Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM

TUNGKU/KOMPOR BIOMASSA

Disusun oleh :

1. Adel Yahzunka (H41201547)


2. Aldi Ermadi Jaya (H41201362)
3. Alfa Fikri Afisyena (H41200794)
4. Indri Pratiwi (H41201348)
5. Nabila Faradiva (H41201211)
6. Naila Rohmatul Hidayah (H41201165)
7. Olivia Shinta Putri (H41201491)

Dosen Pengampu :

Zeni Ulma, S. ST,. M. Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2022
a. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan kegiatan praktikum ini maliasiswa dapat memahami tentang macam-
macam kompor/tungku dan dapat membuat kompor/tungku.
b. Dasar Teori
 Macam-macam kompor
 Tungku
Tungku adalah alat masak yang menghasilkan panas. Ukuran tungku dibuat dengan ukuran
tidak terlalu besar yang banyak digunakan sesuai ukuran panci memasak. Perlu diperhatikan
aliran udara atau gas asap supaya lancer. Jika udara atau gas tidak dapat mengalir dengan
lancar maka pembakaran yang terjadi tidak berlangsung dengan sempurna, namun jika
ukuran laluan udara atau gas terlalu besar, maka panas pembakaran yang diterima panci atau
media yang dipanaskan tidak optimal. Tungku adalah alat yang dipergunakan untuk memasak
dengan bahan bakar kayu bakar. Tungku pada umumnya terbuat dari bahan tanah liat atau
batu bata
 Anglo
Anglo adalah alat memasak yang dijalankan dengan bahan bakar arang terbuat dari besi atau
tanah liat. .  Anglo merupakan alat pembakaran berupa tungku yang berfungsi seperti kompor
yang terbuat dari tanah liat. Bahan bakarnya biasanya arang yang diletakan pada bagian atas
yang disebut sarangan dan tidak tertutup. Pada bagian bawah terdapat ruangan tempat abu
sisa pembakarannya, sekaligus lubang masuknya udara agar api tetap stabil.
 Kompor Minyak Tanah
Kompor untuk memasak makanan dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah. Kompor
minyak tanah tergabung dari banyak komponen seperti tali sumbu, tempat minyak, cerobong
api, tempat panci dan lain-lain. Untuk mencegah bahaya kebakaran, orang antara lain
memperkecil ruang tertutup di atas minyak, menambah jarak antara tangki minyak dan
tempat pembakaran, serta mencegah adanya lubang yang menghubungkan tangki minyak dan
tempat pembakaran. Kompor minyak tanah yang memakai pipa memerlukan udara
bertekanan untuk mengalirkan minyak dari tangki ke pembakarnya. Udara bertekanan dapat
dihasilkan dengan pompa tekan yang memampatkan udara di dalam tangka minyak, atau
dengan gaya gravitasi yang dicapai dengan meletakkan tangki minyak lebih tinggi daripada
kedudukan pembakar
 Kompor Gas
Kompor gas digunakan dengan bahan bakar gas alam atau liquid petroleum gas alias lpg.
BBG banyak disukai karena emisi buangan yang bersih dan hasil pembakaran yang baik.
Pengaliran gas ke pembakarnya dilakukan dengan udara bertekanan atau dengan bantuan
tekanan yang dihasilkan pemampatan gas di dalam wadahnya.
 Kompor Listrik
Kompor ini menggunakan energi listrik yang kemudian diubah menjadi energi panas dalain
bentuk api. Kompor listrik memiliki cara pembangkitan dan sumber panas yang berbeda.
Sumber panasnya berasal dari energi di dalam arus listrik, sedangkan pembangkitan panasnya
tercipta ketika aliran arus listriknya dihambat. Arus listrik yang tertahan akan terakumulasi
dan melepaskan energi dalam bentuk panas pada media penghambat. Benda yang dipanaskan
harus berada di dekat atau ditempelkan pada media penghambat arus listrik (biasanya kawat
wolfram).
 Kompor Briket
Kompor briket adalah kompor yang dihasilkan dari daur ulang bahan bekas, seperti kaleng
dan logam, yang mempunyai struktur kuat, serta bisa menahan beban dan panas. Kualitas
panas dan ketahanan kompor briket sangat dipengaruhi oleh bahan baku pembuatan
kompornya. Maka pemilihan bahan bakunya harus benar-benar diperhitungkan. Selain itu,
bahan pembuatannya juga harus tahan panas, tahan banting, dan sesuai dengan briket atau
bahan bakar yang digunakan. Kompor briket menggunakan potongan-potongan batubara
sebagai bahan bakarnya. Sekali dinyalakan kompor briket tidak dapat dimatikan, sehingga
perlu diperhitungkan jumlah briket yang dipakai sebelum memasak agar tidak terjadi
pemborosan yang tidak periu.
 Oven atau Microwave
Oven dan Microwave sama-sama memanaskan suatu ruangan yang sebelumnya telah diisi
makanan yang hendak dimasak. Oven bisa berbahan bakar gas, minyak tanah, briket dan lain
sebagainya. Microwave biasanya menggunakan energi listrik yang diubah menjadi
gelombang microwave yang sangat panas.
c. Alat dan Bahan
Alat : tang, paku, penggaris, spidol, gunting
Bahan : kaleng bekas, kawat, tatakan kompor, lem G
d. Prosedur Kerja
1. Ukur tinggi kaleng biscuit, dari tinggi tersebut bagi menjadi 2 bagian dengan bagian
bawah untuk tempat pembakaran dan atas untuk ruang pembakaran. Ruang pembakaran
harus memiliki tinggi yang banyak agar proses pembakaran berjalan sempurna
2. Pada ruang pembakaran beri lubang di beberapa sisi untuk proses sirkulasi udara
3. Ambil bagian tengah tutup kaleng biscuit dan lubangi dengan menggunakan paku di
berbagai sisi untuk tatakan pembakaran
4. Pada kaleng bagian bawah, di bawah tepat pembakaran beri lubang satu sisi untuk tempat
pembuangan sisa pembakaran.
5. Pada bagian atas, beri perekat dan satukan dengan tatakan kompor, tunggu hingga
kering.
6. Kompor dapat digunakan.
e. Pengolahan data
 Laju Pembakaran

m
V=
t
m = massa bahan bakar (massa awal – massa akhir) (gr)
t = waktu (s)
 Data Percobaan
m.awal = 25,69 gr
m.akhir = 4,57 gr
t = 5 menit 32 detik = 332 s

m
V=
t
25,69−4,57
=
332
= 0, 064 g/s

 Effisiensi Termal Kompor Biomassa

(M ¿ ¿ 2 x Cp2 x (T b−T a ))+ M 3 x H l


η=(M ¿ ¿ 1 x Cp 1 x (T b−T a ))+ ¿ ¿ x 100%
W x HC

Dimana:

η=Efisiensi termal kompor biomassa (%)


M 1=Massa air( kg)
Cp 1=Kapasitas panas air (4,186 kJ /kg . K )
T a=Suhu mula−mula (T )
T b=¿ Suhu akhir (T)
M 2 = Massa bejana (kg)
Cp 2 = Kapasitas panas bejana (kJ /kg . K )
M 3 = Massa Penguapan air (kg)
H l = Kalor Laten air (2260 kJ/kg)
W = Berat bahan bakar (kg)
H C = Nilai Kalor Bahan Bakar (kJ/kg)

 Data Percobaan
M1 = 300 ml
Cp1 = 4,186 kJ /kg . K
(Tb-Ta)1 = Suhu air = (88,7 oC – 28,3oC) = 60,4oC = 333,55 oK
M2 = 60,06 gr
Cp2 = 900 j/kg -> 0,9kJ /kg . K
(Tb-Ta)2 = Suhu panci = (72,8 oC - 29,3 oC) = 43,5 oC = 316,5 oK
M3 = 300 ml- 282 ml = 18 ml
Hl = 2260 Kj/kg
W = 21,03 gr
Hc = 4,561 kal/kg = 19,25 j/kg
>Perhitungan
( 300 x 4,186 x ( 333,5 ) ) + ( 60,06 x 0,9 x 316,5 ) +(18 x 2260)
η= x 100 %
21 , 03 x 19,25

418.809,3+17.108 , 091+40.680
= x 100 %
404,8275

476.525,319
= 404,8275 x 100 %

= 1.177,1070 x 100 %

= 11,77%

f. Pembahasan
Proses pembuatan kompor biomassa perlu memperhatikan beberapa aspek, salah satu
dintaranya yaitu, daya keluaran kompor dan bahan baku yang digunakan. Kompor
biomassa memiliki prinsip perancangan yang harus diperhatikan, yaitu, reaksi
pembakaran dan proses perpindahan panas.
Di awal proses pembakaran api memanaskan plat besi yang digunakan pada masing
masing bagian atau komponen sistem kompor biomassa. Setelah komponen-
kompenen plat besi menjadi panas maka bagian-bagian dari kompor biomassa
berfungsi mengalirkan udara yang mengadung oksigen masuk ke sistem kompor.
Setelah itu oksigen akan mulai berfungsi membantu proses pembakaran sehingga
timbul nyala api pada lobang-lobang sekunder. Nyala api ini merupakan bukti
terjadinya gasifikasi pada proses pembakaran sistem kompor.
Untuk proses pindah panas yang terjadi pada sistem kompor biomassa, berawal dari
teradiasinya panas dalam bentuk nyala api dari hasil pembakaran kayu bakar ke dasar
panci yang melewati ruang kosong antara kompor dan dasar atau alas panci dengan
ketebalan kurang dari 1 mm. Selanjutnya panas dari permukaan bagian luar alas panci
terkonduksi ke permukaan bagian dalam panci. Kemudian panas terkonveksi ke air
yang ada di dalam panci. Konveksi ini terjadi karena air di dalam panci bersentuhan
dengan dinding dalam dasar panci dan sisi panci.
Pada percobaan kompor pembakaran kelompok kami menggunakan bahan bahar
potongan potongan kayu sengon, Kayu sengon yang sudah dipotong-potong
dimasukan ke dalam kompor biomassa melalui mulut kompor bagian atas sehingga
membentuk tumpukan kayu bakar di dalam kompor. Pastikan terdapat kebutuhan
udara (udara pada ruang bakar adalah 30% dari ruang bakar), jadi bahan bakar
menempati 70% dari ruang bakar. Tumpukan kayu bakar ini disiram dengan minyak
tanah. Kemudian dibakar. Setelah nyala api dari kayu bakar stabil panci diletakkan di
bagian atas kompor. Pembakaran di bagian bawah kompor akan terus berlanjut karena
udara yang mengandung oksigen masuk melalui lobang di dinding kompor.
g. Kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh laju pembakaran untuk mendidihkan 300 ml air yaitu
0,064 g/s dengan waktu 5 menit 32 detik. Air mendidih pada suhu 88,7 oC dan
denagn bahan bakar kayu sengon, bahan bakar memiliki sisa 21,03 dengan berat
awal 25,69.
2. Proses pembakaran bahan bakar kayu sengon berlangsung dengan nyala api dapat
membakar kayu bakar yang memanfaatkan oksigen yang tersedia dari lubang
ruang bakar. Nyala api hasil pembakaran dapat diradiasi, terkonveksi, dan
terkonduksi sehingga dapat mendidihkan air.
3. Dengan mendidihkan 300 ml dapat dihitun laju pembakaran mengahsilkan 0,064
g/s. dan efisiensi thermal dari kompor biomassa yaitu 11,77%
h. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai