PENDAHULUAN
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk
luar ikan yang menyerupai ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat
ikan tersebut di perairan.
Morfologi yaitu mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian
luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua yaitu
simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan
dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak,
bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah
kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda.
1
berkaitan dengan system otot serta mengalami evolusi seiring berjalannya adaptasi
kedua system tersebut terhadap lingkungan secara terus-menerus.
Otot merupakan system organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam
gerak ikan. Dilihat struktur histology otot, ikan mempunyai tiga macamotot yaitu :
otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Otot bergaris mencakup sebagian besar
otot badan dan ekor, selain itu juga terdapat pada rahang, lengkung brankial, dan
sirip. Otot bergaris menempel pada rangka (non-skeletal). Sedangkan dua otot
yang lain tidak menempel pada rangka.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat perbedaan bentuk-
bentuk morfologi dari beberapa spesies ikan air tawardan ikan air laut, untuk
melihat morfometrik dan meristik ikan air tawar dan ikan laut, untuk melihat
rangka aksial, rangka visceral dan rangka apendikular pada ikan teleostei, untuk
melihat bagian-bagian anatomi ikan air tawar dan air laut, dan melihat otot ikan
air tawar dan ikan air laut.
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan
hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan
dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh, sedangkan cara
bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat
lainnya (saanin H, 2007).
Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari
habitatnya. Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Sel
khusus yang memberikan ikan warna ada dua macam yaitu iridocyte dan
chromatophore (Sugiri, 2006).
3
untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubunganvariasi dalam suatu taksonomi
suatu stok populasi ikan (Alamsjah, 2008).
Indera peraba pada bangsa ikan, kuat sekali. Sel-sel yang bekerja untuk
keperluan tersebar di seluruh permukaan lapiosan kulit yang sebelah luar
(epidermis). Selain dari pada itu, ada alat-alat lain sebagai alat peraba, yaitu
misalnya peraba (sungut), mulut dan bibir atau sirip yang berubah fungsi menjadi
benang untuk alat peraba (Affandi,et al. 2011).
4
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan lingkungannya
secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).
5
2.4 Anatomi
Kelas Osteicthyes memiliki ciri-ciri yaitu: tulang keras, mulut dan lubang
hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup dan jantungnya hanya
memiliki satu ventrikel. Kelas chondricthyes memiliki ciri-ciri yaitu: rangkanya
bertulang rawan, hidup diair-air payau dan tidak memiliki tulang
rusuk(Brotowidjoyo, 2011).
Ikan adalah vertebrata akuatis yang bernafas dengan insang. Pisces terdiri
atas tiga kelas yaitu Agnatha(ikan tanpa rahang), Chondrichtyes(ikan tulang
rawan), Osteicthyes(ikan bertulang keras). Kelas agnatha memiliki ciri-ciri yaitu:
mulut tanpa rahang, tubuh silindris, tubuh halus tanpa sisik, rangka tubuh dari
tulang rawan dan tidak punya sirip yang berpasangan (Brotowidjoyo, 2011).
6
mulai dari batas akhir operculum sampai anus, ekor(cauda) merupakan bagian dari
anus sampai bagian ujung sirip ekor (Yaasin, 2009).
Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu
lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dengan dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan
pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ
peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan
sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (Manda et al.,
2005).
7
BAB III
3.2 Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu
ikan nila, ikan sarden, ikan tongkol, nampan, baskom, ember, penggaris,
seperangkat alat bedah, telenan, tissue, air, dan kaca pembesar.
3.3 Metoda
3.3.1 Morfologi Ikan
Metoda pada morfologi ikan yaitu, letakkan dan susun sampel ikan di
atas telenan. Amati dan diskripsikan morfologi ikan. Dalam mendiskripsikan ikan
dilakukan secara berurutan mulai dari yang umum sampai ke bagian yang khusus.
Deskripsi dilakukan secara berurutan, tidak melompat-lompat namun harus tuntas
satu persatu. Mulai dari bentuk tubuh, bentuk kepala, bentuk mulut, letak mulut,
letak sungut, anggota gerak, dan bentuk ekor ikan. Gambarkan dan jelaskan
bagian-bagian morfologi ikan sampel.
8
sayatan dan membelah bagian punggung ikan, bersihkan dari sisa-sisa darah
dengan hati-hati tanpa memindahkan organ dalam tubuh ikan.
9
BAB IV
10
Morfologi ikan nila yang telah kami dapatkan dari hasil pengamatan
morfologinya, ikan nila memiliki bentuk tubuh compressed (pipih) yaitu bentuk
tubuh ikan yang gepeng kesamping, seperti yang telah disampaikan oleh Pratama
(2009) yang menyatakan bahwa ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang
pipih kearah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kearah
anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/ternal.
Ikan nila memiliki bentuk mulut yang dapat disembulkan, letak mulut
ikan nila adalah subterminal yaitu terletak dekat ujung hidung agak bawah.
Bentuk ekornya trucate. Sistem intergumen / bagian luar adalah lendir dan lebih
dominan oleh sisik yang menutupi seluruh tubuh. Ikan nnila memiliki sistem
gerak atau sirip sempurna.
Morfologi ikan sardine sendiri memiliki perbedaan dengan morfologi
ikan nil. Ikan sarden memiliki bentuk tubuh fisiform atau terpedo. Hal ini
disebabkan karena ikan sardine adalah perenang cepat.
Bentuk mulut ikan sardine merupakan bentuk tubung. Letak mulut ikan
sardine terletak di ujung atau sering disebut dengan terminal. Bentuk ekor adalah
forked. Sistem intergumen ikan sardine sendiri didominasi oleh lendir untuk
menutupi tubuhnya tetapi tidak memungkiri kita untuk tidak dapat melihat sisik
pada ikan. Karena sisik ikan dapat dilihat pada batang ekor ikan sardine.
11
13 Panjang dasar sirip dorsal 10.9 cm 2.4 cm
14 Panjang dasar jari-jari keras sirip dorsal 6 cm 0.9 cm
15 Panjang dasar jari-jari lemah sirip dorsal 4.5 cm 1.4 cm
16 Panjang dasar sirip anal 4 cm 2 cm
17 Panjang jari-jari keras sirip anal 0.7 cm 0.1 cm
18 Panjang jari-jari lemah sirip anal 3 cm 1.7 cm
19 Panjang sirip pekcral 4.5 cm 3 cm
20 Panjang sirip ventral 2.7 cm 1.5 cm
21 Tinggi dibawah mata 1.6 cm 1 cm
22 Tinggi badan 8 cm 4 cm
23 Tinggi batang ekor 3 cm 2.5 cm
24 Tinggi kepala 5.5 cm 2.9 cm
25 Tinggi pipi 1 cm 1.5 cm
26 Tinggi sirip dorsal 2 cm 2.3 cm
27 Tinggi sirip anal 3.2 cm 1.7 cm
28 Lebar badan 8 cm 4 cm
29 Lebar kepala 4 cm 3 cm
30 Lebar mata 0.9 cm 1 cm
31 Lebar bukaan mulut 1.5 cm 1.5 cm
32 Panjang dasar jari-jari keras sirip ventral 2.2 cm 0.2 cm
33 Panjang dasar jari-jari lemah sirip ventral 2.7 cm 0.3 cm
12
pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir,
panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor.
Menurut Afandi (2003) meristik adalah ciri yang berkaitan dengan
jumlah bagian tubuh ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari
keras dan lemah pada sirip punggung.
4.3 Anatomi Ikan
13
biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut
peritoneum.
Pada hasil pengamatan tentang anatomi ikan dapat kita lihat organ dalam
pada ikan yang telah kita beda, mulai dari jantung, hati, lambung, ovari,
gelembung renang dan lain sebagainya.
Gelembung renang pada ikan digunakan ikan untuk menentukan tekanan
air agar ikan dapat mempertahankan posisinya dalam air. Seperti yang ditulis
Jacob (2008) yang menyatakan pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung
berenang (vesica natatoria = pneumatocyst). Gelembung berenang berfungsi
sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan dengan
kedalaman perairan.Umumnya berbentuk oval dengan warna keputih-putihan,
terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar.
Dari hasil praktikum sistem rangka yang telah kami lakukan pada ikan
nila dapat kita temui ada 3 rangka ikan, yaitu rangka aksial, rangka viseral, rangka
apendikular. Rangka aksial aalah rangka yang memberikan bentuk dasar tubuh
ikan, rangka viseral terdiri atas struktur tulang yang menyokong insang dan
mengelilingi tekak, sedangkan rangka apendikular adalah rangka yang mencakup
semua tulang sirip dan pelekatnya.
14
organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu
terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur
sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh
ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Pada sistem otot dapat kita temukan 2 bagian, bagian pertama adalah
epaxial atau bagian atas, bagian kedua adalah hepaxial atau bagian hepaxial. 2
bagian ini dipisahkan oleh tulang yang dinamakan vertebrea. Fungsih dari otot ini
sendiri adalah sebagai penggerak ikan. Seperti yang disampikan oleh Rahardjo
(2002) yang menyatakan bahwa Sistem otot disebut juga dengan sistem urat
daging yang berfungsi sebagai pembentuk tubuh dan penghasil daya gerak
terhadap ikan. Pada umumnya ikan mempunyai tiga macam urat daging, yaitu urat
daging bergaris, urat daging licin dan urat daging jantung. Secara fungsional urat
daging dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak
(voluntary), ialah urat daging bergaris dan yang tidak di bawah rangsangan otak
(involuntary), ialah urat daging licin dan urat daging jantung.
Pada otot daging ikan tongkol dapat kita temukan red lateral (daging
merah) dimana daging merah ini menunjukkan bila semakin merah maka ikan itu
termasuk perenang cepat. Yang kita ketahui ikan tongkol sendiri adalah pereang
cepat.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ikhtiologi ini dapat kami simpulkan bahwa ikan air
tawar dan ikan air laut secara anatominya sama. Tapi ada beberapa ikan yang tak
memiliki gelembung renang dan tidak memiliki sirip sempurna. Untuk sistem
intergumen ikan air laut dan ikan air tawar yang telah dipraktikumkan sebernanya
sama. Sama-sama memiliki sisik dan lendir, tetapi sisik banyak ditemukan pada
ikan air tawar yang telah dipraktikumkan.
Morfometrik dan meristik yang terdapat pada ikan air tawar dan ikan air
laut berbeda dikarenakan habitat dan aktivitas yang dilaukannya di ingkungannya.
Tetapi cara menghitung morfometik dan meristik untuk ikan air tawar dan ikan air
laut dengan metode yang sama. Anatomi ikan air tawar dan ikan air laut hampir
sama, yang membedakannya yaitu hanya pada gelembung yang renang.
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Tulang-tulang yang membentuk syistem rangka
berkaitan dengan system otot serta mengalami evolusi seiring berjalannya adaptasi
kedua system tersebut terhadap lingkungan secara terus-menerus.
Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral
dalam gerak ikan. Dilihat struktur histologi otot, ikan mempunyai tiga macamotot
yaitu otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Otot bergaris mencakup sebagian
besar otot badan dan ekor, selain itu juga terdapat pada rahang, lengkung
branchial, dan sirip. Otot bergaris menempel pada rangka (non-skeletal).
Sedangkan dua otot yang lain tidak menempel pada rangka.
16
5.2 Saran
Semoga pada praktikum selanjutnya alat dan bahan yang digunakan harus
lebih dipersiapkan dan pada saat praktikum tidak ada yang bermain-main. Juga
pada saat praktikum juga harus hati-hati dalam penulisan data yang sesuai dengan
apa yang sudah di praktikumkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dadang, 2011. Kegiatan magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan.
Dwisang. 2008. Biologi Reproduksi Ikan Senangin Dari Perairan Muara Sungai
Rokan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
18
Romimohtarto, 2005. Taksonomi dan kunci Identifikasi Ikan I dan II. Binacipta.
Jakarta.
Saanin H, 2007. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo.
Suparjo, 2012. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta.
Jakarta.
19