ET 3100
2016
Daftar Isi
Daftar Isi i
i
1 MODULASI DAN DEMODULASI AMPLITUDA 1
1.1 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Dasar Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.1 Modulasi Amplituda (AM) . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.2 Demodulasi Sinyal AM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Prosedur Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3.1 Modulasi Double Sideband (DSB) . . . . . . . . . . . . . 3
1.3.2 Modulasi Double Sideband-Suppressed Carrier (DSB-SC) 3
1.3.3 Modulasi Single Side Band-Suppressed Carrier (SSB-SC) 4
1.3.4 Perbandingan Spektrum AM, SSB-SC, dan DSB-SC . . . 4
1.3.5 Detektor Selubung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.3.6 Detektor Fasa (Product Detector) . . . . . . . . . . . . . 5
1.3.7 Detektor Fasa (Phasing Detector) . . . . . . . . . . . . . 6
ii
Aturan Umum Laboratorium Telekomunikasi Ra-
dio dan Gelombang Mikro
Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian sopan dan formal, menggunakan celana
panjang/rok, kemeja, dan menggunakan sepatu. Untuk memasuki laborato-
rium praktikan diwajibkan membawa kelengkapan berikut:
1. Modul Praktikum
2. Log book
3. Alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
4. Tugas Pendahuluan
Pada saat praktikum pertama praktikan diwajibkan membawa pas foto 3x4
sebanyak satu buah.
Persiapan Praktikum
Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mempersiapkan diri dengan melakukan
hal-hal berikut:
1. Membaca dan memahami isi modul praktikum
2. Mengerjakan tugas pendahuluan
3. Mengisi kartu praktikum
4. Memastikan seluruh anggota kelompok datang tepat waktu
5. Meletakkan tas pada loker yang telah disediakan.
Keterlambatan
a) Praktikan yang terlambat datang praktikum akan mendapat nilai nol
untuk praktikum modul tersebut
b) Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum akan men-
dapat nilai nol untuk laporan praktikum modul tersebut
iii
Selama Praktikum
Setelah memasuki laboratorium dan menempati meja praktikum, praktikan
diwajibkan :
Setelah Praktikum
Setelah percobaan selesai praktikan diwajibkan:
Pergantian Jadwal
Kasus umum
Pertukaran jadwal hanya dapat dilakukan per orang dengan modul yang sama.
Prosedur penukaran jadwal adalah sebagai berikut:
iv
Kasus sakit atau urusan mendesak
Pertukaran jadwal dapat dilakukan oleh praktikan yang sakit atau memiliki
kepentingan mendesak tanpa harus mengumpulkan form pertukaran jadwal
sesuai peraturan yang berlaku. Prosedur penukaran dapat dilakukan dengan
cara berikut:
3. Apabila tidak ada yang bisa bertukar jadwal, praktikan diharapkan menghubungi
kordas terkait jadwal pengganti
Sanksi
Bagi praktikan yang terbukti melakukan penjiplakan laporan dan atau tu-
gas pendahuluan dikenakan sanksi berupa nilai E pada mata kuliah terkait.
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi pengurangan nilai prak-
tikum.
v
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan
Peralatan Laboratorium
Keselamatan
Selama praktikum, praktikan dan asisten diharapkan menjaga keselamatan
dan keamanan. Dengan demikian, praktikan diharapkan mematuhi panduan
keselamatan dan penggunaan alat di laboratorium.
Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik pada laboratorium. Jika
ada potensi bahaya segera laporkan pada asisten.
Bahaya Api
Praktikan dan asisten diharapkan tidak membawa benda-benda yang mudah
terbakar (korek api, gas, dan lain-lain) ke dalam laboratorium.
1. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api pada diri sendiri
atau orang lain
2. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas praktikum.
Lain-lain
Praktikan dan asisten dilarang membawa makanan dan minuman ke meja prak-
tikum.
vi
Penggunaan Alat Praktikum
1. Perhatikan dan patuhi peringatan yang terdapat pada badan alat prak-
tikum
Sanksi
Pengabaian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
yang bersangkutan.
vii
Tugas Pendahuluan dan Laporan Praktikum
Tugas Pendahuluan
1. Tugas pendahuluan wajib dibuat dan dikumpulkan oleh praktikan se-
belum praktikum dimulai
Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat oleh praktikan dengan menggunakan format
IEEE yang terdiri atas :
viii
3. Praktikan wajib mengumpulkan softcopy laporan praktikum ke email
asisten dan email koordinator asisten sesuai waktu yang akan ditetapkan
Sanksi
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi berupa pengurangan
nilai tugas pendahuluan atau laporan praktikum.
ix
Petunjuk Penggunaan Kit Praktikum Sistem
Komunikasi Analog dan Digital
EMDA-A/P
1. Sebelum menghubungkan EMDA-A/P ke arus listrik, harap dipastikan
switch EMDA-A/P dalam keadaan off.
2. Setelah EMDA-A/P terhubung dengan arus listrik, nyalakan alat dengan
cara menekan switch power, untuk EMDA-A/P harap dipastikan lampu
switch menyala.
3. Hubungkan data, test point, maupun output dengan menggunakan kabel
jumper sesuai dengan prosedur pada modul terkait.
4. Untuk mengambil data, hubungkan kabel probe pada kabel jumper lalu
hubungkan pada test point maupun output yang ingin diamati.
5. Ketika percobaan sudah selesai, cabut kabel jumper dari EMDA-A/P,
kemudian matikan EMDA-A/P dengan menekan tombol power.
6. Cabut kabel power dari stop kontak.
Osiloskop
1. Hubungkan osiloskop dengan arus listrik. Ketika hendak menghubungkan
osiloskop ke jaringan listrik, pastikan osiloskop dalam keadaan off. Ke-
mudian setelah terhubung, tekan tombol power.
2. Tunggu hingga layar osiloskop menyala, baru kemudian hubungkan kabel
probe pada port channel yang diinginkan.
3. Sebelum memulai pengamatan, harap lakukan kalibrasi pada kabel probe
yang digunakan dengan menghubungkan kutub positif dan negatif probe
dengan kutub untuk kalibrasi pada bagian kanan osiloskop.
4. Bila kabel probe tidak berfungsi, harap lapor kepada asisten.
5. Lakukan pengamatan pada osiloskop sesuai dengan prosedur modul terkait.
6. Untuk tiap-tiap percobaan, harap dipastikan osiloskop menunjukkan frekuensi
dan tegangan sinyal.
x
7. Saat melakukan dokumentasi, harap menekan tombol stop kemudian
arahkan tampilan pada sinyal yang diamati.
8. Ketika percobaan sudah selesai, cabut kabel probe dari port channel,
kemudian matikan osiloskop dengan menekan tombol power.
Lain-lain
1. Bila ada kit praktikum yang tidak berfungsi harap laporkan kepada asis-
ten.
xi
MODUL 1
1.1 Tujuan
1. Mengamati proses dan hasil modulasi amplituda DSB, DSB-SC, dan
SSB-SC.
1
m(t), secara umum sinyal hasil modulasi amplituda s(t) akan memiliki bentuk
sebagai berikut
2
1.3 Prosedur Percobaan
1.3.1 Modulasi Double Sideband (DSB)
GEN1: 50 Hz
GEN2: 1000 Hz
5. Amati sinyal pada OUT1. Amati bentuk dari sinyal dan bagaimana
amplituda carrier dimodulasi oleh sinyal pemodulasi.
3
3. Atur parameter generator analog dengan spesifikasi sebagai berikut,
GEN1: 50 Hz
GEN2: 1000 Hz
4. Amati sinyal pada OUT2. Amati bentuk dari sinyal dan bagaimana
amplituda carrier dimodulasi oleh sinyal pemodulasi.
4
1.3.5 Detektor Selubung
1. Hubungkan:
GEN1 - IN1
GEN2 - IN2
OUT1 - IN3
2. Bagaimanakah sinyal keluaran OUT1? Amati!
3. Atur modulation depth sinyal AM hingga mencapai 100% dengan meng-
gunakan pin kontrol C1.
4. Atur frekuensi tuning sehingga diperoleh frekuensi IF (intermediate fre-
quency) sebesar 455 Hz dengan menggunakan pin kontrol C2 yang diset
sebesar 1455 Hz. Gunakan osiloskop untuk mengatur frekuensi C2.
5. Amati sinyal output mixer (TP5) dan sinyal output IF amplifier (TP6).
Berapakah frekuensi sinyal ini? Amati juga menggunakan spectrum an-
alyzer, bagaimana frekuensi sinyal bergeser ke intermediate frequency?
6. Amati sinyal pada TP7. Berapa frekuensi dan bagaimana bentuk sinyal
ini?
7. Amati sinyal pada OUT4. Berapa frekuensi dan bagaimana bentuk
sinyal ini?
5
GEN2 - IN2
OUT2 - IN3
TP5
TP6
TP7
TP8
TP9
TP10
GEN1 - IN1
GEN2 - IN2
OUT3 - IN3
TP5
TP6
TP7
TP11
TP12
6
TP13
TP14
TP15
7
MODUL 2
2.1 Tujuan
1. Mempelajari karakteristik modulasi FM.
Modulasi frekuensi merupakan salah satu bentuk dari modulasi sudut, di mana
Frekuensi sesaat dari sinyal carrier berubah secara linear mengikuti sinyal
informasi m(t).
fi = fc + kf m(t) (2.2)
8
Sehingga didapatkan sinyal FM sebagai berikut [1]
Z t
s(t) = Ac cos[2fc t + kf m(t)dt] (2.4)
0
2.3.1 MODULASI FM
1. Hubungkan GEN1 - IN4.
9
2. Atur generator sinyal audio GEN1 sebesar 50 Hz.
3. Ubah nilai gain VCO dengan mengatur C4 untuk mengecek osilasi frekuensi
yang terjadi.
4. Amati sinyal output modulator pada OUT7. Sinyal apakah itu? Lakukan
Analisis!
4. Ubah nilai gain VCO dengan mengatur C4 untuk mengecek osilasi frekuensi
yang terjadi.
6. Atur nilai gain VCO menjadi nol, amati sinyal TP16, TP17, dan OUT8.
Sinyal apakah sinyal tersebut?
8. Atur gain VCO ke suatu nilai, amati sinyal TP16, TP17 dan OUT8.
Amati perubahan yang terjadi. Lakukan analisis!
4. Ubah nilai gain VCO dengan mengatur C4 untuk mengecek osilasi frekuensi
yang terjadi.
10
MODUL 3
3.1 Tujuan
1. Melakukan modulasi dan demodulasi pulsa dengan menggunakan teknik
PCM, PAM, PWM, dan DM.
3.2.1 PAM
PAM merupakan bentuk modulasi pulsa yang paling dasar. Dalam PAM,
amplituda dari deretan pulsa periodik bervariasi mengikuti nilai sampel dari
sinyal informasi. Pada PAM, bentuk pulsa yang digunakan dapat berbentuk
pulsa kotak ataupun bentuk pulsa lainnya. Selubung dari tiap pulsa dalam
deretan yang dimodulasi oleh sinyal informasi tidak mengikuti bentuk sinyal
informasi, melainkan tetap rata pada nilai sampel di suatu titik sinyal informasi
tersebut. Gambar 3.2.1 mengilustrasikan bentuk sinyal PAM.
11
Gambar 3.1: Sinyal PAM beserta sinyal pemodulasinya [1]
3.2.2 PWM
Pada PWM, nilai sampel dari sinyal informasi akan mempengaruhi lebar dari
tiap pulsa di dalam deretan. Gambar 3.2.2 mengilustrasikan bentuk sinyal
informasi, sinyal deteran pulsa periodik, beserta sinyal PWM yang dihasilkan.
3.2.3 PCM
Berbeda dengan dua jenis modulasi pulsa sebelumnya, yang bisa digolongkan
sebagai modulasi pulsa analog, PCM merupakan suatu bentuk modulasi pulsa
digital. Dalam PCM, sinyal informasi akan direpresentasikan dalam sederetan
pulsa, yang bernilai diskrit di sisi amplituda dan waktu. Terdapat 3 proses
utama dalam PCM, yaitu pencuplikan(sampling), kuantisasi (quantizing), dan
pengkodean (encoding). Proses kuantisasi dan pengkodean dilakukan dengan
menggunakan rangkaian analog-to-digital converter (ADC) [1].
3.2.4 DM
DM pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan PCM, yaitu mengubah
sinyal informasi analog menjadi deretan pulsa bernilai diskrit (amplituda dan
waktu). Yang menjadi perbedaan antara PCM dan DM adalah pada DM
12
proses kuantisasi tidak dilakukan menggunakan ADC melainkan menggunakan
hard limiter, hal ini menjadikan implementasi dari DM menjadi lebih seder-
hana. Secara umum teknik DM terdiri dari tiga komponen yaitu comparator,
quantizer, dan accumulator [1].
TP1
TP2
TP3
6. Variasikan sample rate dan lihat pengaruhnya pada proses modulasi den-
gan memutar kenop C1.
13
4. Variasikan sample rate dan lihat pengaruhnya pada proses demodulasi
dengan memutar kenop C1.
4. Variasikan sample rate dan lihat pengaruhnya pada proses modulasi den-
gan memutar kenop C1.
14
3.3.5 MODULASI PWM
TP5
TP6
4. Variasikan sample rate dan lihat pengaruhnya pada proses modulasi den-
gan memutar kenop C1.
15
3.3.7 MODULASI DM
TP11
TP12
4. Variasikan sample rate dan gain dengan memutar kenop C1 dan C2,
lihat pengaruhnya pada proses modulasi.
3.3.8 DEMODULASI DM
1. Lakukan langkah 1-3 pada percobaan 3.3.1.
4. Variasikan sample rate dan gain dengan memutar kenop C1 dan C2,
lihat pengaruhnya pada proses demodulasi.
16
Daftar Pustaka
[1] S. Haykin, Communication Systems, 4th ed. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc, 2001.
[3] B. P. Lathi, Modern Digital and Analog Communications Systems, 3rd ed.
New York: Oxford University Press, 1998.
17