Cara Menghitung Jumlah Titik Lampu Pada Suatu Ruang
Cara Menghitung Jumlah Titik Lampu Pada Suatu Ruang
Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya,
membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada siang hari)
dan penerangan / pencahayaan buatan(pada malam hari). Disini kita akan membahas tentang penerangan
/ pencahayaan buatan.
Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh benyak faktor,
antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan
masih banyak lagi.
Contoh :
Pencahayaan pada gudang di rumah kita, akan berbeda dengan pencahayaan pada ruang tamu atau kamar
tidur. Ini dikarenakan fungsi dari ruang tersebut dan berdasarkan tingkat kegiatan yang akan dilakukan pada
ruang tersebut.
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak
melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2,
sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah,
kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu
harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat
energi.
Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ex LxW
N=
x LLF x CU x n
Dimana :
Dimana :
W = daya lampu,
L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang kita beli).
Contoh,
Untuk lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous Efficacy
Lamp sebesar 61 Lm/W, jadi :
= W x L/w
= 18 x 61 = 1098 lumen.
Sekarang coba kita hitung sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan dipasang
dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruanga tersebut.
Diketahui :
Ditanya N :
Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4 meter dengan menggunakan jenis lampu PL 18
w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V)
Penyelesaiannya :
Ex LxW
N=
x LLF x CU x n
150 x 7 x 4
=
1098 x 0,8 x 65% x 1
4200
=
570,96
= 7,36
= 8 Titik Lampu
8 x 18
=
7x4
= 144
28
= 5,14 w/m2
Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa dengan ruangan 7 x 4 meter yang akan dipasang lampu PL 18W
dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V memerlukan paling tidak 8 titik lampu. Apabila hasil dari
perhitungan diatas dirasa terlalu terang atau kurang terang, kita dapat menyiasati dengan mengganti lampu
dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain
intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya
instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.
Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan
sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan
kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah.
Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus
dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu
yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.
Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan
digunakan, dan masih banyak lagi.
Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu menentukan jumlah
armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas yang diberikan, sedangkan yang kedua adalah
rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan.
Untuk mendapatkan JUMLAH LAMPU pada suatu ruang dapat dihitung dengan metode factor
utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut :
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( k x LB x R )
Dimana :
N = Jumlah armature
LB = Efisiensi armature ( % )
= W x L/w
Dimana :
= Flux Cahaya ( Lumen )
W = daya lampu ( Watt )
L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt )
Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu
FAKTOR RUANGAN ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya sebagai berikut :
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
Dimana :
h = H 0.85 ( meter )
Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan,
kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu dan warna
ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya.
Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan :
Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux EL/D
2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.
Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3.
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 ))
K = ( 120 ) / ( 57.5 ) = 2
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( k x LB x R )
N = ( 1.25 x 300 Lux x 15 m x 8 m ) / ( 2 x 1800 x 0.58 x 0.91 )
N = 23
Jadi jumlah armature-nya 23, dibulatkan menjadi 24 armature, disarankan dibagi menjadi 3 baris
tiap barisnya terdiri dari 8 armature untuk dimensi ruangan seperti tersebut di atas.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi penulis dan pembacanya. Tiada gading yang tak retak,
tulisan ini masih mungkin kurang sempurna jadi mohon masukannya.