Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk
luar ikan yang menyerupai ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat
ikan tersebut di perairan.

Morfologi yaitu mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian
luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua yaitu
simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan
dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak,
bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah
kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda.

Morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan ukuran panjang,


lebar, tinggi dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Ukuran ikan adalah jarak
antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.bagian tubuh ikan yang
biasanya diukur antara lain panjang total, panjang cagak, panjang standar, dll.
Sedangkan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari
tubuh ikan misalnya pada sirip, sisik dan insang.

Anatomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur


dan organ dari makhluk hidup. Pendekatan anatomi dapat menunjukkan korelasi
antara karakter anatomi dan karakter-karakter yang lain, sehingga dapat
digunakan sebagai penguat dalam takson serta biasanya dapat diandalkan untuk
membedakan jenis.

Rangka ikan berfungsih untuk menegakkan tubuh, menunjang atau


menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Tulang-tulang yang membentuk syistem rangka

1
berkaitan dengan system otot serta mengalami evolusi seiring berjalannya adaptasi
kedua system tersebut terhadap lingkungan secara terus-menerus.
Otot merupakan system organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam
gerak ikan. Dilihat struktur histology otot, ikan mempunyai tiga macamotot yaitu :
otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Otot bergaris mencakup sebagian besar
otot badan dan ekor, selain itu juga terdapat pada rahang, lengkung brankial, dan
sirip. Otot bergaris menempel pada rangka (non-skeletal). Sedangkan dua otot
yang lain tidak menempel pada rangka.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat perbedaan bentuk-
bentuk morfologi dari beberapa spesies ikan air tawardan ikan air laut, untuk
melihat morfometrik dan meristik ikan air tawar dan ikan laut, untuk melihat
rangka aksial, rangka visceral dan rangka apendikular pada ikan teleostei, untuk
melihat bagian-bagian anatomi ikan air tawar dan air laut, dan melihat otot ikan
air tawar dan ikan air laut.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh adalah bagaimana mahasiswa dapat menerapkan


apa yang dipraktiumkan.tersebut berguna dan di implementasikan di masyarakat.
Juga menambah wawasan seputar tentang ikhtiologi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Ikan

Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan
hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan
dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh, sedangkan cara
bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat
lainnya (saanin H, 2007).

Sisik merupakan salah satu bagian di dalam lapisan dermis. Berdasarkan


bentuk dan bahan yang terkandung sisik dapat dibedakan menjadi lima, yaitu
placoid, cosmoid, ganoid, cycloid dan ctenoid (Fujaya, 2005).

Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari
habitatnya. Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Sel
khusus yang memberikan ikan warna ada dua macam yaitu iridocyte dan
chromatophore (Sugiri, 2006).

Ikan Nila atau Oreochromis niloticus termasuk jenis hewan vertebrata


yang seluruh badannya bersisik dan mempunyai gurat sisi. Ikan Nila termasuk
dalam filum Chordata yang berarti bertulang belakang atau kerangka tubuh
(Dwisang, 2008)
Ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kearah vertical
(kompres) dengan profil empat persegi panjang kearah anteroposterior, posisi
mulut terletak di ujung/termal (Pratama, 2009)
2.2 Morfometrik dan Meristik

Morfometrik adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan


perubahandalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran
panjang dan analisiskerangka suatu organisme. Studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuranyang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan.
Dalam biologi perikanan pengukuranmorfologi (analisis morfometri) digunakan

3
untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubunganvariasi dalam suatu taksonomi
suatu stok populasi ikan (Alamsjah, 2008).

Ukuran tubuh ikan, semua ukuran yang digunakan merupakan


pengukuran yang di ambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan
badan seperti panjang total, panjang standar, dan lain-lain . Dan Jika di dasarkan
pada ukuran panjang dan tinggi tubuh ikan terdapat dua tipe dasar yaitu Trunctae
dan Attenuate (Hasni, 2008).
Jari-jari sirip yang terdapat pada kelima jenis sirip pada ikan tersebut
terdiri dari jari-jari lemah, yaitu jari-jari yang elastis, transparan, beruas-ruas dan
bercabang pada ujungnya. Selanjutnya jari-jari lemah yang mengeras, yaitu jari-
jari sirip yang telah mengeras hampir menyerupai duri, tetapi masih beruas-ruas.
Dan juga terdapat jarijari keras, yaitu jari sirip yang berbentuk seperti duri, keras,
tidak elastis, tidak beruas-ruas dan tidak bercabang pada ujungnya. (Djuhanda,
2013).

Bentuk badan ikan dapat memberikan informasi yang meyakinkan


mengenai ekologi dan perilakunya. Sistim anatomi ikan secara garis besar dapat
dikatakan sama, tetapi karena habitat atau tempat hidupnya yang berbeda, tidak
jarang sistim pada anatomi ikan-ikan tersebut dapat bermodifikasi baik bentuk
maupun fungsinya (Djuhanda, 2013).

Indera peraba pada bangsa ikan, kuat sekali. Sel-sel yang bekerja untuk
keperluan tersebar di seluruh permukaan lapiosan kulit yang sebelah luar
(epidermis). Selain dari pada itu, ada alat-alat lain sebagai alat peraba, yaitu
misalnya peraba (sungut), mulut dan bibir atau sirip yang berubah fungsi menjadi
benang untuk alat peraba (Affandi,et al. 2011).

2.3 Sistem Rangka

Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka


Axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang
rusuk.Tulang viscercal yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan
derivat-derivatnya. Tulang apendicular yang terdiri dari sirip dan pelekat-
pelekatnya (Manda et el,2005).

4
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan lingkungannya
secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).

Tulang-tulang pengusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka


axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian
rangka visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-
derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari sirip dan perekat-perekatnya
(Dadang, 2011).

Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau


melindungi otak karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai
peranan yang besar bagi kehidupan ikan. Tengkorak ikan elasmobranch terbentuk
dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan dilengkapi
branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan
elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak
kompleks. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian
yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap
otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan
tersebut (Arifin, 2013).

Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari


belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi
atas dua bagian yakni abdominal dan caudal. Daerah abdominal memiliki tulang
rusuk kiri dan tulang rusuk kanan. Tulang rusuk ini berguna untuk melindungi
organ-organ di dalam rongga badan. Sedangkan rangka appendicular tersusun dari
beberapa ruas tulang yang menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural
dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-
sirip ikan melakukan pergerakan (Sumarjan, 2012).

5
2.4 Anatomi

Pendekatan anatomi dapat menunjukkan korelasi antara karakter anatomi


dengan karakter-karekter yang lain. Umumnya karakter anatomi memiliki
kegunaan yang cukup konstan dan dapat bersifat diagnostik. Karakter anatomi
digunakan baik untuk menentukan identifikasi maupun untuk menentukan
hubungan filogenetik. (Rahayu dan Handayani 2008).

Kelas Osteicthyes memiliki ciri-ciri yaitu: tulang keras, mulut dan lubang
hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup dan jantungnya hanya
memiliki satu ventrikel. Kelas chondricthyes memiliki ciri-ciri yaitu: rangkanya
bertulang rawan, hidup diair-air payau dan tidak memiliki tulang
rusuk(Brotowidjoyo, 2011).

Ikan adalah vertebrata akuatis yang bernafas dengan insang. Pisces terdiri
atas tiga kelas yaitu Agnatha(ikan tanpa rahang), Chondrichtyes(ikan tulang
rawan), Osteicthyes(ikan bertulang keras). Kelas agnatha memiliki ciri-ciri yaitu:
mulut tanpa rahang, tubuh silindris, tubuh halus tanpa sisik, rangka tubuh dari
tulang rawan dan tidak punya sirip yang berpasangan (Brotowidjoyo, 2011).

Secara umum golongan ikan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


mempunyai rangka bertulang sejati (tulang benar) dan ada pula yang bertulang
rawan; mempunyai sirip tunggal dan kembar (berpasangan); mempunyai
operkulum yang menutupi insang; bentuk tubuh bermacam-macam (antara lain
menyerutu, bulat, gepeng) dengan penampang bulat, giling dan gepeng; pada
umumnya berlendir; bergurat sisi (mempunyai garis rusuk) (Saanin, 2005).

Ikan didefinisikan secara umum sebagai hewan yang hidup di air,


bertulang belakang, suhu tubuhnya berubah-ubah tergantung dengan suhu
lingkungannya (poikiloterm), bergerak dengan menggunakan sirip, bernafas
dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ
keseimbangan. Bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior berturut-
turut adalah kepala (caput) merupakan bagian tubuh mulai dari ujung mulut
sampai bagian belakang operculum, tubuh (truncus) merupakan bagian tubuh

6
mulai dari batas akhir operculum sampai anus, ekor(cauda) merupakan bagian dari
anus sampai bagian ujung sirip ekor (Yaasin, 2009).

2.5 Sistem Otot

Sistem integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem


pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-
jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun. (Yusnaini, dkk 2013)

Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu
lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dengan dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan
pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ
peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan
sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (Manda et al.,
2005).

Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada


lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik
cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe
beranekaragam (Ridwan, 2011).
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes dimasukkan ke
dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat besar dan banyak diminati
orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian sebagai bidang ilmu
khusus yakni iktiologi. (Romimohtarto, 2005).
Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain
itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang
dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman.
Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan (Aimeri, 2007).

7
BAB III

MATERI DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ikhtiologi ini dilakukan pada setiap hari Jumat tanggal 13 dan
20 Oktober 2017 pukul 13:30 sampai dengan 16:30 WIB bertempat di
Laboratorium Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

3.2 Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu
ikan nila, ikan sarden, ikan tongkol, nampan, baskom, ember, penggaris,
seperangkat alat bedah, telenan, tissue, air, dan kaca pembesar.

3.3 Metoda
3.3.1 Morfologi Ikan
Metoda pada morfologi ikan yaitu, letakkan dan susun sampel ikan di
atas telenan. Amati dan diskripsikan morfologi ikan. Dalam mendiskripsikan ikan
dilakukan secara berurutan mulai dari yang umum sampai ke bagian yang khusus.
Deskripsi dilakukan secara berurutan, tidak melompat-lompat namun harus tuntas
satu persatu. Mulai dari bentuk tubuh, bentuk kepala, bentuk mulut, letak mulut,
letak sungut, anggota gerak, dan bentuk ekor ikan. Gambarkan dan jelaskan
bagian-bagian morfologi ikan sampel.

3.3.2 Morfometrik dan Meristik Ikan


Dalam parktikum morfometrik dan meristik ikan ada beberapa metoda
yang digukan antara lain, letakkan dan susun ikan sampel diatas telenan. Letakkan
pengukuran ikan sesuai dengan kerakter morfometrik yang ada. Lakukan
penghitungan data meristik yang didapatkan.

3.3.3. Anatomi Ikan


Metoda yang digunakan pada parktikum anatomi ikan antara lain, ikan
sampel diletakkan diatas telenan. Buka bagian perut ikan dengan membuat

8
sayatan dan membelah bagian punggung ikan, bersihkan dari sisa-sisa darah
dengan hati-hati tanpa memindahkan organ dalam tubuh ikan.

3.3.4 Sistem Rangka


Metoda yang digukan antara lain, potong/belah bagian punggung ikan
dengan membuka bagian perutnya, buang sisa-sisa daging yang melekat ditulang
ikan dengan hati-hati sampai kebagian sirip ekor. Lakukan hal yang sama pada
kedua sisi badan ikan bersihkan vertebrae ikan dari sisa-sisa daging. Gambar
kerangka ikan dan tuliskan bagia-bagianya. Potong salah satu tulang vertebrae
dibagian ekor, gambarkan dan sebutkan bagian-bagiannya.

3.3.5 Sitem Otot


Pada praktikum sistem otot ada beberapa metoda yang digukan
antara lain, ikan diletakkan diatas telenan atau nampan, lakukan pemotongan
melintang pada bagian bawah punggung dan bagian atas perut ikan. Bersihkan
potongan dari sisa-sisa organ dalam perut ikan (jeroan) dan sisa-sisah darah.
Gambarkan otot pada pontongan ikan tersebut dan sebutkan bagian-bagiannya.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Morfologi Ikan


Gambar 1. Morfologi ikan nila (Oreocrhomis niloticus)

Gambar 2. Morfologi ikan sardine

Tabel 1. Morfologi ikan nila dan ikan sardine


Morfologi Ikan Nila Ikan Sardine
Bentuk tubuh Compressed Fisiform
Bentuk mulut Dapat disembulkan Tabung
Letak mulut Sub terminal Terminal
Letak sungut Tidak ada Tidak ada
Sistem intergumen Lendir dan sisik Lendir dan sisik
Anggota gerak Pinnae pectracalis Pinnae pectracalis
Pinnae ventralis Pinnae ventralis
Pinnae dorsalis Pinnae dorsalis
Pinnae analis Pinnae analis
Pinnae caudalis Pinnae caudalis
Bentuk sisik Placoid Cyloid
Bentuk ekor Truncate Forked

10
Morfologi ikan nila yang telah kami dapatkan dari hasil pengamatan
morfologinya, ikan nila memiliki bentuk tubuh compressed (pipih) yaitu bentuk
tubuh ikan yang gepeng kesamping, seperti yang telah disampaikan oleh Pratama
(2009) yang menyatakan bahwa ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang
pipih kearah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kearah
anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/ternal.
Ikan nila memiliki bentuk mulut yang dapat disembulkan, letak mulut
ikan nila adalah subterminal yaitu terletak dekat ujung hidung agak bawah.
Bentuk ekornya trucate. Sistem intergumen / bagian luar adalah lendir dan lebih
dominan oleh sisik yang menutupi seluruh tubuh. Ikan nnila memiliki sistem
gerak atau sirip sempurna.
Morfologi ikan sardine sendiri memiliki perbedaan dengan morfologi
ikan nil. Ikan sarden memiliki bentuk tubuh fisiform atau terpedo. Hal ini
disebabkan karena ikan sardine adalah perenang cepat.
Bentuk mulut ikan sardine merupakan bentuk tubung. Letak mulut ikan
sardine terletak di ujung atau sering disebut dengan terminal. Bentuk ekor adalah
forked. Sistem intergumen ikan sardine sendiri didominasi oleh lendir untuk
menutupi tubuhnya tetapi tidak memungkiri kita untuk tidak dapat melihat sisik
pada ikan. Karena sisik ikan dapat dilihat pada batang ekor ikan sardine.

4.2 Morfometrik dan Meristik Ikan


Tabel 2. Hasil Morfometrik Ikan
No. Karakter Morfometrik Ikan Nila Ikan Sardine
1 Panjang total 22 cm 20.5 cm
2 Panjang baku 19 cm 17.5 cm
3 Panjang kepala 5 cm 3.7 cm
4 Panjang didepan sirip dorsal 6 cm 5.5 cm
5 Panjang batang ekor 3 cm 2.5 cm
6 Panjang hidung 0.9 cm 0.6 cm
7 Panjang ruang antar mata 2.5 cm 1.3 cm
8 Panjang kepala dibelakang mata 2.9 cm 2 cm
9 Panjang kepala didepan mata 2 cm 1.5 cm
10 Panjang antara mata dengan 2.6 cm 2 cm
preoperculum
11 Panjang rahang atas 1 cm 1 cm
12 Panjang rahang bawah 1.2 cm 1.5 cm

11
13 Panjang dasar sirip dorsal 10.9 cm 2.4 cm
14 Panjang dasar jari-jari keras sirip dorsal 6 cm 0.9 cm
15 Panjang dasar jari-jari lemah sirip dorsal 4.5 cm 1.4 cm
16 Panjang dasar sirip anal 4 cm 2 cm
17 Panjang jari-jari keras sirip anal 0.7 cm 0.1 cm
18 Panjang jari-jari lemah sirip anal 3 cm 1.7 cm
19 Panjang sirip pekcral 4.5 cm 3 cm
20 Panjang sirip ventral 2.7 cm 1.5 cm
21 Tinggi dibawah mata 1.6 cm 1 cm
22 Tinggi badan 8 cm 4 cm
23 Tinggi batang ekor 3 cm 2.5 cm
24 Tinggi kepala 5.5 cm 2.9 cm
25 Tinggi pipi 1 cm 1.5 cm
26 Tinggi sirip dorsal 2 cm 2.3 cm
27 Tinggi sirip anal 3.2 cm 1.7 cm
28 Lebar badan 8 cm 4 cm
29 Lebar kepala 4 cm 3 cm
30 Lebar mata 0.9 cm 1 cm
31 Lebar bukaan mulut 1.5 cm 1.5 cm
32 Panjang dasar jari-jari keras sirip ventral 2.2 cm 0.2 cm
33 Panjang dasar jari-jari lemah sirip ventral 2.7 cm 0.3 cm

Tabel 3. Hasil Meristik Ikan


No. Karakter Meristik Ikan Nila Ikan Sardine
1 Jumlah jari-jari sirip dorsal 28 6
2 Jumlah jari-jari sirip anal 13 10
3 Jumlah jari-jari sirip ventral 6 6
4 Jumlah jari-jari sirip pektoral 11 16
5 Jumlah jari-jari sirip caudal 18 24
6 Jumlah sisik pada garis rusuk (LL) 29 108
7 Jumlah sisik diatas garis rusuk (LL) 192 296
8 Jumlah sisik dibawah garis rusuk 165 467
9 Jumlah sisik dimuka sirip dorsal 10 165
10 Jumlah sisik pada pipi 16 5
11 Jumlah sisik sekeliling badan 772 871
12 Jumlah sisik sekeliling batang ekor 150 20

Menurut Rajabnadia (2009) pengukuran morfometrik merupakan pengukuran


yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode

12
pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir,
panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor.
Menurut Afandi (2003) meristik adalah ciri yang berkaitan dengan
jumlah bagian tubuh ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari
keras dan lemah pada sirip punggung.
4.3 Anatomi Ikan

Gambar 3. Anatomi ikan sardine

Gambar 4. Anatomi ikan nila

Menurut Pratama (2009) anatomi atau organ-organ internal ikan adalah


bjantung, alat pencerna, Gonad kandung kemih, dan Ginjal. Organ-organ tersebut

13
biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut
peritoneum.
Pada hasil pengamatan tentang anatomi ikan dapat kita lihat organ dalam
pada ikan yang telah kita beda, mulai dari jantung, hati, lambung, ovari,
gelembung renang dan lain sebagainya.
Gelembung renang pada ikan digunakan ikan untuk menentukan tekanan
air agar ikan dapat mempertahankan posisinya dalam air. Seperti yang ditulis
Jacob (2008) yang menyatakan pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung
berenang (vesica natatoria = pneumatocyst). Gelembung berenang berfungsi
sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan dengan
kedalaman perairan.Umumnya berbentuk oval dengan warna keputih-putihan,
terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar.

4.4 Sistem Rangka


Gambar 5. Sistem Rangka Ikan Nila

Dari hasil praktikum sistem rangka yang telah kami lakukan pada ikan
nila dapat kita temui ada 3 rangka ikan, yaitu rangka aksial, rangka viseral, rangka
apendikular. Rangka aksial aalah rangka yang memberikan bentuk dasar tubuh
ikan, rangka viseral terdiri atas struktur tulang yang menyokong insang dan
mengelilingi tekak, sedangkan rangka apendikular adalah rangka yang mencakup
semua tulang sirip dan pelekatnya.

Berdasarkan fungsi dari rangka ikan itu sendiri adalah sebagai


menegakkan tubuh, menunjang ataupun menyokong organ-organ tubuh. Jadi
sistem rangka ini sangat berguna bagi ikan. Seperti yang disampikan oleh
Burhanuddin (2008) yang menyatakan bahwa sistem rangka pada ikan berfungsi
untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-

14
organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu
terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur
sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh
ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.

4.5 Sistem Otot


Gambar 6. Sistem Otot Ikan Tongkol

Pada sistem otot dapat kita temukan 2 bagian, bagian pertama adalah
epaxial atau bagian atas, bagian kedua adalah hepaxial atau bagian hepaxial. 2
bagian ini dipisahkan oleh tulang yang dinamakan vertebrea. Fungsih dari otot ini
sendiri adalah sebagai penggerak ikan. Seperti yang disampikan oleh Rahardjo
(2002) yang menyatakan bahwa Sistem otot disebut juga dengan sistem urat
daging yang berfungsi sebagai pembentuk tubuh dan penghasil daya gerak
terhadap ikan. Pada umumnya ikan mempunyai tiga macam urat daging, yaitu urat
daging bergaris, urat daging licin dan urat daging jantung. Secara fungsional urat
daging dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak
(voluntary), ialah urat daging bergaris dan yang tidak di bawah rangsangan otak
(involuntary), ialah urat daging licin dan urat daging jantung.
Pada otot daging ikan tongkol dapat kita temukan red lateral (daging
merah) dimana daging merah ini menunjukkan bila semakin merah maka ikan itu
termasuk perenang cepat. Yang kita ketahui ikan tongkol sendiri adalah pereang
cepat.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum ikhtiologi ini dapat kami simpulkan bahwa ikan air
tawar dan ikan air laut secara anatominya sama. Tapi ada beberapa ikan yang tak
memiliki gelembung renang dan tidak memiliki sirip sempurna. Untuk sistem
intergumen ikan air laut dan ikan air tawar yang telah dipraktikumkan sebernanya
sama. Sama-sama memiliki sisik dan lendir, tetapi sisik banyak ditemukan pada
ikan air tawar yang telah dipraktikumkan.
Morfometrik dan meristik yang terdapat pada ikan air tawar dan ikan air
laut berbeda dikarenakan habitat dan aktivitas yang dilaukannya di ingkungannya.
Tetapi cara menghitung morfometik dan meristik untuk ikan air tawar dan ikan air
laut dengan metode yang sama. Anatomi ikan air tawar dan ikan air laut hampir
sama, yang membedakannya yaitu hanya pada gelembung yang renang.
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Tulang-tulang yang membentuk syistem rangka
berkaitan dengan system otot serta mengalami evolusi seiring berjalannya adaptasi
kedua system tersebut terhadap lingkungan secara terus-menerus.
Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral
dalam gerak ikan. Dilihat struktur histologi otot, ikan mempunyai tiga macamotot
yaitu otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Otot bergaris mencakup sebagian
besar otot badan dan ekor, selain itu juga terdapat pada rahang, lengkung
branchial, dan sirip. Otot bergaris menempel pada rangka (non-skeletal).
Sedangkan dua otot yang lain tidak menempel pada rangka.

16
5.2 Saran

Semoga pada praktikum selanjutnya alat dan bahan yang digunakan harus
lebih dipersiapkan dan pada saat praktikum tidak ada yang bermain-main. Juga
pada saat praktikum juga harus hati-hati dalam penulisan data yang sesuai dengan
apa yang sudah di praktikumkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aimeri, 2007. Peningkatan Pengetahuan Kosepsi Sistematika dan Pemahaman


System Organ Ikan yang Berbasis Scl Pada Matakuliah ikhtiologi.
Fakultas ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas hasanuddin. Makassar

Affandi,R,S.S. Djaja, M.F. Rahardjo, sulistino. 2011. Ikhtiologi Suatu Pedoman


Kerja laboratorium. IPB. 344 hal.

Alamsyah, Z. 2008. Ichtiology I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas


perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arifin, 2013. Perikanan Darat. Sinar Baru. Bandung.

Brotowidjoyo, Mukayat D, 2011. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Djuhanda, T. 2013. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Dadang, 2011. Kegiatan magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan.

Dwisang. 2008. Biologi Reproduksi Ikan Senangin Dari Perairan Muara Sungai
Rokan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.

Fujaya, 2005. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Hasni, 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara.

Manda, 2005. Anatomi dan Fisiologi Ternak. PT Inter Masa, Jakarta.

Pratama, 2009. Elemnt of Zoology. USA : Hill company inc.

Rahardjo, 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.

Rahayu dan Handayani, 2008. Zoologi. Jakarta : Erlangga.

Ridwan, 2011. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Fakultas MIPA Universitas


Negeri Yogyakarta.

18
Romimohtarto, 2005. Taksonomi dan kunci Identifikasi Ikan I dan II. Binacipta.
Jakarta.

Saanin, 2005. Pengantar Anatomi perbandingan Vertebrata 2. Bandung : Americo.

Saanin H, 2007. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo.

Sumarjan, 2015. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk


Universitas Cetakan Ketiga. Surabaya : Sinar Wijaya.

Sumarjan, 2012. Diktat Skeleton dan Circulation. Diktaten Kring Fakultas


Perikanan, Yogyakarta.

Sugiri, 2006. Ragam Olahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Suparjo, 2012. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta.
Jakarta.

Yusnaini, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Ichtiology. Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

19

Anda mungkin juga menyukai