Spesialisasi di Jerman tidak seperti di Indo atau negara lain. Disini spesialisasi dianggap sebagai profesi.
Jadi selama spesialisasi harusnya dibayar/digaji setiap bulan, tapi karena kita WN asing, kita tidak
mendapatkan hal tsb.
1. Arbeitserlaubnis (visa kerja), karena status kita pekerja, bukan mahasiswa (student). Biasanya
dapat untuk 1-2 tahun dan harus rutin diperpanjang sesuai masa berlakunya.
3. Aufenhaltserlaubnis (ijin tinggal). Ini tergantung dari Arbeitserlaubnis. Biasanya dapat 1 tahun.
Biasanya pertama kali kalo urus dari indo, dapat hanya untuk 3 bulan. Waktu 3 bulan ini
dipergunakan untuk mengurus ijin2 yang lainnya untuk masuk spesialiasi.Dan seandainya makan
waktu lebih dari 3 bulan, ijin tinggal ini dapat diperpanjang lagi di Auslnderbehrde (kantor
imigrasi Jerman untuk orang asing)
First step:
Dari situ bisa cari jurusan medizin, dan biasanya keluar daftar rumah sakit pendidikannya.
cari nama profesor kepala bagian jurusan yang ingin diambil, dan mulai korespondensi dengan prof
tsb. Isinya berupa surat perkenalan, dan mungkin ditambah informasi bahwa kamu mendapatkan
beasiswa (stipendium) dari indo (liat dibawah mengenai keterangan beasiswa). Jadi dia akan tau
bahwa kamu tidak perlu dibayar. Karena spt yang sudah saya bilang, spesialiasi di Jerman adalah
bekerja, dan dapat gaji, jadi biasanya jatah pekerja di rumah sakit di batasi sehingga mereka tidak
bisa menghire pekerja baru, apalagi orang asing yang notabene bahasa Jermannya masih belum
lancar.
1. akte kelahiran.
4. surat kolegium IDI( piagam pengakuan keprofesian dokter) yang menyatakan kamu sudah
menyelesaikan pendidikan dokter dan tidak pernah malpraktek. Kalau dari universitas lain, gak tau
deh ya ada atau gak.
5. surat keterangan anggota dari IDI. Kamu harus jadi anggota dulu, daftar ke IDI. Jadinya setelah 1
bulan kalo gak salah.
6. surat tunda ptt. Tapi tidak usah dilegalisir (beglubigen) dan tidak usah diterjemahkan ke bahasa
Jerman. Kalau sudah ptt malah lebih bagus, nah yang ini mungkin ada gunanya diterjemahkan.
7. surat rekomendasi kampus or dokter spesialis or profesor bidang yang mau dipelajari.
8. surat keterangan beasiswa, dari rumah sakit atau lembaga tertentu. Banyak kenalan sih yang buat
dari perusahaan orang tua or perusahaan apa aja dengan jumlah kira2 1000 euro per bulan. Ini
formalitas aja, cuma untuk memenuhi persyaratan. Isinya kira kira: si x pernah bekerja dengan kami
sejak...sampai..... Saat ini dia akan melanjutkan speisalisasi di Jerman. oleh karena itu, kami akan
mengirimkan uang ke rekening pribadinya setiap bulan sebanyak xxxx euro.
10. sertifikat zd dan atau zmp dari Goethe institut (Jl. Sam Ratulangi, Menteng Jakarta). Bisa kursus
juga di sana or kursus privat. Info terbaru dari Frau Wulan (Guru les bahasa Goethe), sekarang tidak
usah ambil zd, bisa langsung ambil zmp. Tapi bener-bener bahasa Jerman ini amat sangat penting
untuk dimantepin, karena kalian belom tentu ada waktu lagi untuk ekstra les bahasa disini.
11. surat keterangan izin belajar dari Dinkes jalan kesehatan, Tomang (untuk yang tinggal di Jakarta).
Contact person : ibu Erry.
12. surat keterangan izin belajar di luar negeri dari Depkes (contact person : ibu Yuli, Depkes lantai 4,
bagian kepegawaian telp 5201590 ext 4005, hp 0816 134 7867)
Untuk dokumen nomor 11 dan 12 ini, cuma bisa didapat kalau kamu sudah dapat surat penerimaan dari
rumah sakit yang mau menerima kamu di Jerman. Tinggal bawa surat penerimaan tsb beserta fotokopi ijazah
dan foto. Dulu sih tidak perlu bayar, hanya kasih uang cape aja ke ibu Yuli.
Surat penerimaannya sebelumnya perlu diterjemahkan dulu ke bahasa indo, terjemahin sendiri aja cukup kok.
Kalau ada pertanyaan langsung aja hubungi ibu Yuli.
Ingat, tinggalkan kopi dokumen masing2 terjemahan dan asli bahasa indo di tempat kamu tinggal (rumah).
Untuk jaga2 seandainya kamu perlu urus apa, kan jadinya gampang karena di rumah sudah ada arsipnya.
Informasi penerjemah:
Kalau mau ke Akhmad Robani aja, lokasinya di Kebayoran Lama. Tarifnya paling murah, dapat 5 lembar
harganya kalo gak salah 60 ribu, yang lain 75 ribu.
Daftar penerjemah bahasa Jerman yang diakui dan formulir permohonan visa bisa diminta di lantai 1
kedutaan Jerman di Indonesia (Jl. M.H. Thamrin di Jakarta) atau kantor perwakilan kedutaan Jerman di
kota2 besar lainnya di Indonesia.
Kalau sudah selesai, masukkan semua berkas2 ke kedutaan lantai dasar, sekalian jg berkas2 yang mau
dilegalisasi juga, jangan sedikit2, soalnya kalau bolak balik minta dicap, akan dikenakan biayanya berulang
kali juga. Biaya untuk 1 kali beglaubigen itu 250 ribu perlembarnya kalo tidak salah. Jadi kalo ada 5 dokumen
masing2 5 lembar kan 25 lembar, nanti bayar 25 kali 250 ribu itu kan mahal banget.
Tapi kalau sudah terlanjur dimasukkan dan ternyata masih ada yang di beglaubigen, tidak usah 5 yang
dibeglaubigen, 1 aja cukup. Nanti kasih ke Jerman-nya yang fotocopy aja.
bank note (surat jaminan dari bank). Terserah bank apa saja. kalo aku sih Bank Mandiri , minta
contoh suratnya dari kedutaan (lantai 1 juga).
lebenslauf/CV dalam bahasa Jerman. Bisa minta tolong ke Frau Wulan/ guru Goethe/ or guru privat
kalian/ buat sendiri.
Penting!!
Waktu daftar untuk permohonan visa, jangan kasih tau info apa2 selain besttigung dari sekolah bahasa,
jaminan keuangan, form keuangan dari kedutaan, rekening bank dan formulir permohonan visum plus
pasfoto.
Tidak perlu kasih STTB SMA atau segala macam. Dari pengalaman pribadi sih , kalau kita mengaku dokter
malah akan bermasalah, visanya lama sekali keluarnya.
Maka dari itu kalau apply visum bilang aja mau sekolah bahasa. Dan seandainya tetep aja ketauan kamu
dokter, terus aja bilang cuma mau sekolah bahasa. Jangan bilang mau spesialisasi, karena kalau tertulis di
komputer mereka bahwa kita mau spesialisasi, visa kita bakal lama keluarnya. Kita jadi harus urus semuanya
dari Indo (berufserlaubnis, aufenthaltserlaubnis und arbeitserlaubnis).
Pengalaman saya ngurus semua itu dari indo, dibantuin oleh orang indo yang ada di Jerman, tetep aja makan
waktu 1 tahun lebih!!!!!
Udah dulu kali ya. Seandainya masih ada pertanyaaan apa tanya aja. Informasi ini diforward aja untuk semua
yang membutuhkan. Jangan pelit informasi, jangan takut bersaing atau ada pikiran picik tidak mau orang lain
berhasil juga. Kan diberkati untuk memberkati.
gbu
Kalau aku boleh bilang, minimal 600 Euro per bulan. Tapi
tentu saja, ini bisa berubah sesuai dengan gaya hidup
masing masing.
4) Kalo misalnya aku ingin ambil bedah plastik di Jerman, apakah
bidang itu "kursi" yang disediakan sedikit per universitasnya?
Untuk melakukan tugas sebagai dokter (SID) di Jerman diperlukan 2 macam surat ijin:
1. Approbation fuer Aerzte. Ini hanya diberikan kepada dokter2 pemegang warganegara Eropa
atau dokter2 yg tidak memiliki kewarganegaraan. atau dokter2 yg sdh melakukan pelayanan
kesehatan di daerah yg kekurangan tenaga dokter selama 10-15 thn.
Berufserlaubnis ini waktunya biasanya terbatas, biasanya 1 - 3 thn dan harus diperpanjang kembali
minimal 4 minggu sebelum habis masa berlakunya.
Berufserlaubnis ini diberikan kepada dokter2 asing yg diizinkan utk bekerja di German, baik yang
tamat di German ataupun di luar German.
Aerztekammer tidak ada hubungannya sama sekali dgn Berufserlaubnis. Aerztekammer hanya
mengatur pendidikan dokter spesialis dan kualitas dokter2 yg bekerja di daerah wewenangnya tsb.
Apabila masa pendidikan/ Weiterbildungsordnung fuer Aerzte sudah selesai dan sudah lulus
Facharztpruefung, maka pengakuan sebagai dokter spesialis akan didapat.
Saya kurang tahu apakah pendidikan Facharzt dari German diakui 100% oleh Depkes Indonesia. Tapi
saya rasa dlm hal ini yg penting bukan titelnya, tapi "know how"nya dlm bidang yg telah dibelajari.
Kurikulum utk jadi dokter spesialis di German sangat berbeda sekali dgn di Indo (setahunya saya).
Untuk lebih detail bisa minta keterangan sama Aerztekammer.
*tambahan lagi: surat utk membuka praktek/izin praktek di German disebut "Kassenzulassung",
yang dapat diperoleh dari Aerztekammer. Setiap dokter yg bekerja sebagai dokter dgn izin dokter yg
resmi (tdk perduli apa dgn Approbation atau Berufserlaubnis), wajib menjadi Anggota
Aerztekammer di daerah dia bekerja dan akan mendapatkan Arztausweis/ identitas sebagai dokter
(berlaku biasanya 5 thn).
Salam,
Dr.med. I.Jungnickel
Alumni FKUAJ 1970
Alumni Univ. Giessen 1977
Alumni Univ. Hamburg 1981
posted by info studi medik at 12:58 pm no comments:
labels: berufserlaubnis, pendidikan kedokteran di jerman
1.
2.
Lebenslauf unter Bercksichtigung des Ausbildungsganges / CV dengan titik berat sesuai dengan
jalur pendidikan
3.
4.
Nachweis ber die Staatsangehrigkeit (Pa o.) / Tanda bukti kewarganegaraan (misalnya Pasport)
5.
Amtliches Fhrungszeugnis, das nicht frher als einen Monat vor der Vorlage ausgestellt sein darf
(kann im Land berlin bei der Meldestelle beantragt werden) / surat kelakuan baik, dibuat maksimal 1
bulan sebelum mengajukan permohonan Berufserlaubnis (dapat dibuat di Meldestelle Berlin)
6.
Amtliches Fhrungszeugnis aus dem Heimatland o.. / surat kelakuan baik dari negara asal (dari
polisi)
7.
8.
rztliche Bescheinigung, die nicht frher als einen Monat vor der Vorlage ausgestellt sein darf, aus
der hervorgeht, dass der Antragsteller/in nicht in gesundlicher Hinsicht zur Ausbung des Berufs
ungeeignet ist / surat keterangan dari dokter, menyatakan pemohon dalam keadaan sehat dan
mampu menjalani bidang pekerjaan yang dipilih, surat dibuat maksimal 1 bulan sebelum
permohonan pembuatan Berufserlaubnis
9.
12. Bescheinigung des gesundheitministeriums des Heimatlandes, dass und warum die
Weiterbildung/Fortbildung auf einem eindeutig bezeichneten Gebiet in der Bundesrepublik
Deutschland gewnscht wird und wo und in welcher Funktion die erworbenen kenntnisse nach der
Rckkehr eingesetzt werden sollen / surat keterangan dari badan kesehatan di negara asal, mengenai
alasan permohonan pendidikan lanjutan ke negara Jerman, dan bagaimana ilmu ini nantinya akan
diterapkan kembali di negara asal
13. Nachweis deutscher Sprachkenntnisse (z.B durch ein staatlich anerkanntes Sprachinstitut) / surat
keterangan keahlian bahasa Jerman, misalnya dari lembaga bahasa ternama di negara asal (yang
diakui, misalnya Goethe Institut)
15. Nachweis der Zustndigkeit (zB Einstellungszusage aus dem Land Berlin) /surat yang menyatakan
pemohon sudah diterima di salah satu lembaga pendidikan di Jerman
16. Aufenhaltserlaubnis, die eine Arbeitsaufnahme nicht ausschliet / surat ijin tinggal yang juga
menyatakan bahwa pemohon diperbolehkan untuk bekerja di Jerman
Darmady Darmawan
posted by info studi medik at 1:19 pm no comments:
labels: berufserlaubnis, pendidikan kedokteran di jerman
Spesialisasi di Jerman tidak seperti di Indo atau negara lain. Disini spesialisasi dianggap sebagai profesi.
Jadi selama spesialisasi harusnya dibayar/digaji setiap bulan, tapi karena kita WN asing, kita tidak
mendapatkan hal tsb.
1. Arbeitserlaubnis (visa kerja), karena status kita pekerja, bukan mahasiswa (student). Biasanya
dapat untuk 1-2 tahun dan harus rutin diperpanjang sesuai masa berlakunya.
3. Aufenhaltserlaubnis (ijin tinggal). Ini tergantung dari Arbeitserlaubnis. Biasanya dapat 1 tahun.
Biasanya pertama kali kalo urus dari indo, dapat hanya untuk 3 bulan. Waktu 3 bulan ini
dipergunakan untuk mengurus ijin2 yang lainnya untuk masuk spesialiasi.Dan seandainya makan
waktu lebih dari 3 bulan, ijin tinggal ini dapat diperpanjang lagi di Auslnderbehrde (kantor
imigrasi Jerman untuk orang asing)
First step:
Dari situ bisa cari jurusan medizin, dan biasanya keluar daftar rumah sakit pendidikannya.
cari nama profesor kepala bagian jurusan yang ingin diambil, dan mulai korespondensi dengan prof
tsb. Isinya berupa surat perkenalan, dan mungkin ditambah informasi bahwa kamu mendapatkan
beasiswa (stipendium) dari indo (liat dibawah mengenai keterangan beasiswa). Jadi dia akan tau
bahwa kamu tidak perlu dibayar. Karena spt yang sudah saya bilang, spesialiasi di Jerman adalah
bekerja, dan dapat gaji, jadi biasanya jatah pekerja di rumah sakit di batasi sehingga mereka tidak
bisa menghire pekerja baru, apalagi orang asing yang notabene bahasa Jermannya masih belum
lancar.
1. akte kelahiran.
4. surat kolegium IDI( piagam pengakuan keprofesian dokter) yang menyatakan kamu sudah
menyelesaikan pendidikan dokter dan tidak pernah malpraktek. Kalau dari universitas lain, gak tau
deh ya ada atau gak.
5. surat keterangan anggota dari IDI. Kamu harus jadi anggota dulu, daftar ke IDI. Jadinya setelah 1
bulan kalo gak salah.
6. surat tunda ptt. Tapi tidak usah dilegalisir (beglubigen) dan tidak usah diterjemahkan ke bahasa
Jerman. Kalau sudah ptt malah lebih bagus, nah yang ini mungkin ada gunanya diterjemahkan.
7. surat rekomendasi kampus or dokter spesialis or profesor bidang yang mau dipelajari.
8. surat keterangan beasiswa, dari rumah sakit atau lembaga tertentu. Banyak kenalan sih yang buat
dari perusahaan orang tua or perusahaan apa aja dengan jumlah kira2 1000 euro per bulan. Ini
formalitas aja, cuma untuk memenuhi persyaratan. Isinya kira kira: si x pernah bekerja dengan kami
sejak...sampai..... Saat ini dia akan melanjutkan speisalisasi di Jerman. oleh karena itu, kami akan
mengirimkan uang ke rekening pribadinya setiap bulan sebanyak xxxx euro.
10. sertifikat zd dan atau zmp dari Goethe institut (Jl. Sam Ratulangi, Menteng Jakarta). Bisa kursus
juga di sana or kursus privat. Info terbaru dari Frau Wulan (Guru les bahasa Goethe), sekarang tidak
usah ambil zd, bisa langsung ambil zmp. Tapi bener-bener bahasa Jerman ini amat sangat penting
untuk dimantepin, karena kalian belom tentu ada waktu lagi untuk ekstra les bahasa disini.
11. surat keterangan izin belajar dari Dinkes jalan kesehatan, Tomang (untuk yang tinggal di Jakarta).
Contact person : ibu Erry.
12. surat keterangan izin belajar di luar negeri dari Depkes (contact person : ibu Yuli, Depkes lantai 4,
bagian kepegawaian telp 5201590 ext 4005, hp 0816 134 7867)
Untuk dokumen nomor 11 dan 12 ini, cuma bisa didapat kalau kamu sudah dapat surat penerimaan dari
rumah sakit yang mau menerima kamu di Jerman. Tinggal bawa surat penerimaan tsb beserta fotokopi ijazah
dan foto. Dulu sih tidak perlu bayar, hanya kasih uang cape aja ke ibu Yuli.
Surat penerimaannya sebelumnya perlu diterjemahkan dulu ke bahasa indo, terjemahin sendiri aja cukup kok.
Kalau ada pertanyaan langsung aja hubungi ibu Yuli.
Ingat, tinggalkan kopi dokumen masing2 terjemahan dan asli bahasa indo di tempat kamu tinggal (rumah).
Untuk jaga2 seandainya kamu perlu urus apa, kan jadinya gampang karena di rumah sudah ada arsipnya.
Informasi penerjemah:
Kalau mau ke Akhmad Robani aja, lokasinya di Kebayoran Lama. Tarifnya paling murah, dapat 5 lembar
harganya kalo gak salah 60 ribu, yang lain 75 ribu.
Daftar penerjemah bahasa Jerman yang diakui dan formulir permohonan visa bisa diminta di lantai 1
kedutaan Jerman di Indonesia (Jl. M.H. Thamrin di Jakarta) atau kantor perwakilan kedutaan Jerman di
kota2 besar lainnya di Indonesia.
Kalau sudah selesai, masukkan semua berkas2 ke kedutaan lantai dasar, sekalian jg berkas2 yang mau
dilegalisasi juga, jangan sedikit2, soalnya kalau bolak balik minta dicap, akan dikenakan biayanya berulang
kali juga. Biaya untuk 1 kali beglaubigen itu 250 ribu perlembarnya kalo tidak salah. Jadi kalo ada 5 dokumen
masing2 5 lembar kan 25 lembar, nanti bayar 25 kali 250 ribu itu kan mahal banget.
Tapi kalau sudah terlanjur dimasukkan dan ternyata masih ada yang di beglaubigen, tidak usah 5 yang
dibeglaubigen, 1 aja cukup. Nanti kasih ke Jerman-nya yang fotocopy aja.
bank note (surat jaminan dari bank). Terserah bank apa saja. kalo aku sih Bank Mandiri , minta
contoh suratnya dari kedutaan (lantai 1 juga).
lebenslauf/CV dalam bahasa Jerman. Bisa minta tolong ke Frau Wulan/ guru Goethe/ or guru privat
kalian/ buat sendiri.
Penting!!
Waktu daftar untuk permohonan visa, jangan kasih tau info apa2 selain besttigung dari sekolah bahasa,
jaminan keuangan, form keuangan dari kedutaan, rekening bank dan formulir permohonan visum plus
pasfoto.
Tidak perlu kasih STTB SMA atau segala macam. Dari pengalaman pribadi sih , kalau kita mengaku dokter
malah akan bermasalah, visanya lama sekali keluarnya.
Maka dari itu kalau apply visum bilang aja mau sekolah bahasa. Dan seandainya tetep aja ketauan kamu
dokter, terus aja bilang cuma mau sekolah bahasa. Jangan bilang mau spesialisasi, karena kalau tertulis di
komputer mereka bahwa kita mau spesialisasi, visa kita bakal lama keluarnya. Kita jadi harus urus semuanya
dari Indo (berufserlaubnis, aufenthaltserlaubnis und arbeitserlaubnis).
Pengalaman saya ngurus semua itu dari indo, dibantuin oleh orang indo yang ada di Jerman, tetep aja makan
waktu 1 tahun lebih!!!!!
Udah dulu kali ya. Seandainya masih ada pertanyaaan apa tanya aja. Informasi ini diforward aja untuk semua
yang membutuhkan. Jangan pelit informasi, jangan takut bersaing atau ada pikiran picik tidak mau orang lain
berhasil juga. Kan diberkati untuk memberkati.
gbu
Darmady Darmawan
posted by info studi medik at 12:30 pm 2 comments:
labels: pendidikan kedokteran di jerman
yang masuk (terutama dari Rusia atau negara eropa timur). Di daerah
bekas Jerman Timur biasanya dokternya kurang sehingga lebih mudah
untuk dapat tempat spesialisasi, bahkan bisa dibayar. Kalau menurut
pengalaman yang dikumpulkan untuk mendapatkan gaji, mungkin akan
lebih mudah untuk memulai di daerah bekas Jerman Timur atau kota yang
tidak begitu besar. Setelah itu baru pindah atau mencoba untuk pindah di
kota yang lebih besar atau RS pendidikan yang lbh besar.
SYARAT-SYARAT
Apa yang dibutuhkan untuk dapat menjalani program pendidikan
spesialisasi:
Surat penerimaan dari Rumah Sakit, dimana kita akan bekerja (Eine
Zusage)
Ijin tinggal.
Untuk yang mengurus dari Indonesia, harus di urus di Kedutaan RFJ di
Jakarta. Surat-surat dari Indonesia akan dikirim ke Jerman, ke negara
bagian dimana program spesialiasisi akan diadakan (biasanya dari
Auslnderbehrde). Negara bagian tersebut yang akan mengeluarkan ijin
tinggal.
Untuk yang mengurus dari Jerman, harus mengurus surat ijin tinggal ini di
Auslnderbehrde.Biasanya ijin dikeluarkan untuk jangka 1, 2 atau
maksimal 3 tahun.Paling penting untuk mengurus ijin tinggal adalah surat
penerimaan. Biasanya mereka akan meminta ijin praktek, tetapi karena
pengurusan ijin praktek sendiri sebenarnya membutuhkan ijin tinggal, kita
bisa beralasan bahwa hal ini sedang diurus dan apabila mereka maksa,
dapat menghubungi departemen yang bersangkutan sendiri.
Ijin praktek (Beruserlaubnis).
Yang dibutuhkan biasanya surat penerimaan, ijin tinggal dan ijin kerja
(tergantung dari negara bagian). Biasanya mereka minta ijin tinggal juga
(lihat nomor 2), dan bisa kita bilang bahwa sedang diurus dan akan kita
lampirkan begitu selesai. Pengurusan tergantung dari Negara bagian.
Di Berlin, diurus di Landesamt fr Gesundheit und Soziales.
Di Gttingen dan Hannover diurus di Ikatan Dokter Niedersachsen
(rztekammer Niedersachsen).
Di Aachen - informasi menyusul .
Di Gieen - informasi menyusul .
Ijin Kerja (Arbeitserlaubnis).
Surat ini dibutuhkan di negara-negara bagian tertentu. Diurus di
Arbeitsamt (Departemen Tenaga Kerja). Di Berlin dibutuhkan untuk para
penerima beasiswa. Bagi yang menerima gaji dibutuhkan ijin kerja apabila
bekerja di RS yang tidak melakukan penelitian (biasanya RS Swasta).
Di RS yang melakukan penelitian (Di Berlin, RS Charite) tidak diperlukan
ijin kerja.
Di tempat lain dibutuhkan input dari rekan-rekan lainnya