Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TINDAK LANJUT

DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN ASET DAERAH


( BMD )
KABUPATEN BREBES
ANGKATAN I TAHUN 2017

Disusun Oleh :
Kastari
Pembantu Pengurus Barang
UPT Dindikpora Kecamatan Larangan
Laporan Tindak Lanjut
Diklat Teknis Pengelolaan Aset Daerah
Kabupaten Brebes

Nama : Kastari
Jabatan : Pembantu Pengurus Barang
Unit Kerja : UPT Dindikpora Kecamatan Larangan

Setelah mengikuti Diklat Teknis Pengelolaan Aset Daerah saya akan melaksanakan rencana
tindak lanjut kegiatan di tempat kerja yang meliputi kegiatan :

1. Penatausahaan aset daerah


2. Melakukan sensus dan penilaian barang daerah
3. Melakukan pengamanan dan pemeliharaan aset daerah

Dilaporkan Pada Hari :


Tanggal :

Mengetahui,
Yang melaporkan Kepala UPT Dindikpora
Kecamatan Larangan,

Kastari Muharsono,S.Pd
NIP.19750706 201409 1 002 NIP.19600327 198405 1 001
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan

1. Latar Belakang
2. Maksud Dan Tujuan
3. Sasaran Kegiatan

Bab II : Rencana Tindak Lanjut

A. Penata Usahaan Aset UPT Dindikpora Kecamatan Larangan


1. Pendataan Barang di UPT Dindikpora Kecamatan Larangan
2. KIB UPT Dindikpora Kecamatan Larangan
3. Infentarisasi Aset Kendaraan bermotor
4. Lampiran
B. Penata Usahaan Aset tanah Sekolah Dasar Naungan UPT Dindikpora Kec. Larangan
1. Sensus BMD Sekolah Dasar
2. Lembar BMD Sekolah Dasar
3. Lampiran

Bab III: Penutup

1. Simpulan Kegiatan
2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 dan ditambah dengan Permendagri
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan barang Negara/Daerah yang ditindaklanjuti dengan
Peraturan Menteri Keuangan No.28 tahun 2014 tentantang tata cara pelaksanaan pengelolaan
Barang milik Negara di Kementerian/Lembaga dan Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah yang ruang lingkupnya mulai dari Perencanaan kebutuhan
sampai dengan pelaporan sesungguhnya sudah dapat memberikan petunjuk pelaksanaan yang
cukup memadai.

Fakta di lapangan masih membuktikan bahwa diserahi fungsi sebagai pengguna barang
tidak seasui dengan harapan.Permasalahan klasik seperti : manajemen Sumber Daya
Manusia,ketidakpedulian dalam pemeliharaan aset dan penatausahaan BMN/D yang karut
marut,hal ini kita dapat ketahui catatan atas opini badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (disclaimer) hampir setiap tahun masih didominasi masalah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.Ruang lingkup barang milik negara mengacu pada
pengertian barang milik negara berdasarkan rumusan dalam pasal 1 angka 10 dang angka 11
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara.Atas dasar pengertian
tersebut lingkup barang milik negara disamping berasal dari pembelian atau perolehan atas beban
anggaran pendapatan dan belanja negara juga berasal dari perolehan lainnya yang sah.Barang
milik negara yang berasal dari perolehan lainnya yang sah diperjelas lingkupnya yang meliputi
barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan dan/sejenisnya,diperoleh sebagai pelaksanaan
perjanjian/kontrak,diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang dan diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Penghitungan dan pencatatan penyusutan pada tingkat kuasa pengguna barang.


Penghitungan dan pencatatan penyusutan dilakukan oleh unit pembantu penatausahaan, dalam
hal dibentuk unit pembantu penatausahaan di lingkungan kuasa pengguna barang. BMD meliputi
unsur-unsur aset lancar,aset tetap,aset lainnya dan aset bersejarah.Aset lancar adalah aset yang
diharapkan segera untuk direalisasikan,dipakai,atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan.Hasil penghitungan Penghitungan dan pencatatan
penyusutan pada tingkat kuasa pengguna barang.
Seluruh barang milik negara yang terbesar di seluruh pelosok Indonesia mutlak harus
dilakukan agar terpotret secara jelas nilai aset/kekayaan negara yang saat ini berada di
penguasaan masing-masing kementerian/lembaga negara.Selanjutnya setelah itu dilakukan tahap
penilaian ulang (revaluasi) aset/kekayaan negara,khususnya yang berupa tanah dan/atau
bangunan oleh pengelola barang guna mendapatkan nilai wajar atas aset tetap
tersebut.Inventarisasi dan reevaluasi barang milik negara/daerah merupakan bagian tak
terpisahkan dari proses manajemen aset negara itu sendiri.

2. Maksud dan Tujuan


a. Meningkatkan pengetahuan ,keahlian ,ketrampilan dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan
etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.
b. Menciptakan aparatur sipil yang yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan
,pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan kesamaan visi dan misi serta dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.
3. Manfaat
Setelah mengikuti diklat, peserta diharapkan mampu :
a. Cakap dalam menangani aset daerah yang ada di instansi masing-masing.
b. Menjadi pengurus barang yang lebih baik dan lebih berkualitas.
c. Memahami pengkodean dan penerapan dilingkungan instansi setempat.
d. Memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain dilingkup OPD.
e. Mensosialisasikan pada satuan kerja di instansi masing-masing.
4. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai:
a. Peserta diklat lebih kompeten dan kompetitif dalam mengelola dan mengurus
barang.
b. Pemerintah Kabupaten Brebes ingin membenahi pengelolaan barang milik daerah.
c. Pemerintah Kabupaten Brebes mendapat predikat WTP dari BPK.
BAB II

Rencana Tindak Lanjut

A. Penatausahaan Aset UPT Dindikpora Kecamatan Larangan

1. Pendataan barang di UPT Dindikpora Kecamatan Larangan


Pelaksanaan pendataan barang di UPT Dindikpora Kecamatan Larangan dilakukan
untuk mengetahui semua barang yang ada di UPT Dindikpora Kecamatan Larangan.

2. KIB UPT Dindikpora Kecamatan Larangan


Melaporkan KIB UPT Dindikpora Kecamatan Larangan.

3. Infentarisasi Aset kendaraan dinas


Menginfentarisasi kendaraan bermotor yang berada dikantor UPT Dindikpora
Kecamatan Larangan.

4. Lampiran
Lembaran KIB UPT Dindikpora Kecamatan Larangan.

B. Penatausahaan Aset Sekolah Dasar naungan UPT Dindikpora Kecamatan Larangan.


1. Pelaksanaan di lapangan dan kendala yang ditemukan

Pelaksanaan penatausahaan asset sekolah dasar sudah dilaksanakan dari dulu,namun pada
pelaksanaannya mengalami kendala. Pencatatan asset di sekolah kadang berbenturan
dengan keadaan riil yang ada disana. Biasanya barang yang ada di sekolah tercatat sudah
lama padahal barangnya sudah rusak atau juga hancur termakan usia. Biasanya operator
sekolah juga mengalami kebingungan dalam memasukkan data asset tersebut. Mereka
beranggapan bahwa barang2 yang masih tercatat di asset daeah tersebut harus
dimasukkan pencatatan KIB supaya bisa terdata dalam BMD.
Sering kita lupa bahwa pekerjaan memasukkan data barang adalah pekerjaan sangat
penting.Maka dari itu pekerjaan pencatatan barang butuh ketelitian dan kecermatan.Bila
pengisian data barang asal-asalan maka hasilnya akan berantakan.
Sesuai dengan program Kabupaten Brebes yang ingin meraih WTP maka pembenahan
barang akan dilaksanakan dengan cermat dan teliti. Namun hal itu tak bisa dilaksanakan
dengan begitu cepat sebelum pemegang kekuasaan di pemerintahan tidak melakukan
gebrakan nyata.

2. Solusi yang harus dilakukan

Pembuat kebijakan perlu memberikan solusi yang bisa mengatasi persoalan ini, jangan
hanya bisa meminta pihak pengurus barang mencatat dan mengumpulkan data valid yang
ada di lapangan.
Pelaksanaan pengurusan barang adalah pekerjaan kita bersama yang harus diselesaikan.
Agar kedepan kita sudah bisa melaksanakan dan mendapat perdikat WTP dari BPK.
Tak seimbang bila kita bergerak dengan sekuat tenaga tetapi sebagai pengusa tidak segera
menindak lanjuti apa yang kita laksanakan.Karena walau bagaimanapun juga kita tetap
harus berbuat sesuai keinginan pemerintah daerah.
Pemerintah sebagai penentu kebijakan yang akan dilaksanakan.Agar kiat bisa meraih
predikat WTP secara murni dengan kerja keras kita membuahkan hasil yang gemilamg
yaitu predikat yang kita inginkan bertahun lamanya.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan Kegiatan

Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang dari perolehan lainnya
yang syah. BMN/D dapat dimanfaatkan atau dipindahtangankan apabila tidak digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah. BMN Bersifat Khusus, yaitu BMN berspesifikasi
khusus, mengandung kompleksitas khusus (bandar, bandara, bendungan, kilang minyak bumi,
instalasi tenaga listrik), BMN dikerjasamakan sebagai investasi & kontrak bilateral, barang lain
bersifat khusus sesuai ketetapan Gubernur/Bupati/Walikota.

B. Saran

C. Sering kali segi pengelolaan barang milik Negara di anggap kurang penting oleh sebagian
lembaga atau instansi Negara. Kurang penting disini berarti sering mengenyampingkan
sumber daya manusianya yang memegang wewenang atau fungsi sebagai pengelola
barang milik Negara. Baik pemberian wewenang, penempatan pegawai, sarana prasarana,
pembinaan, pengawasan, dan kesejahteraan, sehingga berpengaruh pada kinerja dan hasil
laporan. Maka sebaiknya para lembaga atau instansi Negara harus sadar akan pentingnya
pengelolaan Barang Milik Negara.

Anda mungkin juga menyukai