Anda di halaman 1dari 5

System Model oleh Betty Neuman

A. Konsep Umum
Model keperawatan yang dikembangkan Neuman adalah pendekatan manusia
secara menyeluruh (holistic) yang berdasarkan pada kerangka kerja sistem
adaptasi. Pendekatan teorinya adalah pendekatan yang holistik dan total. Kekuatan
model ini ditekankan pada pencegahan, pendidikan kesehatan dan kesejahteraan
dengan pendekatan manajemen sakit dan sehat. (Pearson, A , Voughan ,B.;1986).
Asumsi dasar dari kerangka konsep Neuman adalah:
1. Setiap individu klien atau grup sebagai system adalah unik.
2. Stressor lingkungan berpotensi mengganggu keadaan fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual klien (yang biasanya
stabil).
3. Setiap individu klien mengembangkan jarak normal respon terhadap
lingkungan yang disebut garis pertahanan yang normal atau keadaan yang
sehat / stabil.
4. Bila bantalan perlindungan / garis pertahanan yang fleksible tidak mampu
melindungi klien terhadap stressor maka stressor akan menerobos kegaris
pertahanan normal. Hubungan timbal balik dari variable-variabel
fisiologis, psikologis, social budaya dan perkembangan menentukan
tingkat reaksi terhadap stessor.
5. Klien merupakan individu yang dinamis dalam pertukaran energi yang
konstan dengan lingkungan
6. Rentang sehat- sakit klien adalah gabungan hubungan timbal balik yang
dinamis antara fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan
spiritual.Sehat adalah rangkaian kesatuan energi yang tersedia untuk
mendukung system ke status yang optimal.
7. Pada setiap klien terdapat faktor-faktor resisten internal, yang disebut garis
perlawanan, yang fungsinya menstabilkan dan mengembalikan klien ke
status sehat/ ke garis pertahanan normal.
8. Pencegahan primer didapat dari pengetahuan umum yang diterapkan pada
saat pengkajian dan intervesi untuk mengidentifikasi dan menurunkan atau
meringankan faktor-faktor resiko sehubungan dengan stressor lingkungan
untuk mencegah kemungkinan reaksinya.
9. Pencegahan sekunder sehubungan dengan gejala-gejala sebagai reaksi
terhadap stressor.Intervensi dan treatment yang tepat dapat mengurangi
efek-efek yang berbahaya.
10. Pencegahan tersier sehubungan dengan proses perbaikan / rehabilitasi,
menjaga agar kembali ke pencegahan primer.
Tujuan keperawatan pada Teori Betty Neuman ini adalah membantu individu,
keluarga, kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang
optimal (Neuman & de Young, 1972

B. Keterkaitan dengan paradigma keperawatan


Manusia, Neuman memfokuskan manusia sebagai total person sebagai system
multidimensional. Tergabung dari variable-variabel fisiolofis, psikologis, social
budaya, perkembangan dan spiritual. Kekuatan dan kelemahan pada individu yang
termasuk dalam inti kehidupan seperti temperatur normal, pola respon genetic,
struktur ego dsb. Interaksi yang dinamis antara variable- variable ini dengan
stressor merupakan intisari pendekatan manusia secara total.

Manusia adalah sentral dari pelayanan keperawatan. Manusia mempunyai


kebutuhan berbeda-beda. Manusia ( Klien )merupakan anggota keluarga yang
unik sebagai kesatuan utuh aspek biologis,psikologis, sosial dan spiritual. Perawat
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan pasien. Perawat melakukan
pengkajian data pada pasien yang meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Manusia
merupakan system terbuka yang saling berinteraksi dengan lingkungan internal
maupun eksternal. Manusia juga beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka
berada.
Lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan
masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, social, budaya dan spiritual.
Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi ( intrapersonal
) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu
yang berasal dari luar klien ( interpersonal ). Lingkungan menyebabkan stress
pada manusia atau klien. Stressor menimbulkan dampak negative atau positif pada
manusia atau klien. Manusia berusaha untuk menciptakan lingkungan yang aman
bagi dirinya.

Sehat memiliki pengertian sehat fisik, psikologis, spiritual. Setiap individu dalam
masa tumbuh kembang selalu berusaha beradaptasi terhadap berbagai stressor di
lingkungan atau tempat mereka berada. Pengertian yang lebih luas tentang sehat
yaitu suatu keadaan yang dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal. Tujuan penyesuaian diri
tersebut adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatannya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, social dan spiritual
secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

C. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan


Pelayanan keperawatan ditujukan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, dan mengobati. Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
melihat klien sebagai manusia yang unik. Manusia yang mempunyai kebutuhan
berbeda-beda. Manusia yang memiliki pendidikan, pengetahuan, latar belakang
social ekonomi yang berbeda-beda pula. Manusia mengalami keadaan yang
mnimbulkan stress. Penyebab stress berdeda-beda antara individu satu dengan
yang lain. Cara manusia menghadapi penyebab stress berbeda-beda. Fisik manusia
dalam menghadapi penyakit berbeda-beda. Psikologis manusia dalam menghadapi
permasalahan atau penyakit juga berbeda-beda.
Perawat mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus
pada variable-variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor ( Chinn
dan Jacobs, 1995 ). Tindakan keperawatan terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan
tubuh melalui identifikasi factor-faktor resiko yang potensial dan aktual.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang
tampak. Pencegahan tersier untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh
terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam
mencegah terjadinya masalah yang sama. ( Neuman, 1982; Torres, 1986; Marrier-
tomey, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995 )

Perawat mengajarkan kepada manusia ( individu, keluarga, komunitas )


mengidentifikasi factor-faktor resiko yang potensial dan aktual dengan
penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan.

Manusia ( individu, keluarga, komunitas ) yang telah memiliki gejala yang


nampak diberikan motivasi untuk menjalani pengobatan, mematuhi nasehat tenaga
kesehatan diantaranya perawat. Klien diajak bersama-sama menetapkan prioritas
dari rencana tindakan.

Klien diberikan dukungan untuk memulihkan kesehatannya. Perawat melibatkan


seluruh anggota keluarga klien. Dukungan yang diberikan sangat berarti untuk
kesembuhan klien dan mencegah stress yang berkepanjangan. Perawat
mengadakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan ketika klien dinyatakan
sembuh dari penyakit yang diderita. Tujuan pemberian penyuluhan ketika klien
akan pulang adalah mencegah terjadinya masalah penyakit yang sama sebagai
penyebab dari stress. Klien diberikan penjelasan yang benar agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam memahami penyakitnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Bondan Palestin (2006) mengenai pengaruh umur,
depresi dan demensia terhadap disabilitas fungsional lansia dengan pendekatan
teori adaptasi Model Sistem Neuman (MSN), diperoleh hasil bahwa disabilitas
fungsional lansia merupakan efek dari perubahan fisiologi (umur depresi dan
demensia). Dalam kerangka pikir MSN, realitas seseorang, keluarga, atau
komunitas dipandang sebagai subyek yang memiliki aspek multidimensional dan
bersifat unik, sehingga proses penuaan lansia banyak dipengaruhi oleh factor-
faktor fisiologis, psikologis, perkembangan, sosiobudaya dan spiritual (Reed,
1993 ).

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan perawat dapat menggunakan proses


keperawatan berdasarkan aplikasi model system neuman di semua area
keperawatan, baik pada tatatan pelayanan individu, keluarga, kelompok khusus
maupun komunitas. Perawat perlu melakukan upaya-upaya prevensi untuk
mengurangi resiko disabilitas fisik lansia. Upaya-upaya tersebut adalah : prevensi
primer dengan memperkuat garis pertahanan fleksibel, atau memberi pendidikan
kesehatan pada lansia dan keluarga misalnya menurunkan resiko stress, latihan
kebugaran secara rutin dan teratur, latihan gerak latih otak, mengaktifkan diri
dalam kegiatan social kemasyarakatan, mencari teman diskusi atau ngobrol,
memanfaatkan pelayanan kesehatan, memanfaatkan asuransi kesehatan,
meningkatkan praktek ibadah seharihari. Prevensi sekunder dengan memperkuat
garis perlawanan internal atau melakukan intervensi keperawatan dengan
penemuan kasus secara dini dan penatalaksanaan gejala awal demensia dan
depresi yang muncul. Prevensi tersier dengan melindungi upaya rekonstitusi lansia
yaitu mendorong lansia untuk patuh mengikuti program pengobatan dan
rehabilitasi, pendidikan kesehatan kepada lansia dan keluarga untuk mencegah
kasus terulang dan memelihara stabilitas klien

Anda mungkin juga menyukai