William C dan Henry Cperkins. 1991. Termodinamika Teknik.
Jakarta: Erlangga.
3. Leonidas. 2008. Mesin Stirling
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_stirling
5. http://22bunglonspeed.blogspot.co.id/2012/04/mesin-stirling.html
6. https://youtu.be/ef68el3qTaY

Anda mungkin juga menyukai