Anda di halaman 1dari 62

KERJA;

ENERGI
DAN KALOR
Dr.-Ing. Silviana, S.T., M.T.
Materi
› Hukum I pada Sistem
› Hukum I pada Kontrol Volume
› Hukum II & III Termodinamika
MATERI 1

Hukum I pada Sistem


• Energi dan kalor merupakan variable utama dalam
Hukum Termodinamika Pertama

• Terkait dengan efisiensi, dapat diperoleh dari Hukum


Termodinamika Kedua

• Dengan melihat hubungan terhadap entropi, dapat


diperoleh pula fungsi dari Hukum Termodinamika
Ketiga
Q>0

W<0

1 Q<0

W>0
First Law of Thermodynamics
Hukum Termodinamika pertama

“Pada suatu proses, net heat transfer dikurangi net work output sama dengan perubahan
energi pada sistem” – Hukum Kekekalan Energi

ᐃU = Q - W
Hukum I pada Sistem
• Fungsi dari Hukum Termodinamika Pertama dapat
dijabarkan sebagai persamaan energi berikut:

• Pada suatu siklus:

𝑄𝑛𝑒𝑡 = 𝑊𝑛𝑒𝑡

• Pada sebuah proses:

𝑄 − 𝑊 = ∆𝐸
› Suatu energi dapat disimpan suatu zat dalam bentuk:
Namun, pada termodinamika, energi kinetik dan potensial zat
diabaikan, dan energi sistem difokuskan pada Internal Energy saja

KINETIC INTERNAL POTENTIA


ENERGY ENERGY L
ENERGY

∆𝐸 = ∆𝑈+ 𝐸𝑘 + 𝐸𝑝
› Sehingga persamaan Hukum Termodinamika Pertama
dapat dituliskan sebagai:

𝑄 − 𝑊 = ∆𝐸

𝑄 − 𝑊 = ∆𝑈
Hukum I pada Sistem
• Variabel-variable Internal Energy dapat pula dituliskan
dalam bentuk spesifiknya, sebagai persamaan:

Spesific Heat Spesific Work Spesific Int. Energy

𝑄 𝑊 𝑈
𝑞= 𝑤= 𝑢=
𝑚 𝑚 𝑚
Hukum I pada Sistem
• Perpindahan kalor dapat terjadi melalui tiga cara:

Konduksi Konveksi Radiasi

𝑅1 𝑅2
𝑅𝑖

𝑘. 𝐴. ∆𝑇 𝑄ሶ = ℎ. 𝐴. ∆𝑇 𝑄ሶ = 𝜎𝜀𝐴 𝑇14 − 𝑇24 𝐹1−2


𝑄ሶ =
𝐿
𝐴. ∆𝑇 𝐴. ∆𝑇 𝑅 = Resistance Factor
𝑄ሶ = 𝑄ሶ = dari medium perpindahan
𝑅 𝑅 kalor
Hukum I pada Sistem
• Pada termodinamika, rumus-rumus perpindahan kalor tersebut dapat diterapkan
dalam permodelan yang paling umum, yaitu perpindahan panas melalui dua
dinding (atau komposit) dan dua layer (udara/fluida).

Udara
Isolator
Pipa

Fluida Fluida Iso-


Pipa
Dalam Dalam lator Udara

Penampang Nyata Permodelan


Laju Perpindahan Kalor:
𝐴. ∆𝑇
𝑄ሶ =
σ𝑅
Fluida
Pipa Isolator Udara 𝐴. ∆𝑇
Dalam
𝑄ሶ =
𝑅𝑖 + 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅𝑜

Pipa

Isolator
Fluida
Dalam

Udara
𝑅𝑖 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑜
1
𝑈𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑙𝑙 𝐻.𝑇.𝑐𝑜𝑒𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑡 =
σ𝑅

Konveksi Konduksi Konveksi 𝑄ሶ = 𝑈. 𝐴. ∆𝑇


Hukum I pada Sistem
• Secara mekanis, usaha dapat dilakukan dari pergerakan suatu
boundary, dalam persamaan, dapat ditulisan sebagai kondisi quasi-
equilibrium work mode :

P P P

𝑊 = න 𝑃 𝑑𝑉
P P P
W W W

V1 V2

Boundary sistem: Untuk mendorong


wadah dan penekan boundary dibutuhkan/
dari piston dilakukan oleh usaha
Hukum I pada Sistem
• Namun, usaha juga dapat dilakukan pada kondisi non-quasi-
equilibrium mode, atau usaha tidak menyebabkan perubahan posisi
boundary, sehingga persamaan yang dapat digunakan yaitu:

Contoh non-quasi equilibrium:


𝑊 = 𝑃𝑉
𝑄 − 𝑈 = 𝑃𝑉
𝐻 − 𝑈 = 𝑃𝑉

Mengaduk suatu fluida Resistansi elektrik


𝐻 = 𝑈 + 𝑃𝑉
Hukum I pada Sistem
• Hubungan P dan V dari proses tersebut dapat dijabarkan sebagai
empat kondisi berikut:
Isobaric -----------
Proses berjalan pada P konstan

Isothermal -----------
Proses berjalan pada T konstan

Isochoric -----------
Proses berjalan pada V konstan

Adiabatic -----------
Proses berjalan tanpa ada interaksi
dengan lingkungan, Q = 0
𝑊 = න 𝑃 𝑑𝑉 𝑄 − 𝑊 = ∆𝑈 𝐻 = 𝑈 + 𝑃𝑉

x massa

ISOBARIC ISOTHERMAL ISOCHORIC ADIABATIC


ᐃP = 0 ᐃT = 0 ᐃV = 0 Q=0

W = m P ᐃV Q – W = m ᐃU W=0 – W = m ᐃU
1st Law

Q = m ᐃH Q = m ᐃU Q=0

Q = m . Cp . ᐃT Q = m . Cv . ᐃT -W = m . Cv . ᐃT
Ideal Gas

𝑉2
Q = m R T ln
𝑉1
𝑉2 𝑃2 𝑉1 𝑘−1
T2 = T1 . 𝑃1 T2 = T1 .
𝑉1 Q = m R T ln 𝑃1 T2 = T1 .
𝑃2 𝑉2

𝑉1
Q=W P2 = P1 . 𝑉2 𝑉1 𝑘
P2 = P1 .
𝑉2
Hukum I pada Sistem
• Pada campuran zat cair-uap, specific volume dan specific heat dapat
ditemukan dalam steam table dengan persamaan sebagai berikut:

Specific Volume

𝑣 = 𝑣𝑓 + 𝑥 𝑣𝑔 − 𝑣𝑓
Specific Heat

ℎ = ℎ𝑓 + 𝑥 ℎ𝑔 − ℎ𝑓
Hukum I pada Sistem
• Pada gas ideal, kita dapat mengasumsi specific heat bernilai
konstan, sehingga diperoleh persamaan:

Specific Volume

∆𝑣 = 𝑐𝑣 . ∆𝑇
𝑐𝑝 = 𝑐𝑣 + 𝑅
Specific Heat
𝑐𝑝
∆ℎ = 𝑐𝑝 . ∆𝑇 𝑘=
𝑐𝑣
Hukum I pada Sistem
• Persamaan perubahan kalor tersebut dapat diringkas
sebagai persamaan kalor:

𝑄 = 𝑚 . 𝑐𝑝 . ∆𝑇

𝑄 = 𝑚 .𝐿 𝑄 = 𝑚 .𝑈
Melebur/Mencair Menguap
LATIHAN 1

› Berapa kalor yang perlu diberikan pada 2 kg uap yang


ditampung dalam sebuah container yang kaku dengan
tekanan awal 2 MPa untuk meningkatkan tekanannya
hingga 5 MPa ? Suhu awal dari uap; T1 = 300°C.
› Solusi:
Dari persamaan Hukum Termodinamika Pertama:
ᐃKE = ᐃPE = 0
Q – W = ᐃU

Untuk kontainer yang kaku, proses berjalan isokhorik:


ᐃV = 0; sehingga W = 0
Q = m(𝑢2 − 𝑢1 )
LATIHAN 1

› Dari steam table diperoleh data 𝑢1 dan 𝑣1 :


𝑢1 = 2774.0 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑣1 = 0.1255 𝑚3 /𝑘𝑔

Karena container kaku, maka volume sebelum dan setelah


proses tetap sama, sehingga:

𝑣2 = 𝑣1 ≅ 0.1255 𝑚3 /𝑘𝑔
LATIHAN 1

› Suhu setelah proses; T2 memiliki P2 = 5 MPa dan 𝑣2 =


𝑚3
0.1255 , kondisi tersebut dicapai ketika T2 = 1100°C
𝑘𝑔
𝑘𝐽
dengan 𝑢2 = 4246
𝑘𝑔

› Q = m(𝑢2 − 𝑢1 )
= 2 kg . (4246 – 2774) kJ/kg
= 2944 kJ
LATIHAN 2

› Berapa kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu


dari 2 kg saturated vapor menjadi 600°C jika tekanan
sistem konstan pada 2000 kPa?

› Solusi:

Untuk sistem isobaric, berlaku persamaan:


Q = m(ℎ2 − ℎ1 )
LATIHAN 2

› Dari steam table diperoleh data 𝑢1 dan 𝑣1 :


h1 = 2797.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔 ℎ2 = 3689.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔

Sehingga dari persamaan proses isobaric, didapatkan:


Q = m(ℎ2 − ℎ1 )
= 2 . (3689.2 – 2797.2) = 1784 kJ
LATIHAN 3

› Berapa kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan 100 kg


es dengan suhu awal -10°C pada tekanan konstan 200
kPa ?

› Solusi:

Untuk sistem isobaric, berlaku persamaan:


Q = mᐃH
Q = m.(cpᐃTice + Hmelt + cpᐃTwater + Hvapor)
= 100 . (2,1 . 10 + 320 + 4.18 . 120,2 + 2201.9)
= 304 500 kJ
MATERI 2

Hukum I pada Kontrol Volume


• Persamaan konservasi massa dapat digunakan pada kondisi
tertentu yang berhubungan dengan kontrol volume sebagai berikut:

𝑚ሶ = 𝜌1 . 𝐴1 . 𝑉1 = 𝜌2 . 𝐴2 . 𝑉2

• Dengan mengasumsi proses berjalan steady flow dengan variable


independent terhadap waktu, didapatkan persamaan:

𝑄ሶ − 𝑊ሶ𝑠 𝑉2 2 − 𝑉1 2
= + ℎ2 − ℎ1 + 𝑔 𝑧2 − 𝑧1
𝑚ሶ 2

kinetic potential
Hukum I pada Kontrol Volume
• Namun, dengan mengabaikan energi kinetic dan
potensial dari persamaan tersebut, didapatkan
persamaan yang lebih sederhana:

𝑄ሶ − 𝑊ሶ𝑠 = 𝑚ሶ ℎ2 − ℎ1

atau

𝑞 − 𝑤𝑠 = ℎ2 − ℎ1
Persamaan untuk beberapa peralatan:
ℎ2 = ℎ1 𝑄ሶ = 𝑚ሶ ℎ2 − ℎ1
𝑞 = ℎ2 − ℎ1
Valve/Throttle Plate Boiler & Condenser

𝑊ሶ𝑇 = 𝑚ሶ ℎ1 − ℎ2 𝑉2 2 − 𝑉1 2
0= + ℎ2 − ℎ1
𝑤𝑇 = ℎ1 − ℎ2 2
Turbine Nozzle & Diffuser
𝑃2 − 𝑃1
𝑊ሶ𝐶 = 𝑚ሶ ℎ2 − ℎ1 −𝑊ሶ𝑠 = 𝑚ሶ
𝜌
𝑤𝐶 = ℎ2 − ℎ1
Gas Compressor Pump/Hydroturbine

𝑊𝑎ሶ 𝑤𝑎 𝑊ሶ𝑠 𝑤𝑠
𝜂
Efisiensi Turbine: 𝑇 = = Efisiensi Compressor: 𝜂𝐶 = =
𝑊ሶ𝑠 𝑤𝑠 ሶ
𝑊𝑎 𝑤𝑎
LATIHAN 4

› Saturated steam diekspansi melalui turbin dari 2000 kPa


menjadi campuran air-uap 10 kPa. Jika turbin dianggap
isentropic (entropi konstan), berapa work output dari
sistem ?

› Solusi:

Untuk sistem turbine:

𝑤𝑇 = ℎ1 − ℎ2
LATIHAN 4

› Entalpi pada kondisi tersebut dilihat dari steam table:

Pada Titik 1, diketahui:


h1 = 2797,2 kJ/kg
s1 = 6,3366 kJ/kg K

Pada Titik 2, diketahui:


Karena isentropic, maka s1 = s2
s2 = 6,3366 kJ/kg K
LATIHAN 4

› Karena keluaran turbin berwujud cair-uap, maka entalpi


dari campuran dapat ditemukan dengan mencari entropi
dan kualitas dari campuran terlebih dahulu:

Pada Titik 2, diketahui:


hliq = 191,832 dan hvap = 2584,8
sliq = 0,6493 dan svap = 8,1511

𝑠2 = 𝑠𝑙𝑖𝑞 + 𝑥. 𝑠𝑣𝑎𝑝 − 𝑠𝑙𝑖𝑞


6,3366 = 0,6493 + 𝑥 (8,1511 − 0,6493)
𝑥 = 0,758
LATIHAN 4

› Entalpi ditemukan dengan persamaan dan data entalpi dari


steam table:
hliq = 191,832 dan hvap = 2584,8
x = 0,758

ℎ2 = ℎ𝑙𝑖𝑞 + 𝑥. ℎ𝑣𝑎𝑝 − ℎ𝑙𝑖𝑞


ℎ2 = 191,832 + 0,758 (2584,8 − 191,832)
ℎ2 = 2005,7 𝑘𝐽/𝑘𝑔

› Maka work output:


𝑤𝑇 = 2797,2 − 2005,7
= 𝟕𝟗𝟏, 𝟓 𝒌𝑱
LATIHAN 5

› Dengan turbin yang sama dengan Latihan 4, berapa


efisiensi dari turbin jika entalpi keluaran turbin secara nyata
ternyata ditemukan sebesar 1800 kJ/kg ?

› Solusi:
ℎ2 = 2005,7 𝑘𝐽/𝑘𝑔 ℎ2′ = 1800 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Kondisi Ideal Kondisi Nyata

Efisiensi turbine:
𝑊𝑎ሶ 𝑤𝑎 ℎ1 − ℎ2
𝜂𝑇 = = =
𝑊ሶ𝑠 𝑤𝑠 ℎ1 − ℎ2′
2797,2−2005,7
= = 0,794 = 79,4%
2797,2−1800
MATERI 3

Hukum II Termodinamika

2
Second Law of Thermodynamics
Hukum Termodinamika kedua

“Kerja yang dihasilkan pada setiap energi yang diterima”


Dari Hukum II Termodinamika, dapat dikemukakan 2
pernyataan yang ekuivalen dengan hukum tersebut, yaitu:

Clausius Statement Kelvin Plank Statement


Sebuah alat yang bekerja secara siklus Sebuah alat yang bekerja secara siklus
(cycle) tidak dapat memindahkan kalor (cycle) tidak dapat menghasilkan usaha
dari dingin ke panas tanpa adanya input jika hanya bertukar panas pada satu
usaha reservoir dengan suhu konstan
Suhu Tinggi Suhu Tinggi

QH QH

W W
Alat Alat
Usaha Usaha

QL QL

Suhu Rendah Suhu Rendah

W = QH - QL
Secara umum, untuk proses reversible, entropi dinyatakan
sebagai persamaan:

𝑄 = න 𝑇 𝑑𝑆

Efisiensi sebuah mesin karnot sendiri dinyatakan sebagai:

𝑊𝑜𝑢𝑡 𝑇𝐿
𝜂= 𝜂𝑚𝑎𝑥 =1−
𝑄𝑖𝑛 𝑇𝐻
Ideal Refrigeration Cycle
Coefficient of Performance

𝑄
𝐶𝑂𝑃 =
𝑊𝑖𝑛

1 1
𝐶𝑂𝑃 = 𝐶𝑂𝑃 =
𝑇𝐻 𝑇𝐿
−1 1−
𝑇𝐿 𝑇𝐻

Refrigerator Heat Pump


Siklus Mesin Kalor

Carnot Cycle Brayton Cycle


Carnot Cycle
› Suatu siklus energi ideal yang dapat menghasilkan energi terbanyak
dibanding siklus yang lain, namun yang paling sulit pula untuk
dipraktikkan
Carnot Cycle
Brayton Cycle
› Ditemukan George Bryaton di mana siklus bekerja pada
tekanan konstan, diaplikasikan pada mesin jet
Brayton Cycle

Efisiensi:
Otto Cycle
› Mesin kalor ciptaan German Nikolaus Otto yang terdiri dari
empat kayuhan yang diaplikasikan pada mesin petrol
Otto Cycle

Efisiensi:
Diesel Cycle
› Mesin kalor yang memanfaatkan panas dari udara yang
terkompresi sebelum injeksi bahan bakar
Diesel Cycle

Efisiensi:
Perbedaan Siklus Otto dan Siklus Diesel
Work Ouput
› Mesin kalor memanfaatkan perubahan entalpi dari persaman proses
yang dapat menghasilkan usaha, dengan mengabaikan energi
kinetic dan potensial, diperoleh persamaan:
𝑄ሶ − 𝑊ሶ𝑠 = 𝑚ሶ . ℎ2 − ℎ1

𝑄ሶ
= 𝑚ሶ . 𝑠2 − 𝑠1
𝑇0 Kalor ditransfer ke lingkungan

ሶ = 𝑚ሶ . ℎ1 − 𝑇0 𝑠1 − 𝑚ሶ . ℎ2 − 𝑇0 𝑠2
𝑊𝑚𝑎𝑥

ሶ = 𝑚ሶ . ∅1 − ∅2
𝑊𝑚𝑎𝑥
∅ = 𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
LATIHAN 6

› Tentukan usaha yang dibutuhkan untuk mengkompresi 2


kg udara dari 100 kPa menjadi 4000 kPa jika temperature
dijaga konstan 300°C ! (Mr udara = 29 kmol/kg)

› Solusi:

Pada T konstan:
𝑃2
𝑊 = −𝑛 𝑅 𝑇 ln
𝑃1
2 4000
=− . 8,314 . 573 . ln
29 100
= 𝟏𝟐𝟏𝟏 𝒌𝑱
LATIHAN 7

› Berapakan perubahaan internal energy dari kompresi


udara pada Latihan 6?
› Solusi:

Pada T 300°C, internal energy dari masing-masing (steam table):


𝑘𝐽
P= 100 kPa; 𝑢1 = 2810,4
𝑘𝑔
𝑘𝐽
P= 4000 kPa; 𝑢2 = 2725,3
𝑘𝑔
∆𝑈 = 𝑚. 𝑢2 − 𝑢1
= 2. 2725,3 − 2810,4
= 𝟏𝟕𝟎, 𝟐 𝒌𝑱
LATIHAN 8

› Suatu penemu menyatakan bahwa ia menciptakan invensi


tentang suatu pembangkit energi yang memiliki efisiensi
hingga 70% dengan kondisi mesin tersebut beroperasi
pada suhu ekstrim 600°C dan 50°C.
Sebagai seorang engineer, bagaimana menurut anda
mengenai mesin tersebut? Apakah dapat diterapkan? Jika
bisa, berapakan efisiensi mesin tersebut dari analisis
anda?
LATIHAN 8

› Solusi:
Berdasarkan Hukum Termodinamika II, mesin tersebut
masih memenuhi kaidah hukum tersebut, namun efisiensi
yang diperoleh dari analisis:
Suhu Tinggi

𝑇𝐿
𝜂𝑚𝑎𝑥 = 1 −
𝑇𝐻
W
Alat 323
𝜂𝑚𝑎𝑥 = 1 −
Usaha 873
𝜂𝑚𝑎𝑥 = 𝟔𝟑%
Suhu Rendah
LATIHAN 9

› Sebuah pompa kalor dapat menghantarkan 20.000 kJ/jam


kalor dengan input 1,39 kW. Tentukan COP dari pompa
tersebut!

Solusi:
𝑄
𝐶𝑂𝑃 =
𝑊𝑖𝑛

20.000/3600
𝐶𝑂𝑃 =
1,39

𝐶𝑂𝑃 = 𝟒, 𝟎𝟎
LATIHAN 10

› Sebuah pompa boiler memompa air pada kondisi saturated


liquid pada 120°F secara isentropic hingga 3000 psia. Jika
mass flowrate dari air 2.000.000 lbm/jam, berapa usaha
(hp) dari pompa tersebut?

P = 3000 psia

P = ? psia
T = 120 F
*Saturated liquid
Mass flow = 2.000.000 lbm/jam
LATIHAN 10

› Solusi:
Pada kondisi isentropic, maka 𝑊 = ∆𝐻
Sehingga:
∆𝐻 = ∆𝑈 + 𝑉 𝑑𝑃
∆𝐻 = 𝑇 . ∆𝑠 + 𝑉 𝑑𝑃
ᐃs = 0

∆𝐻 = 𝑉 𝑑𝑃
LATIHAN 10

› Solusi:
Volume dari air saturated liquid:
Pada kondisi 120°F:
𝑃 = 1,695 𝑝𝑠𝑖𝑎
𝑣𝑓 = 0,01621 𝑓𝑡 3 /𝑙𝑏𝑚

Sehingga volume flowrate air:

𝑓𝑡 3 𝑙𝑏𝑚
𝑉 = 0.01621 . 2.000.000
𝑙𝑏𝑚 𝑗𝑎𝑚

𝑓𝑡 3
𝑉 = 32420
jam
LATIHAN 10

› Solusi:
∆𝐻 = 𝑉 𝑑𝑃
𝑊 = 𝑉 𝑑𝑃

𝑓𝑡 3 𝑙𝑏𝑚 𝑖𝑛2 𝑗𝑎𝑚


𝑊 = 32420 . 3000 − 1,695 2
. 144 2 .
𝑗𝑎𝑚 𝑖𝑛 𝑓𝑡 3600 𝑠

𝑙𝑏𝑓 ℎ𝑝
𝑊 = 3.888.201,925 𝑓𝑡 .
𝑠 𝑙𝑏𝑓
550𝑓𝑡
𝑠
𝑊 = 𝟕. 𝟎𝟔𝟗, 𝟒𝟔 𝒉𝒑
MATERI 3

Hukum III Termodinamika

3
Third Law of Thermodynamics
Hukum Termodinamika ketiga

“Entropi dari suatu sistem terisolasi yang belum mencapai kesetimbangan akan terus
meningkat hingga mencapai kesetimbangan”
𝑄
ᐃS =
𝑇
Secara matematis, pernyataan dan Hukum II Termodinamika
dituliskan dalam persamaan berikut:
ᐃSuniverse = ᐃSsystem + ᐃSsurroundings ≥ 0

Dan hubungan persamaan tersebut dengan kalor, suhu, dan tekanan


sebagai berikut:
𝑇2 𝑃2 𝑄
∆𝑠 = 𝑐𝑃 ln − 𝑅 ln ∆𝑠 =
𝑇1 𝑃1 𝑇
Jika specific heat konstan Jika temperature konstan

𝑇2
∆𝑠 = 𝑚𝑐 ln
𝑇1
Jika berupa zat cair
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai