Anda di halaman 1dari 12

Notulensi Schotalk#1 SBC Bekasi

How To Get Scholarship In Germany?


Bersama Khairul Faiz, S.S.T., M.A

Scholarship Master dan Tips Lulus Beasiswa (CV, Study Plan, Motivation Letter, Interview)

LOA, Jenis-jenis Beasiswa di Jerman

Materi Presentasi

1. Kenapa Kuliah ke Jerman?


a. Kualitas pendidikan di Jerman merata, baik itu di universitas besar maupun kecil.
Jadi, meski kuliah di universitas kecil pun dapat berpeluang untuk transfer ke
universitas yang besar. Hal ini berbeda dengan di Indonesia.

b. Biaya pendidikan di Jerman mostly gratis, jadi tidak ada bayaran SPP per semester
di universitas negeri di Jerman. Kalian hanya dikenakan semester fee untuk
membayar student card yang digunakan sebagai kartu transportasi untuk keliling
satu provinsi atau satu kota. Semester fee dibayarkan tiap semester biasanya sekitar
90-300 euro. Di kota besar yang memiliki banyak pilihan transportasi, semester fee
akan lebih mahal.
Kecuali di Baden-Wurttemberg (tepatnya di Stuttgart), yaitu salah satu provinsi
terkaya di Jerman, provinsi ini menetapkan biaya 1.500 euro/ mahasiswa asing
selama satu semester, kebijakan ini mulai berlaku tahun 2017.

c. Biaya hidup di Jerman termasuk murah dibandingkan dengan negara-negara Eropa


seperti UK, Prancis, Firlandia, dll. Sekitar 500 euro per bulan. Rinciannya sebagai
berikut:
Sewa Kost = 150-300 euro
Makan = 100-150 euro
Asuransi = 80-90 euro/bln

d. Jerman merupakan negara maju namun penduduknya sangat kurang, dan untuk
menjalankan perekonomian di sana, Jerman sangat membutuhkan human resources.
Jadi, kesempatan bekerja di Jerman sangatlah besar. Jika kalian lulusan Jerman akan
mendapatkan extended visa selama 18 bulan untuk pencarian kerja di sana.
Jerman merupakan salah satu negara favorit untuk tujuan studi. Dari data statistik
pada tahun 2015, pelajar Asia di Jerman merupakan yang terbanyak, yaitu sekitar 59.635
orang. Sedangkan menurut data KBI, pelajar Indonesia di Jerman pada tahun 2012 ada
sekitar 3000-4000 orang. Ekspektasi saya, pelajar Indonesia di Jerman saat ini sekitar
5000-6000an orang.
Tentu kedepannya jumlah ini akan semakin banyak karena banyaknya beasiswa dari
pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman, serta sponsor-sponsor lain yang juga
memfasilitasi untuk bisa studi di Jerman.

2. Jurusan di Jerman: (dari yang paling favorit)


Teknik = Di Jerman benar-benar terfokus dan merupakan andalan Jerman.
Kedokteran = Jika dibandingkan dengan biaya kuliah kedokteran di Indonesia,
biaya kuliah kedokteran di Jerman jauh lebih murah.
Bisnis Administrasi = Merupakan jurusan favorit bagi mahasiswa Jerman.
Fakultas Hukum = Jerman terkenal fakultas hukumnya
Olahraga, musik, seni = Banyak sekolah khusus musik dan universitas dari jurusan ini

3. Tipe-tipe Universitas di Jerman


a. Universities and Specialised Institutions, seperti ITB
Kurikulumnya terdiri dari 40% praktek; 60% teori
Kalau mau jadi peneliti, dosen, dan peluang untuk lanjut Ph.D. lebih besar karena
berada di jalur akademik

b. Universities of Applied Sciences (FH = Fachhochschule)


Kurikulumnya terdiri dari 60% praktek; 40% teori
Kalau kalian mau masuk industri karena lebih banyak mata kuliah praktek, sehingga
lebih terlatih dan siap masuk ke dunia kerja

c. Universities of Art and Music

4. Title di Jerman
Bachelor Master
a. Bachelor of Arts (B.A) a. Master of Arts (M.A)
b. Bachelor of Science (B.Sc) b. Master of Science (M.Sc)
c. Bachelor of Engineering (B.Eng) c. Master of Engineering (M.Eng)
d. LLB (Legum Baccalaureus/ d. LLM (Legum Maccalaureus/
Bachelor of Laws) Master of Laws)
e. Bachelor of Education (B.Ed) e. Master of Education (M.Ed)

Kalau di Jerman dan mungkin berlaku di seluruh Euro, titlenya dibuat lebih simple.
Contohnya jurusan bisnis, ekonomi, politik itu dijadikan satu title saja, Arts.
Berbeda dengan di Indonesia, Amerika, dan Australia yang titlenya lebih spesifik.
5. Mencari Universitas atau LOA di Jerman
Pertama kalian harus mencari tahu tujuan studi dan goals carrier kalian apa? Apakah
mau menjadi peneliti, pengajar, sudah harus tahu karena jurusan di Jerman lebih spesifik.
Jadi, kalian sudah tahu mau belajar apa di sana. Setelah itu, kalian buka directory
kampus yang ada di jerman, yang paling terkenal adalah DAAD (beasiswa dari
pemerintah Jerman). Bisa dibuka: http://www.daad.de
a. Kalian bisa cari information for foreigner di website tersebut.
b. Filter jurusan yang kalian ingin mulai dari jenjang pendidikannya
(Bachelor/master/Ph.D.).
c. Cari kampus mana saja yang kalian mau. Dengan menulis jurusannya di keyword,
nanti akan keluar list kampus yang punya jurusan tersebut.
d. Memulai riset kecil-kecilan, caranya dengan membandingkan ranking universitas;
requirements bahasa inggrisnya seperti apa; tuition fee apakah gratis atau berbayar,
biasanya kampus swasta namun ada juga kampus negeri yang berbayar, jadi harus
diperhatikan juga tuition fee-nya, tapi mostly gratis, bisa saya bilang 90% gratis bagi
kampus negeri; lokasi; course; mata kuliah; kreditnya berapa; akreditasi apa karena
ada juga yang akreditasinya international yang world rankingnya lebih tinggi.
e. Buat tabel, isinya tentang perbandingan kampus-kampus tadi (ditambah peluang
internship apa), lalu dibuat skala prioritas, yang mana yang jadi top five kampus
yang kalian inginkan, hal ini untuk memudahkan kalian dalam menentukan ingin
studi dimana.

Ada dua cara kalau ingin apply ke universitas di Jerman. Pertama bisa apply
langsung ke kampusnya dan bisa melalui Uni-Assist, yaitu pelayanan untuk apply
universitas di Jerman yang berbayar. Untuk mahasiswa asing dikenakan 68 euro untuk
apply ke 1 universitas dan kalau mau apply ke lebih dari 1 universitas kalian cukup
menambahkan 15 euro per universitas yang kalian tambahkan.

Cara menggunakan pelayanan Uni-Assist:


a. Isi online form di website Uni-Assist
b. Transfer biaya
c. Kirim dokumen via pos (transkrip nilai, ijazah, dll.), kemudian Uni-Assist akan
meng-apply-kan ke universitas-universitas yang kalian inginkan
d. Tunggu pengumuman resultnya.

Kalian juga bisa langsung apply ke universitas, tapi untuk kampus-kampus besar
atau terkenal rata-rata sudah menggunakan pelayanan Uni-Assist, jadi sudah jarang
untuk apply ke universitasnya secara langsung. Tapi, jangan pernah patah semangat
kalau misalnya universitas kalian melalui Uni-Assist, kalian coba nego lagi ke email
internasional officenya, apakah kalian bisa apply langsung ke universitasnya tanpa
melalui Uni-Assist? Karena Uni-Assist berbayar dan jumlahnya tidak sedikit, jadi lebih
berisiko.
6. Mencari Beasiswa
a. DAAD (dari pemerintah Jerman), biasanya kebanyakan untuk Ph.D. namun tidak
menutup kemungkinan untuk Master. Di Indonesia biasanya DAAD bekerja sama
dengan DIKTI juga. Ada DAAD khusus orang Indonesia, seperti DAAD khusus
aceh, IGSP (Indonesia-German Sholarship Programme), ini yang bisa kalian apply
di websitenya DAAD.
Untuk Master tidak seperti opening beasiswa yang semua jurusan bisa masuk,
melainkan sudah dijelaskan terlebih dahulu spesifik jurusan dan kampusnya.
b. LPDP
c. DIKTI, rata-rata untuk dosen dan calon dosen, disesuaikan dengan kebutuhan
jumlah dosen, jadi biasanya akan dibuka lagi program beasiswa calon dosen jika
butuh dosen baru.
d. Erasmus Mundus, merupakan beasiswa dari Eropean Union untuk negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 2014 berubah nama menjadi
Erasmus+. Beasiswa ini memiliki budget yang lebih tinggi dibanding LPDP,
peluangnya ketat, namun kalian jangan khawatir karena beasiswa ini mempunyai
kuota untuk negara-negara berkembang, Indonesia salah satunya.
Biasanya Erasmus Mundus sudah menentukan kampusnya, jadi kalian hanya
menentukan jurusan apa yang mau diambil dan lihat di kampus mana. Rata-rata
kalau di Erasmus Mundus kalian akan dapat 2 atau 3 kampus yang berbeda, namun
masih masuk kawasan Eropean Union.
e. Friedrich Ebert Stiftung, Friedrich Naumann Stiftung, Henrich Boll Stiftung
Merupakan beasiswa dari organisasi-organisasi, partai politik, perusahan-perusahaan
di Jerman. Tapi, sayangnya beasiswa seperti ini untuk mahasiswa yang sudah belajar
di Jerman.

7. Tips mendapatkan beasiswa


Menulis CV, kalau ingin apply ke Eropa kalain bisa menggunakan Europass (CV
standar Eropa), jadi kalian buat CV berdasarkan standar Eropa, sehingga kalian tidak
perlu bingung lagi, tinggal mengisi form itu.

Study plan, terkadang diminta universitas dan kadang tidak. Biasanya untuk master
yang diminta adalah motivation letter, tapi ada beberapa universtitas juga yang meminta
study plan. Isi study plan (paragraf 1-5):
a. Jelaskan program apa yang ingin dilamar, meliputi nama jurusan, level S2 atau S3,
fokus spesifik studi tentang apa.
b. Jelaskan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Anda sebelumnya.
Bisa juga pengalaman penelitian misalnya tentang skripsi kalian, jadi kalian ingin
lanjut S2 untuk lebih fokus meneliti tentang skripsi kalian ini tapi di extend.
c. Jelaskan future goals dan rencana penelitian yang akan Anda lakukan saat studi
nanti.
Untuk S2 tidak terlalu wajib untuk membuat tesis plan, tapi paling tidak kalian
sudah mention mau melakukan penelitian di bidang apa. Tesis plan ini tidak harus
digunakan ketika 2 tahun kemudian kalian menulis tesis. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan bahwa kalian sudah memiliki bayangan untuk meneliti apa nantinya.
d. Jelaskan alasan Anda kenapa ingin studi di Jerman.
Terkadang interviewer menanyakan mengapa kalian ingin studi di Jerman, padahal
di Indonesia atau negara lain sudah ada jurusan seperti itu dan lebih baik.
e. Jelaskan apa yang ingin dilakukan pasca studi.
Menjelaskan jangka panjang tujuan kalian setelah studi, seperti ingin berkarir di
bidang apa, dll. Dan bagaimana studi itu dapat menolong untuk mencapai target
jangka panjang kalian ini.

Motivation letter, menceritakan pengalaman hidup kamu yang memotivasi kamu untuk
melanjutkan studi di jurusan ini, seperti pernah bekerja dimana dan skripsi tentang apa.

Interview,
a. Erasmus Mundus, dari Eropa langsung, biasanya via skype atau telepon
b. LPDP, ada 2 orang profesor dan 1 orang Psikolog (dari Indonesia)
c. DIKTI, face to face (1 orang dari Indonesia)

Intinya adalah untuk meyakinkan bahwa kalian dapat speaking in english. Lalu
dilihat kesungguhan kalian untuk dapat berkontribusi bagi Negara setelah kembali ke
Indonesia. Patokannya adalah kamu menjelaskan apa yang kamu tulis di study plan atau
motivation letter atau essay.
Interviewers seolah-olah tidak tahu tentang essay kalian, padahal mereka tahu. Jadi,
perlu dibaca ulang lagi essay yang kalian kirim, dan kalian pastikan lagi bahwa yang
kalian bilang di saat interview sama dengan essay yang kalian tulis.

Group discussion, rajin baca update berita atau issue terbaru karena biasanya topiknya
dari reason issues. Jangan terlalu ambisius dan terlalu menunjukkan kamu bisa, yang
penting kalian dapat berpendapat dan berkontribusi di diskusi tersebut.
Beasiswa di Jerman
1. LPDP
a. Technische Universitat Munchen l. Universitat Frankfurt am Main
Jerman m. Universitat Hamburg
b. Ruprecht-Karls-Universitat n. Technische Universitat Berlin
Heidelberg o. Universitat Stuttgart
c. Ludwig-Maximilians-Universitat p. Westfalische Wilhelms-Universitat
Munchen Munster
d. Freie Universitat Berlin q. Universitat Koln
e. Universitat Freiburg r. Universitat Ulm
f. Georg-August-Universitat Gottingen s. Universitat Mannheim
g. Humboldt-Universitat zu Berlin t. Christian-Albrechts-Universitat zu
h. KIT, Karlsruher Institut fur Kiel
Technologie u. Universitat Erlangen-Nurnberg
i. Eberhard Karls Universitat Tubingen v. Technische Universitat Darmstadt
j. Rheinisch-Westfalische Technische w. Universitat Konstanz
Hochschule Aachen x. Technische Universitat Dresden
k. Rheinische Friedrich-Wilhelms- y. Julius-Maximilians-Universitat
Universitat Bonn Wurzburg

2. DIKTI (khusus dosen dan calon dosen)


3. DAAD
(https://www.daad.de/deutschland/stipendium/datenbank/en/21148-scholarship-
database/?status=&origin=&subjectGrps=&daad=&q=&page=1&back=1)
4. Erasmus Mundus (Erasmus+)
(http://eeas.europa.eu/archives/delegations/indonesia/more_info/erasmus_mundud/index_i
d.htm)
5. Heinrich Boll Stiftung
(https://www.boell.de/en/scholarships-application)
6. Friedrich Nauman Stiftung
(https://www.freiheit.org/content/auslaendische-studierende)
Tanya Jawab (Termin 1)

1. Faiq Falahi_Universitas Paramadina


Pertanyaan : Menurut mas, apa sih pikiran/sikap karakter kita yang harus kita perkuat buat
proses belajar, khususnya yang mencari beasiswa? Terimakasih.

Jawab : Kalau kalian masih S1 banyak-banyak organisasi di kampus, volunteering,


diskusi sesama mahasiswa perlu diperkuat. Contoh wadah: sahabat
beasiswa, forum LPDP di kaskus, telegram. Dapat info di Hungaria ada
beasiswa 50 orang untuk Indonesia tetapi tidak sampai 50 orang yang daftar.
Harus rajin cari-cari info.

2. Lukita_UNSOED
Pertanyaan : Kak, menarik nih, tadi kakak bilang kalau setelah lulus sekolah di Jerman
akan terbuka kesempatan yang lebar untuk kerja di sana. Bagaimana peluang
untuk perempuan berjilbab bekerja di Jerman? Apakah sejauh ini tidak ada
hambatan bagi muslimah berjilbab yang ingin kerja di sana?

Jawab : Jerman ini negara liberal/bebas, selama kita bertanggungjawab dan selama
kita bisa membuktikan skill. Contoh: di salah satu perusahaan Jerman yang
punya bos Atheis, dia memberikan istirahat sholat Jumat 3 jam yang
biasanya hanya 1 jam istirahat. Basically, orang berjilbab banyak banget dan
tidak perlu takut. Tapi, ada komunitas PEGIDA (pembenci Islam), naik-turun
gitu. Kalau issue Islam naik mereka turun ke jalan demo. Jerman negara
aman untuk bekerja, studi, dan di Jerman banyak masjid.

3. Fefia_ITS _Teknik Sipil


Pertanyaan : Apakah di Jerman juga berlaku D4 setara S1, jika ingin melanjutkan studi
S2?

Jawab : Boleh, tapi balik lagi ke kampus masing-masing (tidak bisa over generalisasi
bahwa semua kampus menerima D4). Pada prinsipnya, di Jerman itu kalau
lanjut S2 dia bilangnya bachelor atau setara bachelor. Nah, nanti periksa
transkrip nilai kalian, skripsi, berapa kreditnya. Apa memenuhi persyaratan
mereka. Bisa disetarakan D4 dengan S1 kalau di Indonesia.
4. Odie_PNJ_Akuntansi
Pertanyaan :
1) Apakah benar di Jerman kualitas setiap universitas di sana sejajar?
2) Terkhususnya untuk jurusan Akuntansi di sana seperti apa saja kegiatannya?
3) Biasanya beasiswa mana saja yang menawarkan Jerman sebagai tempat melanjutkan
studi?
4) Biaya hidup di sana apakah benar bisa memiliki keluarga angkat atau seperti apa biaya
hidup di sana (tempat tinggal, makan, ongkos)?
5) Pergaulan di sana seperti apa sesama mahasiswa?

Jawab :
Kualitas pendidikan di Jerman merata, it doesnt means sejajar. Sejajar maksudnya
tidak semua sama tapi merata, di bagian negara kecil pun bisa disetarakan. Ranking dilihat
dari akreditasi nasional, berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, universitas akreditasi
A, B, C. Tapi, kalau di Jerman hanya terakreditasi dari pihak organisasi swasta,
internasional, independent auditor buat education. Tidak sejajar karena memang ada yang
lebih bagus berdasarkan lembaga akreditasi tersebut.
Akuntasi tidak di Jerman, di Jerman lebih spesifikasi bisnis dan finance. Mungkin kalau
akuntansi di Negara Amerika dan Australia lebih fokus. Finance lebih ke praktek,
langsung dikasih real case dan gimana solusinya (kalau di FH). Kalau di Univ berbeda,
lebih banyak teori dibanding prakteknya.
Biaya hidup di sana sekitar 500 euro (sekitar 7,5 juta). Tempat tinggal 200-300 euro,
asrama 170-250 euro, apartemen 300-400 euro. Tergantung biaya hidup, kalau bisa masak
100-150 euro per bulan, sisanya biaya asuransi dan semester fee. Keluarga angkat (aupair)
biasanya tidak boleh kuliah, jadi harus kerja dulu. Tapi, ada teman saya yang mendapatkan
keluarga angkat sambil kuliah seperti ini namun jarang.
Pergaulan mahasiswa dari Indonesia, kami akrab banget, saling bantu, support. Untuk
mahasiswa Jerman typically lebih tertutup, tidak banyak bicara, namun bila dimintai
pertolongan untuk belajar bareng, mereka sangat serius.

5. Paramadyka_UNPAD_Pendidikan Dokter
Pertanyaan : Scholarship di Jerman itu ada cukup banyak, namun kebanyakan scholarship
S2/S3 di kampus. Sedangkan untuk pendidikan spesialis biasanya menjadi
fellow di RS. Saya mau bertanya, ada scholarship apa saja di Jerman untuk
pendidikan spesialis? Saya cukup kesulitan mencari informasi scholarship
untuk pendidikan spesialis. Terimakasih.

Jawab : Pada prinsipnya yang kalian butuhkan pertama adalah Bahasa Jermannya
yaitu harus minimal B2 karena kalian harus bekerja di RS di Jerman. Untuk
beasiswa spesialis sangat jarang, tapi saran saya ambil LPDP. Sebenarnya,
kalau bekerja di RS di Jerman sudah sangat cukup menutupi kebutuhan hidup
dan lain-lain, jadi why not? Kalian juga bisa temui teman-teman PPI Jerman
(di facebook) yang kira-kira bisa dihubungi masalah kedokteran, kemudian
tanya tentang cara mencari RS yang membutuhkan student bagaimana.
6. Fonna_UGM_Sains Informasi Geografi
Pertanyaan : Jika berkuliah di Jerman, apakah Bahasa Jerman harus dikuasai secara fasih
meskipun kita merupakan mahasiswa kelas internasional yang notabene
selalu menggunakan Bahasa Inggris?

Jawab : Tidak harus fasih. Kalau kalian punya LOA dari kampus dan itu menggu-
nakan Bahasa inggris, kalian tidak harus punya sertifikat Bahasa Jerman.
Begitu juga saat pembuatan visa, kalian tinggal menunjukkan LOA
bahwa program kalian menggunakan Bahasa Inggris. Tapi, kalau tujuannya
untuk izin tempat tinggal, misalnya mau mencari kampus saat sampai di
Jerman, kalian harus punya sertifikat Bahasa Jerman minimal A1.
Orang-orang tua di Jerman tidak bisa Bahasa Inggris, jadi Bahasa Jerman
sangat membantu apalagi saat berhadapan dengan petugas polisi atau petugas
public service yang tidak bisa Bahasa Inggris. Jadi, belajar Bahasa Jerman
juga penting, biasanya di kampus-kampus menyediakan kursus Bahasa
Jerman gratis.

Tanya Jawab (Termin 2)


1. Moh. Aji Riyan Saputra_UIN Walisongo Semarang_Ilmu Politik
Pertanyaan : Apakah kendala tersulit apabila kuliah di luar negeri khususnya di Jerman?

Jawab : Kendala tersulitnya itu masa adaptasi, di Jerman itu cara belajarnya
independent learning. Kalian mau masuk kelas/tidak masuk kelas itu tidak
ada absensinya. Jadi, mahasiswa sudah punya tanggungjawab saat nanti
menjawab soal saat ujian. Kita harus lebih aktif mencari-cari bahan materi
dan mengeksplornya.
Dan lagi kalau kita tidak lulus ujian di salah satu mata kuliah, kita dikasih
kesempatan 3 kali, dan kalau tidak lulus juga hukumannya itu DO. Jadi,
kalian tidak bisa ambil jurusan yang memiliki mata kuliah tersebut di Jerman.

2. Kiki_UNS_Kebidanan
Pertanyaan : Kalau untuk lulusan D4 dan ingin melanjutkan S2 di Jerman, apakah harus
linier yang jurusan sebelumnya? Dan D4 kan kalau di Indonesia kayak FH,
apa boleh melanjutkannya ke Uni atau tetap harus FH? Terimakasih.

Jawab : Pada saat kalian apply ke kampusnya, kampus itu akan bilang mengenai
jurusan apa yang bisa daftar. Masalah liniernya itu kalian bisa lihat di
persyarat tersebut.
Boleh dilanjutkan ke uni. Kalau mau lanjut S2 sebenarnya Jerman tidak
melihat D4 atau bukan D4, yang penting lihat Bachelor degree atau setara
Bachelor degree, kan D4 itu setara Bachelor degree, jadi kalian bisa daftar
universitas di Jerman. Dan kalaupun kalian lulusan FH kalian punya
kemungkinan untuk lanjut ke Ph.D. yaitu dengan cara pindah ke universitat.
3. Sri Nurbaeti_Univ. Teknologi Sumbawa_Manajemen
Pertanyaan : Kak, apa si kiat-kiat suksesnya, sehingga kita bisa dapat beasiswa hingga ke
Jerman, terus apa suka dukanya selama kuliah di Jerman kak? Terimakasih
kak.

Jawab : Jangan pernah putus asa, coba terus, kalau persyaratannya masih kurang
kalian berusaha melengkapi, tapi kalau udah deadline kalian apply aja. Rajin
cari-cari info. Suka duka di Jerman, sukanya kita punya visa yang bisa
dipakai travelling keliling Eropa dan kita juga punya banyak teman dari
berbagai negara. Dukanya paling kalau tidak lulus mata kuliah, begadang.

4. Musyafar_Chongqing Medical University_Kedokteran


Pertanyaan :
1) Apakah list beasiswa yang di atas hanya untuk mahasiswa lulus di universitas di
Indonesia? Atau diberlakukan secara general untuk orang Indonesia baik yang
bersekolah di dalam atau di luar?
2) Terkait beasiswa untuk S2 kan biasanya dua tahun, nah kalau ternyata dalam
pembuatan tesis memakan waktu lebih dari dua tahun bagaimana? Apakah setelah dua
tahun itu bayar?
3) Terkait IPK (kalau di Indonesia) apabila tidak sampai 3, itu akan mendapat sanksi
seperti pemotongan beasiswa atau bagaimana? Dan terkait bahasa apakah
menggunakan Bahasa Inggris atau Jerman?

Jawab :
LPDP dan DIKTI untuk orang Indonesia dimanapun kalian kuliah selama ingin
mengabdi di Indonesia. Dan untuk lulusan luar negeri kan ada penyetaraan ijazah di
Indonesia, itu artinya akan punya hak-hak yang sama untuk mengapply beasiswa dari
Indonesia. Kalau untuk beasiswa Erasmus Mundus saya kurang tahu apakah kuota yang
diberikan untuk mahasiswa Indonesia yang kuliah di Indonesia atau untuk mahasiswa
Indonesia di luar negeri. Kalau beasiswa-beasiswa di Jerman itu terbuka untuk siapa aja.
Dan mas Musyafar bisa coba juga daftar DAAD yang bekerja sama dengan China.
Kalau LPDP dan DIKTI ada pengajuan perpanjangan bagi tesis yang out of control,
tapi selain alasan dari itu tidak dapat dikompensasi dari LPDP dan DIKTI. Kalau dari
Erasmus Mundus itu mendapat beasiswa 2 tahun, tanpa perpanjangan. Selama kalian
masih ada dibatas 4 tahun untuk S2 kalian masih gratis untuk tuition fee, hanya membayar
semester fee, melewati 4 tahun itu kalian akan di drop out.
Untuk DIKTI tiap 6 bulan harus kirim report sedangkan LPDP tiap 3 bulan, jadi ada
report bahwa teman-teman masih studi di sana. Untuk Erasmus Mundus dan DIKTI tidak
ada standar bahwa IPK kalian harus bagus, sedangkan untuk beasiswa dari Jerman itu ada
standarnya. Kalau di jerman nilainya itu 1 sampai 5 (1 itu the best dan 5 itu the worst).
Pemakaian bahasa tergantung dari jurusannya yang diambil apa, ada yang full german,
half-half (german-english), dan ada yang full english.
5. Maria_Pascasarjana UGM_Manajemen Operasional
Pertanyaan :
1) Bagaimana sebaiknya memulai komunikasi dengan profesor pembimbing untuk yang
mau melanjutkan S3 (Ph.D.), apakah bisa langsung menghubungi dosen yang
bersangkutan based on application form yang kita isi?
2) Kalau di Jerman, mana yang biasa lebih dahulu diminta, LOA dari universitas atau
jaminan founding/beasiswa?
3) Apakah kuliah di Jerman dengan biaya sendiri harus membuat akun di deutsche bank?
Yang mana kita harus mengisi tabungan sekitar 100 jutaan. Apa itu benar? Dan
sebelum ke Jerman memang wajib ya studienkolleg?

Jawab :
Ada beberapa teman saya yang melalui jalur tersebut, tapi saya sangat menyarankan
mbak Maria dapat buka di website DAAD, di sana ada profesor yang sudah punya project
penelitian dan membutuhkan mahasiswa untuk join dengan project tersebut. Jadi, kamu
tinggal cari penelitian yang sesuai dengan kamu, kemudian profesornya nanti tinggal
mencocokkan apakah kualifikasinya sesuai dengan yang ia cari. Untuk mendapat visa ke
Jerman, LOA dan jaminan beasiswa, keduanya penting.
Jika kalian ingin kuliah dengan biaya sendiri kalian harus punya block account
nilainya sekitar 8000 euro/tahun (sekitar 100 juta), dan akan dicairkan sebesar 750
euro/bulan.
Studienkolleg ini untuk pelajar SMA di Indonesia yang ingin melanjutkan S1 di
Jerman, wajib karena di S1 harus menggunakan Bahasa Jerman, jadi ada standarnya
minimal C1 untuk kuliah bachelor dan harus lulus studienkolleg. Di studienkolleg ini
kalian akan belajar sesuai dengan jurusan yang diambil, jadi ada studienkolleg kedokteran,
studienkolleg tekhnik. Studienkolleg itu seperti penyetaraan pendidikan karena kalau di
Indonesia biasanya 12 tahun dari SD, SMP, SMA, sedangkan di Jerman itu nambah
setahun lagi, jadi perlu penyetaraan. Studienkolleg ada juga yang 6 bulan, tapi itu
tergantung yang diambil studienkolleg apa.

6. Isna Zahrotus_IAIN Jember_Manajemen Pendidikan Islam


Pertanyaan :
1) Bagaimana cara kita bersosialisasi untuk pertama kalinya dengan teman-teman baru
yang ada di Jerman, kan dari berbagai negara pasti juga berbeda pula sifatnya, agar kita
bisa diterima baik dengan mereka
2) Ada beberapa sumber yang mengatakan syarat melamar DAAD membutuhkan
pengalaman pekerjaan, apakah benar?
3) Perlukah mendaftar ke lebih dari satu universitas ketika ingin kuliah di Jerman?
Apakah ada tes seleksi masuk Uni? Terimakasih.
Jawab :
Pertama harus mempelajari typical personal, meski kebanyakan orang Jerman
tertutup, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bertemu dengan orang jerman yang
benar-benar open. Kita juga tidak boleh men-judge bahwa semua orang Jerman seperti itu.
Selama kita berbuat baik dengan orang kita akan diperlakukan dengan baik juga.
Untuk DAAD benar-benar spesifik jurusannya, jadi benar-benar spesifik syaratnya, jadi
bisa dilihat lagi persyaratannya. Mengenai issue work experience oleh DAAD ada benar
ada engganya, benarnya karena kebanyakan dari DAAD itu mencari yang work experience
minimal 1 tahun. Namun, tidak semua. Jadi, kalian harus baca benar persyaratannya.
Selesksi masuk universitas ada untuk bachelor, kalau untuk master mostly hanya
seleksi dokumen. Saran saja kita daftar ke lebih dari satu universitas, untuk memperbesar
peluang kita kuliah di Jerman.

Anda mungkin juga menyukai