Data-data pengkajian yang sering dijumpai pada penderita diabetes melitus yaitu sebagai berikut (Sukarmin dan S. Riyadi, 2008; Camacho, PM et al, 2007; Baradero. M dkk.2009).
1. Poliuri (peningkatan pengeluaran urine), terjadi karena diuresis dan
hiperglikemia. 2. Ppolidipsi (peningkatan rasa haus). Poliuri menyebabkan hilangnya glukosa, elektrolit (Na, Klorida, dan kalium) dan air sehingga pasien sering merasa haus. 3. Polipagi (peningkatan rasa lapar). Sel-sel tubuh mengalami kekurangan energi karena glukosa tidak dapat masuk ke sel, akibatnya pasien merasa sering lapar.
Gejala 1-3 adalah gejala khas DM.
4. Rasa lelah dan kelemahan otot.
Kekurangan energi sel menyebabkan pasien cepat lelah dan lemas, selai itu kondisi ini juga terjadi karena metabolisme protein dan kehilangan kalium lewat urine. 5. Kelainan gnekologis (keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur terutama kandida) Diabetes akan menurunkan sistem kekebalan tubuh secara umum, sehingga tubuh rentan terhadap infeksi. Selain itu, jamur dan bekteri dapat berkembang biak dengan pesat di lingkungan yang tinggi gula (Hiperglikemia) 6. Kepala Rambut tipis dan mudah rontok, telinga dering mendengaing (berdesing) dan jika keadaan ini tidak segera diobati dapat menjadi tuli. Mata dapat menjadi katarak, glaukoma (peninggkatan bola mata), produksi air mata menurun, dan retinopati diabetik (penyempitan pembuluh darah kapiler yang disertai eksudasi dan perdarahan pada retina sehingga mata penderita menjadi kabur dan tidak dapat sembuh dengan kacamata bahkan menjadi buta). 7. Rongga mulut Lidah terasa membesar atau menebal, kadang kadang timbul gangguan rasa pengecapan. Ludah penderita diabetes melitus seringkali menjadai lebih kental, sehingga mulutnya terasa kering yang disebut xerostomia diabetik. Keadaan ludah mengental ini dapat mengganggu kesehatan rongga mulut dan mudah mengalami infeksi. Kadang-kadang rasa ludah yang amat berlebihan yang disebut hipersalivasi diabetik. Jaringan yang mengikat gigi pada rahang/priodontium mudah rusak sehingga gigi penderita diabetes melitus mudah goyah bahkan mudah lepas. Gusi penderita diabetes melitus mudah mengalami infeksi, kadang-kadang bernanah dan karena sering sering mengalami infeksi , rongga mulut dan lidah penderita diabetes melitus semakin mengental sehingga bau mulut penderita sering merasa tidak enak (Foetor ex oris diabetik) 8. Paru- paru dan jantung. Penderita diabetes melitus bila batuk biasanya berlangsung lama karena pertahanan tubuh menurun dan penderita diabetes melitus lebih mudah menderita TBC. Penderita DM juga lebih mudah menderita infark jantung dan daya pompa otot jantung lemah sehingga penderita mudah sesak nafas ketika jalan atau naik tangga (payah jantung /dekompensasi korsis). 9. Hati. Penderita diabetes melitus yan tidak dirawat dengan baik, akan mengalami atau menderita penyakit liver akibat dari diabetesnya, bukan karena kekurangan glukosa dalam dietnya. Penyekit ini disebut dengan penyakit perlemakan hati nonalkohol, yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun setelah penderita obesitas atau DM tipe 2. Mekanisme terjadinya penyakit ini karena akumulasi lemak hepatosit melalui mekanisme lipolisis dan hiperinsulisme (Romadhona, S., 2009). Penderita diabetes melitus juga lebih mudah mengidap penyakit radang jahati karena virus hevatitis B dan C dibandingkan dengan penderita nondiabetes. 10. Saluran pencernaan a. Almbung Serabut saraf yang memelihara lambung akan rusak sehingga fungsi lambung untuk menghancurkan makana menjadi lemah, kemudian lambung menggelembung sehingga proses pengosongan lambung terganggu dan makanan lebih lama tertinggal di lambung. Keadaan ini akan menimbulkan rasa mual , perut terasa penuh, kembung, makanan tidak lekas turun, kadang-kadang timbul rasa sakit di ulu hati, atau makanan terhenti di dalam dada. b. Usus Gangguan pada usus yang sering dialami penderita diabetes melitus adalah sukar buang air besar, perut kembung, kotoran keras, buang air besar hanya sekali dalam 2-3 hari. Kadang terjadi sebaliknya yaitu penderita menunjukan keluhan diare 4-5 kali sehari, kotoran banyak mengandung air, sering timbul pada malam hari. Semua ini akibat komplikasi saraf pada usus besar. 11. Ginjal dan kantung kemih a. Ginjal Dibandingkan dengan ginjal orang normal, penderuta diabetes melitus mempunyai kecenderungan 17 kali lebih mudah mengalami gangguan fi=ungsi ginjal. Semuanya disebabkan oleh faktor infeksi berulang yang sering timbul dan adanya faktor penyempitan pembuluh darah kapiler yang di sebut mikroangiopati diabetik di ginjal. b. Kandung kemih Penderita sering mengalami infeksi saluran kemih (ISK) yang berulang,. Saraf yang memelihara kandung kemih sering rusak, sehingga dingding kandung kemih menjadi lemah. Kandung kemih akan menggelembung dan kadang- kadang penterita tidak dapat BAK secara spontan, urin tertimbun dan tertahan di kandung kemih. Keadaan ini di sebut retensio urine. Sebaliknya,bila kontrol saraf terganggu, penderita sering ngompol atau urin keluar sendiri yang di sebut inkontinensia urine. 12. Impotensi Penyebab utama terjadinya impotensi pada diabetes adalah neuropati (kerusakan saraf) sehingga tidak terjadi relaksasi A. Helicina penis. Ini menyebabkan saluran darah dalam penis tidak lancar sehingga penis tidak dapat ereksi. 13. Keadaan saraf Peningkatan kadar gula dalam darah akan merusak urat saraf penderita, keadaan ini disebut neuropati diabetik. Berikut adalh gejala- gejala neuropati diabetik. a. Kesemutan. b. Rasa panas atau rasa tertusuk-tusuk jarum. c. Rasa tebal di telapak kaki sehingga penderita merasa seperti berjalan diatas kasur. d. Kram. e. Keseluruhan tubuh terasa sakit terutama pada malam hari. f. Kerusakan yang terjadi pada banuyak serabut saraf yang disebut polineuropati diabetik. Pada keadaan ini penderita akan pincang dan otot-otot kakinya mengecil (atrofi). 14. Pembuluh darah Komplikasi diabetes melitus yang paling berbahaya adalah komplikasi pada pembuluh darah. Pembuluh darah penderita diabetes melitus mudah menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah. Penyempitan pembuluh darah pada penderita diabetes melitus disebut agiopati diabetik. Angiopati diabetik pada pembuluh darah besar atau sedang disebut makroangiopati diabetik, sedangkan pada pembuluh darah kapiler tersebut mikroangiopati diabetik. 15. Kulit Pada umumnya kulit oenderita diabetes melitus kurang sehat atau kuat dalam hal pertahanannya, sehingga mudah terkena infeksi dan penyakit jamur.