Anda di halaman 1dari 11

PENANGANAN BARANG BUKTI DIGITAL FORENSIK DALAM KASUS

OBROLAN MESRA YANG MENJERAT HABIB RIZIEQ DAN FIRZA HUSAIN DI


SALAH SATU MEDIA SOSIAL

Disusun oleh :Andi Irawan, S.Kom (17917104) (1)


Diampu oleh : Dr. Bambang Sutiyoso, SH. M.Hum. (2)
Jurusan Magister Teknik Informatika Fakultas industri Universitas islam Indonesia (1,2)
Jl. Kaliurang km 14 Sleman Yogyakarta
Telepon (0274)895287 ekst 114
Email : andi.irawan1994@gmail.com (1)
abangyosku@gmail.com (2)

Abstrak

Perkembangan teknologi di jaman sekarang mulai menujukkan dampak negatif yang cukup signifikan,
dibuktikan dengan maraknya tindak kejahatan digital yang biasa disebut sebagai cyber crime.
Peningkatan dan penanganan dalam upaya hukum dibutuhkan sebuah metode untuk menganalisa
barang bukti, terutama barang bukti yang berbentuk digital, forensika digital bertujuan untuk
mengumpulkan bukti digital secara valid dan terpercaya ketika dipresentasikan dipersidangan, Namun
permasalahan yang timbul adalah bagaimana prosedur penanganan bukti digital dapat dilakukan
secara tepat dikarenakan bukti digital bersifat biner dan dapat dengan mudah hilang ataupun
dimanipulasi. Didalam paper ini mengulas sebuah kasus kejahatan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan bagaimana cara penagannya bukti digiral secara prosedural sesuai dengan kesepakatan
menurut Assosiation of Chief Police Officer (ACPO)

Keyword : cyber crimem, forensika digital, ACPO,

1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi sekarang yang semakin lama semakin berkembang merupakan hasil
dari budaya manusia yang ingin selalu berfikir maju. Disamping membawa dampak positif, dalam
arti teknologi dapat digunakan untuk kepentingan umat manusia, teknologi juga membawa dampak
negatif terhadap perkembangan manusia itu sendiri jika tidak digunakan sebagaimana mestinya,
yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan dengan dunia kejahatan yang memanfaatkan
teknologi. kejahatan erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat. Semakin maju kehidupan
masyarakat, maka kejahatan juga ikut semakin maju. Kejahatan juga menjadi sebagian dari hasil
budaya itu sendiri. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu
bangsa, maka semakin modern pula kejahatan itu dalam bentuk sifat dan cara pelaksanaannya.

1
istilah populer dalam kejahatan yang memanfaatkan teknologi informati biasa disebut dengan
cyber crime.
Salah satu contoh kejahatan yang menggunakan teknologi informasi adalah kasus obrolan
mesra yang menjerat Habib Rizieq dan Firza Husain di salah satu media sosial pada awal tahun
2017 silam.[1]
Munculnya Forensik komputer berjutuan untuk menanggapi peningkatan kejahatan secara
digital yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi informasi, alat yang digunakan
untuk melakukan tindak kejahatan ataupun tempat tersedianya bukti terkait dengan sebuah
tindak kejahatan sehingga dapat dipergunakan di pengadilan.
Barang bukti yang diterima oleh pengadilan harus bersifat otentik, lengkap, handal dan
terpercaya, Namun, bukti digital khususnya harus dianggap skeptis karena hanya ada dalam
representasi biner. Tanpa mekanisme perlindungan yang memadai data tersebut dapat dengan
mudah dimanipulasi tanpa meninggalkan jejak. Dengan demikian, pengadilan sekarang harus
menuntut persyaratan yang ketat pada diterimanya bukti digital di pengadilan. Oleh karena itu
perlunya sebuah penanganan barang bukti digital secara baik dan benar agar barang bukti tersebut
dapat dipergunakan secara utuh dipengadilan

2. Rumusan masalah
Adapaun Rumusan masalah yang akan diambil adalah :
a. Bagaimanana cara membuktikan keaslian barang bukti ?
b. Bagaimana cara mengamankan keaslian barang bukti ?

3. Tujuan Penuliasan
Tujuan pembuatan paper ini adalah selain memenuhi tugas mata kuliah Bukti Digital,
paper ini ditujuakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada semua orang tentang
penanganan barang bukti digital forensik..

4. Landasan Teori
a. Pengertian Digital Forensik
Menurut marcella[2], digital forensik adalah aktifitas yang berhubungan dengan
pemeliharaan identitikfasi, pengambilan atau penyaringan dan dokumentasi bukti digital
dalam kejahatan komputer.
Sedangkan menurut Gray L Palmer, digital forensik dapat diartikan sebagai
penggunaan metode ilmiah terhadap pelestatian, validasi, identifikasi, analisis, interpretasi,
dokumentasi dan presentasi bukti digital yang berasal dari sumber-sumber digital untuk tujuan
memfasilitasi atau melanjutkan rekontruksi peristiwa tindak pidana, atau membantu
mengantisipasi tindakan yang tidak sah dan mengganggu operasi yang direncanakan.[3].

2
b. Tahapan Digital Forensik
Menurut Assosiation of Chief Police Officer (ACPO) yang merupakan salah satu
guidlines Internasional, terdiri dari asosiasi para pemimpin kepolisian di Inggris dan
bekerjasama dengan 7 Safe, menerapkan beberapa standar prosedural dalam menangani
barang bukti yang menjadi acuan ahli forensik dalam menangani barang bukti digital yaitu[4]:
1) Identifikasi (Identification)
Identifikasi merupakan salah satu proses untuk mengenali peristiwa yang terjadi,
mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan.
2) Authorization (approval)
Adanya otorisasi atau surat persetujuan yang diberikan untuk menyelidiki perkara yang
sedang terjadi.
3) Persiapan (preparation)
Mempersiapkan kebutuhan apa saya yang digunakan untuk menyelidiki kasus tersebut,
misalnya menetukan area pencarian, alat yang digunakan, dan arahan operasional.
4) Securing and Evaluating the Scene (mengamankan dan mengevaluasi tempat kejadian)
Memastikan keamanan di area tempat kejadian, mengetahui kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi, mengidentidikasi dan melindungi bukti dan melakukan
wawancara kepada pihak yang dianggap perlu.
5) Mendokumentasikan tempat kejadian (Documenting the Scene)
Dalam hal ini bertujuan untuk pembuatan catatan permanen dari peristiwa dengan
fotografi dan mencatat berbentuk dokumen dan lokasi serta komponen-komponen
komputer yang terkait. Pengumpulannya digunakan sebagai bukti untuk dianalisa
selanjutnya.
6) koleksi (Collection)
Yang dimaksud dalam hal ini adalah pengumpulan barang bukti bisa berupa digital
maupun elektronik, berupa data-data dari perangkat komputer yang berada di tempat
kejadian perkara.
7) Pengemasan, transportasi dan penyimpanan (Packaging, Transportation and Storage)
Setelah menemukan barang bukti maka wajib bagi investigator atau analis forensic
untuk melindungi bukti yang ada dan menjauhkan barang bukti dari kemungkinan
kontaminasi yang bisa merusak barang bukti tersebut.
8) Pemeriksaan (Examination)
Pemerikasaan sebuah barang bukti untuk mengidentifikasi fitur-fitut yang
dimanipulasi, dari barang bukti yang diperikasa akan menghasilkan informasi yang
berkorelasi dengan kejadian tindak kejahatan.

3
9) Forensic imaging dan copying
Imaging bertujuan untuk mengetahui keadaan data baik logis maupun fisik,
mengetahui data yang tersembunyi, terhapus dan merecovery data yang dibutuhkan
untuk proses investigasi.
10) Forensic Examination and Analysis
Melakukan Pemeriksaan forensic dan analisis dengan menggunakan teknik forensic
dan tools untuk menganalisis dan mengolah bukti data, termasuk didalamnya
pembuatan nilai hash cryptograpy dan penyaringan dengan hash libraries,
menampilkan file, mengekspor dan menyebarkan file misalnya melalui email, ekstraksi
metadata, pencarian dan pengindeksan.
11) Presentasi dan laporan (Presentation and Report)
Prosedur dokumen analisis dan penemuan barang bukti, penggunaan file log ,
bookmark, dan catatan yang dibuat selama pemeriksaan, membuat kesimpulan dan
mmenyiapkannya dalam bntuk laporan untuk menjadi bukti dipengadilan.
12) Review
Barang bukti yang sudah dibuat laporan diserahkan kepada yang berwenang atau badan
pemeriksa, dan ketika terjadi ketidak sepakatan maka badan pemeriksa tersebut harus
mempunyai kebijakan dan menetapkan protocol teknis secara admnistratif
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.

c. Evide of Digital Forensic


Menurut Zuhri[9], Evidence yang dimaksud dalam kasus forensik pada umumnya
tidak lain adalah informasi dan data. Cara pandangnya sama saja, tetapi dalam kasus komputer
forensik, kita mengenal subjek tersebut sebagai Digital Evidence.

Secara umum barang bukti yang tedapat dalam digital forensik di bedakan menjadi 2
yaitu[10]:
1. Barang Bukti Elektronik. Barang bukti ini berbentuk fisik atau visual, sehingga para
investigator dapat dengan mudah memahami untuk menanganinya, jenis barang bukti
elektronik ini berupa, CD/DVD, Flashdik, Hardisk,Smartphone,Tablet, CCTV, Kamrea
Digital, dan bukti fisik lainnya.
2. Barang Bukti Digital. Barang bukti yang di ambil dari barang bukti elektronik kemudain
dilakukan analisa terhadap barang bukti tesebut, jenis barang bukti digital antara lain,
Email/Email Address, Web History/Cookis, File Image, ogical file, Deleted File, Lost File,
File slack, Log File, Encrypted File, Steganography file, Office file, Audio File, Video
File, User ID dan Password, Short Message Service (SMS), Multimedia Message Service
(MMS), Call Logs.

4
5. Analisis Kasus
a. Ulasan Kasus

Diulas dari situs Tribunnews.com, Akhir Januari 2017 jagat media sosial dihebohkan
dengan tersebarnya screenshot percakapan via WhatsApp berkonten pornografi yang diduga
melibatkan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan Firza Husein.

Percakapan itu pertama kali diketahui dari situs baladacintarizieq.com. Dalam


percakapan tersebut menyajikan foto wanita tanpa busana yang diduga Firza. Sedangkan
Rizieq diduga menjadi lawan bicara Firza dalam percakapan tersebut.Beredarnya percakapan
berkonten pornografi tersebut membuat polisi melakukan penyelidikan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi bertindak
setelah mengetahui adanya keresahan masyarakat soal peredaran percakapan ini. Sebab, video
percakapan dua orang itu mengandung konten pornografi.

Argo mengatakan, unit cyber patrol Polda Metro Jaya telah memantau peredaran
percakapan itu dan membuat laporan polisi model A untuk mengusut orang yang berada dalam
percakapan tersebut dan siapa penyebarnya. Konten ini mulai ramai beredar sejak Minggu
(29/1/2017)."Berkaitan dengan konten yang beredar di medsos, tentunya kita punya cyber
patrol. Setelah adanya cyber patrol, kita menemukan beberapa akun yang diduga ada gambar
pornografi, yang ada gambar di situ diduga adalah HR dan F," ujar Argo di Mapolda Metro
Jaya, Senin (30/1/2017) lalu.

Selang satu hari polisi melakukan penyelidikan, Aliansi Mahasiswa Antipornografi


membuat laporan polisi mengenai peredaran konten pornografi itu. Pelapor meminta agar
kepolisian menyelidiki keaslian dokumen dan foto karena sangat mengganggu generasi muda.
Polisi pun bergerak cepat menyelidiki kasus itu. Pada Selasa (31/1/2017), Firza ditangkap
polisi di kediaman orangtuanya di Jalan makmur, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta
Timur, terkait kasus dugaan makar.Firza adalah satu dari 11 orang yang diciduk polisi pada 2
Desember 2017 menjelang doa bersama karena dituduh melakukan pemufakatan makar.

Sehari setelah penangkapan Firza, Rabu (1/2/2017), polisi menggeledah rumah di


Jalan Makmur tersebut. Kali ini, penggeledahan dilakukan untuk mengumpulkan barang bukti
dalam kasus video chat WhatsApp yang prosesnya naik ke tahap penyidikan. Polisi sempat
kesulitan masuk karena rumah itu terkunci. Dalam penggeledahan itu para penyidik Direktorat
Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membawa bantal, sprei, dan televisi. Barang-
barang tersebut diperlukan penyidik untuk membenarkan keaslian sosok Firza dan Rizieq
dalam konten-konten yang bermuatan pornografi itu.

5
Pada waktu yang sama, Rizieq yang terseret dalam kasus dugaan pornografi itu
menyebut konten-konten tersebut fitnah. Rizieq mengaku Firza berang. "Firza Husein
menolak bahwa rekaman suara, foto, atau pun chat yang ada sama sekali beliau tidak
bertanggung jawab dan tidak tahu menahu. Bahkan, beliau marah dan akan melakukan
penuntutan terhadap yang melakukan rekayasa tersebut," ujar Rizieq di Mapolda Metro Jaya
sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk kasus makar.Seusai dinaikan ke tahap
penyidikan, penyelidikan kasus tersebut sempat berjalan di tempat. Akhirnya pada Selasa
(25/4/2017) polisi memutuskan memanggil Rizieq dan Firza.

Namun, keduanya kompak mangkir dari panggilan tersebut. Polisi tak patah arang,
pada Rabu (10/5/2017) polisi kembali memanggil keduanya untuk dimintai keterangan. Lagi-
lagi, keduanya tak mengindahkan panggilan kepolisian. Dua kali mangkir, akhirnya polisi pun
menerbitkan surat perintah penjemputan paksa. Namun, saat itu Rizieq kadung berada di Arab
Saudi untuk menjalankan umroh. Tak ingin dijemput paksa polisi, Firza akhirnya memenuhi
panggilan polisi pada Selasa (16/5/2017).

Dengan berkacamata hitam, Firza datangi Mapolda Metro Jaya pada pukul 10.00 WIB
dengan didampingi pengacaranya Azis Yanuar dan adiknya. Setelah diperiksa selama 12 jam
lamanya, polisi memutuskan menetapkan Firza sebagai tersangka dalam kasus percakapan
berkonten pornografi itu.

Namun, status Rizieq pada hari itu masih sebatas saksi. Penyidik menetapkan Firza
sebagai tersangka setelah melakukan gelar perkara dan serangkaian pemeriksaan saksi ahli.
Berdasarkan hasil analisis ahli pidana, kasus itu telah memenuhi unsur pidana. Sementara itu,
ahli telematika menyebut, percakapan yang diduga antara Firza dan Rizieq itu adalah asli.
Firza pun dijerat Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal
8 juncto Pasal 34 Undang Undang RI nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan
ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Meski ditetapkan sebagai tersangka, polisi tak menahan Firza. Alasanya, kondisi
kesehatan Firza memburuk setelah ditetapkan tersangka.Setelah menetapkan Firza sebagai
tersangka, polisi tak langsung menetapkan Rizieq sebagai tersangka juga. Polisi masih
menunggu hingga Rizieq kembali ke Indonesia.Namun, dua pekan setelah Firza ditetapkan
sebagai tersangka Rizieq tak kunjung kembali ke tanah air.Rizieq melalui pengacaranya
mengatakan menolak kembali ke Indonesia lantaran merasa dikriminalisasi.Dia meyakini
percakapan tersebut telah direkayasa. Menurut dia, kasus tersebut sengaja digulirkan untuk
membunuh karakternya. Akhirnya, pada Senin (29/5/2017) polisi kembali melakukan gelar
perkara.

6
Hasil dari gelar perkara tersebut menyimpulkan polisi menetapkan Rizieq sebagai
tersangka tanpa perlu terlebih dahulu menunggu Rizieq kembali ke Indonesia."Ada alat bukti
yang sudah ditemukan penyidik dari hasil gelar perkara, sudah layak dinaikkan jadi
tersangka," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Senin sore.Rizieq dijerat Pasal 4 ayat 1 juncto
Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 9 juncto Pasal 34 Undang Undang
RI nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman hukuman di atas lima tahun
penjara.

Argo mengatakan, polisi akan menerbitkan red notice terhadap Rizieq Shihab jika tak
kunjung kembali ke Indonesia."Besok penyidik akan membuat surat perintah penangkapan
(kepada) yang bersangkutan (Rizieq)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo
Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/5/2017).Argo menambahkan, nantinya Polda
Metro Jaya akan berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri sebelum
menerbitkan red notice."Kita juga buat DPO kalau belum kembali ke tanah air, lalu kita
terbitkan red notice. Syarat-syarat ini harus kita lengkapi," ucap dia. Mengetahui dirinya
ditetapkan sebagai tersangka, Rizieq marah besar. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu
pengacara Rizieq, Kapitera Ampera."Tadi Habib Rizieq memberi info ke saya, Habib Rizieq
marah besar dan akan melakukan perlawanan hukum dan politik," kata Kapitra di Masjid
Ittihad, Tebet, Senin (29/5/2017).

Penetapan status tersangka itu dianggap Rizieq sangat tidak manusiawi dan
inkonstitusional. Kapitra mengatakan, Rizieq sebenarnya sudah tak sabar ingin pulang ke
tanah air untuk melawan kasusnya melalui jalur hukum."Dia sudah sangat emosi ingin pulang
segera, biarlah dia dulu bertafakur mendekatkan diri. Ada kejernihan," kata Kapitra. Kapitra
Ampera, mengatakan akan ada 726 pengacara yang membela Rizieq dalam kasus chat
WhatsApp berkonten pornografi. Kapitra menambahkan fokus para pengacara saat ini adalah
menyusun perlawanan terhadap kasus percakapan berkonten pornografi yang dtuduhkan
terhadap Rizieq.

Pada Selasa (30/5/2017), rencananya pengacara akan ke Polda Metro Jaya untuk
mengambil surat penetapan tersangka terhadap Rizieq. Adapun pada Rabu (31/5/2017),
pengacara Rizieq berencana mendaftarkan praperadilan. Selain 726 pengacara itu, kata
Kapitra, akan ada juga pengacara dari London, Inggris, yang akan mengupayakan pembelaan
terhadap Rizieq dari lembaga internasional."Pengacara internasional sudah siap ada dari
London telah menunggu kami yang pernah menjadi pengacara tentang Burma, dari ICC, ada
empat orang Insya Allah akan ditindaklanjuti," kata Kapitra.

7
Tim kuasa hukum Rizieq saat ini mengaku sudah membuat laporan kronologi kepada
Lembaga HAM PBB. Dalam laporan tersebut, Rizieq menyampaikan soal tidak adanya
kepastian hukum di Indonesia.

b. Otentitas Barang Bukti


Didalam sebuah persidangan, otentisitas barang bukti sangatlah penting, karena
barang bukti yang memiliki keaslian, akan mempermudah dalam memngungkap kasus tindak
kriminal, seorang digital forensik investigator harus mampu menjaga dan mempertahankan
kealian barang bukti tersebut sehingga barang bukti tersebut akan tetap valid ketika
dipersentasikan didalam persidangan.
Pada kasus ini yang menjerat Habib Rizieq dan Firza Husain, barang bukti yang
ditemukan adalah beberapa screenshot percakapan via WhatsApp berkonten pornografi dan
beberapa foto wanita tanpa busana yang diduga itu Firza Husain.

c. Kualifikasi Keahlian
Untuk menjadi salah satu ahli di bidang digital forensic, seseorang harus memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang teknologi informasi baik hardware maupun software.
Selain itu harus mendapatkan pelatihan khusus mengenai digital forensic dari berbagai
lembaga dangan dibuktikan dengan sertifikat yang banyak dari :
Advanced Information Security(AIS)
Certified Information System Security Professional(CISSP)
Certified Forensics Analyst(CFA)
Experienced Computer Forensic Examiner(ECFE)
Certified Computer Examiner(CCE)
Computer Hacking Forensic Investigator(CHFI)

Selain itu, yang menjadi penilaian lain adalah seberapa lama jam terbang dalam bidang
ini, kasus-kasus yang sudah pernah ditangani dan menjadi saksi ahli dalam perkara tersebut.
Seperti profesi lainnya, ahli forensic juga memiliki kode etik seperti mengutamakan
kejujuran, kebenaran, ketelitian, ketepatan tindakkan, tidak merusak barang bukti, dan
independen.

d. Alat-alat forensik digital


Alat forensik digital adalah suatu perangkat lunak yang telah tersedia metode-
metodeuntuk aplikasi forensik digital. Beberapa alat-alat yang biasa digunakan [5] :
a) Encase
Encase adalah alat forensik digital digunakan untuk memperoleh, menganalisa,
mengklasifikasikan, memulihkan dan merekonstruksi kejadian masa lalu dan

8
melaporkan bukti digital yang ditemukan selama proses penyelidikan forensik digital.
Encase dikenal dan diterima di pengadilan dan juga di dunia forensik digital.
b) FTK Forensic Toolkit
FTK Forensic Toolkit adalah alat yang diproduksi oleh AccesData .FTK digunakan
untuk memperoleh, menganalisa, dan memberi gambar pada hard disk drive. Ini juga
menghitung nilai hash MD5 dan mengkonfirmasikan integritas data. FTK mencakup
berbagai alat yang juga termasuk memulihkan file yang terhapus, analisis data email,
pencarian dan cracking password.
c) SANS SIFT
SANS SIFT yang merupakan singkatan dari SANS investigation Forensic Toolkit yang
merupakan kombinasi dari berbagai alat yang digunakan pada mesin virtual sebagai
setelan forensik komputer. Hal ini pada dasarnya berkaitan dengan gambar data, gambar
mentah dan beberapa sistem file yaitu NTFS, HFS, UFS dan begitu seterusnya
d) PTK Forensic
PTK Forensic adalah alat forensik digital gratis yang berjalan pada arsitektur Linux,
MySQL dan PHP .PTK digunakan untuk menghitung tanda tangan hash (menggunakan
SHA1 dan MD5) untuk media yang diperoleh untuk verifikasi.
e) The Sleuth Kit
The Sleuth Kit adalah kumpulan alat baris perintah yang memungkinkan untuk
menganalisis gambar disk dan memulihkan file dari mereka. Ini digunakan di balik layar
di Autopsy dan banyak alat forensik digital open source dan komersial lainnya.
f) The Coroners Toolkit
The Coroners Toolkit adalah rangkaian program keamanan komputer gratis oleh Dan
Farmer dan Wietse Venemadesigned untuk membantu analisis forensik digital. TCT
adalah perangkat berbasis Linux yang digunakan untuk pemulihan data dan analisis.
Suite ini berjalan di bawah beberapa sistem operasi yang berhubungan dengan Unix:
FreeBSD, OpenBSD, BSD / OS, S unOS / Solaris, Linux, dan HP-UX. TCT dilepaskan
berdasarkan persyaratan dari IBM Public License.
g) WinHex
Winhex adalah editor heksadesimal yang universal, khususnya membantu dalam bidang
forensik komputer, data recovery, pengolahan data tingkat rendah, dan keamanan IT.
Digunakan untuk memeriksa dan mengedit semua jenis file, memulihkan file yang
dihapus atau data hilang dari hard drive dengan sistem file yang korup atau dari kartu
kamera digital.
h) OpenPuff
OpenPuff adalah alat steganografi profesional. Openpuff 100% gratis dan cocok untuk
data transmisi rahasia yang sangat sensitif. OpenPuff digunakan terutama untuk berbagi

9
data anonymous asynchronous, yaitu pengirim menyembunyikan aliran tersembunyi di
dalam beberapa file induk publik yang tersedia.
i) Key Logger Award
Key logger Award adalah sebuah program untuk melacak penekanan tombol pada
keyboard. Key logger Award mencatat setiap keystroke ke file log, yang akan
menggambarkan segala sesuatu yang diketik (pencarian Google, cache, dll). Program ini
dapat mengirim file log diam-diam melalui email atau FTP ke penerima tertentu.
e. Hasil Analisis Kasus
Dari Ulasan kasus diatas, ada beberapa fakta-fakta yang bisa dijadikan aacuan yang logis, dan
aturan UU ITE yang dipakai
1) Paparan Urutan Kejadian
02 Des 2016 : Firza Husain ditahan bersama 10 dengan tuduhan makar
20 Jan 2017 : Munculnya situs Web yang berisi tentang chat Firza Husain dan
Habib Rizieq.
16 Mei 2017 : Firza Husain ditetapka sebagai tersngka
2) UU yang bisa diangkat dalam kasus ini
Pidana, UU No 44 Tahun 2008 tentang pornografi
UU ITE No 11 Tahun 2008 Tentang informasi dan transaksi elektronik
3) Aturan tentang Bukti digital
Syarat agar suatu alat bisa dijadikan alat bukti digital adalah alat-alat bukti digital
tersebut dapat memenuhi unsur-unsur keterpercayaan, yaitu pada bukti digital
tersebut kondisinya dihadirkan dipersidangan harus sama persis ketika disita, tidak
boleh ada data sedikitpun datanya.
4) Analisa
Pada kasus ini sama seperti kasus yang menimpa Ariel dan Luna maya, posisi Firza
husain sama peperti Luna maya, sebagai korban dan bukan penyebar, maka
kemungkinan firza tidak akan dihukum meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pada kasus ini , kemungkinan yang bisa dihukum adalah penyebar/ pembuat website
atau chat tersebut.
Foto-foto di HP adalah private tidak memiliki hukum yang bisa menjeratnya, baru
ada hukum ketika sudah disebarkan.

10
6. Penutup
a. Kesimpulan
Dilihat dari kasus diatas,bahwa barang bukti yang beredar di situs website tersebut
masih diragukan keasliannya, karena ketika Foto dan Screenshort percakapan mesra rizieq
dengan firza beredar disitus website, barang bukti yaitu HP milik Firza sudah di sita oleh
pihak penyidik dalam keadaan HP mati jadi kecil kemungkinan kalau dilakukan penyadapan
terhadap barang bukti tersebut.
Barang bukti digital merupakan barang yang sangat penting dalam sebuah
pengungkapan kasus kejahatan syber, barang bukti yang layak dipresentasikan di dalam
persidangan adalah barang bukti yang asli, dan untuk membuktikan keasliannya dibutuhkan
seseorang yang memiliki keahlian khusus didalam bidang tersebut serta tersertifikasi untuk
mengimplementasikan sebuat toolskit digital forensik.
b. Saran
Diharapkan agar kepolisian RI bisa meningkatkan kemampuan dan kualififiakti
tentang digital forensic, agar penanganan kasus cyber dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

7. Referensi
[1] http://wartakota.tribunnews.com/2017/05/30/begini-kronologi-kasus-chat-whatsapp-yang-
menjerat-rizieq-dan-firza (diakses tanggal 15 November 2017).
[2] http://www.portal-islam.id/2017/05/mengejutkan-hasil-analisa-ahli-digital.html# (diakses
tanggal 17 November 2017)
[3] Marcella, A. J. & Greenfiled, R S, 2002, Cyber Forensics a field manual for collecting
examining, and preserving avidence of computer crimes, Florida: CRC Press LLC.
[4] G. Palmar, A Road Map for Digital Forensic Researdh, proc. 2001 Digit Forensics Res
Work (DFRWS 2004), PP.1-42,2001.
[5] C. P. Officers, ACPO Good Practice Guide for Digital Evidence, no. March, 2014
[6] Nilakshi Jain,dan Dr. Dhananjay R Kalbande, 2014, A Comparative Study based Digital
Forensic Tool: Complete Automated Tool.
[7] Achmad Benny,2007, Panduan Komputer Forensik Dalam Penanganan Bukti Digital Pada
Personal Digital Assistants (PDA) , Universitas Gunadarma.
[8] Anthony T. S. HO dan Shujun li ,2015, Handbook of Digital Forensics of Multimedia Data
and Devices
[9] M. Agarwal and M. Gupta, Systematic digital forensic investigation model, J. Comput.
, no. 5, pp. 118131, 2011
[10] Z. Ramadhan, Digital forensik dan penanganan pasca insiden, 2008.
[11] J. T. Informatika, F. T. Industri, and U. I. Indonesia, PROBLEMA DAN SOLUSI DIGITAL
CHAIN OF CUSTODY Yudi Prayudi Abstract, no. 2011, 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai