Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk energi yang digunakan pada pengilangan minyak adalah energi panas.
Energi panas ini diperlukan dalam proses dan didapatkan dari hasil pembakaran bahan bakar.
Proses pembakarannya memerlukan pasokan udara yang dipasok dari luar, sebagian besar
dari udara ini merupakan nitrogen, yang tidak turut terbakar, tetapi keluar dari ruang
pembakaran bersama sama gas hasil pembakaran.

Sistem proses pembakaran yang menghasilkan panas dan selanjutnya mentransfer panas
tersebut kemedia service terjadi di dalam ruangan yang disebut Fired Heater atau Heater atau
furnace. Pada semua Heater, oksigen yang berasal dari udara diperoleh secara natural draft
atau force draft. Pemanasan langsung terhadap pipa-pipa yang berisi aliran minyak didalam
Heater adalah merupakan faktor utama dalam suatu kilang minyak untuk menunjang
terjadinya proses distilasi atmosfer, distilasi vaccum, thermal cracking dan reforming, dan
semua proses temperatur tinggi. Beberapa tipe Heater yang digunakan untuk memanaskan
minyak pada suhu sampai 1500 °F (815 °C) dan tekanan sampai 1600 psi (105 kg/cm³).
Pembakaran didalam heater pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak atau gas
hidrokarbon.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari heater?

2. Bagaimana prinsip kerja heater?

3. Apa saja komponen-komponen penyusun pemanas?

4. Apa saja jenis-jenis dari heater?

1.3 Tujuan

1. Menuhi salah satu tugas mata kuliah Perpindahan Panas.

2. Memperoleh pengetahuan mengenai alat Heater.

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian dari Heater.

2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari Heater.

3. Dapat mengetahui komponen-komponen penyusun pemanas.

4. Dapat mengetahui jenis-jenis pemanas.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Heater

Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang bekerja untuk memanaskan.
Heater adalah objek yang dapat memancarkan panas atau dapat menyebabkan benda lainnya
mengalami kenaikan suhu dari suhu yang rendah untuk mencapai suhu yang lebih tinggi.
Dalam bidang rumah tangga atau domestik, pemanas biasanya merupakan peralatan yang
digunakan untuk tujuan ruangan ruangan.Jenis lain dari heater adalah oven dan tungku
(furnace).Pemanasan atau heater dapat memanaskan semua materi baik berupa padat, cair
ataupun gas.Ada 3 jenis perpindahan panas yang terjadi didalamnya yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi.

Heater atau kadang disebut furnace adalah peralatan yang berguna untuk menaikan
temperature material. Energi panas yang digunakan dapat berasal dari hasil proses
pembakaran bahan bakar (fuel) sehingga disebut juga dengan fire heater. Secara garis besar,
peralatan ini terbuat dari logam (rumah logam) yang dilapisi refraktori pada bagian dalamnya
yang berfungsi sebagai isolasi panas sehingga panas tidak terbuang keluar. Bahan yang
digunakan untuk pembuatan pemanas ini adalah bahan yang memiliki titik leleh yang tinggi,
agar saat pembakaran bahan bakar yang memiliki suhu pembakaran yang tinggi tidak ikut
meleleh atau rusak karena suhu. Material yang meningkat atau charge bisa berbentuk padat,
cair atau gas.

2.2 Prinsip Kerja

Heater Pada alat elektronik, bagian yang seperti filamen di dalam vacuum tube yang
memanaskan katoda untuk membantu emisi termionik dari elektron. Elemen katoda harus
mencapai suhu yang dibutuhkan agar tube sebagaimana mestinya. Hal ini mengapa alat-alat
elektronik lama memerlukan waktu untuk pemanasan setelah dihidupkan.

Katoda heater adalah coil atau filamen yang digunakan untuk memanaskan katoda di
vacum tube atau cathode ray tube , sebelum transistor dan di sekelilingnya yang terintegrasi,
peralatan elektronik menggunakan tabung vakum untuk menghidupkan elemen-elemennya

Tipe sederhana dari vacuum tube beroperasi sebagai dioda, yang hanya memberikan
aliran ke satu arah saja. Katoda heater digunakan untuk menaikkan suhu dari katoda filamen
memungkinkan terjadinya emisi termionik dari elektron ke dalam tabung yang terevaluasi,
Elemen lain selain tabung adalah "plate" atau "anoda". Jika suatuoda bermuatan positif
berhubungan dengan katoda, elektron yang terpancar akan menariknya.dan arus akan
mengalir. Ini menunjukkan bahwa karakteristik dari anoda sebagai arus yang mengalir
dengan arah yang berlawanan adalah tidak mungkin (anoda tidak dipanasi,mencegah emisi
thermionik).vakum tube yang lebih kompleks beroperasi sebagai trioda (the predecessor the
modern transistor).
Heater menambahkan energi panas ke aliran fluida yang melewatinya. Hal ini bisa
menyebabkan fluida berubah fase.Heater bisa diartikan boiler, superheater, reheater, ruang
pembakaran, atau reaktor nuklir.

Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan konveksi
pada permukaan pipa pipanya. Dengan cara radiasi, pada Heater kapasitas rendah dapat
menyerap panas 5.000.000 BTU/jam.Dengan pemakaian pemanas udara (air preheater)
biasanya memperoleh efisiensi lebih tinggi, karena udara yang dibutuhkan untuk pembakaran
memiliki suhu lebih tinggi.Dalam proses pembakaran, oksigen akan bereaksi dengan
hidrogen dan karbon, yang membentuk molekul menantang. Produksi ini dibakar melalui
cerobong (tumpukan) setelah panas yang dihasilkan dimanfaatkan. Pada pembakaran
sempurna, hidrogen dan oksigen akan terbakar membentuk senyawa air (H2O), sedangkan
karbon dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO.).Nitrogen tidak terbakar pada
proses ini dan keluar melalui stack bersama sama H20 dan CO: tadi.Untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna, umumnya proses pembakaran menggunakan kelebihan udara
(excess air), maksudnya agar semua tahu dapat terbakar.Kelebihan udara ini biasanya
berkisar antara 15 - 25% atau sama dengan 3 5% oksigen. Ketentuan ini harus diperhatikan
untuk mendapatkan effisiensi maksimum, karena kelebihan udara dan nitrogen akan
menyerap sebagian panas yg dihasilkan. Panas cerobong gas buang harus dijaga pada suhu
tertentu untuk menghindari proses korosi.

2.3 Komponen Penyusun Heater

A. Cerobong/Stack

Fungsi pembakaran untuk mengalirkan hasil pembakaran ke atmosfer. Tinggi


cerobong ditentukan berdasarkan perhitungan di ruang pembakaran, keselamatan dan
peraturan tentang polusi udara. Bahan yang dipakai biasanya terbuat dari pelat baja karbon
yang dibagian dalamnya dilapisi insulasi tahan api (Fire Brick atau castable).

B. Soot Blower

Fungsinya untuk menghilangkan atau meniup jelaga atau senyawa logam teroksidasi
lainnya yang menempel dipermukaan tabung diruang konveksi. Dengan cara ini diharapkan
jelaga terbuang melalui tumpukan bersama dengan buang, permukaan luar tabung selalu
bersih sehingga perpindahan panasnya sempurna,

C. Dinding Heater dan Insulation

Umumnya dinding heater dibuat berlapis lapis, lapis terluar adalah pelat baja, lapis
bagian dalam berupa refraktori yang merupakan insulation, tahan panas maupun tahan api.
Lapisan refractory bisa terbuat dari Fire Brick atau castable. Dan dilekatkan kedinding
dengan jangkar.

D. Tubes

Rangkaian tube merupakan bagian yang paling penting dan paling mahal dari suatu
pemanas.Umumnya terdiri atas radiasi tabung yang secara seri satu sama lain dengan
sambungan U. Minyak yang dipanaskan mengalir didalam tubes, masuk ke heater melalui
seksi konveksi, dan terus menuju ruang pembakaran pada seksi radiasi, kemudian
keluar.Heater yang beroperasi pada temperatur tinggi dengan memanaskan minyak berat,
mudah terbentuk cokes di bagian dalam tubes

Pada periode tertentu kokas ini harus dibersihkan, bila tidak akan menghambat
perpindahan panas dan dapat mengakibatkan overheating, bulging dan bahkan tabung
terbelah. Cleaning bisa dengan cara SAD atau bila konstruksinya memakai "Plug type
header" dengan cara mechanical (turbine cleaning).

E. Burner

Fungsi burner untuk melaksanakan pembakaran bahan bakar yang berfase gas dengan
udara, yang keduanya harus bercampur dengan baik (homogen) pada jumlah tertentu;
sehingga reaksi pembakaran terjadi dengan baik. Bila bahan bakar berbentuk cair, maka
terlebih dahulu harus dikabutkan dan dilihat sehingga dapat terjadi kontak permukaan
maksimal dengan udara dan mudah terbakar.

faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih burner:

 Kemampuan menangani semua macam grade bahan bakar (liquid)

 Keamanan penyalaan dan faktor-faktor perawatan.

 Kemudahan dan kesinambungan laju pengaturan laju pengapian diantara minimum


dan maksimum (turndown ratio)

 Pattern nyala api untuk semua bahan bakar dan laju pengapian dapat diperkirakan
dengan baik.

Sesuai dengan bahan bakarnya, ada 3 jenis burner, yaitu : Burner untuk bahan bakar gas,
burner untuk bahan bakar minyak dan untuk kombinasi (dual system).

F. Peep Hole (Lubang Pengintai)

Terdapat pada dinding ruang pembakaran untuk mengamati keadaan diruang


pembakaran, seperti : nyala api, warna pipa pemanas, dan warna batu tahan api. Peep hole
dilengkapi dengan penutup dari baja, dan harus selalu tertutup setelah digunakan. Jumlah
peep hole tergantung dari ukuran dan tipe heaternya, yang penting semua titik dapat diamati
dari peep hole ini.

G. Explotion Doors

Terletak pada dinding heater;fungsinya adalah apabila terjadi tekanan tinggi di


ruang pembakaran (akibat dari pembakaran yang tidak normal), jendela ini akan terbuka
dengan sendirinya oleh tekanan tersebut.

H. Koneksi Steam
Heater dilengkapi dengan koneksi steam hampir di seluruh bagiannya yang
berfungsi untuk keselamatan. Steam untuk terjadinya kebakaran bila terjadi tidak ada di
header box atau mematikan api sudah terjadi jika tidak ada di tempat tersebut. Snffing steam,
yaitu koneksi steam diruang pembakaran untuk purging sebelum memulai start-up.
Maksudnya untuk menghilangkan gas agar tak meledak saat penyalaan api pertama kali.

2.4 Jenis-Jenis Heater

2.4.1.Jenis Heater Berdasarkan Fungsinya:

A. Heater untuk memanaskan dan/atau menguapkan muatan (misalnya heater untuk


distillation charge atau reboiler)

Distilasi merupakan proses pemisahan campuran zat berdasarkan perbedaan titik didih.
Proses pemisahan berdasarkan titik didih ini memerlukan panas untuk menguapkan salahsatu
komponen dari campuran senyawa yang akan dipisahkan. Reboiler merupakan upaya untuk
memanaskan kembali uap yang telah terkondensasi menjadi cairan agar kembali menguapkan
dan mengubahfase menjadi gas. Untuk menguapkan kembali gas yang telah terkondensasi
tersebut, alat pemanas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu dari gas yang terkondensasi
seingga kembali menguap.

B. Pemanas untuk memberikan panas reaksi pada feed reactor

Heater jenis ini digunakan untuk pemanasan pada bahan baku dari sebuah reaktor yang
akan diolah.terkadang sebuah reaktor memiliki temperature yang tinggi karena reaksi dari
feed hanya dapat berlangsung pada temperature yang tinggi, sehingga feed perlu dibuka
sebelum masuk reaktor.

C. Heater untuk memanaskan materi yang akan diubah bentuk fisiknya.

Heater Jenis ini digunakan untuk memanaskan bahan dengan tujuan mengubah bentuk
fisik dari bahan tersebut. Seperti untuk menguapkan udara pada evaporator.

2.4.2.Jenis Heater Berdasarkan Bentuknya:

A. Vertical Heater

Terdiri dari cylindrical vertical steel box yang ditempatkan diatas pondasi. Bagian dalam
dibuat tahan api dengan beton, bagian luarnya dibuat setinggi 7 ft dari lantai, untuk
memberikan ruang bekerja bagi operator. Bagian dalam kotak baja berbentuk silinder
dilapisi refraktori. Pada Fire Box terdapat Radiant tube yang satu dengan lainnya
disambungkan dengan 180 ° short return bend pada bagian atas dan bawah tube, deret tube
disupport dengan high alloy tube support. Burner dan castable muffle blocks terletak di
lantai heater. Snuffing atau purge steam heater terpasang dibagian bawah heater. Saluran
outlet pipa proses ke luar melalui bottom heater dan inlet dari atap heater. Roof juga
berfungsi sebagai penunjang seksi konveksi yang biasanya berbentuk tabung horizontal.
Daerah konveksi dan stack juga diinsulasi dengan beton. (Lihat gambar 5, 6 dan 7) Pada
stack damper stack, termokople, sambungan pengambilan contoh gas buang dan sambungan
draft gauge yg berguna untuk mengukur tekanan didalam stack.
Tekanan didalam stack harus negatif, agar supaya Flue gas dapat keluar dengan baik.
Vertical Heater banyak digunakan karena ukurannya memang tidak terlalu besar. Dapat
berupa single pass, dimana aliran fluida masuk dari satu inlet, mengalir melalui fire box,
turun naik pada vertical tube dan keluar melalui bottom. Dapat juga berupa multi pass
dengan beberapa inlet masuk ke seksi konveksi dan cross over ke seksi pancaran dengan
beberapa outlet ke bottom. Aliran masuk dari bagian atas pemanas dari seksi konveksi dan
dipanasi mula mula oleh gas buang keluar melalui tumpukan, kemudian digunakan keseksi
radiasi dan dipanasi sesuai dengan suhu yang diperlukan oleh proses kemudian keluar dari
pemanas. Bentuk bahan bakar yang digunakan dapat berupa gas maupun cairan. Bagian
konveksi digunakan untuk memanfaatkan gas buang panas sebelum dibuang melalui
tumpukan. Baris pertama karena deret tabung diseksi konveksi disebut juga shock tube,
tabung ini langsung kena panas api api burner; bentuk tube nya dapat berupa extended tube,
yaitu studded tube atau finned tube, tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan.

Umumnya tabung ini tersusun secara horizontal dan didukung oleh lembaran tabung
pada masing-masing ujung tabung, sekeliling tabung dikelilingi oleh kotak header.
Temperatur dari Bagian konveksi pada umumnya dibatasi tidak lebih dari 1450 °F atau 787
°C Temperatur stack dioperasikan diatas 260 °C agar tidak terbentuk kondensat, karena bila
gas buang mengandung sulfur dan terjadi kondensat maka sifatnya akan korosip. Bila dilihat
dari atas, potongan radian section pada gambar, terlihat short radius bend, sambungan antara
tube satu dengan lainnya. Inlet tube proses line langsung masuk atau melalui seksi konveksi
dulu baru keseksi radiasi dan keluarb dari bagian bawah pemanas. Dapat dilihat dari arah
aliran yang turun dari satu tube ke tube yang lainnya sampai keluar dari bottom heater. Dapat
juga dilihat dari access door, bentuk simetris burner dan juga lokasi dari peep hole.

B. Box Type Heater

Lihat gambar di atas Bentuknya berupa box, sering juga disebut tipe Kabin, umumnya
digunakan untuk Crude Distilasi Unit dan Unit Vakum.Tube pada daerah seksi radiasi
tersusun sepanjang horisontal dinding vertikal, burner terletak pada kedua sisi heater.
Kadang ditengah fire box juga terdapat center wall yang terbuat dari fire brick. Pada heater
jenis ini sangat kecil kemugkinannya terjadi jilatan api (flame impingement) Tube tube yang
horizontal disupport dibagian bawahnya dan sewaktu tube berekspansi, akan ber-gerak diatas
support ini. Dukungan tabung akan menerima panas yang sangat tinggi, karena itu dibuat
dari bahan yang tahan suhu tinggi yaitu High Chrome content alloy dengan 25% Cr.

C. Visbreaker Charge Heater

Merupakan tipe Box.hanya saja burnernya terletak di lantai heater. Biasanya terdiri dari
satu pass.: tapi ada juga yang terdiri dari beberapa pass. Seksi radiasi terdiri dari Hip section
dan Wall Tube section. Shock tube dekat ditempatkan dengan breeching stack dan biasanya
heater ini tidak memiliki seksi konveksi. Heater ini dilengkapi juga dengan snuffing steam,
stack damper, draft gauge, temperature indikator dan thermocouple. Karena burner berada di
bawah heater maka lantai heater didesain lebih kurang 7 kaki dari lantai dasar. Visbreaker
biasanya dioperasikan untuk suhu tinggi dan digunakan untuk crack heavy oil secara termal,
biasanya suhu operasi sekitar 930˚F

D. High Pressure Box Heater


Digunakan sebagai Reformer charge heater dan Hydrocracking unit Reactor Charge Heater,
beroperasi pada tekanan dan suhu tinggi yaitu 2200 psig dan 700 °F Tube tergantung pada
atap heater, vertikal ke lantai Burner terletak dilantai heater, yang besar ditengah dan yang
kecil dipinggir Heater jenis ini, insulating refractoriesnya menggunakan high duty fire brick.

2.5 Jenis Bahan Bakar yang Digunakan untuk Heater

A. Bahan Bakar Cair

Biasanya adalah jenis minyak berat (heavy oil) yang didapatkan dari produk refinery itu
sendiri Oleh karena itu minyak berat, maka sangat kental sehingga sebelum proses
pembakaran dilakukan bahan bakar cair tsb perlu dipanasi dan diatomisasi terlebih dahulu
agar dapat bercampur secara baik dengan oksigen dan terbakar.sempurna Untuk atomizing
bahan bakar cair ini biasanya digunakan steam.

Semburan steam dan panas dari steam akan mengkabutkan bahan bakar cair yang kental
tsb. Dan dengan mudah akan bercampur oksigen dari udara dan dibakar oleh api dari pilot.
Kejelekan bahan bakar cair yaitu bila tidak terbakar dengan sempurna, sisa akan menempel
pada dinding, lantai dan tabung dalam bentuk jelaga, akan menghambat proses heat transfer.

B. Bahan Bakar Gas

Berasal dari produk kilang atau dapat juga dari gas alam. BBG pada umumnya dengan
mudah dapat bercampur dengan udara sehingga mudah terbakar dengan sempurna. Selain itu
BBG memiliki kepadatan dan BTU yang tetap dapat memberikan panas yang tetap pada
proses media. BBG yg cukup baik adalah LPG, campuran butana dengan propana, tetapi
relatip mahal.

BBG umumnya tidak menimbulkan nyala terang, sedangkan bahan bakar cair yg terbakar
menimbulkan nyala beberapa tingkat lebih terang; tergantung desain burner yang berfungsi
memperbaiki atomisasi dan pencampuran udara yg digunakan.Serbuk batu bara yang dibakar
dapat menghasilkan tingkat nyala api yang lebih terang.

Perbedaaan sifat pada bentuk nyala api atau panas yang dihasilkan dari pembakaran
konvensional dari beberapa jenis bahan bakar yang membedakan beberapa jenis bahan bakar
minyak, gas atau batu bara. Pemanasan dari gas pembakaran yang tidak menimbulkan nyala
api yang terang menghasilkan panas yang merata atau tidak banyak variasi suhu didalam
heater.

Tidak ada nyala api yang terang meradiasi ke arah pipa dan dinding refractory, satu
satunya sumber panas adalah dari produk pembakaran sendiri yang diperkirakan
menghasilkan suhu yang merata. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar,
dipindahkan dengan 3 cara, yaitu:

- radiation

- convection.

-conduction
a. Radiasi:

Adalah perpindahan panas cahaya api Bila tabung menerima panas dari nyala api burner,
maka panas tsb ditransfer dengan radiasi dan tubenya disebut radiation tube. Panas yang
ditransfer didalam fire box radiation section adalah sebesar 60% 70%.

b. Konveksi:

Panas yang ditransfer secara konveksi diperoleh dari panas yang dikandung oleh flue
gas, yang dialirkan dari fire box sebelum keluar dari stack. Persinggungan antara gas buang
dan dinding tabung akan menyebabkan terjadinya perpindahan panas.Tabung yang menerima
panas secara konveksi ini disebut convection tube.

c. Konduksi:

Perpindahan panas secara konduksi merupakan proses perpindahan panas antara


tabung dengan aliran fluida yang ada didalamnya.

2.6 Perhitungan Kebutuhan Daya Heater

1. Heater akan digunakan untuk memanaskan air pada drum. Air panas tersebut akan
digunakan sebagai sumber kalor bagi heat pipe. Kolam heat pipe yang akan dikontruksi
terbuat dari drum dengan diameter 60 cm, dan memiliki tinggi 250 cm. Drum tersebut akan
diisi air dengan ketinggian 210 cm. Dalam disain drum akan dipasang 9 buah heater yang
akan dihubungkan dengan slide regulator voltage yang memiliki tegangan 220 V. Skematik
kolam pemanas heat pipe dapat dilihat pada Gambar 1.

Untuk mengetahui berapa besarnya daya yang dibutuhkan dari tiap heater yang akan
dipasang, maka perlu dilakukan perhitungan dengan langkah sebagai berikut:
Menghitung volume air di dalam drum;
Persamaan yang digunakan untuk menghitung volume air di dalam drum yang
terbuka bagian atasnya adalah:
(1)
Dimana:
V = volume air di dalam drum (ℓ)
r = jari-jari tabung (m) = 0.6 m
h = tinggi air di dalam tabung (m) = 2.1 m

Menghitung massa air di dalam drum;


Persamaan yang digunakan untuk menghitung massa air di dalam drum yang terbuka
bagian atasnya adalah:
(2)

Dengan:
m = massaair di dalam drum (kg)
ρ = massa jenis air (kg/m3) = 1000 kg/m3
V = volume air di dalam drum (ℓ)
Menghitung besarnya daya heater yang akan di pasang di kolam pemanas.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya daya heater yang akan dipasang
pada drum adalah:

(3)

Dengan:
= daya heater yang dibutuhkanuntuk memanaskan air di dalam drum (W)
= massa air di dalam drum (kg)
= kalor jenis air (J/kg.K) = 4187 J/kg.K
= Selisih temperatur saturasi terhadap temperatur initial air di dalam drum (K)
=
= waktu yangdibutuhkan untuk memanaskan air di dalam drum (s)

Hasil Dan Pembahasan


Hasil perhitungan yang dapatkan adalah sebagai berikut:
Volume air di dalam drum

Massa air di dalam drum


m = 1000 x 0,594
= 594 kg

Besarnya daya heater yang akan di pasang di kolam pemanas, temperatur air panas
yang ingin dicapai untuk memanaskan heat pipe adalah 70ºC. berdasarkan asumsi bahwa
temperatur initial air didalam drum adalah sebesar 26ºC (299 K), dan waktu yang
diinginkan untuk mencapai temperatur air 70ºC adalah 1 jam (3600 s) maka:

= 30397,62W = 30,4 kW
Dalam perhitungan ini divariasikan waktu yang dibutuhkan oleh air untuk mencapai
temperatur 70ºC, yaitu pada waktu 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa akan dipasang 9 buah heater pada drum, maka hasil perhitungan yang
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perhitungan daya listrik terhadap waktu


Wakt Daya Keseluruhan Daya/Heater yang di
No u Heater (kW) butuhkan (kW)
(jam)
1. 1 30,4 3,38
2. 2 15,1 1,77
3. 3 10,1 1,12
4. 4 7,5 0,83
5. 5 6.0 0,67

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa daya heater yang dibutuhkan untuk memanaskan
air di dalam drum adalah bervariasi, tergantung pada waktu yang diinginkan untuk
memanaskan air. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan air akan
membutuhkan daya heater yang semakin besar, dan begitu juga sebaliknya. Perhitungan
yang didapatkan dalam penelitian ini akan digunakan untuk mendisain kebutuhan masing-
masing heater yang akan dipasang pada drum kolam pemanas heat pipe.

Jadi,
Kebutuhan maksimal daya heater yang dibutuhkan oleh drum pemanas heat pipe dengan
waktu pemanasan 1 jam adalah 30,4 kW. Sesuai disain yang ada bahwa akan diletakkan 9
buah heater, maka maksimal masing-masing heater yang dibutuhkan adalah
3500 W. Dari perhitungan dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu yang dibutuhkan
untuk memanaskan air akan membutuhkan daya heater yang semakin besar, dan begitu
juga sebaliknya.

2. Dalam Waktu 3.9 Jam Heat Pump mampu memanaskan sebanyak 2000 Liter yang akan
mensuply untuk 96 tamu (Occupancy100%) dari air baku 26 -55 Derajat. Dalam hal ini
Penggunaan air panas dalam waktu yang bersamaan adalah 32 Orang., Ketika air panas
dikeluarkan maka akan ada air dingin yang masuk ke dalam tangki, namun tidak langsung
bercampur dengan air panas, sedangkan air panas berada di atas dan dibawah air dingin yang
masuk tadi langsung mengalami pemanasan ke unit Heat Pump. Sehingga Air Panas Selalu
Terjaga.

COMPARATIVE STUDY pengunaan Masing-Masing Energy


COMPARATIVE STUDY Perhitungan Biaya Operational
COMPARATIVE STUDY Grafik Operational Cost Per Tahun

Dari Grafik tersebut dapat dilihat perbedaan biaya operasional yang cukup signifikan
terhadap penggunaan beberapa energi alternatif, diantaranya Unit Heat Pump yang dalam hal
ini memiliki biaya operasional paling rendah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang berfungsi untuk
memanaskan.

 Heater adalah objek yang dapat memancarkan panas atau dapat menyebabkan benda lain
mengalami kenaikan suhu dari suhu yang rendah untuk mencapai suhu yang lebih tinggi.

 Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan konveksi pada
permukaan pipa pipanya.

 Komponen penyusun heater terdiri dari Cerobong/Stack, Soot Blower, Dinding Heater
dan Insulation, Tubes, Burner, Peep Hole (Lubang Pengintai), Explosion Doors, dan
Koneksi Steam.

 Jenis pemanas dapat dibagi berdasarkan fungsi dan bentuk.


DAFTAR PUSTAKA

http://wegedengineer.blogspot.co.id/search?q=heater

https://www.scribd.com/document/239615817/HEATER

https://id.scribd.com/doc/212672121 /Perbedaan-Heater-Dan-Heat-Exchanger

https://id.scribd.com/doc/139115205/Heater

http://foxtankcompany.com/emulsion-heater-treaters-vertical-heater-treater- schematic/

http://www.area4.info/Area+%20lnformations/HEATER-4.htm

Anda mungkin juga menyukai