Oleh :
ABSTRACT
Clove oil industry , temperature dissociation energy of diatomic is principal dissociation energy of diatomic
required to process distillation takeplace .In distillation can be conventional , loss of external air, temperature
dissociation energy of diatomic is not paid attention . re- design is distillation device of conventional oil of clove
meant to increase efficiency from the device by the way of optimal of temperature dissociation energy of
diatomic yielded from fuel baking.
Redesigned technology provides installation around the boiler pipes and oil separator with a better construction
material isolation having 0.02m thickness.its called a glasswool the heat conductivity of this glasswool is 0,07
W/M.K.The matrial of oil separator is stainless steel with 0.005 M thickness by isolation,
The boiler pipes have low temperature gradient at each altitude distillation boiller.Obtained low temperature
gradient at each boiler pippes .Steam boiler in the boiler is more secure in the oil yield could be incresead by
4,17% .With the use of agood oil separators,clove oil can be produced much more secure oil cleane, increased
by12,51% .
I. PENDAHULUAN
Salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri (termasuk minyak cengkeh) adalah dengan
metode penyulingan. Penyulingan adalah cara untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara
mendidihkan bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan, atau
dengan cara mengalirkan uap jenuh (Guenther, E., 1987). Metode penyulingan untuk mendapatkan
minyak cengkeh adalah penyulingan dengan air dan uap, dimana daun cengkeh tidak bersinggungan
langsung dengan air, tetapi hanya bersinggungan dengan uap air sebagai hasil pendidihan di dasar
ketel suling.
Dalam industri kecil di daerah-daerah penghasil cengkeh, banyak digunakan metode
penyulingan secara konvensional. Metode penyulingan tersebut masih menggunakan alat yang sangat
sederhana, dimana konstruksi alat tidak memperhitungkan rugi-rugi panas selama proses penyulingan.
Pada proses penyulingan, panas adalah energi utama yang diperlukan agar proses bisa berlangsung.
Panas digunakan untuk mendidihkan air, dimana uap air yang terbentuk akan masuk ke jaringan
tanaman dan akan menguapkan minyak cengkeh. Panas juga dibutuhkan untuk menjaga suhu didalam
ketel agar uap yang terbentuk tetap dalam fase uap sampai masuk ke pendingin, sehingga kondensasi
tidak terjadi di dalam ketel suling. Jika kondensasi terjadi di dalam ketel, akan timbul air kondensat
yang akan membasahi daun cengkeh. Jika daun cengkeh basah, minyak yang terkandung pada daun
cengkeh akan sulit teruapkan oleh uap air. Hal ini akan menyebabkan menurunnya efisiensi minyak
yang bisa dihasilkan oleh sejumlah daun cengkeh yang disuling.
Untuk menjamin uap yang terbentuk di dalam ketel tetap berada pada fase uap kering, perlu
diadakan perbaikan atau penambahan komponen pada alat penyulingan. Bila fase uap dalam ketel
suling tetap berada pada fase uap, maka penguapan minyak cengkeh dapat terjadi pada keseluruhan
Ketel
Penyulingan
Daun Cengkeh
Pendingin
Air
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Perpindahan Panas Dalam Dapur Pemanas
Perpindahan panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara, yang berupa
api dan gas asap (yang tidak menyala) dipindahkan kepada air, uap ataupun udara, melalui bidang
Konstruksi tungku pembakaran dari alat penyulingan minyak atsiri (gambar 2), tungku
pembakaran dapat dilihat sebagai sebuah silinder. Suatu silinder dianggap sebagai sistem satu dimensi
dengan gradien suhu benda hanya merupakan fungsi jarak radial ( Holman, J.P., 1994 ).
q
Ketel Suling
q q
Sumber
Panas
Ruang
Pembakaran Dapur
Pemanas
Gambar 3. Kurva tipe pendidihan untuk air pada tekanan atmosfer; Fluks panas permukaan, q s sebagai fungsi
dari excess temperature, ΔTe = Ts – Tsat
Mekanisme fisik dari pool boiling ditunjukkan pada gambar 3. Dari gambar dapat dilihat
beberapa daerah pendidihan. Daerah pendidihan ditentukan dengan besarnya temperatur berlebih
Te , yang besarnya:
Te = Ts Tsat ..............................( 2 )
g l v
3
c p ,l Te
1
2
qs f h fg .............................(3)
C h Pr n
s , f fg l
dimana besarnya nilai Cs,f dan nilai n tergantung dari kombinasi antara cairan dan permukaan
heating surface, yang mana besarnya ditunjukkan pada tabel 1 dibawah.
q min = C v h fg 2
……………………………(5)
l v
Pada pendidihan fase film pool boiling besar bilangan Nusselt adalah :
g l v hfg D 3
14
hconvD
Nu D = C ……………………(6)
kv vv kv Ts Tsat
dimana untuk besarnya C adalah 0,62 untuk silinder horisontal dan 0,67 untuk bola. Pada heating
surface 300oC, perpindahan panas secara radiasi menjadi sangat signifikan dan perlu
diperhitungkan. Besar koefisien perpindahan panas total adalah:
h 4 3 = hconv
43
hrad h 1 3 ……………………(7)
3
jika hrad hconv maka digunakan: h = hconv hrad ……………………..(8)
4
dimana besaarnya koefisien radiasi hrad dinyatakan dengan: hrad =
Ts4 Tsat
4
…………. (9)
Ts Tsat
Tm,o
Tm,i
Aliran dalam
m hi x
To T Tm,o PL
exp U ........................(14)
Ti T Tm,i m c
p
dan q U As Tlm ............................(15)
dimana : T∞ = Suhu udara luar, (K).
U = Koefisien perpindahan panas total (average overall heat transfer coefficient),
(W/m2K).
Dengan mengabaikan gaya viscous dan distribusi suhu linier antara kondisi uap dan dinding
didapatkan (Incropera. F.D. 1996) :
q hL ATsat Ts ………………………….(16)
dimana: q = Laju perpindahan panas, (W).
hL = Koefisien konveksi, (W/m2K).
A = Luas penampang plat, (m2).
dengan besar laju kondensasi (Incropera. F.D. 1996):
q h ATsat Ts
m L .......................................(17)
hfg hfg
dimana h fg h fg 1 0,68 Ja . Ja adalah bilangan tanpa dimensi yang besarnya =
C p ,l Tsat Ts
Ja dengan Cp,l adalah panas jenis cairan.
h fg
Pendingin pada alat penyulingan minyak cengkeh berupa pipa horisontal yang dibenamkan di
dalam kolam air. Gambar 6, menunjukkan bagian pipa pendingin, dimana di dalam pipa terjadi
kondensasi film. Condensate
Uap Uap
Condensate
hD 0,555 l l .............................(18)
l Tsat Ts D
Persamaan di atas berlaku pada harga angka Reynold yang rendah, yaitu:
vU m,v D
Re D ,i 35000 ..................................(19)
v i
DGv DGl hD 1
Dengan Rev 20000 dan Rel 5000 digunakan 0,026 Prl 3 Re m ...... .(22)
0 ,8
v l kl
C. METODE PENELITIAN
Variasi pengambilan data untuk analisa :
1. Mengambil data menggunakan alat penyulingan minyak cengkeh konvensional.
2. Mengambil data menggunakan alat penyulingan minyak cengkeh dimana tungku pemanas, ketel
suling diisolasi dengan glass wool.
Mengambil data menggunakan alat penyulingan minyak cengkeh dimana ketel suling sudah diisolasi
START
Tidak
Disepakati
Ya
Pembuatan alat yang digunakan dan pendesainan konstruksi
alat penyulingan minyak cengkeh yang baru
Analisa Data
Kesimpulan
STOP
10 8 5 6
9 13
7 3
1
11
12
14
Bila hasil perhitungan di atas digambar dalah sebuah grafik grafik pengaruh isolasi pada distribusi
temperatur uap tiap ketinggian ketel suling menjadi :
Tanpa
114,00 Isolasi
Isolasi GlassWoll
2 cm
107,00
100,00
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Ketinggian Ketel Suling
Gambar 9. Grafik pengaruh isolasi pada distribusi suhu sepanjang ketel suling
DENGAN ISOLASI
GLASSWOLL
95 0,02 M
85
220 240 260 280 300
Waktu Penyulingan
Gambar 10. Temperatur uap pada ketinggian 0 m dari permukaan air untuk dua variasi penyulingan
103 Denga
Isolasi
n
Glaswoll
93 0,02m
83
220 240 260 280 300
Waktu Penyulingan
Gambar 11. Temperatur uap pada ketinggian 0,1 m dari permukaan air untuk dua variasi
78
240 260 280 300
220
Waktu Penyulingan
Gambar 12. Temperatur uap pada ketinggian 0,4 m dari permukaan air untuk penyulingan
Penyulingan
Konvnsional
Temperatur
98
Dengan
Isolasi
88
78
220 240 260 280 300
waktu Penyulingan
Gambar 13.Temperatur uap pada ketinggian 0,8 m dari permukaan air untuk dua variasi penyulingan
Dari grafik di atas bisa dilihat bahwa untuk tiap ketinggian ketel suling, temperatur uap pada
penyulingan dengan menggunakan isolasi pada ketel suling memiliki nilai temperatur yang lebih tinggi
daripada penyulingan konvensional tanpa isolasi. Bisa disimpulkan bahwa penyulingan dengan isolasi
pada ketel suling lebih menjamin tidak terjadinya kondensasi di dalam ketel suling.
B. PEMBAHASAN
Dari percobaan dengan tiga variasi didapat rendemen minyak yang meningkat untuk tiap variasi.
Jumlah peningkatan rendemen minyak serta prosentase rendemen dibanding bahan baku adalah:
Tabel 4. Perhitungan kenaikan rendemen minyak cengkeh
Prosentase
Rendemen
No Prosentase rendemen kenaikan
minyak
rendemen minyak
1 1,2 kg (1,2/65)kg = 1,846 % -
2 (1,25/65)kg = 1,923 4,17%
1,25 kg
%
3 (1,35/65)kg = 2,077 12,51%
1,35 kg
%
Keterangan :
1. Penyulingan konvensional
2. Penyulingan dengan isolasi pada ketel suling saja.
3. Penyulingan dengan isolasi pada ketel suling dan alat pemisah minyak yang sudah didisain ulang
IV. SIMPULAN
Dari pendesainan ulang alat penyulingan minyak cengkeh konvensional di desa Wonokeling,
Karangannyar dapat disimpulkan bahwa:
1. Tungku pembakaran masih layak untuk digunakan. Tungku pembakaran mampu
menghasilkan energi panas dari pembakaran bahan bakar yang cukup untuk mendidihkan air
di dalam ketel suling, yaitu sebesar 55650.39 W. Energi panas ini mampu memanaskan
heating surface sebesar 469 oC dengan saturated temperature 121 oC.
2. Isolasi yang paling bagus adalah glasswoll dengan ketebalan 0,02 m.
3. Dengan adanya isolasi glasswoll pada ketel suling, gradien temperatur di dalam ketel suling
relatif lebih kecil dibanding dengan tanpa isolasi.
4. Dari pendesainan alat penyulingan dengan isolasi glasswoll 0,02 m didapatkan temperatur uap
pada puncak ketel suling sebesar 106 oC. Pendesainan menggunakan saturated temperature
111 oC.
5. Dari data pengamatan, pada saturated temperature yang sama (111 oC), penyulingan dengan
isolasi glasswoll 0,02 m pada ketel suling didapatkan temperatur puncak ketel suling sebesar
105 oC.
6. Didapatkan rendemen minyak yang meningkat dalam sekali penyuligan dengan bahan baku 65
kg. Untuk pemberian isolasi glasswoll 0,02 m didapatkan peningkatan rendemen 4,17 %.
Untuk penggunaan alat pemisah minyak pada ketel yang diisolasi didapatkan peningkatan
rendemen minyak sebesar 12,51 %.
7. Dengan peningkatan rendemen minyak cengkeh, untuk penyulingan dengan isolasi ketel
didapatkan keuntungan Rp. 14.750,00 (meningkat 11%). Untuk penggunaan alat pemisah
minyak pada penyulingan dengan ketel yang diisolasi didapatkan keuntungan Rp. 17.750,00
(meningkat 34%).
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ghozali Muhammad, 2002, ”Alat Penyulingan Minyak Atsiri ”, Fak. Teknik UNS, Surakarta.
[2] Guenther Ernest, 1987, ” Minyak Atsiri ”, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
[3] Holman, J.P. 1994, ”Perpindahan Kalor ”, Erlangga, Jakarta.
[4] Incropera, F.P. 1996, ”Fundamental of Heat and Mass Transfer ”, John Willey and Sons, Canada.
[5] Muin, S.A. 1988, ”Pesawat-pesawat Konversi Energi I – Ketel Uap ”, Rajawali Pers, Jakarta.
[6] Sastroharnidjojo hardjono,2005, ”Potensi minyak Atsiri Indonesia”, Makalah Workshop
Kewira-usahaan UGM dan Ikhimki,Yogyakarta