Anda di halaman 1dari 5

Kota Tua Tercinta

Oleh : M. Zhafran Alyyassar

I. Kota
Tujuh belas tahun yang lalu, aku sedang bermain dipadang rumput luas nan
indah, bersama deraian angin yang lembut, diterpa sinar matahari yang hangat. Kala
itu aku berada di kota tua tercinta Kuala tungkal. Jauh dari hirukpikuk kota. Kuala
tungkal memberikan sensasi kehidupan nyaman dan rasa kekeluargaan yang kental.
Begitu banyak kenangan tersimpan selama 5 tahun berada dikuala tungkal.
Sehingga ingatan yang terjaga dengan kuat, Jambi tidak hanya menyimpan beragam
keindahan alam, namun kabupaten pesisir ini juga menyimpan pesona luar biasa,
yang sangat asyik untuk dijadikan tujuan melepas rasa lelah disaat sore hari.
Menjemur Garam
Banyak sekali kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan disana, salah
satunya menjemur garam. Kakek mengajaku pergi kepelabuhan anchor yang ada di
kuala tungkal. Dipinggir laut terdapat beberapa orang sedang menjemur garam.
Kakek lalu menemui beberapa orang untuk mengenalkanku dengan mereka. Setelah
itu salah satu dari mereka yaitu bik Ireng mengajarkanku untuk menjemur garam
dan menyaring garam menggunakan arakan yang ada. Pertama aku merasa susah
untuk menyaring garam dikarenakan garam yang disaring berjatuhan kelantai
semua. Lalu kemudian bik ireng dengan semangat tetap menagajariku untuk terus
dengan telaten menyaring semua garam garam itu. Hingga akhirnya aku bisa
menyaringnya dengan baik.
Lahan tambak yang luasnya sekitar satu hektar ini dialiri air bahan baku
garam atau air tua dengan mboran. Terbuat dari batang bambu panjang dengan
ember di ujungnya. Di sepertiga bagian bawah ada tuas yang meringankan beban
petani, menghemat tenaga petani garam. Tangan memegang kait kemudian arahkan
bambu ke tempat air matang menuju bak penampung. Dari sini, kitiran atau kincir
bambu digerakkan angin menarik air yang mengalirkan air ke tambak-tambak.
Sebelum mengairi tambak, tanah diratakan dan dipadatkan dengan slender kayu.
Benda unik ini dari batang kayu bulat yang dipasang tangkai kayu. Digelindingkan
ke lahan-lahan sehingga tambak padat, air tak mudah meresap habis ke tanah.
Jumlah produksi garam laut tergantung pada sinar matahari. Mereka mampu
memproduksi hingga 10 kilogram per hari selama musim kemarau pada bulan April
sampai Oktober.
Memanen Sarang Walet
Kuala tungkal memang terkenal sebagai salah satu penyuplai sarang walet
terbesar di Indonesia. Pada saat itu Ayah memiliki satu gedung besar tanpa jendela
yang digunakan sebagai ruang budidaya burung sarang walet. Pertama memasuki
bangunan, saya merasa ketakutan karena keterbatasan cahaya, dan burung-burung
yang berterbangan. Namun ayah tetap menyakinkanku untuk melanjutkan
perjalanan. Lalu bersama dengan tenaga kerja lainya. Ayah mengambil sarang
walet yang telah siap dan ditimbang untuk selanjutnya diolah lagi. Aku merasa
senang ketika burung-burung hinggap ditanganku sampai akhirnya ada bau busuk
yang muncul, ternyata salah satu burung membuang kotorannya ditanganku. sarang
burung walet ini sendiri memiliki nilai jual yang sangat tinggi, mekipun tidak
setinggi tahun tahun awal burung ini mulai dibudidaya, meskipun begitu harga
sarang burung walet saat ini terbilang cukup menggiurkan hingga saat ini terbukti
dari orang tua saya yang sudah memulai usaha budidaya ini sejak saya kecil. Burung
Walet sendiri merupakan burung pemakan serangga yang suka meluncur seperti
pesawat luncur. Memiliki sifat setia yang akan selalu pulang kesarang yang sama
seberapa jauhpun dia pergi mencari makan, setiap sore hari akan selalu pulang
keasalnya. oleh sebab itu burung walet ini sangat sulit sebenarnya untuk
dibudidaya.
Wisata Jalan Jalan di Water Front City
Salah satu yang sedang populer di kalangan masyarakat Tanjab
Barat saat ini adalah keberadaan destinasi wisata anjungan permai Water Front City
(WFC), yang terletak di Kuala Tungkal, ibukota Kabupaten Tanjab Barat.
Di sini, para pengunjung dapat melihat hamparan pemandangan laut
sekaligus Menikmati indahnya matahari terbenam dari atas jembatan WFC bersama
keluarga dan orang-orang tersayang.Indah banget, coba lihat mataharinya
mas,teriak Heny, salah seorang warga Kuala Tungkal saat menyaksikan langsung
keindahan matahari terbenam di WFC Kuala Tungkal, Senin (03/07/17) sore.
Tak hanya sekadar nongkrong, selain mereka-mereka yang telah
berkeluarga, banyak anak-anak muda yang memanfaatkan moment sunset untuk
berselfie atau berfoto ria bersama rekan-rekannya.Keindahan dan pesona sunset
yang utuh saat tenggelam menjadi obyek menarik bagi warga Kabupaten Tanjab
Barat untuk melihatnya di sore hari.Tak hanya menikmati keindahan alam, di WFC
ini pula, anda bisa sekedar cuci mata lantaran kebanyakan pengunjung berasal dari
kalangan anak muda.Anginnya sepoy-sepoy, sunsetnya keren. Asyik banget
lihatnya, kagum dengan kekuasaan tuhan.
Untuk menikmati keindahan panorama sunset di WFC, Anda disarankan
datang ke anjungan permai ini sore hari sekitar pukul 16.30 WIB.

Biasanya, matahari mulai meredup


mulai pukul 17.00 WIB. Nah, saat matahari tenggelam, siapkan kamera ponsel
Anda untuk mengabadikan momen terindah Anda bahwa pernah berkunjung ke
WFC Kuala Tungkal.Tak hanya pemandangan sunset yang indah, menjelang
magrib, beberapa pedagang cafe dapat dijumpai di pinggir-pinggir WFC.Pada
umumnya pedagang cafe menyajikan dagangan, mie rebus, kentang goreng,
tekwan, miswan, kopi panas, teh panas dan aneka minuman khas Tungkal
lainnya.Dengan demikian, sambil bersantai menikmati sunset, Anda dapat
menikmati hangatnya kopi olahan pedagang cafe di Kuala Tungkal.Bila malam hari
tiba, WFC itu juga sering dijadikan tempat nongkrong oleh masyarakat hingga larut
malam.Sayangnya WFC ini kurang terawat, dan fasilitas umumnya seperti toilet
dan musola juga belum ada

Anda mungkin juga menyukai