Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zulhilmi Zidan

Tugas : Pemanas dan Pendingin

1. PENERAPAN KETEL UAP (STEAM BOILER) PADA INDUSTRI PENGOLAHAN


TAHU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN KUALITAS PRODUK

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tim pelaksana telah berhasil mewujudkan satu set ketel uap (steam boiler) yang telah dipasang
pada industri tahu yang dijadikan mitra kegiatan. Satu set ketel uap ini terdiri dari:

[1]. Tabung boiler tempat air yang dipanaskan dengan ukuran d = 75 cm dan t = 120 cm.
[2]. Di dalam tabung boiler terdapat 14 pipa api d = 2 inch
[3]. Di bagian luar bodi tabung dipasang: 1) termometer, 2) manometer, 3) safety valve, 4) pipa
penduga air dalam ketel
[4]. Cerobong asap d = 15 cm, t = 120 cm
[5]. Pipa saluran uap d = 1,5 inch
[6]. Dua buah panci tempat memasak bubur kedelai dengan ukuran d = 80 cm dan t = 60 cm,
atau volume = ±300 ltr
[7]. Blower udara dengan ukuran pipa d = 2,5 inch

Ketel uap yang telah jadi dipasang pada industri mitra dan selanjutnya dilakukan uji coba
pemakaian atau produksi tahu dengan panas uap. Berdasarkan uji coba pengoperasian ketel uap,
dapat diperoleh data sebagai berikut:
[1]. Lama pemanasan air pertama kali : 1,5 jam (tek. 2 kg/cmsuhu 120° C)
[2]. Lama pengaliran uap : 30 menit
[3]. Lama pemanasan berikutnya : 20 menit
[4]. Perbandingan produksi tahu antara cara lama dan baru dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa penerapan ketel uap pada industri tahu
terbukti lebih efisien dan dapat meningkatkan kualitas tahu. Dapat disimpulkan bahwa ketel
uap mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pemasakan dengan tungku
sebelumnya,
yaitu:
[1]. Hemat waktu (lebih singkat),
[2]. Hemat biaya (bahan bakar lebih sedikit),
[3]. Hemat tenaga (waktu produksi lebih singkat),
[4]. Lebih higienis/asap tidak masuk ruang produksi tahu,
[5]. Kapasitas produksi lebih banyak (vol panci 2 x 300 ltr)
[6]. Kualitas dan rasa tahu lebih enak (tidak sangit)
Simpulan
Kegiatan pengabdian ini telah berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah: Telah dihasilkan satu set ketel uap (Steam Boiler) untuk industri tahu
yangditerapkan pada industri mitra (Ibu Widari) dan telah berfungsi dengan baik; Ketel uap
yangdihasilkan terbukti lebih efisien dan mempunyai banyak kelebihan, antara lain lebih hemat
waktu (lebih singkat), hemat biaya (bahan bakar lebih sedikit) dan hemat tenaga dan kapasitas
produksi lebih banyak; Tahu yang diproduksi dengan bantuan ketel uap terbukti lebih
berkualitas, yaitu rasa tahu lebih enak (tidak sangit) dan lebih higienis; Biaya produksi tahu
dengan bantuan ketel uap lebih rendah, maka untuk jumlah produksi yang sama akan diperoleh
keuntungan yang lebih besar.

2. ANALISIS EFISIENSI TERMAL PADA KETEL UAP DI PABRIK GULA


KEBONAGUNG MALANG

Di tengah arus globalisasi yang kuat, industri gula dituntut untuk lebih kompetitif menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Dampak arus global tersebut sangat dirasakan industri gula
nasional beberapa tahun lalu ketika import gula menurunkan harga jual gula domestik dan
menurunkan minat petani menanam tebu. Walaupun saat ini harga gula cukup baik, namun
ancaman pasar bebas masih tidak bisa diabaikan. Tekanan lainnya saat ini adalah krisis
energi yang melanda dunia. Kenaikan harga BBM yang cukup besar menambah beban
pabrik gula yang menggunakan BBM sebagai tambahan bahan bakar. Meningkatnya harga
BBM mempengaruhi daya saing pabrik gula. Dengan kondisi tersebut, menekan keborosan
energi dan perhatian pada konservasi energi menjadi penting untuk
dilakukan(Kurniawan,2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kinerja ketel uap harian terlihat ketel uap yang ada di Pabrik Gula
Kebonagung masih dapat beroperasi dengan baik dan stabil, hal ini telihat dari tekanan uap
kerja dengan nilai (20,33 – 21,43) kg/cm2 untuk Ketel uap Yoshimine H-2700 dan ( 20,48 –
20,84 ) kg/cm2 untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500 sedangkan temperatur uap yang dihasilkan
menunjukkan kondisi yang masih stabil 303,86 oC untuk Ketel uap Yoshimine H-2700 dan
287,33oC untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500, masih sesuai dengan kondisi perencanaan
desain ketel dari Yoshimine CO.LTD. Osaka Japan Berdasarkan hasil penelitian dan
perhitungan dapat diketahui nilai kalor daribahan bakar ampas tebu (bagasse) yang digunakan
sebagai bahan bakar ketel uap adalah 1713,194 Kkal/kg, nilai ini lebih kecil dari nilai bakar
ampas tebu yang ideal ( 4250 Kkal/kg (Hugot,1986)), hal ini disebabkan kandungan air dalam
ampas tebu masih tinggi (52,49 %). Ampas tebu dengan kandungan air yang tinggi
mengakibatkan jumlah kalor dalam ampas menurun, kondisi ini mengakibatkan jumlah bahan
bkalor yang digunakan untuk menguapkan air lebih sedikit, sehingga masih terjadi pemborosan
bahan bakar ampas tebu. Dari perhitungan dengan metode keseimbangan panas diperoleh
efisiensi termal dari Ketel uap Yoshimine H-2700 adalah 74,8 % dan Ketel Uap
Yoshimine H-3500 adalah 73,99 %. Nilai efisiensi termal ini lebih rendah dari nilai yang
ideal (80%, (Yoshimine 2000)). Penurunan nilai efisiensi ini disebabkan banyak panas
yang hilang, hal ini mempengaruhi jumlah panas yang dapat digunakan dalam proses
selanjutnya.Berdasarkan hasil perhitungan dan diagram Sankey pada Gambar 3 dan Gambar
4 terdapat kerugian kalor yang cukup besar Kehilangan Panas terbesar dikarenakan kadar air
dalam bahan bakar yang masih tinggi yaitu 9,82 % untuk Ketel Uap Yoshimine H-2700 dan
9,85 % untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500 , kondisi ini menyebabkan kerugian panas tinggi
karena panas digunakan juga untuk menguapkan kadar air dalam bahan bakar selama
proses pembakaran terjadi.akar ampas tebu pada proses pembakaran dalam ketel masih cukup
tinggi namun jumlah Kehilangan energi yang besar juga dikarenakan gas buang yang
keluar dari cerobong asap, yaitu 8,99 % untuk Ketel Uap Yoshimine H-2700 dan 9,46 %
untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500, hal ini sebenarnya dapat dihindari misalnya dengan cara
mengurangi udara yang berlebih, diturunkan hingga kenilai minimum tapi masih dalam
kondisi yang cukup , temperatur gas cerobong diturunkan dengan mengoptimalkan
perawatan pada ruang bakar. Kehilangan panas karena pembakaran tidak sempurna sekitar
2,5% untuk Ketel Uap Yoshimine H-2700 dan 2,85% untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500,
Pembakaran tidak sempurna sebenarnya dapat dihindari misalnya dengan memperbaiki
pendistribusian ampas tebu pada dapur sehingga pencampuran udara dan bahan bakar ampas
tebu menjadi lebih sempurna yang mengakibatkan pembakaran menjadi sempurna. Kerugian-
kerugian akibat panas yang hilang seperti terlihat pada diagram Sankey, pada gambar 3 dan
gambar 4, berpengaruh pada kinerja ketel uap, kerugian kerugian ini berarti kehilangan energi
yang terjadi pada ketel uap kondisi ini dapat mengakibatkan efisiensi ketel menurun. Kerugian
energi ini sebenarnya dapat dihindari dengan mengoptimalkan perawatan ketel uap.

3. PENCEGAHAN AKIBAT TERJADINYA KARAT PADA PIPA BOILER


Mengetahui sepintas bahwa karat itu ada yang dapat merusak benda yang berupa
logam, sebagaian besar masyarakat belum megetahui secara mendalam tentang apa dan
bagaimana proses terjadinya karat serta seberapa jauh tingkat kerusakan yang diakibatkan
oleh serangan karat secara kuantitatif. Oleh karena itu sebagian industri, karat yang
diartikan sebagai korosi, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum di
sebagian industri industri yang ada saat ini.
Pencegahan
Peristiwa karat sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai
kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementarabagian yang lain sebagai kutub positif (e
lektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa karat seperti gambar 1. Untuk menghidari akibat serangan berbagai jenis karat
yang sangat merugikan di perlukan langkah – langkah pencegahan yang cukup mahal
biyayanya. Namun jika di banding dengan biaya da pengorbanan lain jika serangan
karat tidak dicegah atau diatasi, maka kerugin akibat biaya pencegahan menjadi tidak
berarti, adapun beberapa prinsip pencegahan karat yang penggunaannya disesuaikan dengan
jenis peralatan, tempat serta lingkungan. Sebagian dari prinsip pencegahan yang telah
dikenal umum cukup lama misalnya pengecetan, pembalutan dan penggunaan material anti
karat, namun ada pula prinsip pencegahan karat yang hanya dikenal oleh kalangan tertentu
seperti misalnya perlindungan katodik , anodik serta netralisasi zat koroden. Adapun
pencegahan instalasi dari kemungkinan terjadinya kavitasi dan erosi, maka semua prinsip-
prinsip yang menimalisasi terjadinya kavitasi, seperti penyempitan dan pelebaran untuk
mencegahnya perubahan fase-fase harus diterapkan dalam instalasi pemipaan-nya. Secara
umum pencegahan karat bisa dilakukan dengan cara:
· Pengecetan, untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara, dimana cat yang
mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi logam terhadap karat.
· Dibalut plastik yang dapat juga mencegah logam kontak dengan air dan udara, cromium
plating memberi lapisan pelindung terhadap logam akan menjadi mengkilap,cromium
plating dilakukan dengan proses elektrolisis.
· Pelapisan dengan timah termasuk logam yang tahan karat, proses pelapisan dilakukan
secara elektrolisis atau electroplating.
· pelapisan dengan seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial electrode logam lebih negative dari pada seng, maka logam yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan logam sebagai katode, sehingga seng
akan mengalam oksidasi, sedangkan logam akan terlindungi.

Anda mungkin juga menyukai