Papi, Epps
Papi, Epps
PAPI (Perception and Preference Inventory)? Tes ini berisikan 90 soal dan masing-masing
soalnya hanya ada 2 pilihan dan dipilih salah satu yang paling benar atau mendekati benar
sesuai dengan kepribadian peserta tes. Ini semacam tes kepribadian, jadi peserta tidak perlu
Hasil dari tes ini akan dibandingkan dengan tes kepribadian lainnya dan hasil wawancara.
Tapi di sini masalahnya banyak peserta yang tidak lulus gara-gara tes sederhana yang tidak
perlu pake mikir padahal mereka punya skill, pengalaman, dan pendidikan yang tinggi. Lalu
kenapa?
merekrut karyawan yang memiliki sifat-sifat, kebiasaan, dan sikap tertentu berdasarkan
kepala akunting. Kalau hanya ilmu akunting, yang melamar kerja pasti banyak yang
berpengalaman, tapi perusahaan juga membutuhkan karyawan yang sabar, ramah, dapat
Saya suka mengerjakan apa yang sedang saya kerjakan, sampai selesai
Saya senang mengatakan kepada orang lain, apa yang harus dilakukannya
Pada suatu waktu tertentu, saya hanya ingin mengerjakan satu tugas saja
Orang lain beranggapan bahwa saya adalah seorang pemimpin yang baik
Orang lain menganggap saya dapat melakukan penataan yang rapi dan teratur
Orang lain menganggap, saya tidak mengenal lelah, dalam kerja sehari-hari
Saya ingin berkenalan dengan orang-orang baru dan mengerjakan hal baru
Saya suka tugas yang perlu ditekuni sampai kepada hal sedetilnya
Cara Menjawab
Perhatikan terdapat dua anak panah (di atas dan di bawah) di masing-masing nomor. Setiap
anak panah selalu mengarah dan berakhir di huruf. Misalnya, soal nomor 24, dengan melihat
arah anak panah ke kanan, melewati nomor 14, 4, arah diagonal ke bawah melewati soal
nomor 5, 16, 27, 38, 49, 60 dan berakhir di huruf X di bawah lembar jawaban.
Penjelasan huruf-huruf
Skor 5-9: memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana, menggunakan
Skor 4-0: cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja
Skor <6: perhatian rendah terhadap hubungan social, kurang percaya pada orang lain
Skor 6-9: kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social
D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL HAL RINCI (Interest in Working With Details)
Skor 0-3: menyadari kebutuhan akan kecermatan, tetapi tidak berminat bekerja detail
Skor 0-5: ketidakpastian tujuan, kepuasan dalam suatu pekerjaan, tidak ada usaha lebih
Skor 5-9: tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang
bertanggung jawab.
Skor 4-0: menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan
orang lain.
O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection)
Skor 3-4: sadar akan hubungan perorangan, tapi tidak terlalu tergantung
Skor 8-9: mudah gelisah, frustasi, karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis
Skor 0-2: menhindari masalah, menulak, untuk mengenali situasi sebagai masalah
Skor 6-9: bersikap setia dan membantu, kemungkinan bantuannya bersifat politis
Supervision)
Skor 4-5: kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya
Skor 6-9: meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas
Strategi Menjawab
Sederhana saja:
Misalkan, posisi yang dilamar adalah Marketing. Marketing adalah suatu pekerjaan
berorientasikan pada target dan sangat membutuhkan "kemauan bekerja keras tinggi", jadi
JANGAN biarkan skor pada huruf G kurang dari 5, karena jika kurang dari lima kesimpulannya
adalah Anda "bekerja untuk kesenangan saja, bukan hasil optimal". HRD bisa menilai bahwa
Rekomendasi Jawaban
Asumsi anak panah yang berada di atas di setiap nomor soal adalah a, dan anak panah di
bawah adalah b.
Rekomendasi untuk jawaban b (anak panah bawah yang dilingkari) adalah soal nomor:
1,3,8,11,12,21,22,31,32,34,35,36,37,43,44,46,48,49,50,58,59,60,63,68,69,70,79,80,90
Meskipun baru diterapkan di beberapa perusahaan, sejauh ini BERHASIL untuk setiap posisi
pekerjaan.
Buktikan sendiri!!
Senin, 08 Februari 2010
Beberapa Psikotest dan Trik-Triknya
1. TES INTELEKTUAL
a. CFIT = Culture Fair Intelegence Tes; Untuk mengungkap kemampuan mental umum
f. IST = Tes inteligensi; Yang terdiri dari 9 subtes yang didasarkan pada anggapan bahwa
struktur inteligensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu.
2.TES KEPRIBADIAN
a.EPPS = Edwards Personal Preference schedule; Alat tes yang mengukur kepribadian orang
dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor).
Tes ini biasanya menanyakan apa yang akan kamu lakukan pada suatu keadaan,setiap soal
ada 2 pilihan jawaban. Dan ini soalnya biasanya banyak banget, rata rata ada 250an soal
b.DAM&BAUM = Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang); Untuk mengetahui tanggung
jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja
Dimana kamu akan dikasih kertas kosong dan diberi perintah untuk bikin gambar pohon, trus
dikertas lainnya gambar orang, di kasih kertas lagi di suruh gambar pohon, orang, & rumah.
ini juga termasuk dalam test kepribadian. (gw pernah kaya gini... )
BAUM Test termasuk dlm test Grafis. Klo kamu gak bisa gambar, gak usah kuatir, karena yg
dinilai bagus atau tidaknya gambar tsb. yg di liat tuh, besar-kecil gambar, tarikan garis (tegas
atau tidak atau patah2), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center) biasanya testee
juga nanya klo gambar pohon, itu pohon apa??? klo orang dia lagi ngapain, trus jenis
kelaminnya apa?, klo yg disuruh gambar orang, rumah, & pohon, itu untuk melihat
keselarasan orang tersebut menghadapi dua aspek rumah & pohon. Tiap2 gambar ada artinya
Pernah ikut psikotes dan disuruh gambar atau melengkapi gambar dengan delapan kotak? Gw
pernah...
- gbr 1. berupa titik ditengah kotak: ini menyangkut hal2 yg berhubungan dengan
penyesuaian diri, yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri dlm lingkungan
- gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk
maju/ambisi
- gbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan: mengukur bagaimana seseorang mengatasi
kesulitan
- gbr 5. seperti huruf T tp miring (susah gambarin nya): mengukur bagaimana cara bertindak.
- gbr 6. berupa garis horisontal & vertikal: mengukur cara berpikir/analisa & sintesa
- gbr 7. berupa titik2 melengkung: menyangkut kehidupan dan perasaan (apakah sudah stabil,
kekanakan)
mungkin kamu bertanya-tanya apa fungsi tes melengkapi gambar di atas, dan apakah tes di
atas sebenarnya adalah untuk mencari tahu siapa diantara peserta yang paling pintar
menggambar atau tidak, ternyata tes di atas bukan untuk mengetahui kemampuan
menggambar melainkan hal tersebut merupakan salah satu cara dari beberapa cara yang
digunakan oleh psikolog untuk mengetahui kepribadian dari cara menggambar.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tes menggambar ini tidak memerlukan kemampuan
menggambar, melainkan hal ini hanya suatu cara bagi seorang penguji/psikolog untuk
mengetahui kepribadian kamu dari cara menggambar dan apa yang kamu gambar.
Berikut Rahasianya:
Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4
diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis
lengkung (Gambar I, II, VII, VIII).
Yang perlu di ingat adalah untuk garis lengkung, sebaiknya kamu gambar benda hidup dan
untuk garis lurus yang kaku sebaiknya kamu gambar benda mati. Jika kamu gambar terbalik,
misal garis lurus digambar dengan bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung
digambar dengan mobil, mesin dan sebagainya, hal ini menandakan "ada yang salah" dengan
jiwa atau kepribadian kamu...
Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal: jika saat
mengambar kamu terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa kamu adalah
orang yang peragu atau tidak terencana dan jika kamu gambar terlalu kuat untuk garis yang
seharusnya lembut berarti kamu termasuk orang yang keras kepala...
Apa yang kamu gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ kamu. Kalo
kamu gambar sesuatu yang "biasa saja dan umum" tentu penilaian tingkat kecerdasannya
akan berbeda dibanding jika kamu menggambar "sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang
lain dan berwawasan"
d. PAULI TEST Untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap
terhadap tekanan, daya penyesuaiaan, ketekunan & konsistensi, kendali diri)
kedua tes ini hampir ga ada perbedaan (ini yang bikin pusing... )
Semua berisikan kertas dan angka yg membedakan hanya cara dan jumlah isinya.....dan
KRAEPPELIN memiliki jumlah deret angka yg lbh bnyk, biasanya sang psikolog hanya
menginstruksikan "pindah" pada waktu tertentu dn berbeda2 utk melihat daya tahan otak dan
konsistensi....
Cheat biar skor kamu bisa dianggap jenius gitu biasanya ada dalam rangkaian psikotes selain
warteg, pohon, ist, dll....
1. Kerjain tuh tambah-tambahan angka tapi isinya asal aja yang penting penuh . Buat hasil
normal, biasanya kolom terselesaikan cuma 2 - 3. Tapi klo mau dianggap jenius kamu kerjain
3-5 kolom
2. Nah, ketika sampai di kolom 13 sampai 20 kamu harus betul betul ngerjaiinnya...
4. Yang terakhir pada kolom 40 sampai 43 lu harus betul betul juga ngerjainnya
Dijamin deh hasilnya pasti bikin bingung orang yang ngetes . Tapi ati2 ngerjainnya jgn
sampe ketauan pengawas!
f. RM = The Rothwell Miller; Untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan
g. PAPI Kostick; Alat ini menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing
mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti
yang spsesifik, konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang
bermuatan need atau role dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan
system kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.
Namun demikian, tes psiko hanyalah merupakan suatu alat buatan manusia untuk mengetahui
kepribadian seseorang secara umum saja.
Kesimpulan yang dihasilkannya boleh jadi berbeda dengan kepribadian yang sesungguhnya.
Hal ini diakui oleh para psikolog sendiri bahwa tidak ada satu pun tes di jagad raya ini yang
benar-benar akurat dapat menilai kemampuan dan kepribadian seseorang.
Diposkan oleh Mas Hanif Genang Setyaji di 01.13
Label: Aneka Tips
Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama,
motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja
yang efektif.
Soft skill sering juga disebut keterampilan lunak adalah keterampilan yang
digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain (Ramdhani, 2008). Soft
skill yang mumpuni mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi
berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat, dan lain-
lain. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, keterampilan
teknis (hard skill) lebih mudah diseleksi berdasarkan daftar riwayat hidup, indeks prestasi,
pengalaman kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkan soft skill dievaluasi
berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan
digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. Dewasa ini, semua
perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara hard skill dan soft skill
untuk semua posisi karyawan. Pendekatan hard skill dianggap sudah tidak efektif, percuma
saja jika hard skill baik tapi soft skill nya buruk. Perusahaan akan lebih memilih calon
karyawan yang memiliki kepribadian dan karakter lebih baik walaupun tidak ditunjang hard
skill yang mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih keterampilan teknis jauh lebih mudah
daripada pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain, hard skill merupakan faktor
penting bagi manusia dalam bekerja, tetapi keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya
lebih ditentukan oleh soft skill yang lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa soft skill
bukanlah sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring
dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang
paling ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan
beraktifitas dengan orang lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka
marilah kita tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.
Soft skill ialah istilah dalam sosiologi yang menerangkan tentang EQ ( Emotonal
Intellegence Quotient ) seseorang. Softskill bisa juga diartikan suatu karakter atau bakat dari
seorang individu yang dan telah ditanamkan sejak kecil . Softskill dapat dikategorikan
sebagai kehidupan sosial , komunikasi , bertutur bahasa , kebiasaan , keramahan dan
optimasi
Kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain atau disebut
interpersonal skills , dan kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri untuk unjuk
kerja secara maksimal atau disebut intrapersonal skills.
INTRAPERSONAL SKILL , contohnya :
Transforming Character ( transformasi karakter )
Transforming Beliefs ( transformasi keyakinan )
Change management ( manajemen perubahan )
Stress management ( stress manajemen )
Time management ( manajemen waktu )
Creative thinking processes ( proses berpikir kreatif )
Goal setting & life purpose ( penetapan tujuan dan tujuan hidup )
Accelerated learning techniques ( belajar teknik dipercepat )
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus
dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi
knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau
affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan
bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan
(demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas.
Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu
ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang
kerja.
Selain itu menurut Spencer ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan bidang
kerja, yakni Generic competencies, merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua
pegawai mengarah ke softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies,
merujuk pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan tertentu
mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan, kompetensi tersebut
terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge: diukur melalui ujian penilaian yang
dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan mengikutsertakan ke dalam
pelatihan-pelatihan tertentu dan Attitude: diukur secara lebih subjektif melalui penilaian
terhadap perilaku yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Knowledge (melalui
pendidikan), Skill (melalui pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga kerja
disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia kerja dengan menggunakan konsep Link
and Match.Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak
disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh),
tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership,
kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan
softskill dapat dilatih dan disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand
Indonesia misalnya, perubahan-perubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga
dapat menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang
baik, menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang
berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.
Sedangkan Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sementara itu, soft skills
adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills)
dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu
mengembangkan unjuk kerja secara maksimal (Dennis E. Coates, 2006). Hard skill
cenderung lebih berorientasi dalam pengembangan intelligence quotient (IQ), sedangkan soft
skill berorientasi dalam pengembangan emotional quotient (EQ). Selama ini sistem
pendidikan di Indonesia memberikan porsi yang lebih besar dalam pengembangan hard skill,
ini dapat dilihat dari sistem penilaian di berbagai jenjang pendidikan yang masih berdasarkan
hasil penilaian dan evaluasi pengajar terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sangat penting untuk mengembangkan hard skill, karena kemampuan seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan benar sangat tergantung dari hard skill yang dia
miliki. Seseorang tidak mungkin dapat membuat suatu alat yang berguna jika dia tidak
mengetahui cara pembuatan, tujuan dan manfaat alat tersebut. Dalam dunia kerja, saat ingin
melamar pekerjaan, calon karyawan perlu untuk mempersiapkan dirinya dengan
mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan kemudian diimbangi
dengan soft skill sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan .
Cara melatih kemampuan ini biasa dipelajari di sekolah atau universitas yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Misalnya, seorang mahasiswa
belajar akuntansi dengan harapan bahwa setelah belajar akuntansi dia bisa membuat laporan
keuangan. Hard skill bisa diukur dengan melakukan tes yang ada hubungannya dengan
bidang yang dipelajari. Bisa dikatakan bahwa hard skill bersifak kasat mata atau nyata.
Tidaklah tepat jika kita hanya mengandalkan salah satu dari hard skill atau soft skill
saja. Karena, idealnya hard skill yang menekankan pada aspek kognitif dan teknis keilmuan
tertentu harus dilengkapi dengan soft skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan kinerja seseorang. Kolaborasi antara hard skill dan soft skill akan
menghasilkan kehidupan yang lebih baik.
A. LABORAN
Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas mahasiswa di
laboratorium (indoor atau out door) dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan
dan penelitian. Dalam melakukan tugasnya, seorang Laboran bertanggung jawab
dalam menyediakan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum (praktek
kerja) dan/atau penelitian serta mengembalikan peralatan tersebut ke tempat
semula, merapikan dan membersihkan area kerja setelah kegiatan selesai
dilakukan.
Syarat-Syarat Laboran
Laboran seyogyanya memiliki hard skills dan soft skills yang memadai. Inisiatif,
ketekunan, kreatifitas, kecakapan dan keterampilan serta pengetahuan yang
dikuasai oleh Laboran, seringkali membantuk efisiensi dan efektifitas serta
produktifitas dari laboratorium yang dikelola oleh sekolah.
Tugas Laboran
1. Merencanakan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3. Menyusun program dan tugas-tugas
4. Mengatur menyimpan dan daftar alat-alat laboratorium
5. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
6. Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat laboratorium
7. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan diketahui oleh Waka
Kurikulum
8. Mengontrol pemakaian laboratorium secara rutin
9. Mengontrol kondisi-keadaan perangkat dan sarana laboratorium secara rutin
10. Memberikan laporan administrasi pemakaian laboratorium ke Waka Kurukulum,
Waka Sarana dan Kepala Sekolah
11. Mendata dan menyusun daftar inventarisasi alat dan bahan laboratorium
12. Menginventarisasi dan menyusun jadwal penggunaan laboratorium guru bidang
studi
13. Mempersiapkan alat dan atau bahan pratikum yang diperlukan dalam
pembelajaran
14. Mendampingi guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di
laboratorium/pratikum maupun eksperimen
15. Merawat maupun memelihara alat serta merapikannya setelah digunakan
16. Mencatat dan mendata alat yang rusak atau habis setelah digunakan
17. Mengajukan daftar pengadaan alat dan bahan beserta rencana belanja
laboratorium kepada kepala urusan sarana dan prasarana
18. Membersihkan alat, meja kerja, wasthafel, wadah bahan dan sarana di
laboratorium masing-masing
19. Mengingatkan guru bidang studi untuk mengisi daftar pemakaian laboratorium
20. Menyelesaikan administrasi di laboratorium masing-masing
21. Mengerjakan laporan dan adiministrasi laboratorium
22. Mengklasifikasi perangkat/bahan laboratorium secara baik dan benar pula
23. Menyusun hasil pembelajaran/kegiatan serta mengatur penempatan secara baik
untuk disimpan, dirawat, dan digunakan dalam kegiatan berikutnya.
B. TEKNISI LABORATORIUM
Teknisi yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan laboratorium
misalnya listrik, air, disamping pemeliharaan/ perawatannya.
Syarat-Syarat Teknisi Laboratorium
Pendidikan minimal D3 elektro, memiliki pribadi yang sabar, mudah belajar, rapih,
bekerjasama dalam tim, disiplin, bekerja dengan tekun serta teliti.