Anda di halaman 1dari 23

HUKUM 1 DAN 2 TERMODINAMIKA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Sultan Al Faisal F1051171001
2. Vira Aryani F1051171008
3. Rizka Zuliana F1051171034
4. Parsimin F1051171042
5. Jefrison Anelka Marbun F1051171047
6. Risa Armika F1051171052
7. Near Astri Afriyani F1051171005
Termodinamika
adalah :
bidang ilmu yang meliputi hubungan antara
panas dan jenis energi lainnya.

Hukum 1 Hukum 2
Termodinamika Termodinamika
Hukum 1 Termodinamika
Hukum 1 Termodinamika membahas keterkaitan antara:

Usaha
(W)

Energi
Kalor
Dalam
(Q)
(U)

Hukum Termodinamika I berawal dari 3 Fenomena fisis pada sistem yaitu:


1. Energi dalam yang dimiliki sistem berubah
2. Muncul kerja yang dilakukan oleh sistem atau lingkungan
3. Ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan
Bunyi Hukum 1 Termodinamika :

“ jumlah kalor pada suatu sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut ditambah dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem.”

Rumus Hukum 1 Termodinamika :

𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 atau ∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊

KETERANGAN :
∆𝑈 = perubahan energi dalam sistem
(joule)
Q = kalor yang diterima ataupun
dilepas sistem (Joule)
W = usaha (Joule)
Kalor (+) Usaha (+)

Sistem
Kalor (-) Usaha (-)

PERJANJIAN HUKUM 1 TERMODINAMIKA:


1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan suatu usaha
2. usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima suatu usaha
3. Q bernilai negatif (-) jika sistem melepas kalor
4. Q bernilai positif (+) jika sistem menyerap kalor
Proses-proses yang terjadi
Isobarik

Isokhorik Isotermik

Adiabatik

Proses termodinamika adalah :


perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan suhunya.
Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi dalamnya.
1. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tekanan (P) yang dijaga tetap. Pada
proses isobarik ∆𝑈, Q, dan W yang bernilai nol. Sehingga dapat diperoleh
Persamaan di bawah.
“Usaha pada proses isobarik dapat W = P (𝑉𝐵 − 𝑉𝐴 )
ditentukan dari luas kurva di bawah
grafik P-V (Luas = pxl)” = P∆𝑉
atau
1
𝑊𝑔𝑎𝑠 = න 𝑃 𝑑𝑉
0
1
= 𝑃 ‫׬‬0 𝑑𝑉
= 𝑃 𝑉1 − 𝑉2

Sehingga rumus hukum 1 Q = ∆𝑈 + 𝑊


termodinamika menjadi : = ∆𝑈 + 𝑃∆𝑉
2. Proses Isotermal

Proses isotermal adalah proses perubahan gas dengan suhu (T) yang dijaga tetap.

Pada proses isotemik usaha yang


dilakukan gas adalah :
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝑛𝑅𝑇
𝑃 =
𝑉

𝑉2
𝑃𝐴 𝑉𝐴 = 𝑃𝐵 𝑉𝐵 𝑊𝑔𝑎𝑠 = න 𝑃 𝑑𝑉
𝑉1
𝑉2 𝑛𝑅𝑇
= ‫𝑉𝑑 𝑉 𝑉׬‬
1
𝑉 1
= 𝑛𝑅𝑇 ‫ 𝑉׬‬2 𝑑𝑉
1 𝑉
= 𝑛𝑅𝑇 ln 𝑉 12
= 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛𝑉2 − 𝑙𝑛𝑉1
𝑉
= 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝑉2
1
Karena suhu konstan maka energi
dalam sistem konstan.

∆𝑈 = 0

Sehingga rumus hukum 1


termodinamika menjadi :

Q = ∆𝑈 + 𝑊
𝑉2
= 0 + 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑉1
𝑉2
= 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑉1
3. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan gas dengan volume yang dijaga tetap.hal ini
menyebabkan system tidak bisa melakukan kerja kelingkungan.Sehingga usaha pada
gas ini nol
𝑊=0
Penjabaran : 1
𝑊𝑔𝑎𝑠 = න 𝑃 𝑑𝑉
0
1
= 𝑃 ‫׬‬0 𝑑𝑉
= 𝑃 𝑉1 − 𝑉2
= 𝑃. 0
=0

Sehingga rumus hukum 1 termodinamika menjadi :


Q = ∆𝑈 + 𝑊
= ∆𝑈
Dengan demikian semua kalor yang masuk digunakan untuk
menaikkan tenaga dalam sistem.
4. Proses adiabatis
Proses adiabatik adalah proses yang memiliki system yang tertutup
atau terisolasi dengan baik. Sehingga tidak ada kalor yang bisa
keluar masuk dengan bebas. Jika pada proses isotermis U=0 dan
pada isokhoris W=0. pada proses adiabatis kalornyalah yang sama
dengan 0.

𝑄=0
Sehingga rumus hukum 1
termodinamika menjadi :
𝑄 = ∆𝑈 − 𝑊
0 = ∆𝑈 − 𝑊
W = −∆𝑈
Contoh soal 1 : Contoh soal 2 :

Gas yang berada di dalam sistem diberi kalor Di dalam ruang tertutup terdapat gas yang memuai
sebesar 200 joule. Setelah itu gas diberi usaha dengan menyerap kalor sebesar 350 joule dan
sebesar 125 joule. Berapakah perubahan energi melakukan usaha sebesar 250 joule. Berapa
dalam gas? kenaikan energi dalam gas ?

Penyelesaian : Penyelesaian :
Diketahui : Q = 200 joule (menyerap kalor) Diketahui : Q = 350 joule (menyerap kalor)
W = -125 joule (menerima usaha) W = 250 joule (melakukan usaha)
Ditanya : ∆𝑈 = ... Joule ? Ditanya : ∆𝑈 = ... Joule ?
Jawab : Jawab :
∆𝑈 = Q-W ∆𝑈 = Q-W
= 200 joule - (-125 joule) = 350 joule - 250joule
= 325 joule = 100 joule

Terjadi kenaikan energi di dalam sistem sehingga Kenaikan energi dalam gas tertutup tersebut
perubahan energi tersebut menjadi 325 joule. adalah 100 joule.
Hukum 2 Termodinamika
Ada dua versi pernyataan hukum II termodinamika yang saling berhubungan.

Pernyataan pertama menurut Kelvin-Planck

“Tidak mungkin sebuah mesin yang menyerap energi


panas diubah seluruhnya menjadi energi mekanis”

Konsekuensi pernyataan ini adalah tidak mungkin membuat


mesin kalor yang memiliki efisiensi 100%. Pernyataan
Kelvin-Planck dapat diilustrasikan pada gambar di samping.
Pernyataan kedua menurut Clausius

“Tidak mungkin suatu mesin menyerap kalor dari


reservoir bersuhu rendah dan membuang ke
reservoir bersuhu tinggi tanpa usaha.”

Pernyataan ini memiliki konsekuensi bahwa tidak


mungkin merancang mesin pendingin sempurna
dengan koefisien unjuk kerja ∞.
Pernyataan Clausius dapat diilustrasikan pada gambar
di samping.
Hukum 2 Termodinamika menyatakan bahwa :
“ Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha.”

Benda Mesin Pemanas


Benda
bersuhu Q1 Q2
bersuhu
tinggi
rendah

W
Benda Mesin Pendingin
Q2 Benda
bersuhu Q1 (Resevoir) bersuhu
tinggi
rendah

W
Memerlukan Energi
Dari luar
Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap dengan sangat lambat sehingga tekanan, volume, dan temperatur gas
tersebut pada setiap waktu adalah kuantitas-kuantitas yang dapat didefinisikan secara tepat. Mula-mula sedikit
butiran pasir dijatuhkan pada pengisap dimana kemudian volume sistem akan direduksi sedikit dan T akan
naik serta terjadi penyimpangan terhadap kesetimbangan yang sangat kecil. Sejumlah kecil kalor akan
dipindahkan ke reservoir dan dalam waktu singkat sistem akan mencapai kesetimbangan baru dengan T adalah
sama dengan T reservoir. Peristiwa ini dilakukan berulang-ulang sampai akhirnya kita mereduksi volume
menjadi setengah kali volume awalnya. Selama keseluruhan proses ini, sistem tersebut tidak pernah berada
dalam sebuah keadaan yang berbeda banyak dari sebuah keadaan kesetimbangan. Proses inilah yang
dinamakan proses reversibel.

Proses reversibel adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan diferensial di dalam
lingkungannya dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut.
Proses yang betul-betul reversibel adalah suatu abstraksi sederhana yang
berguna dalam hubungannya dengan proses rill adalah serupa seperti hubungan
abstraksi gas ideal dengan gas riel. Pada proses reversibel juga terjadi proses
isotermal, kerena kita menganggap bahwa T gas berbeda pada setiap waktu hanya
sebanyak diferensial dT dari T konstan reservoir dimana silinder berdiam.

Volume gas terbuat juga dapat direduksi secara adiabatik dengan memindahkan silinder dari
reservoir kalor dan menaruhnya pada sebuah tempat yang tidak bersifat sebagai penghantar. Dalam
proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk ataupun keluar dari sistem. Proses adiabatik dapat
merupakan proses reversibel atau irreversibel, dimana proses reversibel kita dapat menggerakkan
pengisap sangat lambat dengan cara pembebanan pasir dan proses yang ireversibel kita dapat
menyodok pengisap dengan sangat cepat ke bawah.
Proses Irrevesibel (Proses Tak Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali
lagi ke kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan
serta temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini
tidak dapat digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak
diketahui berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume
yang diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.
Entropi
Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke
keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan
sistem entropi.
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan,
dari keadaan awal hingga keadaan akhir sistem.
Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem semakin tidak teratur.
Entropi sama seperti halnya tekanan dan temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari
sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada
suatu sistem dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi
sistem adalah :
𝑄 dengan:
∆𝑆 = ΔS = perubahan entropi ( J/K)
𝑇
Q = kalor ( J)
T = suhu (K)
Mesin Pendingin
Prinsip kerja mesin ini kebalikan dari mesin Carnot. Jika pada mesin kalor Carnot
menghasilkan usaha maka pada mesin pendingin mendapatkan usaha untuk
mendinginkan sesuatu. Mesin yang umumnya sudah dipergunakan banyak orang untuk
sistem kerj mesin ini adalah pendingin ruangan (AC) dan lemari es (kulkas).

Panas diserap pada suhu rendah T2 yang dialirkan


pada suhu tinggi T1. Berdasarkan hukum termodinamika
kerja ditambah dengan panas yang diserap sama dengan
panas yang dilepaskan pada suhu tinggi yang dapat
dirumuskan secara matematis sebagai berikut: Q1 = Q2 +
W.
Jika kalor yang masuk Q2 dibagi dengan usaha yang diperlukan (W) maka akan
didapat koefisien daya guna (performansi) yang diberi lambang Kp. Kerja
mesin akan semakin baik jika Kp semakin besarnilainya. Umumnya koefisien daya
guna kulkas dan AC memiliki dalam jangkauan 2 sampai 6.

Persamaan koefisien daya guna yaitu:


𝑄2 Keterangan :
𝐾𝑝 Kp : koefisien daya guna
= 𝑊
Q1 : kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 : kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)
W : usaha yang diperlukan (J)
Untuk gas ideal berlaku persamaan: T1 : suhu reservoir suhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir suhu rendah (K)
Kp = Q2 : W
= Q2 : (Q1 – Q2)
= T2 : (T1 – T2)
Contoh soal 1 : Contoh soal 2 :
Sebuah kubus es yang bermassa 60 g dan suhu 0 ℃ Sebuah mesin Carnot memiliki suhu 27 ℃ pada resevoir
ditempatkan di dalam gelas. Setelah disimpan suhu rendah dan 127 ℃ pada suhu tinggi. Jika mesin
beberapa lama, setengah dari es tersebut telah mencair
melepas panas sebesar 600 Joule maka efisiensi mesin
menjadi air yang besuhu 0 ℃ . Berapa perubahan
entropi es/air? Diketahui kalor laten peleburan es Carnot adalah ...
adalah 80 kal/g.

Penyelesaian : Penyelesaian :
Diketahui : m = 30 g Diketahui : 𝑻𝟐 = 27 ℃ + 273 K = 300 K
L = 80 kal/g 𝑻𝟏 = 127 ℃ + 273 K = 400 K
T = 0 ℃ = 273 K Ditanya : 𝜂 = ... ?
Ditanya : ∆𝑆 = ... ? Jawab :
Jawab : 𝑇2
𝑄 =𝑚×𝐿 𝜂 =1−
𝑇1
= 30 𝑔 × 80 𝑘𝑎𝑙/𝑔 300 𝐾
= 1 − 400 𝐾
= 2400 kal
3
=1−4
𝑄 2400 𝑘𝑎𝑙 1
∆𝑆 = = = +8,8 𝑘𝑎𝑙Τ𝐾 =4
𝑇 273 𝐾

Anda mungkin juga menyukai